Anda di halaman 1dari 7

Optimalisasi Peran Milenial Dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkarakter demi

terwujudnya SDG‘S Di tengah Disrupsi Pandemi Covid -19

Pendahuluan

Pandemi covid 19 telah membawa dampak luas di belahan bumi mana pun, tak terkecuali negeri
di ini. Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh bagian di Indonesia ini menyebabkan kepanikan
luar biasa bagi seluruh masyarakat, juga meluluh lantakkan seluruh sektor kehidupan. Menurut kompas,
28/03/2020 dampak virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan
pendidikan.salah satunya sektor Pendidikan,Di tengah pandemi yang terus melaju, dunia Pendidikan
harus terus mendapatkan perhatian khusus agar tidak terdampak buruk. Apabila membahas tentang
dunia pendidikan, maka akan membahas masa depan suatu bangsa. Melihat dari kacamata umum
sekarang ini, pandemi covid-19 memang banyak menimbulkan ancaman bagi dunia pendidikan..UNESCO
menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra-sekolah
dasar hingga menengah atas dan 86.034.287 pelajar dari pendidikan tinggi di seluruh dunia. Pelaksanaan
pendidikan di Indonesia dalam masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa perubahan yang terlihat
nyata.

John Dewey (1958) berpendapat bahwa :

Pendidikan adalah proses yang tanpa akhir (education is the proses without end), dan pendidikan
merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental baik menyangkut daya pikir daya
intelektual maupun emosional perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya.
Oleh karena itu, proses belajar menjadi kunci untuk keberhasilan pendidikan agar proses belajar menjadi
berkualitas membutuhkan tata layanan yang berkualitas (Sagala, Syaiful. 2013).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan harus berjalan dalam keadaan
apapun. Untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19 dan kegiatan pendidikan dapat berjalan seperti
biasanya maka pemerintah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi angka tersebut yang salah
satunya diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan dengan sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) sejak bulan Maret 2020. Sistem
pembelajaran tersebut dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem
pembelajaran jarak jauh. Di samping itu Pandemi Covid-19 memberikan banyak tantangan baru
bagaimana aspek pendidikan dijaga kualitasnya. Education Foundation telah dengan aktif untuk menjaga
kualitas Pendidikan Indonesia di masa Covid-19.Dalam Mempersiapkan kualitas pendidikan yang baik,
harus dimulai dengan mempersiapkan kualitas pendidikan dari pendidiknya. Sebelum menjadi seorang
guru, tentunya guru tersebut pernah menjadi mahasiswa kependidikan. Tuntutan zaman seperti ini,
mengharuskan di setiap pendidikan wajib mempersiapkan suatu “Revolutionize Education”. Revolusi
pendidikan inilah yang menjadi kunci dasar dalam mempertahankan kualitas pendidikan ditengah masa
wabah seperti ini.
Sdgs poin -4 pendidikan

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program pembangunan global yang berisi 17 tujuan
dan 169 target. Dinyatakan dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. A/RES/70/1. Salah satu tujuan SDGs
adalah pemenuhan pendidikan berkualitas. Indonesia telah mengadopsi program SDGs dalam Peraturan
Presiden No. 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Tujuan 4 TPB adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan
kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua pada tahun 2030. Dalam rangka mencapai tujuan
kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030, ditetapkan 10 target yang diukur melalui 23 indikator.
Target-target tersebut terdiri dari menjamin akses terhadap pengasuhan anak usia dini, pendidikan
dasar dan menengah, serta pendidikan kejuruan termasuk universitas yang terjangkau dan berkualitas,
menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan
yang ramah anak, dan meningkatkan jumlah guru berkualitas. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
mencapai target-target tersebut dijabarkan pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan
oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah.

Kebijakan Tujuan 4. Untuk mewujudkan Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas didasarkan pada strategi
meningkatkan Kualitas manajemen dan layanan pendidikan di DIY yang inklusif dan berkeadilan, dengan
arah kebijakan: (1) Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan, (2) Peningkatan kualitas pendidik
dan sarana pendukung Pendidikan, (3) Peningkatan layanan pendidikan di DIY, (4) Memperkuat dan
mengembangkan pendidikan karakter.

Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain: 1) program-program terkait peningkatan
kualitas dan akses pendidikan dasar dan menengah, 2) program terkait peningkatan akses, kualitas,
relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, 3) program terkait peningkatan akses dan kualitas
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, 4) program terkait penilaian mutu satuan
pendidikan, 5) program terkait peningkatan kapasitas dosen, guru, dan tenaga kependidikan, 6) program
terkait penyediaan/pemberian bantuan pendidikan untuk penduduk, 7) program terkait pengembangan
dan pembinaan, dan pelindungan bahasa, 8) program terkait peningkatan kualitas kelembagaan, tata
kelola, dan layanan pendidikan.

Problematika pendidikan Di tengah Disrupsi Pandemi Covid -19


Beberapa waktu lalu, Rudi, seorang mahasiswa Universitas Hasanudin terjatuh dari menara masjid di
kampung halamannya, Sinjai, Sulawesi Selatan, gara-gara berusaha mendapatkan akses signal internet
untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Di tempat lain, pelajar dan mahasiswa Mapat Tunggul Selatan,
Nagari Silayang, Sumatera Barat, harus menempuh 40 Km untuk mendapatkan kualitas jaringan internet
yang bagus agar dapat tetap mengikuti kuliah. Rudi, demikian juga para pelajar di Nagari Silayang adalah
korban dari pandemi Covid-19 yang saat ini melanda berbagai belahan dunia. Hampir semua korban jiwa
dari pandemi Covid-19 meninggal karena komorbiditas—penyakit lain yang menjadi parah karena virus
Corona merusak kekebalan tubuh mereka. Dalam konteks Rudi dan para pelajar di Sumatera Barat tadi,
“komorbiditas” tersebut adalah kesenjangan ekonomi.

Unesco misalnya, melaporkan sekitar 177 negara di dunia telah menutup sekolah sehingga lebih dari 1,2
juta pelajar dan mahasiswa turut terdampak. Di Indonesia kebijakan ini berpengaruh pada sekitar 68
juta anak-anak dan remaja pelajar, yaitu sekitar 5 juta anak prasekolah; 24,7 juta anak Sekolah Dasar
(SD); 9,9 juta anak dan remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP); 9,9 juta remaja Sekolah Menengah
Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA & SMK); serta 8 juta mahasiswa
(https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd.). Skema pembelajaran daring dianggap menjadi respon
terbaik untuk memitigasi disrupsi tersebut. Akan tetapi efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh
pengalaman kita dalam proses pengelolaan belajar daring dan ketersediaan akses infrastruktur untuk
semua pelajar dan mahasiswa. Tanpa kedua prasyarat tersebut efektivitas pembelajaran akan terganggu
dan pencapaian target-target SDGs bidang pendidikan akan lebih sulit dicapai.

Optimalisasi pemuda

Pemuda menjadi aset bangsa yang sangat penting bagi kelanjutan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pemudanya baik secara intelektualitasnya
ataupun karakter pribadinya.

“Berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia ini”. Demikian ungkapan yang pernah
disampaikan Bung Karno dalam pidato tanggal 2 Januari 1932 Kongres Indonesia Raya di Surabaya .
Makna yang bisa ditarik dari ungkapan pidato tersebut adalah bahwa pemuda menjadi modal sosial
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan serta perkembangan dari sebuah bangsa. Peran pemuda
dalam negara dan bangsa sangat dibutuhkan sebagai pelaku untuk bisa melanjutkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. Pemuda yang memiliki kesegaran gagasan, integritas tinggi, semangat
perubahan dan progresivitas dan keluhuran cita-cita untuk membangun keadilan bersama. Bercermin
pada sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda selalu mempunyai andil yang cukup besar dalam setiap
momenmomen besar perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari peran dan fungsi pemuda
Indonesia yang begitu kompleks dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya melalui
perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme, upaya dekonstruksi formasi sosial masyarakat,
fungsi motor penggerak dan pengorganisasian serta melawan kekuatan luar yang mengancam keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dault, 2008).

Memasuki era modernisasi dan globalisasi yang tidak dapat dihindari, menjadisatu tantangan baru bagi
pemuda saat ini untuk bisa tetap menjaga eksistensinya demi mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa
Indonesia terdahulu. Efek dari modernisasi dan globalisasi sangat rentan mempengaruhi sikap dan
mental kalangan pemuda yang sebagian besar memandang bahwa menjelajahi dunia global dengan
segala perangkat di belakangnya dirasa lebih membanggakan ketimbang bergumul dengan budaya lokal.
Akibat dari semua ini identitas keindonesiaan pemuda mulai terkikis dan mendapat ujian yang besar.
Tujuan bangsa Indonesia yang secara nasional sudah tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 alinea
keempat yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut dalam perdamaian dunia. Tugas untuk mewujudkan
tujuan tersebut bukanlah terletak hanya pada pemimpin dan pemerintah saja, tetapi menjadi tugas
semua elemen masyarakat bangsa Indonesia untuk bisa ikut mewujudkannya, termasuk pemuda di
dalamnya supaya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan mampu bersaing dalam dunia
global. Pemuda merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat bangsa. Kemajuan-
kemajuan yang dicapai dari keberadaannya melukiskan kemajuan suatu bangsa. Dapat dikatakan bahwa
prestasi Dari penelitian ini diketahui, peran pemuda dalam pendampingan mahasiswa difabel di PLD UIN
Sunan Kalijaga mempunyai dampak positif terhadap ketahanan pribadi pemuda. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya sikap rasa percaya diri yang bertambah, berpegang pada prinsip, memiliki rasa tanggung
jawab, memiliki jiwa kreatif dan mendambakan kebersamaan. Dalam upaya untuk meningkatkan
ketahanan pribadi pemuda yang tangguh dan baik maka program pendampingan terhadap mahasiswa
difabel bisa digunakan sebagai salah satu metode atau cara untuk meningkatkan ketahanan pribadi
pemuda. Kata kunci: Peran Pemuda, Pendampingan Mahasiswa Difabel, Ketahanan Pribadi Pemuda
PENGANTAR “Berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia ini”. Demikian ungkapan
yang pernah disampaikan Bung Karno dalam pidato tanggal 2 Januari 1932 Kongres Indonesia Raya di
Surabaya . Makna yang bisa ditarik dari ungkapan pidato tersebut adalah bahwa pemuda menjadi modal
sosial utama dalam pembentukan dan pertumbuhan serta perkembangan dari sebuah bangsa. Peran
pemuda dalam negara dan bangsa sangat dibutuhkan sebagai pelaku untuk bisa melanjutkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. Pemuda yang memiliki kesegaran gagasan, integritas tinggi, semangat
perubahan dan progresivitas dan keluhuran cita-cita untuk membangun keadilan bersama. Bercermin
pada sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda selalu mempunyai andil yang cukup besar dalam setiap
momenmomen besar perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari peran dan fungsi pemuda
Indonesia yang begitu kompleks dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya melalui
perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme, upaya dekonstruksi formasi sosial masyarakat,
fungsi motor penggerak dan pengorganisasian serta melawan kekuatan luar yang mengancam keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dault, 2008). Memasuki era modernisasi dan globalisasi yang tidak
dapat dihindari, menjadi 201 Abd Mu’id Aris Shofa, Bagus Riyono, dan Sri Rum Giyarsih -- Peran Pemuda
Dalam Pendampingan Mahasiswa Difabel Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Pribadi Pemuda (Studi
Di Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) pemuda adalah prestasi bangsa. Para
generasi mudalah yang nanti akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa. Untuk itu
diperlukan sumber daya manusia yang unggul, tangguh dan ulet serta mempunyai karakter yang baik.
Jika pemuda bangsa mengalami kemunduran, hal tersebut ikut berdampak buruk pada kondisi bangsa.
Oleh sebab itu, pemuda menjadi unsur yang sangat penting dalam perkembangan bangsa dan negara.
Pemuda dipandang sebagai satu generasi yang paling banyak memberikan harapan di masa depan.
Pemuda memiliki dinamika, militansi, keberanian, kejujuran, dan kerelaan berkorban. Selain itu, pemuda
memiliki kekhususan yaitu memiliki kecerdasan otak dan kemampuan berpikir tinggi yang diperolehnya
dari pendidikan-pendidikan sebelumnya secara berturut-turut (Yayasan Mahasiswa Indonesia, 1997).
Salah mengelola potensi pemuda akan menjadi hal yang negatif. Kesalahan pengelolaan potensi pemuda
akan menjadi beban dan masalah dalam pembangunan bangsa dan negara. Pemuda yang menjadi aset
pembangunan adalah mereka yang selalu mengerjakan hal-hal positif dan bermanfaat bagi
lingkungannya. Begitu juga sebaliknya pemuda yang akan menjadi beban dan masalah adalah mereka
yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan negatif seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, sex bebas dan
lain sebagainya (Irawanto, 2006)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh besar terhadap bidang
pendidikan. Perangkat pembelajaran berorientasi pendidikan karakter dapat meningkatkan kompetensi
sikap dan pengetahuan siswa (Irwansyah & Ariyansyah, 2019).

Menurut (Muflihaini & Suhartini, 2018) Indonesia memasukkan prinsip-prinsip pembangunan


berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke dalam perencanaan pembangunan
nasional melalui pendidikan, yaitu pada poin 4 “Kualitaspendidikan yang baik” melalui pendidikan untuk
Pembangunan Berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (EfSD) yang memungkinkan
setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan
untuk membentuk masa depan yang berkelanjutan.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mencapai kegiatan
proses belajar di dalam kelas maupun di luar kelas dalam mengembangkan potensi peserta didik

SDGS

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan program pembangunan global yang berisi 17 tujuan
dan 169 target. Dinyatakan dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. A/RES/70/1. Salah satu tujuan SDGs
adalah pemenuhan pendidikan berkualitas. Indonesia telah mengadopsi program SDGs dalam Peraturan
Presiden No. 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

PENDIDIKAN

Terhadap agenda pembangunan ke-3 (tiga), Sumber Daya manusia (SDM) adalah modal utama dalam
pembangunan nasional. Oleh karena itu, kualitas SDM perlu terus ditingkatkan agar mampu
memberikan daya saing yang tinggi sehingga Indonesia bisa tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi
negara berpenghasilan menengah tinggi. Tidak dipungkiri, pendidikan merupakan salah satu kunci untuk
mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagai salah satu aspek yang sangat penting dan strategis bagi
kehidupan manusia, pendidikan berperan secara signifikan dalam membekali manusia untuk
menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan dan perubahan yang nantinya akan
berpengaruh secara positif terhadap lingkungan di sekitarnya.16

Langkah Kecil Dampak Besar


Ingat filsafat Thai Chi dari Cina (saya dengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya
melakukan dan saya memahami).

http://sdgcenter.unpad.ac.id/pencapaian-agenda-pendidikan-berkualitas-untuk-semua-sdg-4-di-tengah-
disrupsi-pandemi-covid-19/

https://surveymeter.org/id/node/568

Anda mungkin juga menyukai