Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA ORGANISASI

A. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI


Sebelum sampai pada pengertian budaya organisasi, penyusun ingin menjelaskan
terlebih dahulu pengertian budaya dan organisasi itu sendiri.
Pengertian budaya telah banyak didefinisikan oleh para ahli budaya. Kroeber dan
Kluckhohn pada tahun 1952 bahkan menemukan 164 definisi budaya. Oleh karena itu,
definisi yang dikemukakan dalam tulisan ini hanya yang terkait dengan budaya
organisasi.

1. Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan definisi
budaya menurut Edward Burnett dan Vijay sathe sebagai berikut.

Edward Burnett
Budaya mempunyai pengertian Teknografis yang luas meliputi ilmu
pengethuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat.

Vijay Sathe
Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota
masyarakat.

2. Robert G. owens dalam bukunya Organizational Behaviour in Education
mengemukakandefinisi budaya menurut Terrence Deal Allan Kennedy sebagai
berikut.
Budaya adalah suatu sistem pembagian Nilai dan kepercayaan yang berinteraksi
dengan orang dalam suatu organisasi, struktur organisasi, dan sistem control yang
menghasilkan norma perilaku.

3. Edgar H. Schein mendefinisikan budaya dalam bukunya Organizational Culture
and Leadership sebagai berikut.
Budaya adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau
dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan
baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru
sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan
masalah-masalah tersebut.

Demikian pula organisasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli organisasi dan
manajemen antara lain sebagai berikut.

J. R. Schermehorn
Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.

Chester J. Bernard
Organisasi adalah kerja sama dua atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-
aktivitas atau kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoornasikan secara sadar.

Philip Selznick
Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian
beberapa tujan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung
jawab.
Budaya Organisasi telah didefinisikan oleh beberarapa ahli, antara lain sebagai
berikut.
Peter F. Druicker dalam buku Robert G. Owens, Organizational Behavior in
Education.
Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok
yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait seperti diatas.

Phithi Sithi Amnuai dalam tulisannya How to Build a Corporation Culture
dalam majalah Asian Manajer (September 1989) mendefinisikan budaya
organisasi sebagai berikut.
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang
dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal.

Baik definisi budaya organisasi yang dikemukakan oleh Peter F. Drucker maupun
Phithi Shithi Amnuai menunjukkan adanya kesamaan dengan definisi budaya yang
dikemukakan oleh Edgar H. Schein.
Dari 3 definisi yang dikemukakan oleh para tokoh budaya organisasi diatas
terkandung unsure-unsur dalam budaya organisasi sebagai berikut

1. Asumsi Dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai
pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.

2) Keyakinan yang dianut
Dalam budaya organisasi terdapat keyakinanyang dianut dan dilaksanakan oleh
para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang dapat
berbentuk slogan atau motto, asumsi dasar, tujuan umum organisasi/perusahaan,
filosofi usaha,atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.

3) Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi.Budaya
organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin
organisasi/perusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau perusahaan
tersebut.

4) Pedoman mengatasi masalah
Dalam organisasi/perusahaan, terdapat dua masalah pokok yang sering muncul,,
yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah
tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama
anggota organisasi.

5) Berbagi nilai (sharing of value)
Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan
atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.

6) Pewarisan (learning process)
Asumsi dasar dan keyakinanyang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan
kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak
dan berperilaku dalam organisasi/perusahaan tersebut.

7) Penyesuaian (adaptasi)
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau normaa yang
berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi
oranisasi/perusahaan terhadap perubahan lingkungan.


B. JENIS-JENIS BUDAYA ORGANISASI
Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan berdasarkan proses informasi dan
tujuannya
1. Berdasarkan proses informasi
Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath (dalam buku Arie Indra Chandra)
membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi sebagai berikut.

(a) Budaya rasional
Dalam budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran
pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi
tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau
dampak).

(b) Budaya ideologis
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang
dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan
revitalisasi (dukungan dari luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).

(c) Budaya konsensus
Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif(diskusi, partisipasi, dan
konsensus) diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi(iklim, moral,
dan kerjasama kelompok)

(d) Budaya hierarkis
Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi,
komputasi, dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan
kesinambungan(stabilitas, control, dan koordinasi).

Sistem transaksi atau aturan pengelolaan keempat jenis budaya organisasi diatas
dapat dilihat pada tabel 1.1

TABEL 1.1
Sistem Transaksi atau Aturan Pengelolaan Empat Jenis Budaya Organisasi menurut
Quinn dan Grath

Penjelasan Budaya
Rasional
Budaya
Ideologis
Budaya
Konsensus
Budaya
Hierarkis
Keperluan/tujuan
Organisasi

Kriteria kinerja





Lokasi otorita

Dasar kekuasaan


Pengambilan
keputusan


Gaya
kepemimpinan


Mengejar
tujuan

Produktivitas,
efisiensi




Bos

Kompetensi


Pernyataan
formal atas
keputusan

Mengarahkan,
berorientasi
pada sasaran

Keperluan yang
luas

Dukungan
eksternal,
pertumbuhan
dan perolehan
sumber daya

Karisma

Nilai-nilai


Pandangan dari
dalam yang
intuitif

Mengusulkan,
berorientasi
pada risiko

Memelihara
kelompok

Moral kohesi





Keanggotaan

Status informal


Partisipasi



Hirau,
mendukung

Melaksanakan
aturan

Kontrol
Stabilitas




Aturan

Pengetahuan
teknis

Analisis faktual



Konservatif,
waspada/hati-
hati

Penjelasan Budaya
Rasional
Budaya
Ideologis
Budaya
Konsensus
Budaya
Hierarkis
Pemberian
pendapatan


Evaluasi anggota


Motif-motif
kepemimpinan

Perjanjian
kontrak


Keluaran yang
tampak

Pemeliharaan

Komitmen pada
nilai-nilai


Intensitas untuk
berusaha

Pertumbuhan

Komitmen
berasal dari
proses

Kualitas
hubungan

Aplikasi

Pengawasan
dan kontrol


Kriteria formal


Keamanan


2. Berdasarkan Tujuannya
Talizuduhu Ndraha membagi budaya organisasi berdasarkan tujuannya, yaitu
a. Budaya organisasi perusahaan;
b. Budaya organisasi publik;
c. Budaya organisasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai