D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MALAUL HUSNA
NPM : 1616010098
Penulis,
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Evaluasi ............................................................................. 6
2.2 Tujuan Evaluasi ............................................................................... 6
2.3 Pendekatan Dalam Evaluasi ............................................................ 6
2.4 Alasan Evaluasi Kebijakan ............................................................. 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
permasalahan, masukan bagi prosesnnya serta pemanfaatan dari hasil
evaluasi kebijakan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah usaha untuk melaksanakan dan/atau
memperbaharui kebijakan melalui pembuatan informasi mengenai seberapa
jauh suatu hasil kebijakan dapat memberi kontribusi terhadap pencapaian
tujuan-tujuan dan sasaran.
2.2Tujuan Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk melihat sebagian kegagalan suatu kebijakan
dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan
dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan.
6
Pendekatan dalam evaluasi kebijakan menurut Dunn (2015:612)
adalah
No. Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk-bentuk
Utama
1. Evaluasi Menggunakan metode Ukuran manfaat Eksperimentasi
Semu deskriptif untuk atau nilai terbukti sosial
menghasilkan dengan sendirinya Akuntansi
informasi yang valid atau tidak sistem sosial
tentang hasil kontrofesial Pemeriksaan
kebijakan. sosial
Sintesis riset dan
praktik
2. Evaluasi Menggunakan metode Tujuan dan sasaran Evaluasi
formal deskriptif untuk dari pengambil perkembangan
menghasilkan kebijakan dan Evaluasi
informasi yang valid administrator yang eksperimental
tentang hasil secara resmi Evaluasi proses
kebijakan secara diumumkan retrospektif
formal diumumkan merupakan ukuran Evaluasi hasil
sebagai tujuan yang tepat dari retrospektif
program kebijakan. manfaat atau nilai
3. Evaluasi Menggunakan metode Tujuan dan sasaran Penilaian
keputusan deskriptif untuk dari berbagai pelaku tentang dapat
teoritis menghasilkan yang diumumkan tidaknya
informasi yang valid secara formal dievaluasi
tentang hasil ataupun diam-diam Analisis utilitas
kebijakan yang secara merupakan ukuran multi atribut
eksplisit diinginkan yang tepat dari
oleh berbagai pelaku manfaat atau nilai.
kebijakan
b. Evaluasi Formal
Evaluasi Formal (Formal Evaluation) merupakan pendekatan yang
menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi
hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan
secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi
utama dari evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan target diumumkan
secara formal adalah merupakan ukuran untuk manfaat atau nilai
kebijakan program.
Dalam evaluasi formal analis menggunakan berbagai macam
metode yang sama seperti yang dipakai dalam evaluasi semu dan
tujuannya adalah identik untuk menghasilkan informasi yang valid dan
data dipercaya mengenai variasi-variasi hasil kebijakan dan dampak yang
8
dapat dilacak dai masukan dan proses kebijakan. Meskipun demikian
perbedaannya adalah bahwa evaluasi formal menggunakan undang-
undang, dokumen-dokumen program, dan wawancara dengan pembuat
kebijakan dan administrator untuk mengidentifikasikan, mendefinisikan
dan menspesifikkan tujuan dan target kebijakan. Kelayakan dari tujuan
dan target yang diumumkan secara formal tersebut tidak ditanyakan.
Dalam evaluasi formal tipe-tipe criteria evaluative yang paling sering
digunakan adalah efektivitas dan efisiensi.
Dalam model ini terdapat tipe-tipe untuk memahami evaluasi
kebijakan lebih lanjut, yakni: evaluasi sumatif, yang berusaha untuk
memantau pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan
atau program diterapkan untuk jangka waktu tertentu; dan kedua, evaluasi
formatif, suatu tipe evaluasi kebijakan yang berusaha untuk meliputi
usaha-usaha secara terus menerus dalam rangka memantau pencapaian
tujuan-tujuan dan target-target formal.
Selain evaluasi sumatif dan formatif, evaluasi formal dapat juga
meliputi kontrol langsung atau tidak langsung terhadap masukan
kebijakan dan proses-proses.
Kontrol terhadap Orientasi terhadap proses kebijakan
Aksi kebijakan formatif Sumatif
Langsung Evaluasi perkembangan Evaluasi eksperimental
Tidak langsung Evaluasi proses Evaluasi hasil
retrospektif retrospektif
Sumber: Dunn (2013:615)
Dari tabel mengenai variasi evaluasi formal di atas, secara lebih
spesifik, tiap jenis variasi evaluasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Evaluasi Perkembangan
Dalam varian ini evaluasi formal berupaya untuk menunjuukan
kegiatan/aktivitas evaluasi kebijakan secara eksplisit yang diciptakan
untuk melayani kebutuhan sehari-hari staf program. Evaluasi
9
perkembangan yang meliputi beberapaukuran pengontrolan langsung
terhadap aksi-aksi kebijakan, telah digunakan secara luasuntuk
berbagai situasi di sektor-sektor publik dan swasta. Evaluasi
perkembangan karena bersifat formatif dan meliputi kontrol secara
langsung, dapat digunakan untuk mengadaptasi secara langsung
pengalaman baru yang diperoleh melalui manipulasi secara sistematis
terhadap variabel masukan dan proses.
2. Evaluasi eksperimental
Variasi evaluasi eksperimental adalah evaluasi kebijakan yang
lahir dari hasil kondisi kontrol langsung terhadap masukan dan proses
kebijakan. Evaluasi eksperimental yang ideal secaara umum
merupakan faktor “eksperimental ilmiah yang terkontrol”, dimana
semua faktor yang dapat mempengaruhi hasil kebijakan, dikontrol,
dipertahankan konstan, atau diperlakukan sebagai hipotesis tandingan
yang masuk akal.
3. Evaluasi proses retrospektif
Evaluasi proses retrospektif meliputi pemantauan/evaluasi
program setelah program tersebut diterapkan untuk hangka waktu
tertentu. Varian ini cenderung dipusatkan pada masalah-masalah dan
kendala-kendala yang terjadi selama implementasi berlangsung, yang
berhubungan dengan keluaran dan dampak yang diperoleh. Evaluasi
ini tidak memperkenankan dilakukannya manipulasi langsung terhadap
masukan atau proses.
4. Evaluasi hasil retrospektif
Evaluasi hasil retrospektif, meliputi pemantauan dan evaluasi
hasil tetapi tidak disertai dengan kontrol langsung terhadap masukan-
masukan dan prose kebijakan yang dapat dimanipulasi.
c. Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision-Theoretic Evaluation)
Menurut Dunn (2013:619), Evaluasi keputusan teoritis merupakan
pendekatan yang menggunakan metode-metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid
10
menangani hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh
berbagai macam pelaku kebijakan.
Evaluasi keputusan teoritis memunculkan dan membuat eksplisit
tujuan dan target dari pelaku kebijakan baik yang tersembunyi maupun
dinyatakan. Tujuan dan target dari pembuat kebijakan ini adalah salah
satu sumber nilai. Karena semua pihak yang mempunyai andil dalam
memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakan dilibatkan dalam
merumuskan tujuan dan target yang kinerja nantinya akan diukur.
Dunn (2013:619) menyatakan evaluasi keputusan teoritis dapat
mengatasi kekurangan dari evaluasi semu dan evaluasi formal.
Kekurangan Evaluasi Semu Evaluasi Keputusan Teoritis
dan Formal
1. Kurang dan tidak informasi hasil evaluasi
dimanfaatkannya responsif dengan tujuan dan
informasi kinerja target pihak yang merumuskan
dan mengimplementasikan
kebijakan dan informasi ini
digunakan memperbaiki
pembuatan kebijakan.
2. Ambiguitas kinerja Mengurangi kekaburan tujuan
tujuan
3. Tujuan-tujuan yang Mengidentifikasi berbagai
saling bertentangan pelaku kebijakan dan
menampakkan tujuan-tujuan
mereka
11
1. Penaksiran evaluabilitas (evaluability assessment)
Penaksiran evaluabilitas adalah serangkaian prosedur yang
dibuat untuk menganalisis sistem pembuatan keputusan yang
diperoleh dari informasi kinerja dan dapat memperluas tujuan,
sasaran dan asumsi kinerja akan diukur. Suatu kebijakan dapat
dievaluasi dengan tiga kondisi yang harus ada yaitu kebijakan yang
diartikulasikan jelas, tujuan yang dirumuskan jelas dan asumsi
yang eksplisit yang menghubungkan konsekuensi. Langkah-
langkah yang dapat ditempuh dalam penaksiran evaluabilitas
adalah
a. Spesifikasi program kebijakan
b. Koleksi informasi program kebijakan
c. Modeling program kebijakan
d. Penaksiran evaluabilitas program kebijakan
e. Umpan balik penaksiran evaluabilitas untuk pemakai.
2. Analisis utilitas multiatribut
Analisis utilitas multiatribut adalah serangkaian prosedur
yang dibuat untuk memperoleh penilaian subyektif dari berbagai
pelaku kebijakan mengenai probabilitas kemunculan dan nilai dari
hasil kebijakan. Kelebihannya adalah secara eksplisit
menampakkan penentuan nilai dari berbagai perilaku kebijakan,
mengakui beragam tujuan yang saling berlawanan dalam evaluasi
program kebijakan dan informasi kinerja yang lebih berguna.
Langkah-langkah pelaksanaan analisis utilitas multiatribut adalah:
a. Identifikasi pelaku
Mengidentifikasi pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi
kebijakan atau program.
b. Spesifikasi isu keputusan yang relevan
Menentukan secara operasional kecenderungan yang tidak
disepakati oleh para pelaku kebijakan.
12
c. Spesifikasi hasil kebijakan
Menentukan cakupan konsekuensi yang dapat timbul akibat
aksi.
d. Identifikasi atribut hasil
Mengidentifikasi semua atribut yang relevan yang membuat
hasil berharga tau bernilai.
e. Penyusunan jenjang nilai atribut
Menyusun nilai atribut sesuai dengan kepentingannya.
f. Penyusunan skala atribut
Menyusun skala atribut yang telah diurutkan menurut
kepentingannya.
g. Standarisasi skala
Menjumlahkan semua nilai asli untuk setiap skala, bagikan
masing-masing nilai asli dengan jumlahnya dan dikalikan 100.
Sehingga nilai komponennya berjumlah 100.
h. Pengukuran hasil
i. Kalkulasi nilai
j. Evaluasi presentasi
Menentukan hasil kebijakan dengan total kinerja terbesar dan
menyajikannya pada pembuat keputusan yang relevan.
13
4. Mengetahui seberapa jauh suatu rumusan kebijakn telah dapat
diimplementasikan.
5. Mengetahui keberhasilan dan kekurangan pelaksanaan kebijakan.
6. Mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan oleh suatu kebijakan
terhadap khalayak yang bermaksud dituju oleh kebijakan dan khalayak
yang tak bermaksud dituju oleh kebijakan.
7. Mengetahui apakah risiko-risiko yang telah diperhitungkan pada saat
formulasi telah dapat diatasi dengan baik ataukah tidak.
8. Mengetahui langkah-langkah yang dapt ditempuh dalam hal perbaikan
kebijakan.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
1. Evaluasi dalam arti yang lebih spesifik yaitu pembuatan informasi mengenai
seberapa jauh hasil suatu kebijakan memberi kontribusi terhadap pencapaian
tujuan-tujuan dan sarana.
2. Tujuan evaluasi adalah menilai suatu kebijakan sehingga dapat dilakukan
revisi terhadap faktor yang menyebabkan gagalnya implementasi kebijakan
tersebut.
3. Sifat evaluasi ada empat yaitu (1) fokus pada nilai, (2) interdependensi fakta
nilai, (3) orientasi masa kini dan masa lampau, (4) dualitas nilai.
4. Fungsi evaluasi memiliki 3 evaluasi yaitu (1) memberi informasi yang valid
dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, (2) memberi sumbangan
pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan
tujuan dan target, dan (3) memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode
analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
5. Pendekatan evaluasi menurut Dunn terdiri evaluasi semu, formal dan
keputusan teoritis. Evaluasi keputusan teoritis merupkan pendekatan yang
dapat dikatakan lebih baik daripada 2 pendekatan lainnya. Karena evaluasi
keputusan teoritis dapat menutupi kekurangan yang ada pada 2 pendekatan
tersebut.
6. Pengaruh kebijakan memiliki 4 dimensi yaitu pengaruh pada persoalan
masyarakat yang berhubungan dan melibatkan masyarakat, situasi dan
kelompok lain, pengaruh di masa mendatang, dan pengaruh tidak langsung.
3.2 Saran
1. Bagi para pembuat kebijakan seharusnya dapat mengevaluasi kebijakan
dengan berdasarkan data yang akurat, fakta, dan bukti agar kegagalan
kebijakan yang telah diimplementasikan dapat direvisi sehingga
mencapai tujuan yang diinginkan dari kebijakan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
16