Anda di halaman 1dari 5

Model Pengambilan Keputusan

Maya Praventy Hade Afriansyah


Universitas Negeri Padang Universitas Negeri Padang
Indonesia Indonesia
E-mail : mayapraventy213@gmail.com E-mail : hadeafriansyah@fip.unp.ac.id

Rusdinal
Universitas Negeri Padang
Indonesia
E-mail : rusdinal@fip.unp.ac.id

Abstrak— This article aims to describe how the strategy in II. METODE PENELITIAN
making the right decisions. To be able to understand the issues to
be taken in the context of better decision making, a model is
Peneliti pada penelitian ini menggunakan metode studi
needed. The existence of models in decision making, it is very literatur dengan cara mengumpulkan literatur (bahan-bahan
helpful in choosing the best alternative from all available materi) yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber –
alternatives. The methodology used to regulate this article is sumber lainnya terkait dengan Pengambilan Keputusan.
Systematic Literature Review (SLR). By gathering sources and Sebelum peneliti memulai untuk melakukan penelitian,
information then analyzing and producing new research. The peneliti terlebih dahulu menyusun metode – metode atau
results of this article are based on the analysis of the researchers langkah – langkah yang sistematis untuk memudahkan peneliti
that there are four models in decision making. They are optimasi, dalam melakukan penelitian. Bahan -bahan sumber materi
satisficing, mixed scanning, and heuristic. yang diperoleh dari buku, jurnal atau sumber lainnya
dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah bahan materi terkumpul,
Keywords—models; decision making peneliti memilih bahan materi mana saja yang patut untuk
diambil atau dikutip untuk dijadikan bahan dasar dalam
I. PENDAHULUAN penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Setiap individu dalam kehidupan sehari hari selalu
berhubungan dengan keputusan. Keputusan adalah sebuah III. KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
kesimpulan terbaik yang di dapat setelah melakukan evaluasi
berbagai alternatif yang ada. Di dalam arti tersebut, A. Pengertian Model Pengambilan Keputusan
terkandung sebuah unsur situasi dasar. Model adalah sebuah acuan yang mengandung sebuah
unsur yang bersifat dapat ditiru oleh siapa saja. Model juga
Manusia sebenarnya telah terbiasa untuk mengambil
merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi
keputusan meskipun hal itu dilakukan tidak secara sistematis
atau sistem yang kompleks dan dapat disederhanakan dengan
dalam suatu langkah tertentu. Dalam hubungannya dengan
tujuan mempermudah pemahaman. Sedangkan pengambilan
aktivitas kerja sama kelompok atau organisasi dimana
keputusan itu sendiri adalah proses yang sitematis yang
pimpinan dan bawahan, maka aktivitas pengambilan
membutuhkan penggunaan model sebagai acuan secara tepat
keputusan merupakan tugas utama dari pimpinan.
dan benar.
Pengambilan keputusan merupakan inti dari sebuah
kepemimpinan dan hubungan manusia.
Model dijadikan sebuah acuan, contoh dan ragam dari
Agar dapat memahami persoalan yang akan diambil dalam sesuatu yang akan dibuat ataupun dihasilkan (Latifa, 2016).
menentukan pengambilan keputusan dengan lebih baik, maka Model merupakan suatu alat representasi dalam bahsa tertentu
diperlukan model. Walaupun model belum tentu dapat dari suatu sistem atau kehidupan yang nyata (Sawitri et al.,
digunakan untuk meramalkan konsekuensi tetapi dapat 2006).
membantu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi.
Sehingga dapat dilihat lebih jelas bagaimana situasi dan
kondisi serta arah yang akan terjadi. Jadi, model itu merupakan pengganti hal yang nyata,
mewakili kejadian yang sebenarnya, dan bertujuan untuk
Dengan adanya model dalam pengambilan keputusan ini mengatasi masalah – masalah yang akan timbul. Model ini
dapat membantu dalam memilih alternatif yang terbaik, dan dibuat dengan meyesuaikan pada situasi dimana model itu
dapat membantu untuk menentukan arah dan mencapai tujuan akan dibuat, selain itu model dibuat untuk mencapai tujuan
yang akan dicapai. dari penggunaan model itu sendiri.

1
Model Pengambilan Keputusan, Padang 2019
B. Model – Model Pengambilan Keputusan (Siagian, 1990) ada beberapa model dan teknik
Dalam mengambil keputusan ada halhal yang diperhatikan pengambilan keputusan:
yaitu kegagalan dan keberhasilan. Memperlajari kegagalan
sama pentingnya dengan mempelajari keberhasilan, karena IV. Model Optimasi
kegagalan merupakan awal dari kesuksesan. Jika tidak ada Sasaran yang akan dicapai pada model ini adalah dengan
kata gagal maka tidak ada yang bisa dikatakan berhasil maka mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada.
dari itu penting untuk kita belajar dari kegagalan. Suatu Kelompok atau organisasi memperoleh hasil terbaik yang
keputusan yang diambil merupakan sebuah pilihan. Alternatif paling mungkin dapat tercapai. Sikap pengambil keputusan,
– alternatif yang ada penting untuk kita pertimbangkan dalam norma – normaserta kebijakan dalam suatu organisasi sangat
mengambil sebuah keputusan.dalam mengambil keputusan berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang
sebaiknya dapat memperkirakan kemungkinan yang akan dimaksud sebagai hasi terbaik yang akan mungkin dicapai.
terjadi, menghitung hasil yang akan diperoleh, dan
(Sawitri et al., 2006) rasionalitas mimiliki makna dan
menempatkan tujuan dan berbagai sasaran yang ingin dicapai.
dimensi yang bermacam – macam, tetapi dalam ilmu – ilmu
Dengan mempelajari pengambilan keputusan dapat sosial rasionalitas dapat memenuhi komponen – komponen
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi, menganalisis berikut ini:
hasil yang baik. Untuk melaksanakannya maka harus a. Mempunyai tujuan yang jelas secara relevan.
mengetahui berbagai model dan teknik pengambilan
b. Seorang pembuat keputusanharus mengetahui
keputusan sehingga apabila diterapkan dapat mendatangkan
jelaskriteria untuk menilai tujuan dan dapat
hasil yang baik yang sesuai dengan yang diharapkan.
menyusun peringkat tujuan tersebut.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan c. Melakukan pemeriksaan terhadap semua alternatif –
penilaian keputusan: alternatif yang ada untuk mencapai tujuan.
1) Menggunakan pendekatan yang sifatnya pragmatis d. Memilih alternatif yang paling efisien supaya dapat
(Muhdi, Kastawi, & Widodo, 2017) yaitudengan memaksimalkan pencapaian tujuan yang diinginkan.
melihat hasilyang dicapai. Jika hasil yang dicapai sesuai
keinginan dan harapan, maka keputusan yang telah diambil
bisa dikatakan sebagai keputusan yang baik. Dan jika hasil Langkah – langkah dalam model optimasi:
yang dicapai tidak sesuai maka dikatakan sebagai keputusan
yang tidak baik. Secara pragmatis, ada beberapa tolak ukur Setiap keputusan yang diambil merupakan kebijakan yang
tambahan yang dapat gigunakan untuk menilai tepat atau telah direncanakan. Maka dari itu, analisis dalam pengambilan
tidaknya suatu keputusan yang diambil, antara lain: keputusan pada hakikatnya sama dengan analisis proses
kebijakan (Sawitri et al., 2006). Adapun proses pengambilan
a. Mutu keputusan yang diambil dalam arti keputusan sebagai berikut :
penggabungan yang tepat antara rasionalitas dan
1. Melaksanakan kebutuhan pada suatu keputusan.
kreativitas oleh pengambil keputusan.
b. Mempertimbangkan berbagai alternatif yang wajar 2. Memilih kriteria yang dibutuhkan.
dan relevan untuk dipertimbangkan. 3. Menentukan kriteria yang berbobot.
c. Adanya informasi yang relevan, mutakhir, dapat
dipercaya dan lengkap serta digunakan sebgai dasar 4. Mengembangkan alternatif yang ada.
untuk melakukan analisis yang diperlukan. 5. Menilai beberapa alternatif.
d. Pemanfaatan sumber daya yang ekonomis seperti
dana, dan tenaga dalam proses pengambilan 6. Memilih alternatif.
keputusan.. Menyusun alternatif dengan memperhitungkan atau
memperkirakan kemungkinan timbulnya berbagai macam
2) Menggunakan pendekatan yang sifatnya prosedural. kejadian yang akan datang dan merupakan dampak dari
Dalam hal ini yang dinilai adalah sebuah tata cara dan kejadian alternatif yang dirumuskan.
proses yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan.
Cara seperti ini menyangkut teknik dan model dalam
pengambilan keputusan. Yang dilakukan adalah menilai suatu Kelebihan dan kelemahan model optimasi atau rasional
keputusan baik atau tidak berdasarkan cara dalam menentukan
pilihan. Jika seorang pengambil keputusan telah (Muhdi et al., 2017) kelebihan dari teknik pengambilan
mengidentifikasi dan mempertimbangkan semua alternatif keputusan pada model optimasi adalah:
secara sadar dibatasi, dan telah melalui semua langkah dalam a. Bisa lebih fokus pada pengumpulan data dankriteria
proses pengambilan keputusan, serta dapatmenerima yang telah ditetapkan.
konsekuensi yang diambil, proses pengambilan keputusan b. Dapat mengurangi subyektifitas, yaitu mengambil
seperti ini dapat dikatakan sebagai pengambilan keputusan
keputusan berdasarkan opini seseorang.
yang tuntas.
c. Lebih efesiansi karena pemilihan alternatif dari yang
terbaik.

2
Model Pengambilan Keputusan, Padang 2019
(Muhdi et al., 2017) kekurangan dari teknik pengambilan Keputusan: Peluang terbesar kejadian = Max {𝑃1,𝑃2}Jika
keputusan model optimasi adalah: 𝑃1 yang maksimal maka pada keadaan 𝜃1 nilai perolehannya
a. Dianggap bahwa ada pengetahuan yang telah didapat adalah sbb:Nilai perolehan = Max {𝑋11 ,𝑋21}. Begitu juga
terlebihh dahulu. sebaliknya.
b. Modeloptimasi tidak bersifat dinamis, jadi harus
mengikuti langkah – langkah yang sesuai yang telah b. Kriteria melewatkan kesempatan, model ini bertitik
ditetapkan. tumpu dari pandangan yang alamiah. Pengambil
c. Diciptakan sebagai objektifitas, tetapi pengambilan keputusan berpikir dan bertindak dalam mengambil
keputusan oleh siapapun yang membutuhkan. peluang- peluang tertentu. Jika peluang besar maka akan
(Fakhri, 2015) Model optimasi ini didasarkanpada meraih keuntungan besar pula, dan begitu sebaliknya. Hal
berbagai kriteria yang menonjol diantaranya adalah : yang paling penting dalam model ini adalah
a. Kriteria Maximin, menjelaskan bahwa pembuat mengidentifikasi secara teliti biaya yang harus disediakan
keputusan seharusnya dapat memusatkan perhatiannya karena hilangnya peluang dan memperkecil kerugian yang
pada hal terlemah yang dimilikinya (Syamsi, 2000). didapat dan dialami karena ingin memanfaatkan dan
Metodeini tidak banyak menggunakan informasi yang mendapatkan peluang yang lebih besardimasa yang akan
tersedia. Pertama, mencari hasil minimum dari setiap datang.
alternatif selanjutya memilih alternatif dengan nilai c. Kriteria probabilitas. Pada model ini menyatakan bahwa
terbesar dari nilai terkecil tadi. pengambilan keputusan harus menggunakan kriteria
kemungkinan yang akan diperoleh pada hasil tertentu
Contoh : Pengambilan Keputusan dengan Kriteria Maximin
sebagai dasar untuk menentukan sebuah pilihan.
Misalkan terdapat dua alternatif yaitu 𝐴1 dan 𝐴2 , dengan Probabilitas (kumungkinan) ini dimulai dari nol,
maksudnya tidak ada kemungkinan tercapainya hasilyang
dua keadaan yaitu 𝜃1 dan 𝜃2 serta keuntungan dari masing-
diharapkan hingga satu, dalam arti kepastian yang akan
masing kriteria adalah . Maka permasalahan tersebut dapat
diraih dari hasil yang diharapkan ditentukan oleh suatu
disajikan dalam tabel berikut ini:
keputusan tertentu.
Tabel 1. Pengambilan Keputusan dengan Kriteria Maximin d. Kriteria nilai materi yang diharapkan. Penggunaan dalam
praktek kesehariannya diawalai dengan penentuan nilai
Keadaan 𝜃1 𝜃2 Perolehan atas hasil yang di dapat dari setiap alternatif yang dipilih
Alternatif untuk dilaksanakan. Pada model ini juga
memperhitungkan kemungkinan apa yang timbul apabila
A1 alternatif tertentu akan dilaksanakan.
A2 e. Kriteria manfaat. Kriteria ini merupakan kelanjutan dari
kriteria nilai materi. Pada kriteria ini dalam pengambilan
keputusan tidak memperdulikan resiko yang akan terjadi.
a. Kriteria Maximax, (Syamsi, 2000) Model ini pada
dasarnya diasumsikan pada optimistik yang menyatakan Kriteria ini merupakan kriteria terakhir dari pengambilan
keputusan.
bahwa keputusan yang diambil akan mendatangkan hasil
yang maksimum. Dalam prakteknya apa yang akan terjadi 2. Model satisficing
Adapun perkembangan baru dalam teoripengambilan
adalah lebih memaksimalkan usaha agar hasil yang
keputusan adalah berkembangnya pendapat yang mengatakan
diperoleh semaksimal mungkin. bhawa manusia tidak mempunyai kemampuan untuk
Contoh : Pengambilan Keputusan dengan Kriteria Maximum mencapai hasil dengan menggunakan berbagai kriteria yang
telah ditetapkan tadi. Tidak dapat dihindari bahwa pendekatan
Misalkan terdapat dua alternatif yaitu 𝐴1 dan 𝐴2 , dengan kuantitatif merupakan hal penting dalam pengambilan
dua keadaanyaitu 𝜃1 dan 𝜃2 serta keuntungan dari masing- keputusan. Mengambil keputusan ini tidak hanya didapat
masing kriteria adalah 𝑥𝑖𝑗 .Dimana terdapat dua dengan melakukan prosedur sepenuhnya saja tetapi juga
kemungkinan kejadian alam yaitu 𝑃1 dan 𝑃2 Maka didasarkan pada rasionalitas dan logika dalam pengambilan
keputusan. Hal yang sering terjadi adalah padakenyataannya
permasalahan tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
pengambil keputusan tidak selalu berfikir tentang kerangka
Tabel 2. Pengambilan Keputusan dengan Kriteria Maximum pertanyaan yaitu alternatif – alternatif apa saja yang tersedia,
informasi apa yang diperlukan dan bagaimana analisis
Keadaan 𝜃1 𝜃2 yangdibutuhkan sehingga dapat menjatuhkan kepada pilihan
Alternatif yang benar dan tepat. Memang sulit untuk membayangkan
adanya situasi dankondisi dimana seorang pengambil
A1
keputusan bisa dapat memastikan semua konsekuensi tindakan
A2 apa yang akan diambil, baik itu menguntukan ataupun tidak.
Peluang
Kejadian Ada dua alasan pokok yang mengatakan hal demikian
yaitu :

3
Model Pengambilan Keputusan, Padang 2019
a. Tidak semua informasi yang ada relevan dan dapat pengambilan berlangsung dengan cepat dan tepat dengan
dipercaya. hasil yang telah diperhitungkan sebelumnya.
b. Tidak semua kemungkinan yang terjadi dan 2. Variasi eliminasi segi – segi tertentu. Pendekatan variasi
konsekuensi dapat diperkirakan secara benar ini bertitik tolak dari usaha yang dilakukan dengan
seutuhnya. penyempitan terhadap pilihandari berbagai alternatif yang
Model satisficing ini adalah sebuah pengambilan mungkin dipilih. Yang mempunyai arti bahwa suatu
keputusan yang memilih berbagai alternatif dan solusi awal kombinasi dari ketentuan keputusan tunggal digunakan
yang memenuhi kriteria dalam keputusan minimal. Pengambil secara tepat dalam memilih berbagai alternatif yang lain
keputusan ini tidak dapat untuk menjustifikasi waktu dan dengan kunci yang dipandang untuk memeuhi syarat –
pengorbanan untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan syarat minimal.
utuh. Permasalahan yang kompleks disederhanakan dengan
cara mengambil inti dari masalahnya saja (bounded 3. Variasi inkrementasi. Pendekatan variasi ini memusatkan
rationality) hingga pada tahap dimana pengambil keputusan perhatianna pada pengangguran yang berdampak dari
siap untuk meyelesaikan masalahnya. berbagai kelemahan nyata dan hal ini wajib dihadapi oleh
organisasi atau kelompok. Paham inkremental ini juga
Para pengambil keputusan pada model satisficing ini cukup realistis hal ini dikarenakan menyadari bahwa
merasa cukup puas dan bangga jika keputusan yang pengambil keputusan sebenarnya kurang waktu,
diambilnya dapat membuahkan hasil yang cukup memadai, pengalaman dankurang akan sumber – sumber yang lain.
dengan cara persyaratan minimal harus terpenuhi. Model Yang diperlukan pada variasi ini adalah melakuang
satisficing ini memiliki ide pokok yakni bahwa usaha komprehensif terhdapat semua alternatif untuk
ditujukan kepada apa yang mungkin dilakukan “sekarang dan memecahkan suatu masalah yang terjadi. Disisi lain, teori
disini” dan bukan pada sesuatu yang mungkin optimal tetapi inkremental ini juga memiliki kelemahan – kelemahan.
tidak realistis dan mengakibatkan tidak mungkin dicapai. Pada
model ini terdapat dua keyakinan : Model ini bersifat logis dan rasional dalam batas – batas
tertentu,yang memiliki cangkupan sempit hal ini dikarenakan
1. Tidak mampunya pengambil keputusan dalam adanya informasi yang tidak sempurna, terkendala dengan
menganalisis semua informasi yang ada. biaya, waktu, pemahaman, dan keterbatasan lainnya.
2. Proses pengambilan keputusan terjadi karena
berbagai beban yang tidak dapat dipikul dalam bentuk 3. Model Mixed Scanning
uang, tenaga, waktu dan frustasi dalam usaha untuk Model mixed scanning ini diartikan sebagai usaha untuk
mencari, mengumpulkan, memproses, menilai serta
memperoleh informasi tambahan pada tahap tertentu.
Pada penggunaan model satisficing ini tetap ada tempat menngumpulkan dan menimbang – nimbang informasi yang
berkaitan dengan memilih suatu tindakan tertentu. Menurut
untuk pertimbangan berbagai alternatif yang akan ditempuh.
Berbeda dengan model optimasi, yang membangdingkan (Suryadi, n.d.) Model mixed scanning ialah jika suatu
pengambil keputusan merasa dilema dalammemilih suatu
berbagai alternatif untuk melihat kelebihan dan kekurangan
pada masing –masing, pada model satisficing ini setiap tindakan tertentu, maka harus ada satu keputusan yang dibuat
sebagai pendahuluan yang berisitentang sejauh mana berbagai
alternatif alternatif yang ada dinilai tanpa terlalu memikirkan
perbandingan dengan alternatif yang lain. Ada empat cara sarana dan prasarana oerganisasi akan digunakan untuk
mencari dan menilai berbagai fungsi dan kegiatan yang
untuk membedakan antaramodel satisficing dengan model
optimasi: hendak dilaksanakan. (Manurung, 2013) berpendapat bahwa,
dalam penggunaan model mixed scanning membuat keputusan
a. Suatu tindakan dalam pengujian diambil beberapa atau fundamental setelah melakukan berbagai hal seperti mengkaji
salah satu persyaratan yang akan dipertimbangkan, berbagai alternatif yang relevan, selanjutnya dikaitkan dengan
sedangkan hal –hal yang lain tidak dipertimbangkan lagi. sasaran dan tujuan organisasiyangingin dicapai. Unsur dan
pendekatan yang rasionalitas dan inkremental digabungkan
b. Pengujian berbagai alternatif yang dilakukan secara menjadi satu, dan penggabungan di bertujuan untuk saling
berurut dan jika ditemukan satu alternatif yang dipandai mengisi dan melengkapi antara satu sama lain. Halini juga
memadai, maka usaha untuk mencari alternati – alternatif memberikan dampak karena kelebihan pendekatan yang
lain dihentikan. rasional dapat memperkuatkelebihan pendekatan inkremental.
c. Jumlah alternatif dibatasi, dan pengujian terhadap setiap Keputusan seperti ini memungkinkan untuk
alternati dilakukan secara acak dan secara sadar. membuatkepuutusan besar yang berdampak pada jangka
d. Alternatif yang ada diperlakukan sama, maksudnya panjang, dan juga keputusan ini memiliki ruang lingkup yang
bahwa keputusan yang ditangani dengan cara yang sama terbatas. Dapatjuga menggabungkan kedua perspektif tersebut
walaupun keputusan yang dianggap kurangpenting. yaitu dalam jangka waktu yang panjang dan luas yang sempit
Pertimbangan untuk menyetujui atau menolak tidak dengan cara bertahap denga maksud untuk mencegah
dikaitkan satu sama lain, tetapi melakukan pengujian membuat keputusan inkremental kurang jauh melihat kedepan.
secara independen. Contohnya saja pada saat kitamemutusakan untuk pindah
Jenis – jenis variasi model satisficing: kerja (resign, pasti kita akan berpikir jauh dengan
1. Ketentuan keputusan tunggal. Variasi pendektakan ini mempertimbangkan apakah ditempat kerja kita yang baru
menarik untuk diterapkan hal ini karena proses nanti akan bisa lebih baik lagidaripada sekarang, dan ttentu

4
Model Pengambilan Keputusan, Padang 2019
kita akan mempertimbangkan dengan matang dengan tidak Daftar Pustaka
gegabah daam menentukan pilihan dan mengambil keputusan
dengan tepat, jika kita gegabah dalam mengambil keputusan Fakhri, K. (2015). Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Raja
maka akan berdampak pada diri kita sendiri, seperti timbulnya Grafindo Persada.
rasa penyesalan karena tidak sesuai dengan yang kita
Latifa, A. (2016). Aplikasi Model Pengambilan Keputusan
harapkan. Maka dari itu kita akan memikirkan semuanya
dengan matang agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Dalam Perilaku Fertilitas. Jurnal Kependudukan
Indonesia, 5(1), 55–73.
4. Model Heuritis https://doi.org/10.14203/JKI.V5I1.100
(Sawitri et al., 2006) model heuristic adalah bahwa
faktor –faktor internal yang terdapatdari dalam diri seseorang Manurung, S. (2013). Model Pengambilan Keputusan
lebih berpengaruh dibandingkan dengan faktor –faktor Meningkatkan Akseptor Keluarga Berencana Metode
eksternal. Dengan kata lain, seorang pengambil keputusan Kontrasepsi Jangka Panjang. Kesmas: National Public
lebih mendasar kepada konsep – konsep yang dimilikinya Health Journal.
yang disesuaikan dengan persepsi diri sendiri tentangsituassi https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i11.360
problematic yang dihadapi. Dalam prakteknya model inni Muhdi, M., Kastawi, N. S., & Widodo, S. (2017). Teknik
digunakan jika pengambilan keputusan tidak memiliki Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Model
kemampuan untuk melakukan pendekatan matematikal atau Manajemen Pendidikan Menengah. Kelola: Jurnal
juga pengambilkeputusan tidak mendapat kesempatan dalam Manajemen Pendidikan, 4(2), 135.
memanfaatkan berbagai sumber yang ada untuk melakukan https://doi.org/10.24246/j.jk.2017.v4.i2.p135-145
suatu pengkajian yang bersifat kuantitatif.
Sawitri, M., Studi, P., Manajemen, M., Keahlian, B., Proyek,
M., & Pascasarjana, P. (2006). Model Pengambilan
Keputusan. 1–10.
V. KESIMPULAN
Pengambilan keputusan adalah memilih sejumlah Siagian, S. (1990). Teori dan Praktek Pengambilan
alternatif. Alternatif – alternatif yang ada dalam pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung.
keputusan digunakan untuk menentukan arah tujuan yang Suryadi, M. P. (n.d.). Model Pengambilan Keputusan Dan
ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan maka dibutuhkan model Ketrampilan Pengambilan Keputusan. Journal of
dalam pengambilan keputusan yang digunakan sebagai acuan. Molecular Biology, 301(5), 1163–1178.
Model pengambilan keputusan terbagi menjadi empat yaitu
model optimasi, satisficing, mixed scanning dan heuristic. Syamsi, I. (2000). Pengambilan Keputusan dan Sistem
Informasi. In Bumi Aksara.

5
Model Pengambilan Keputusan, Padang 2019

Anda mungkin juga menyukai