Anda di halaman 1dari 14

A.

Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel darah putih yang
diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya
berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian.
(Akerlof, 1970)

2. Penyebab
Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga
mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia, yaitu :
a. Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia.
b. Faktor Leukemogenik
1) Racun lingkungan seperti benzena
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
3) Obat untuk kemoterapi
c. Herediter, seperti sindrom down merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
kromosom abnormal mungkin meningkatkan risiko leukemia.
d. Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada
dewasa. (Akerlof, 1970)
3. Pohon Masalah

Virus

Mutasi somatik pada DNA

Okoginesis aktif

Devisi (pembelahan) sel terganggu

Myeloblast belum Keganasan sel Sel inti lymphoid Infiltrasi ekstra


matang induk myloid tunggal rusak medular

Produksi sel darah Proliferasi myeloid Keganasan Pembesaran


normal terganggu terganggu proliferasi limfoblas hatidan nodus

SSP terkena Nyeri tulang dan


Eritrosit, platelet, Mempengaruhi sel
persendian
granulosit induk

Gangguan Gangguan Nyeri Akut


Risiko perdarahan Anemia
penglihata nutrisi

Perdarahan Intoleransi Mual


Risiko
Aktivitas munta
Cedera
Risiko Infeksi
Hipovolemia
4. Klasifikasi
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Merupakan kanker yang paling sering menyerang anak–anak dibawah umur 15 tahun.
Manifestasi berupa poliferasi limfoblas abnormal dalam sum–sum tulang dan tempat–tempat
ekstramedular.
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia (ANLL)
Merupakan neoplasma uniklonal yang berasal dari transformasi suatu atau beberapa sel
hematopoitek.
c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
Penyakit klonal sel induk pluripoten dan digolongkan sebagai salah satu penyakit
mieloproliferatif. CML merupakan neoplasma pada sel tunas hematopoietik yang berpotensi
menimbulkan proliferasi progenitor granulositik.
d. Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Usia rerata paisen saat didiagnosis berusia 65 tahun, hanya 10-15% kurang dari 50 tahun.
Risiko terjadinya LLK meningkat seiring usia. Perbandingan risiko relatif pada pria tua adalah
2, 8:1 perempuan tua.
e. Leukemia Kongenital
Leukemia kongenital sangat jarang terjadi, Leukemia ini biasanya ditandai oleh
hiperleukositosis, hepatosplenomegeli, infiltrat kulit nodular, dan gawat napas sekunder akibat
leukositasis pulmonal.

5. Manifestasi Klinis
a. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Manifestasi klinisnya antara lain pucat, mudah memar, letargi, anoreksia, malaise, nyeri tulang,
nyeri perut dan perdarahan. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hal–hal sebagai berikut :
demam, keletihan, anoreksia, pucat, petekie dan ekimosis pada kulit atau membran mukosa,
perdarahan retina, pembesaran dan fibrosis organ–organ sistem retikuloendotelial, seperti hati,
limpa, dan limfonodus, berat badan turun, nyeri abdomen yang tidak jelas, nyeri sendi dan
nyeri tekan pada tulang.
b. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia (ANLL)
Gejala dan tanda AML yang muncul meliputi pucat, demam, nyeri tulang, dan perdarahan kulit
serta mukosa.

c. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)


Gejala klinik CML tergantung pada fase yang kita jumpai pada penyakit tersebut, yaitu :
1) Fase kronik, terdiri atas :
• Gejala hipermetabolisme : penurunan berat badan, badan kelelahan, anoreksia, atau keringat
malam.
• Splenomegali hampir selalu ada.
• Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
• Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di tempat–tempat lain akibat fungsi
trombosit yang abnormal.
• Gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia akibat pemecahan purin yang
berlebihan dapat menimbulkan masalah.
• Gejala yang jarang dijumpai meliputi gangguan penglihatan dan priapismus.
2) Fase transformasi akut, terdiri atas :
• Timbul keluhan baru yaitu demam, lelah, nyeri tulang (sternum) yang semakin progresif.
Respon terhadap kemoterapi menurun, leukositosis meningkat dan trombosit menurun dan
akhirnya menjadi gambaran leukemia akut (Ningsih, 2017).

6. Penatalaksanaan Medis
a. Transfusi darah
b. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya.
c. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi vinkristine,
asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine,
metotrexate, vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan.
d. Imunoterapi
e. Transplantasi sumsum tulang

7. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah tepi
b. Sumsum tulang
c. Biopsy limpa
d. Kimia darah
e. Cairan serebrospinal
f. Sitogenetik
g. Pemeriksaan immunophenotyping
8. Komplikasi
a. Gagal sumsum tulang. Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam jumlah
yang memadai, yaitu berupa :
• Lemah dan sesak nafas
• Infeksi dan demam
• Perdarahan
b. Infeksi.
Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak menjalankan fungsi imun
yang sebenarnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati).
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa).
e. Limpadenopati yang merujuk kepada ketidaknormalan kelenjer getah bening dalam ukuran,
konsistensi, ataupun jumlahnya.
f. Kematian.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, nama ayah, nama ibu, pekerjaan ayah/ibu, alamat,
no telp, kultur, agama, pendidikan ayah/ibu.
b. Keluhan Utama
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan anak demam, nafas sesak, anak tampak bernafas cepat,
terdapat petekie pada tubuh anak, anak tampak letih. Anak meneguluh nyeri pada ekstremitas,
berkeringat pada malam hari, penurunan selera makan, sakit kepala dan perasaan tidak enak
badan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan keluarga yaitu keluarga juga
mengalami leukemia.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinar- X saat hamil muda, riwayat
keluarga dengan sindrom down karena kelainan kromosom salah satu penyebab terjadinya
leukemia.
4) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena keletihan, nyeri pada
ekstremitas, anak mudah terserang infeksi.
5) Riwayat psikososial dan perkembangan
Kelainan juga dapat membuat anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan, hal ini disebabkan karena aktivitas bermain anak dibatasi.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : kesadaran composmentis sampai koma.
2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu.
3) Antropometri : tb dan bb
4) Sistem pernafasan : Frekuensi pernapasan, bersihan jalan napas, gangguan pola napas, bunyi
tambahan ronchi dan wheezing
5) Sistem cardiovascular : Anemis atau tidak, bibir pucat atau tidak, denyut nadi, bunyi jantung,
tekanan darah dan capillary reffill time.
6) Sitem Pencernaan : Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi
abdomen
7) Sistem Muskuloskeletal :Bentuk kepala, extermitas atas dan ekstermitas bawah.
8) Sistem Integumen
Rambut : Warna rambut, kebersihan, mudah tercabut atau tidak. Kulit : Warna, temperatur,
turgor dan kelembaban.
Kuku : Warna, permukaan kuku, dan kebersihannya.
9) Sistem endokrin : Keadaan kelenjar tiroid, suhu tubuh dan ekskresi urine
10) Sistem Pengindraan
Mata : Lapang pandang dan visus.
Hidung : Kemampuan penciuman.
Telinga : Keadaan telinga dan kemampuan pendengaran.
11) Sistem reproduksi
Observasi keadaan genetalia, dan perubahan fisik sistem reproduksi.
12) Sistem Neurologis
• Fungsi cerebral
• Status mental : orientasi, daya ingat dan bahasa.
• Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) dengan menggunakan GCS.
• Kemampuan berbicara.
• Fungsi Karnial
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Hitung darah lengkap :
Menunjukkan normostik, anemia normostik
• Hemoglobin
• Retikulosit
• Jumlah trombosit
• SDP
2) PT/ PTT
3) LDH
4) Asam urat serum/urine
5) Muramidase serum (lisozim)
6) Copper serum
7) Zink serum
8) Biopsi sumsum tulang
9) Foto dada dan biospy nodus limfe

2. Diagnosis Keperawatan
1) Resiko infeksi d.d Leukopenia.
2) Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan d.d mengeluh lelah, frekuensi jantung
meningkat >20% dari kondisi istirahat
3. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan
No Diagnosa Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Risiko Infeksi Setelah dilakukan Manajemen Manajemen
(D.0142) tindakan Imunisasi/ Imunisasi/
keperawatan selama Vaksinasi (I.14508) Vaksinasi (I.14508)
…x… jam
Observasi Observasi
diharapkan Tingkat
Infeksi (L.14137) • Identifikasi • Mengidentifikasi

menurun dengan riwayat riwayat

kriteria hasil : kesehatan dan kesehatan dan


riwayat alergi riwayat alergi
• Demam
menurun • Identifikasi • Mengidentifikasi

• Letargi menurun kontraindikasi kontraindikasi


• Kadar sel darah pemberian pemberian
putih membaik imunisasi (mis. imunisasi (mis.
• Kultur darah reaksi anafilaksis reaksi anafilaksis
membaik terhadap vaksin terhadap vaksin
sebelumnya dan sebelumnya dan
atau sakit parah atau sakit parah
dengan atau dengan atau
tanpa demam) tanpa demam)
• Identifikasi status • Mengidentifikasi
imunisasi setiap status imunisasi
kunjungan ke setiap kunjungan
pelayanan ke pelayanan
kesehatan kesehatan

Terapeutik Terapeutik

• Berikan suntikan • Memberikan


pada bayi di suntikan pada
bagian paha bayi di bagian
anterolateral paha
anterolateral
• Dokumentasikan • Mendokumentasi
informasi kan informasi
vaksinasi (mis. vaksinasi (mis.
nama produsen, nama produsen,
tanggal tanggal
kadaluwarsa) kadaluwarsa)
• Jadwalkan • Menjadwalkan
imunisasi pada imunisasi pada
interval waktu interval waktu
yang tepat yang tepat

Edukasi Edukasi

• Jelaskan tujuan, • Menjelaskan


manfaat, reaksi tujuan, manfaat,
yang terjadi, reaksi yang
jadwal dan efek terjadi, jadwal
samping dan efek samping
• Informasikan • Menginformasik
imunisasi yang an imunisasi
diwajibkan yang diwajibkan
pemerintah (mis. pemerintah (mis.
Hepatitis B, Hepatitis B,
BCG, difteri, BCG, difteri,
tetanus, pertussis, tetanus, pertussis,
H. influenza, H. influenza,
polio, campak, polio, campak,
measles, rubella) measles, rubella)
• Informasikan • Menginformasik
imunisasi yang an imunisasi
melindungi yang melindungi
terhadap terhadap
penyakit namun penyakit namun
saat ini tidak saat ini tidak
diwajibkan diwajibkan
pemerintah (mis. pemerintah (mis.
influenza, influenza,
pneumokokus) pneumokokus)
• Informasikan • Menginformasik
vaksinasi untuk an vaksinasi
kejadian khusus untuk kejadian
(mis. rabies, khusus (mis.
tetanus) rabies, tetanus)
• Informasikan • Menginformasik
penundaan an penundaan
pemberian pemberian
imunisasi tidak imunisasi tidak
berarti berarti
mengulang mengulang
jadwal imunisasi jadwal imunisasi
kembali kembali
• Informasikan • Menginformasik
penyediaan an penyediaan
layanan Pekan layanan Pekan
Imunisasi Imunisasi
Nasional yang Nasional yang
menyediakan menyediakan
vaksin gratis vaksin gratis
2. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi Manajemen energi
Aktivitas tindakan (I.05178) (I.05178)
(D.0056) keperawatan …x…
Observasi Observasi
jam diharapkan
Toleransi aktivitas • Identfikasi • Identfikasi

meningkat dengan gangguan fungsi gangguan fungsi

kriteria hasil: tubuh yang tubuh yang


mengakibatkan mengakibatkan
kelelahan kelelahan
• Monitor • Monitor
kelelahan fisik kelelahan fisik
dan emosional dan emosional
• Kemudahan • Monitor pola dan • Monitor pola dan
dalam jam tidur jam tidur
melakukan • Monitor Iokasi • Untuk
aktivitas sehari- dan ketidak- mengetahui
hari meningkat nyarnanan lokasi dan
• Jarak berjalan selama ketidaknyamanan
meningkat melakukan selama
• Kekuatan tubuh aktivitas melakukan
bagian atas aktivitas
meningkat
• Kekuatan tubuh Terapeutik Terapeutik
bagian bawah • Sediakan • Untuk
meningkat lingkungan mengetahui
• Keluhan lelah nyaman dan lingkungan
menurun rendah stimulus nyaman dan
• Perasaan lemah (mis. cahaya, rendah stimulus
menurun suara, kunjungan
• Agar melakukan
• Lakukan latihan
latihan rentang
rentang gerak
gerak pasif atau
pasif dan/atau
aktuf
aktif

• Berikan aktivitas • Untuk


distraksi yang memberikan
mmenenangkan aktivitas distraksi
yang
menenangkan
• Fasilitasi duduk • Untuk
di sisi terpat menyarankan
tidur, ika tidak duduk di sisi
dapat berpindah tempat tidur ,jika
atau berjalan tidak dapat
dipindah atau
• berjalan

Edukasi Edukasi
• Anjurkan tirah • Agar dianjurkan
baring tirah baring
• Anjurkan • Agar dianjurkan
melakukan melakukan
aktivitas secara aktivitas secara
bertahap bertahap
• Anjurkan • Agar dianjurkan
menghubungi menghubungi
perawat jika perawat jika
tanda dan gejala tanda dan gejala
kelelahan tidak kelelahan tidak
berkurang berkurang

• Ajarkan strategi • Agar dianjurkan


koping untuk strategi koping
mengurangi untuk
kelelahan mengurangi
kelelahan

Kolaborasi Kolaborasi
• Kolaborasi • Untuk
dengan ahli gizi berkolaborasi
tentang cara dengan ahli gizi
meningkatkan tentang cara
asupan makanan meningkatkan
asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

Akerlof. (1970). Penyakit Leukemia Myeloid Akut. Journal of


Chemical Information andModeling, 53(9), 1689–1699.

Farid, dzaki muhammad. (2018). Oleh : farid muhammad dzaki nim : 1514401004.

Ningsih, Y. O. (2017). Asuhan Keperawatan Leukemia. Journal of


Chemical Information andModeling, 21–25.

Samudin, A. (2019). Asuhan keperawatan anak dengan leukemia


limfositik akut di ruang melati RSUD abdul wahab sjahranie
samarinda. 1–83.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Kriteria HasilKeperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai