Anda di halaman 1dari 23

PBO- PERTEMUAN KE 3 ( SESI 5-6)

BAB III : DIMENSI BUDAYA ORGANISASI


Pengantar :
Budaya organisasi dapat dirasakan keberadaannya
melalui perilaku anggota dalam organisasi tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari pola dan cara-cara berpikir,
merasa, menanggapi dan menuntun para anggota
organisasi dalam mengambil keputusan maupun
kegiatan-kegiatan lainnya dalam organisasi.

Robbins (2008) menjelaskan bahwa pelaksanaan


budaya organisasi dapat dikaji dari dimensi budaya
organisasi. Dimensi budaya organisasi tidak
ditetapkan secara mudah melainkan berdasarkan
studi empiris. Studi empiris ini biasanya tidak
dilakukan menggunakan sampel kecil melainkan
menggunakan sampel besar yang melibatkan
beberapa organisasi. Hasilnya tidak ditemukan
dimensi budaya yang berlaku secara umum.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa memahami
budaya organisasi melalui dimensi-dimensinya dapat
menggambarkan budaya organisasi dari suatu
organisasi tersebut.

3.1. UNSUR BUDY ORGANISASI


Berdasarkana kajian terhadap konsep- budaya organisasi ,
penulis mengidentifikasikan unsur-unsur Budaya
organisasi sebagai berikut :
1. Unsur Sistem Nilai
2. Unsur Keyakinan
3. Unsur Perilaku
4. Unsur kebiasaan
5. Unsur identitas
6. Unsur Peraturan
7. Unsur Kekuatan kultural
8. Unsur symbol-simbol
9. Unsur sumber nilai

UNSUR SISTEM NILAI


Unsur sistem nilai, sebgaiman dikemukakan oleh Jennifer
M. George and Gareth R. Jones (2002) yang menyatakan
terdapat dua nilai yaitu:
Nilai terminal dan nilai instrumental. Sistn nilai terminal
adalah tujuan yang diinginkan yang berusaha dicapai oleh
suatu organisasi, dalam hal ini nilai terminal diwujudkan
dalam bentu visi, misi dan tujuan organisasi. Sedangkan
nilai instrumental diartikan sebagai model perilaku yang
ingin dijalankan organisasi. Model perilaku ini merupakan
langkah-langkah tau tindakan nyata dan spesipik dalam
bentuk program kerja yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
UNSUR KEYAKINAN
10. Judith R. Gordon (2002)
 budaya organisasi menggambarkan sebagian dari
lingkungan internalnya yang menambahkan
sejumlah asumsi, keyakinan, dan nilai-nilai yang
sama-sama dimiliki anggota organisasi dan
menggunakannya untuk membimbing fungsi
mereka.
 budaya juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi dan membantu perusahaan
menyesuaikan diri dengan kekuatan eksternal yang
menimbulkan tantangan
 bisa mempengaruhi cara individu memahami
berbagai kejadian, bahkan mempengaruhi
perencanaan mereka untuk mengatur dan
mempertahankan informasi
 budaya organisasi yang kuat, tepat secara strategis,
dan adaptif mempunyai efek positif terhadap kinerja
ekonomi jangka panjang organisasi

11. Jerald Greenberg & Robert A. Baron (2003)


 budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang
terdiri dari sikap-sikap, nilai-nilai, dan norma-norma
perilaku, dan harapan-harapan bersama anggota
organisasi
 nilai-nilai Inti Organisasi
 Kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan dan
pegawai
 Minat terhadap para pegawai yang menghasilkan
ide-ide baru
 Kesediaan mengambil risiko
 Nilai yang diberikan pada orang
 Keterbukaan opsi komunikasi yang tersedia
 Persahabatan dan keramahan para pegawai
terhadap satu sama lain

12. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007)


 T.E. Deal dan A.A. Kennedy mendefinisikan budaya
perusahaan sebagai “cara bagaimana kita melakukan
segala sesuatu di sekitar perusahaan”
 bisa mencakup cara bagaimana perusahaan
memproduksi produk-produknya, membayar
tagihannya, memperlakukan pegawainya, dan
melakukan kerja organisasi lainnya
 E.H. Schein: pola asumsi-asumsi dasar bahwa suatu
kelompok telah menemukan atau mengembangkan
cara-cara di dalam pembelajaran guna menghadapi
permasalahan adaptasi eksternalnya dan integrasi
internalnya
 Tom Peters dan Robert Waterman: sejumlah nilai-
nilai bersama yang dominan dan koheren yang
disampaikan oleh simbol-simbol seperti cerita-cerita,
mitos, legenda, slogan, anekdot, dan dongeng

13. Ricky W. Griffin and Gregory Moorhead (2007)


Definisi Budaya Organisasi
 suatu sistem keyakinan bersama yang dimiliki oleh
anggota organisasi
 nilai-nilai bersama yang kuat, diterima secara luas
 cara kita melakukan segala sesuatu di organisasi
 program pikiran secara kolektif
 keyakinan bersama yang bertahan, yang
dikomunikasikan melalui berbagai media simbolis,
yang menciptakan makna di dalam kerja orang-orang
 sejumlah simbol-simbol, upacara, dan mitos yang
mengkomunikasikan nilai-nilai dan keyakinan yang
melandasinya dari organisasi kepada pegawainya
 sejumlah nilai-nilai bersama yang dominan dan
koheren yang disampaikan oleh simbol-simbol
seperti cerita, mitos, legenda, slogan, anekdot, dan
dongeng
 pola asumsi-asumsi dasar yang
ditemukan,dikembangkan suatu kelompok di dalam
pembelajaran untuk menghadapi permasalahan
adaptasi eksternalnya dan integrasi internalnya
 budaya organisasi adalah sekumpulan nilai-nilai
bersama, seringkali sudah diterima begitu saja, yang
membantu orang-orang di dalam suatu organisasi
untuk memahami tindakan-tindakan apa saja yang
dianggap bisa diterima dan yang mana yang
dianggap tidak bisa diterima. Seringkali nilai-nilai ini
dikomunikasikan melalui cerita-cerita dan sarana
simbolis lainnya

14. Michael A. Hitt, C. Chet Miller and Adrienne


Colella (2006)
 budaya berhubungan erat dengan kebanyakan
konsep-konsep lain di dalam perilaku organisasi,
termasuk struktur, kepemimpinan, komunikasi,
kelompok, motivasi, dan pengambilan keputusan
 budaya organisasi bisa negatif jika tidak
dikembangkan dengan baik dan dipertahankan.
 budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang
sama-sama dimiliki oleh kebanyakan rekan dan
manager dan membawa kepada norma-norma yang
mengatur perilaku
 kekuatan budaya suatu organisasi berdasarkan atas
sejauh mana homogenitas associate dan manager
dan lamanya intensitas pengalaman bersama di
dalam organisasi

15. John M. Ivancevich, Robert Konopaske, Michael T.


Matteson (2005)
 budaya
o Simbol-simbol, bahasa, ideologi, ritual dan
mitos
o Script organisasi yang berasal dari script pribadi
pendiri organisasi atau pemimpin yang
dominan
o Merupakan suatu produk; merupakan historis;
berdasarkan atas simbol-simbol; dan
merupakan abstraksi dari perilaku dan produk
perilaku.
 budaya organisasi adalah apa yang dipersepsikan
para pegawai dan bagaimana persepsi ini
menciptakan pola-pola keyakinan, nilai-nilai, dan
harapan-harapan
 Edgar Schein :Suatu pola asumsi-asumsi dasar – yang
ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok
tertentu ketika dia menghadapi permasalahan
adaptasi eksternal dan integrasi internal – yang telah
berfungsi yang cukup baik untuk dianggap valid, dan
oleh karena itu diajarkan kepada anggota baru
sebagai cara yang benar mempersepsikan, berpikir,
dan merasakan dalam hubungannya dengan
permasalahan-permasalahan tersebut
 budaya menyangkut asumsi-asumsi, adaptasi,
persepsi, dan pembelajaran
 budaya organisasi: cara-cara bagaimana anggotanya
belajar berpikir, merasakan, dan bertindak
 budaya perusahaan adalah konsep lunak dan holistik
dengan konsekwensi yang diasumsikan keras
 aset psikologis dari suatu organisasi, yang bisa
digunakan untuk memprediksikan apa yang akan
terjadi terhadap aset finansialnya dalam waktu lima
tahun ke depan

16. Gary Johns & Alan M. Saks (2001)


 budaya bisa dianggap sebagai gaya organisasi,
suasana, atau kepribadian
 budaya organisasi terdiri dari keyakinan bersama,
nilai-nilai, dan asumsi-asumsi yang terdiri dari di
dalam suatu organisasi
 keyakinan bersama, nilai-nilai, dan asumsi-asumsi ini
menentukan norma-norma yang berkembang dan
pola-pola perilaku yang muncul dari norma-norma
ini
 budaya menggambarkan “cara hidup” yang benar
bagi anggota organisasi, yang seringkali menerima
pengaruh tanpa bertanya lagi. Seringkali, budaya
suatu organisasi menjadi jelas hanya apabila
dibandingkan dengan budaya organisasi lain atau
ketika mengalami perubahan.
 karena budaya melibatkan asumsi-asumsi dasar,
nilai-nilai, dan keyakinan, budaya cendrung cukup
stabil dengan berjalannya waktu. Disamping itu,
sekali budaya itu menjadi mapan, budaya tersebut
bisa bertahan meskipun adanya turnover di antara
personil organisasi, yang memberikan kelanjutan
sosial.
 kandungan budaya bisa melibatkan masalah-
masalah yang merupakan internal atau eksternal
bagi organisasi. Secara internal, budaya mungkin
mendukung inovasi, pengambilan risiko, atau
kerahasiaan informasi. Secara eksternal, budaya
mungkin mendukung “customer first” atau
berperilaku secara tidak etis terhadap pesaing.
 budaya bisa mempunyai dampak yang kuat terhadap
kinerja organisasi dan kepuasan anggota.

17. Gareth R. Jones (2004)


 budaya organisasi sebagai sekumpulan nilai-nilai
bersama dan norma-norma yang mengendalikan
interaksi anggota organisasi satu sama lain dan
dengan pemasok, pelanggan dan orang lain di luar
organisasi.
 budaya organisasi mengendalikan cara anggota
mengambil keputusan, cara mereka menafsirkan dan
mengelola lingkungan organisasi, apa yang mereka
lakukan dengan informasi, dan bagaimana mereka
berperilaku. Jadi budaya mempengaruhi posisi daya
kompetisi organisasi
 Budaya organisasi berdasarkan atas nilai-nilai yang
relatif tetap yang terwujud di dalam norma-norma,
aturan-aturan SOP dan tujuan-tujuan organisasi

18. Robert Kreitner & Angelo Kinicki (2007)


 seperangkat asumsi dasar bersama, yang sudah
diterima begitu saja yang dipegang suatu kelompok
yang menentukan bagaimana kelompok tersebut
mempersepsikan, berpikir dan bereaksi terhadap
berbagai lingkungan
 Pertama, budaya organisasi diturunkan ke para
pegawai baru melalui proses sosialisasi, suatu topik
yang dibahas nanti di bab ini.
 Kedua, budaya organisasi mempengaruhi perilaku
kita di tempat kerja.
 Akhirnya, budaya organisasi beroperasi pada level
yang berbeda.
 budaya organisasi dibentuk oleh empat komponen
penting:
o nilai-nilai pendiri,
o industri dan lingkungan bisnis,
o budaya nasional,
o dan visi para pemimpin senior dan perilaku
mereka

19. Fred Luthans (2008)


 Budaya organisasi mempunyai sejumlah karakteristik
penting
o Keteraturan perilaku yang diamati
o Norma-norma
o Nilai-nilai yang dominan
o Filosofi
o Aturan-aturan
o Iklim organisasi

20. Eugene McKenna (2006)


 makna bersama dan nilai-nilai yang sama-sama
dimiliki oleh kelompok di dalam masyarakat yang
memberikan makna pada tindakan-tindakan mereka
 masuk ke akar nilai-nilai, simbol-simbol, dan cerita-
cerita yang digunakan orang-orang di dalam
masyarakat untuk menciptakan keteraturan dan
makna terhadap kehidupan mereka
 pedoman yang diciptakan secara historis untuk
kehidupan dan program mental secara kolektif, dan
ini berasal dari asumsi-asumsi yang dalam tidak tidak
bisa diakses secara langsung tetapi mungkin
tercermin di dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan
perilaku individu dan kelompok.
 Asumsi-asumsi dipelajari, tidak dibawa dari lahir,
asumsi-asumsi ini mempunyai pola, sama-sama
dimiliki dan diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya
 Pettigrew (1979): budaya organisasi terdiri dari
perilaku, tindakan-tindakan, dan nilai-nilai yang
diharapkan diikuti orang-orang di dalam perusahaan.
 Moorhead dan Griffin (2004) menyatakan bahwa
budaya adalah seperangkat nilai-nilai, yang seringkali
sudah diterima tanpa berpikir lagi, yang membantu
orang-orang di dalam organisasi untuk memahami
tindakan-tindakan mana yang dianggap bisa diterima
dan yang dianggap tidak bisa diterima.
 Suatu pola asumsi-asumsi dasar, yang ditemukan,
atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu
ketika kelompok ini belajar menghadapi
permasalahan adaptasi eksternal dan integrasi
internalnya, yang bersifat dengan baik untuk
dianggap valid, dan oleh karena itu diajarkan kepada
anggota baru sebagai cara yang benar
mempersepsikan, berpikir dan merasakan dalam
hubungannya dengan permasalahan-permasalahan
tersebut
 Integrasi berarti bahwa anggota-anggota
mengembangkan identitas kolektif dan mampu
bekerja dengan baik bsersama-sama. Ini berkaitan
dengan hubungan kerja sehari-hari dan menentukan
bagaimana orang-orang berkomunikasi di dalam
organisasi tersebut, dan juga menciptakan perilaku
apa yang bisa diterima atau tidak bisa diterima dan
bagaimana kekuasaan dan status dialokasikan
 Adaptasi adalah suatu kekuatan yang membantu
organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternalnya. Ini memudahkan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dan berurusan dengan
pengaruh luar. Aspek budaya ini membantu
membimbing kegiatan sehari-hari para pegawai
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, dan bisa
membantu organisasi untuk merespon dengan cepat
terhadap kebutuhan para pelanggan dan tindakan-
tindakan para pesaing.

21. Laurie J. Mullins (2005)


 Cara yang sederhana dan popular mendefinisikan
budaya adalah: ‘bagaimana segala sesuatu dilakukan
disini’. Misalnya, Atkinson menjelaskan budaya
organisasi sebagai mencerminkan asumsi-asumsi
yang melandasinya mengenai cara pekerjaan
dilakukan; apa yang “bisa diterima dan tidak bisa
diterima”; dan perilaku dan tindakan-tindakan apa
yang didorong dan tidak didorong.
 Kumpulan tradisi, nilai-nilai, keyakinan, dan sikap-
sikap yang membentuk konteks yang dominan bagi
segala sesuatu yang kita lakukan di dalam suatu
organisasi
22. Stephen P. Robbins & Timothy A Judge (2007)
 budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem
makna bersama yang dimiliki oleh anggota-anggota
yang membedakan satu organisasi dari organisasi
lainnya. Sistem makna bersama ini, jika diselidiki
lebih jauh lagi, merupakan sejumlah karakteristik
yang dijunjung tinggi oleh organisasi ini
 esensi budaya organisasi:
o Inovasi dan mengambil risiko
o Perhatian pada rincian
o Orientasi hasil
o Orientasi orang
o Orientasi tim
o Agresifitas
o Stabilitas
23. Robert P. Vecchio (2006)
 budaya organisasi sebagai nilai-nilai bersama dan
norma-norma bersama yang terdapat di dalam
sebuah organisasi dan yang diajarkan kepada para
pegawai yang baru masuk
 budaya organisasi berkaitan dengan keyakinan
bersama dan perasaan-perasaan, keteraturan di
dalam perilaku, dan proses historis untuk merubah
nilai-nilai dan norma-norma
24. Jack Wood dkk (2004)
 Budaya organisasi tidak bekerja di ruang hampa.
Struktur organisasi, desain kerja dan proses serta
kebijakan organisasi merupakan cara mengekspresik
 BUDAYA ORGANISASI
Sistem nilai atau seperangkat nilai yang ditata
dalam suatu kelompok social /organisasi, yang
di ketahui, difahami dan diyakini dan
diwujudkan dalam perilaku social/kebiasaan
dan keterampilan hidup (diperoleh Dari proses
pendidikan dan pelatihan) kemudian menjadi
identitas pribadi, kelomppok dan atau organisi,
dan berdampak terhadap kinerja
individu/kelompok/organisasi.

Anda mungkin juga menyukai