Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH TEORI PENGAMBAILAN KEPUTUSAN

Nama : Arief Rakhmat Cahyadi (201802243)


Mata Kuliah : Teori Pengambilan Keputusan
Dosen Pengajar : Dr. Mas Wigantoro, M.Si

REVIEW DAN ANALISIS JURNAL TENTANG TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. REVIEW JURNAL

 JURNAL I :
- Judul : Theories And Strategies of Good Decision Making
Teori dan Strategi Pengambilan Keputusan yang Baik
- Penulis : Maryam Temitayo Ahmed dan Habeeb Omotunde
- Tahun Publish : 2012

Jurnal yang berjudul “Theories And Strategies of Good Decision Making” ini secara umum
membahas mengenai tiga hal, yaitu: 1) Teori pengambilan keputusan, 2) Strategi dalam pengambilan
keputusan dan 3) Pengambilan keputusan yang buruk. Berikut ini adalah risalah dari jurnal tersebut :

I. Pendahuluan
Latar belakang disusunnya jurnal ini adalah kenyataan bahwasanya Pengambilan Keputusan
adalah sesuatu hal yang sangat penting yang merupakan fungsi/peranan utama dari
manajer/pimpinan dalam suatu organisasi. Untuk itu dalam pengambilan keputusan sangatlah
penting untuk memperhatikan dan mengikuti prosedur yang diperlukan serta membuat pilihan yang
tepat dengan menggunakan tools yang sesuai untuk suatu situasi tertentu. Hal tersebut diperlukan
untuk menghindari konsekuensi dari diambilnya keputusan yang buruk (bad decision).
Pengambilan Keputusan dapat didefinisikan sebagai studi/ cabang ilmu untuk
mengidentifikasi dan memilih alternatif pilihan terbaik yang sesuai dengan tujuan. Pengambilan
keputusan biasanya dianggap sebagai studi kognitif karena melibatkan penalaran mental dan
logis. Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses mengurangi ketidakpastian ke
tingkat yang cukup dapat dipertimbangkan. Dalam sebagian besar keputusan, ketidakpastian
akan dapat dikurangi namun tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Hanya dalam beberapa kasus,
keputusan dibuat dengan kepastian absolut. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
keputusan melibatkan sejumlah risiko tertentu.
Dalam kebanyakan kasus, keputusan dibuat dengan mempertimbangkan antara kriteria atau
penetapan tujuan dan mengidentifikasi alternatif yang layak. Alternatif yang tersedia memengaruhi
kriteria yang diterapkan padanya, sebaliknya tujuan yang ditetapkan dapat memengaruhi alternatif
yang akan tersedia.
Keputusan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Decisions on Weather (Keputusan ya atau tidak)
yaitu keputusan untuk memilih diantara 2 pilihan, ya atau tidak. Contohnya adalah kasus
manajer proyek yang akan memutuskan apakah akan merekrut lebih banyak anggota tim
atau tidak. Manajer proyek dapat memutuskan untuk merekrut lebih banyak anggota tim atau
memutuskan untuk tidak merekrut anggota tim tambahan. Tidak ada alasan tengah untuk
keputusan semacam itu dan keputusan perlu diambil sebelum alternatif lain muncul.
2. Decisions on Which (Keputusan Pemilihan Alternatif)
Yaitu keputusan untuk membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif yang ada, dengan
mengukur dan menentukan opsi pilihan yang memiliki probabilitas keberhasilan tertinggi atau
alternatif yang paling sesuai dengan kondisi yang ada. Contohnya adalah investor yang akan
memutuskan produk apa yang akan akan diinvestasikan dari berbagai opsi alternatif produk
yang ada.
3. Conditional or Contingent Decision (Keputusan Bersyarat)
Yaitu keputusan yang dapat dibuat berdasarkan kondisi tertentu yang telah dipenuhi.
Contohnya adalah keputusan seorang manajer proyek yang memutuskan akan merekrut
lebih banyak anggota tim jika mendapatkan lebih banyak proyek.

II. Pembahasan
Pembahasan pada jurnal ini dibagi kedalam 3 bahasan utama, yaitu Teori Pengambilan
Keputusan, Strategi Pengambilan Keputusan dan Pengambilan keputusan yang buruk.

II.A.1 Teori Pengambilan Keputusan


Teori keputusan merupakan studi tentang prinsip-prinsip dan algoritma yang digunakan
untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan mengidentifikasi nilai-nilai,
ketidakpastian, dan hal-hal lain yang mungkin memengaruhi keputusan. Teori keputusan pada
dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua: Teori keputusan normatif dan deskriptif. Teori
normatif menjelaskan bagaimana keputusan harus dibuat, sedangkan teori deskriptif menjelaskan
bagaimana keputusan dibuat. Saat ini ada beberapa jenis teori pengambilan keputusan yang telah
digunakan, diantaranya :
 Causal Decision Theory (Teori keputusan kausal/sebab-akibat)
Teori ini mengadopsi prinsip pilihan rasional yang menyiratkan bahwa hasil dari pilihan yang
terjadi adalah konsekuensi dari keputusan yang dibuat.
 Evidential Decision Theory (Teori Keputusan Evidential)
Teori keputusan Evidential ini bertentangan dengan teori keputusan kausal, diaman terori ini
meyakini bahya bahwa opsi yang dilipih adalah opsi yang menghasilkan hasil yang terbaik.
 Game Theory (Teori permainan):
Merupakan studi matematika tentang pengambilan keputusan strategis. Teori ini dianggap
sebagai teori keputusan interaktif karena mempertimbangkan konflik dan kerja sama antara
para pengambil keputusan rasional yang cerdas.
 Teori Bayesian:
Teori Bayesian adalah teori probabilitas yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
Bayesian dianggap sebagai perpanjangan dari logika yang memungkinkan penalaran
preposisi dengan kondisi benar atau salah.
II.A.2 Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam suatu organisasi atau tim, pada dasarnya ada dua pendekatan untuk pengambilan
keputusan, yaitu pendekatan Authoritarian (Otoriter) dan pendekatan Group (Kelompok).
Pada pendekatan otoriter, manajer atau pemimpin tim membuat keputusan berdasarkan
pengetahuan atau pengalamannya sendiri dan mengomunikasikan keputusannya kepada
kelompok dan menunggu penerimaan mereka. Sedengkan pada pendekatan kelompok cenderung
membuat keputusan bersama dengan menganalisis berbagai alternatif yang sesuai dengan
tujuannya.
Beberapa penelitian muncul dengan penelitian bahwa dalam pendekatan Otoriter,
pemimpin menghabiskan 5 menit untuk membuat keputusan, 30 menit untuk mengkomunikasikan
keputusannya dan 30 menit lagi bagi kelompok untuk menerima. Sementara pendekatan kelompok
hanya membutuhkan 30 menit untuk menganalisis dan memutuskan opsi terbaik. Oleh karena itu,
pendekatan kelompok lebih diutamakan karena anggota kelompok cenderung menghargai ide
yang mereka pikirkan dan lebih bersemangat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh inisiatif
mereka sendiri daripada ketika keputusan diambil atas nama mereka.
Sistem Otomatisasi: merupakan sistem komputer yang mengotomatiskan bagian penting
(atau semua) proses pengambilan keputusan administratif. Fitur utama dari sistem ini adalah
kemampuannya untuk membangun dan mengotomatisasi keputusan administratif dengan
menggunakan beberapa logika dalam sistem komputer. Sistem otomatis ini adalah pendekatan
pengambilan keputusan yang sedang dikembangkan karena dirasa dapat memudahkan manajer
dalam pengambilan keputusan dengan cara memasukan kriteria yang tepat.

II.B.2 Prosedur Pengambilan Keputusan


Berikut ini adalah langkah-langkah umum dalam pengambilan keputusan:
1. Menciptakan lingkungan yang konstruktif / membangun
Untuk menciptakan lingkungan yang konstrutif, tujuan perlu untuk ditetapkan. Orang-orang yang
terlibat dan memainkan peran penting dalam keputusan dan analisis stakeholder yang baik harus
dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang tepat ditanyai pertanyaan yang tepat.
2. Membuat solusi alternatif yang potensial
Langkah ini sangat penting dalam pengambilan keputusan. Semakin baik alternatif solusi yang
dihasilkan, maka semakin besar kemungkinan untuk dapat membuat keputusan yang baik.
Menghasilkan alternatif memungkinkan kita untuk dapat melihat permasalahan dengan lebih
dalam. Semakin kita berasumsi akan ada solusi yang lebih baik, semakin besar kemungkinan
untuk membuat keputusan terbaik. Semua alternatif harus dipertimbangkan dan tools paling
populer yang digunakan untuk menghasilkan alternatif adalah brain storming.
3. Mengevaluasi alternatif
Dalam pengambilan keputusan, selalu ada tingkat ketidakpastian pada setiap alternatif. Sangat
penting untuk menganalisis kelayakan, risiko dan implikasi dari masing-masing alternatif. Ada
berbagai alat/tools yang digunakan dalam mengevaluasi alternatif-alternatif ini, yaitu
pemrograman linier, analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis), pohon keputusan (decision
tree), simulasi, dan teknik PMI.
4. Pilih alternatif terbaik
Setelah alternatif dievaluasi, maka opsi terbaik yang sesuai untuk tujuan dapat dipilih.
Penggunaan strategi dalam keputusan tergantung pada sifat pembuat keputusan. Sistem
otomatis yang telah diprogram dapat digunakan untuk memilih alternatif terbaik.
5. Periksa ulang keputusan
Langkah ini merupakan langkah penting yang sering diabaikan. Perlu untuk dipastikan bahwa
semua persyaratan telah dipertimbangkan dan keputusan terbaik telah dibuat.
6. Komunikasikan keputusan dan bergerak ke tindakan
Keputusan harus dikomunikasikan dengan baik kepada setiap anggota organisasi dan orang-
orang yang terkena dampaknya. Dalam proses komunikasi harus dapat dipastikan bahwa
manfaat yang diproyeksikan, risiko dan kemungkinan kelemahannya dapat dijelaskan dengan
baik.

II.C.1 Strategi Pengambilan Keputusan


Saat ini banyak strategi yang dapat digunakan untuk memilih pilihan alternatif dalam
rangka pengambilan keputusan. Strategi yang sering digunakan antara lain:
 Optimizing: Strategi ini dilakukan dengan cara pemilihan opsi terbaik di antara alternatif
yang ada. Efektivitas strategi ini bergantung pada tingkat pentingnya masalah, batas waktu,
ketersediaan sumber daya, biaya dan psikologi pembuat keputusan. Seringkali, ada
keputusan yang lebih baik daripada keputusan yang dibuat. Batasan pada alternatif perlu
dditentukan karena tidak mungkin untuk mengambil sampel semua alternatif untuk kasus
dengan ruang sampel yang besar.
 Satisficing : Pada strategi ini, alternatif pertama yang dirasa memuaskan dianggap sebagai
pilihan yang terbaik. Kata Satisficing berasal dari dua kata, yaitu satisfy (memuaskan) dan
Sufficient (mencukupi). Ketika kedua kondisi ini terpenuhi, maka alternatif tersebut dianggap
sebagai pilihan terbaik. Strategi ini biasanya digunakan dalam pengambilan keputusan yang
sifatnya sederhana dan cepat seperti mencari tempat parkir, mau ke mana dan apa yang
akan dimakan..
 Maximax: Strategi ini dilakukan dengan pendekatan memaksimalkan hasil. Dalam strategi
ini, evaluasi terhadap alternatif-alternatif dilakukan, dan alternatif dengan hasil maksimum
dipilih sebagai opsi terbaik. Hal Ini biasanya disebut sebagai keputusan optimis, karena hasil
yang berfokus pada hasil maksimal yang dapat dicapai. Startegi ini biasanya digunakan
ketika tingkat risiko dapat diterima dan kegagalan dapat ditoleransi.
 Maximin: Strategi ini mempertimbangkan kemungkinan hasil terburuk dari semua alternatif.
Kemudian alternatif yang dipilih adalah alternatif dengan hasil terburuk yang minimum. Jenis
strategi ini digunakan ketika kegagalan itu mahal dan tidak bisa ditoleransi.
II.C.2 Teknik / Tools dalam Pengambilan Keputusan
 Decision Tree (Pohon Keputusan)
Pohon keputusan merupakan teknik yang sangat baik digunakan untuk membuat keputusan.
Pohon keputusan mudah untuk dibaca dan dipahami karena sifatnya berupa gambar
deskriptif. Evaluasi dilakukan pada setiap simpul keputusan. Setiap simpul pohon keputusan
mewakili alternatif.
 Teknik PMI (Plus Minus Interesting)
Teknik merupakan perbaikan dari teknik pro dan kontra yang digunakan selama berabad-
abad. PMI digunakan untuk mengevaluasi opsi-opsi dengan menggunakan tabel dengan tiga
kolom untuk mengevaluasi efek positif dari alternatif pada kolom pertama, efek negatif pada
kolom kedua dan kolom ketiga untuk kemungkinan kejadian lain baik positif maupun negatif.
Teknik ini dapat disamakan dengan analisis SWOT.
 Consultation (Konsultasi)
Teknik Ini adalah salah satu teknik evaluasi yang paling umum. Saat berkonsultasi, penting
untuk berkonsultasi dengan orang yang tepat dan mengajukan pertanyaan yang tepat.
 Experience (Pengalaman)
Selama ini pengalaman dikatakan sebagai guru terbaik. Evaluasi biasanya didasarkan pada
peristiwa dan pengalaman masa lalu. Namun demikian, analisis yang baik terhadap kondisi
dan situasi terkini harus dilakukan, karena kondisi tertentu yang diubah dapat menghasilkan
hasil yang berbeda.
 Cost-Benefit Analysis (Analisis Biaya-Manfaat)
Teknik ini merupakan cara sistematis untuk menghitung manfaat dan biaya proyek.
Pendekatan teknik ini adalah dengan memperkirakan nilai moneter dari suatu proyek.
Kelemahan dari teknik ini adalah menempatkan begitu banyak nilai pada uang daripada risiko
atau manfaat lain yang mungkin melekat pada proyek.
 Simulation (Simulasi)
Teknik simulasi ini digunakan untuk optimalisasi performa, teknik keselamatan, pengujian
dan pendidikan. Simulasi ini merupakan alat ilmiah yang digunakan untuk mewakili proses
dunia nyata. Simulasi menjadi sangat penting karena tidak adanya pengalaman atau
pengetahuan masa lalu. Kelemahan dari teknik ini adalah diperlukannya para ahli dan juga
orang-orang cenderung lebih mengandalkan pada hasil karena terlihat nyata.
 Linier Programming (Pemrograman Linier)
Pemrograman linier dapat digunakan dalam berbagai bidang studi. Biasanya digunakan
untuk bisnis dan ekonomi, tetapi juga dapat digunakan untuk beberapa masaah keteknikan.
Teknik ini merupakan metode matematika untuk menentukan keuntungan maksimum atau
biaya terendah.
II.D Pengambilan Keputusan yang Buruk
Keputusan tidak dievaluasi berdasarkan hasilnya tetapi didasarkan pada proses analisis
pengambilan keputusannya. Oleh karena itu, keputusan yang buruk bukanlah keputusan yang
menghasilkan hasil yang tidak diinginkan atau hasil negatif. Keputusan yang buruk adalah
keputusan di mana anda mengesampingkan indra dan nalar anda dan memilih opsi yang anda
tahu seharusnya tidak dipilih. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan pengambilan
keputusan yang buruk, yaitu:
 Tidak memiliki jumlah alternatif yang memadai: Semakin terbatasnya alternatif yang tersedia,
semakin besar kemungkinan keputusan buruk dibuat.
 Kurangnya informasi: Kurangnya informasi dapat banyak keputusan buruk karena pembuatan
keputusan hanya didasarkan pada beberapa fakta yang diketahui.
 Tidak ada cukup waktu untuk memutuskan: Pengambilan keputusan di bawah tekanan bisa
sangat berbahaya, karena mungkin dapat menyelesaikan masalah secara sementara, namun
kemudian dapat menyebabkan masalah yang lebih besar.
 Ketidaktahuan tentang teknik evaluasi: Kebanyakan orang menganggap mereka adalah
pengambil keputusan yang baik dan kepercayaan diri yang berlebihan dapat menyebabkan
kelalaian dalam beberapa langkah dalam pengambilan keputusan.
 Peramalan yang tidak akurat tentang efek tindakan tertentu: Contoh dari hal ini dapat dilihat
dalam pembangunan jalan baru untuk mengatasi kemacetan di jalan lama, tidak
mempertimbangkan bahwa semua orang cenderung mengambil jalan baru dan mengarah ke
masalah awal.
 Peramalan terhadap pengaruh eksternal yang tidak akurat: Beberapa faktor eksternal
cenderung memiliki pengaruh besar pada keputusan. Faktor-faktor seperti kebijakan
pemerintah memiliki pengaruh besar dan dapat menyebabkan perubahan keputusan.
 Penerimaan yang tidak kritis terhadap penilaian lain: Hal ini biasanya terjadi dalam keputusan
kelompok di mana anda cenderung menerima pendapat mayoritas tanpa melihat secara kritis
pada pendapat minoritas.
 Penerimaan yang tidak kritis terhadap kebutuhan dan perasaan subyektif: Ketika membuat
keputusan, bersikap objektif dan fokus sama pentingnya dengan keputusan itu sendiri. Banyak
orang yang mengambil keputusan untuk kepentingan egois diri sendiri. Hal ini akan mengarah
pada kemungkinan yang negatif.

III. Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah keterampilan, dan keterampilan dapat ditingkatkan. Semakin anda
berpengalaman dalam membuat keputusan, semakin anda terbiasa dengan alat dan proses yang
mengarah pada pengambilan keputusan yang efektif dan ini akan meningkatkan kepercayaan diri.
Meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan akan dapat menguntungkan anda dan
organisasi anda. Oleh karena itu perlu untuk memahami teori dan strategi yang dapat membantu
keputusan yang baik. Pengambil risiko cenderung membuat keputusan yang lebih baik dengan
analisis yang baik. Ketakutan akan risiko dapat menyebabkan tidak diambilnya keputusan sama
sekali yang merupakan keputusan terburuk. Namun, jika pondasi yang kuat dapat dibangun untuk
pengambilan keputusan, dapat dihasilkan alternatif yang baik, evaluasi terhadap alternatif ini
dilakukan dengan ketat, dan ada pemeriksaan yang baik pada proses pengambilan keputusan,
maka kualitas keputusan akan menjadi baik.

 JURNAL II :
- Judul : Using a Decision-Making Process Model in Strategic Management
Penggunaan Model Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Strategis
- Penulis : Oriana-Helena
- Tahun Publish : 2014

Jurnal yang berjudul “Using a Decision-Making Process Model in Strategic Management” ini
secara umum membahas mengenai model dalam pengambilan keputusan dalam manajemen
strategis. Secara garis besar, dalam jurnal ini dibahas 3 (tiga) contoh jenis model pengambilan
keputusan, yaitu Pengambilan Keputusan dalam 7 Langkah, Pengambilan Keputusan dalam 5
Langkah dan Pengambilan Keputusan dalam 3 Langkah. Selain juga dibahasa mengenai 2 model
pengmabilan keputusan dengan pendekatan yang berbeda yaitu Pengambilan Keputusan
berdasarkan Konseptualisasi Inovasi (innovation conceptualization) dan model CDP (Complex
Decisional Process). Berikut ini adalah risalah dari jurnal tersebut :

I. Pendahuluan
Aktivitas utama seorang manajer adalah membuat keputusan. Sebagian besar keputusan
manajemen diambil di bawah pengaruh kendala lingkungan, baik eksternal maupun internal.
Karena lingkungan terus berubah dan informasi tidak selalu tersedia dengan lengkap, maka
keputusan manajemen diambil dalam kondisi tertentu, tidak pasti dan berisiko. Keputusan dibuat
dalam kondisi yang tidak pasti dan berisiko (Rutherford-Silvers J., 2008; Dragomir, C., 2012;
Stefanescu, R., 2013) adalah karakteristik untuk masalah yang kompleks, tidak terstruktur dan
tidak terencana.
Penerapan keputusan manajemen dalam organisasi telah membawa dimensi baru dalam
teori manajemen, yaitu kreativitas dan inovasi, perubahan organisasi, pembelajaran organisasi,
teori pengembangan budaya organisasi dan lainnya. Masalah-masalah baru yang dihadapi oleh
manajer menyebabkan tantangan baru dalam proses pengambilan keputusan, seperti gaya
pengambilan keputusan dan tingkat pengambilan keputusan, termasuk pendelegasian.
Gaya pengambilan keputusan dipengaruhi oleh kepribadian dan karakteristik pengambil
keputusan dalam cara pengambilan keputusan kelompok dan pengambilan keputusan pribadi.
Gaya pengambilan keputusan yang sering dibahas pada litelatur antara lain: emosional, intuitif,
kolaboratif, rasional, dan kognitif. Beberapa penulis menganggap bahwa 90% keputusan dibuat
secara intuitif (Klain, 2004) walaupun tidak sepenuhnya benar. Faktanya, gaya intuitif berkembang
melalui pembelajaran, melalui akumulasi pengetahuan dan pengalaman (Matzler et al, 2007;
Krulak, 1999) dan menjadi apa yang disebut dengan gaya kognitif.
Secara umum manajer dapat meenggunakan pendekatan pengambilan keputusan secara
terorganisir. Pada umumnya pembagian level pengambilan keputusan di tingkat manajemen dibagi
menjadi 3 level, yaitu tingkat atas, tingkat menengah dan tingkat bawah (Harrison, F. E. & Pelletier,
M.A., 2000).

II. Pembahasan
Pembahasan pada jurnal ini dibagi kedalam 3 bahasan utama, yaitu beberapa contoh model
sederhan dalam pengambilan keputusan (7-Steps, 5-Steps dan 3-Steps), Pengambilan Keputusan
berdasarkan Inovasi Konseptual (innovation conceptualization) dan model CDP (Complex
Decisional Process).

II.A Model Pengambilan Keputusan


Model proses pengambilan keputusan sederhana merupakan langkah-langkah yang
dapat diguanakan dalam pengambilan keputusan. Tahapan atau langkah proses pengambilan
keputusan berbeda-beda menurut pendekatan beberapa penulis. Pendekatan yang paling banyak
digunakan adalah proses pengambilan keputusan dalam 7 langkah, proses pengambilan
keputusan dalam 5 langkah, proses pengambilan keputusan 4 tahap atau proses pengambilan
keputusan yang inovatif, dan proses pengambilan keputusan dalam 3 tahap.

II.A.1 Proses Pengambilan Keputusan dalam 7 Langkah


Pada model proses pengambilan keputusan ini terbagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu
Pendefinisian masalah (defining), Identifikasi (identifying) dan pengembangan (development) yang
terbagi menjadi 7 langkah. Beirikut adalah gambar model proses pengambilan keputusan dalam 7
langkah :

Gambar 1. Model Pengambilan Keputusan dalam 7 Langkah


Tujuh langkah dalam model pengambilan keputusan tersebut (Litherland, N., 2013) adalah:
mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan membatasi faktor-faktor, pengembangan solusi
potensial, analisis alternatif, memilih alternatif terbaik, mengimplementasikan keputusan dan
membangun sistem kontrol dan evaluasi. Model Proses Pengambilan Keputusan ini merupakan
model yang paling umum digunakan oleh para manajer.

II.A.2 Proses Pengambilan Keputusan dalam 5 Langkah


Model Proses pengambilan keputusan dalam lima langkah (Doyle, J., 2012) meliputi
langkah-langkah: mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat (decision identification),
memeriksa opsi-opsi (options examination), mengumpulkan informasi (information gathering),
membuat keputusan (decision making) dan mengimplementasikan keputusan (decision
implementation). Berikut adalah bagan gambar model proses pengambilan keputusan dalam 5
langkah :

Gambar 2. Model Pengambilan Keputusan dalam 5 Langkah

Pada tahap identifikasi keputusan, pembuat keputusan harus menulis semua pemikiran
tentang keputusan yang akan dibuat dan mengidentifikasi seluruhnya sampai keputusan tersebut
dirasa telah sesuai dengan keinginan.
Pada tahapan option examination, berbagai jenis kemungkina dirumuskan dan
dipertimbangkan menjadi opsi-opsi yang dapat diambil. Asumsi-asumsi dibuat dan informasi yang
kurang dijabarkan. Teknik Brainstorming dapat digunakan dalam kelompok untuk dapat membantu
menilai opsi-opsi untuk menentukan keputusan yang tepat.
Pada tahapan information gathering, informasi yang hilang dapat dikumpulkan melaui
internet, perpustakaan atau sumber lain (analisis pasar, studi pemasaran, studi tentang
persaingan, analisis peluang pertumbuhan, analisis biaya, dll).
Pada tahapan pengambilan keputusan, opsi-opsi yang ada dan informasi yang telah
dikumpulkan dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Pengambil keputusan harus
berkomitmen terhadap keputusan yang dibuat dan jika keputusan dibuat oleh tim maka pembuat
keputusan harus mendapatkan dukungan dari semua anggota kelompok agar implementasi
keputusan dapat berhasil dilaksanakan.
Pada tahap Implementasi keputusan, informasi dan argumen tambahan yang dikumpulkan
selama perumusan keputusan digunakan untuk membuat rencana implementasi. Kemudian
disusun dan ditetapkan langkah-langkah yang harus diikuti, urutan, peran dan tanggung jawab
dalam rangka implementasi keputusan.

II.A.2 Proses Pengambilan Keputusan dalam 3 Langkah


Penulis lain (Chestnut, D., 2013) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan meliputi
tiga tahap, yaitu identifikasi, membangun komponen keputusan dan implementasi. Berikut adalah
bagan gambar model proses pengambilan keputusan dalam 3 langkah :

Gambar 3. Model Pengambilan Keputusan dalam 3 Langkah

Identifikasi: manajer mengumpulkan data dalam organisasi, kemudian menerapkan metode


matematika dan statistik pada data yang dikumpulkan dan menggunakan hasilnya untuk
menentukan pilihan keputusan.
Penyusunan Komponen Keputusan: saat penilaian alternatif-alternatif yang ada, pembuat
keputusan mengevaluasi hasil untuk setiap alternatif keputusan dengan mempertimbangkan
semua kemungkinan kombinasi, kendala, dan batasan yang ada. Kemudian persamaan statistik
dan matematika diterapkan untuk masalah tersebut. Hasilnya adalah daftar opsi keputusan yang
probabilitas keberhasilannya tinggi.
Implementasi: untuk mengimplementasikan keputusan, sistem pendukung dapat digunakan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data di dalam organisasi dan menghasilkan informasi yang
berguna untuk manajer.
III. Proses Pengambilan Keputusan berdasarkan Konseptualisasi Inovasi
Model proses pengambilan keputusan yang lain adalah model pengambilan keputusan
berdasarkan konsep inovasi. Pada model pengambilan keputusan ini, pendekatan dilakukan
dengan konseptualisasi proses, di mana faktor inovasi memiliki peran yang penting. Berikut adalah
bagan gambar model prosesnya:

Gambar 4. Model Proses Pengambilan Keputusan Inovatif

Komponen proses sebagai berikut: deskripsi konteks, inovasi, keputusan dan manajemen.
Dalam proses ini, teknik-teknik spesifik seperti brainstorming, metode Delphi dan lainnya dapat
digunakan untuk merangsang kreativitas.
Deskripsi konteks: informasi dikumpulkan dan kondisi, batasan, dan kriteria untuk
pengambilan keputusan ditentukan.
Inovasi: opsi ditentukan dan dihasilkan dari proses inovatif.
Keputusan: pemilihan opsi yang paling memenuhi kondisi, batasan dan kriteria yang
ditentukan.
Manajemen: melibatkan manajemen pengumpulan informasi dan mendefinisikan konteks di
mana keputusan dibuat, inovasi manajemen dalam menentukan alternatif keputusan, manajemen
pengambilan keputusan dan manajemen hasil pengambilan keputusan.

IV. Proses Pengambilan Keputusan Kompleks


Manajer dalam suatu organisasi dapat memilih salah satu model proses yang telah dibahas
di atas. Namun demikian, kami menganggap bahwa model yang lebih kompleks mungkin berguna
bagi manajer dan dapat disesuaikan dengan situasi apa pun. Kami menyebutnya model CDP
(Complex Decisional Process). Berikut adalah bagan gambar model proses CDP :
Gambar 5. Model Proses Pengambilan Keputusan Kompleks (CDP)

Proses pada model CDP ini meliputi tiga tahap sistem cybernetic yang disesuaikan dengan
masalah manajerial pengambilan keputusan, yaitu input, proses, dan output.
Poses input meliputi faktor lingkungan, informasi / data, pengetahuan, gagasan kreatif, dan
prinsip etika. Faktor lingkungan memengaruhi keputusan. Kendala dalam lingkungan eksternal,
risiko dan batasan internal, terutama yang terkait dengan sumber daya diperhitungkan. Akumulasi
pengetahuan organisasi, tim, dan manajer turut melengkapi konteks dan prinsip-prinsip etika yang
ada.
Proses pengambilan keputusan meliputi: mendefinisikan masalah, mengumpulkan informasi,
mengidentifikasi alternatif, menemukan konsensus dan memilih alternatif, memperhitungkan
konsekuensi dari keputusan dan mengimplementasikan keputusan.
Pendefinisian masalah memakan paling banyak waktu dalam proses pengambilan
keputusan, meskipun ada serangkaian perdebatan dan argumen mengenai perbedaan antara
penyelesaian masalah dan proses pengambilan keputusan (FEMA, 2005). Deskripsi masalah yang
jelas akan membantu memfasilitasi langkah-langkah proses berikutnya. Proses untuk
mengidentifikasi alternatif dilakukan berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan. Memilih
situasi yang paling cocok dianalisis di antara alternatif yang diidentifikasi dibuat dengan melibatkan
anggota tim. Komunikasi dengan anggota tim tidak hanya mengarah pada konsensus tetapi juga
untuk mengurangi stres dan waktu pengambilan keputusan. Sebelum menerapkan keputusan,
perlu dilakukan dianalisis mengenai konsekuensi yang akan berdampak pada organisasi dan
lingkungan serta perlu juga dianalisis mengenai risiko keberhasilan atau kegagalan dari keputusan
yang dibuat.
Output dari sistem melituputi keberhasilan atau kegagalan manajemen, pengetahuan
organisasi dalam proses pembelajaran organisasi, penguatan tim, nilai-nilai dan kepercayaan
organisasi. Proses ini terus dilakukan seacara berulang dengan mengubah opsi jika keputusan
gagal. Namun demikian, tidak peduli jika manajemen berhasil atau tidak dalam pengambilan
keputusan, organisasi tetap mendapatkan benefit berupa memperoleh pengetahuan baru.
Model CDP yang diusulkan ini dapat dikembangkan dengan mengadaptasinya ke keputusan
strategis yang ada sat ini, tidak peduli apakah tujuan dan kegiatannya direncanakan atau tidak.

V. Kesimpulan
Proses pengambilan keputusan dalam manajemn strategis telah berkembang dari waktu ke
waktu tidak hanya karena kompleksitas masalah yang mereka hadapi, tetapi juga karena kontribusi
para ahli teori dan praktisi dalam memperkaya literatur.
Dalam pencapai tujuan organisasi di lingkungan yang kompleks dan fluktuatif di mana
manajer dipaksa untuk membuat keputusan dengan lebih cepat dan mengubah keputusan juga
dengan cepat, penggunaan model pengambilan keputusan ini sangatlah membantu. Oleh karena
itu, dalam proses pengambilan keputusan, manajer dapat memilih di antara beberapa model yang
paling sesuai dengan masalah pengambilan keputusan.
Literatur, kreativitas dan basis data adalah faktor penentu dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat beberapa model proses pengambilan keputusan yang dapat digunakan. dan
sebagai tambahan, model proses pengambilan keputusan berdasarkan konsep inovasi dan model
CDP memberikan kontribusi untuk pengembangannya.
REVIEW DAN ANALISIS JURNAL
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TUGAS MATA KULIAH TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh :

Arief Rakhmat Cahyadi (201802243)

Kelas DKI-4

Anda mungkin juga menyukai