Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pendidikan Adab Bertauhid dalam Masyarakat (Adab Seorang Warga Negara


dan Adab Terhadap Non Muslim)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kampus Bertauhid
Dosen : H. Syamsuddin Ali Nasution MA., PhD

Disusun Oleh :
Ade Rafiudin (B.1610112)
Awang Diaz Kusuma (B.1610899)
Budimansyah Nasution (B. 1610897)
Gandung Wibatsu (B.1610684)
Mochamad Feisal (B.1611036)
Sandria Saputra (B.1610459)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN GIZI


FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Adab .................................................................................................................................. 2
2.2 Adab Sebagai Warga Negara .............................................................................................................. 3
a) Turut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa .............................. Error! Bookmark not defined.
b) Turut Beperan Serta dalam Kegiatan Sosial ........................................................................... 4
c). Memelihara dan Mengembangkan Kebudayaan sesuai dengan Ajaran Islam .............................. 4
2.3 Adab Sesama Muslim yang Lainnya .................................................................................................. 4
A. Bergaul dengan sesama muslim dengan akhlak yang baik .......................................................... 4
B. Sesama Muslim saling bersauda .................................................................................................. 5
2.4 Adab Terhadap Non Muslim............................................................................................................... 6
BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelessaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Pendidikan Adab Bertauhid dalam
Masyarakat
Makalah ini berisikan tentang adab seorang warga negara dan adab terhadap non muslim.
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang adab-adab yang harus kita
laksanakan terhadap masyarakat, sesama muslim lainnya dan kepada non muslim.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga Allah SWT.senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin

Bogor, 23 Oktober 2017

Kelompok 9 PKB Fiphal

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Sering kali kita temui berbagai macam masalah yang terjadi di negeri ini. Mulai dari
masalah sosial, pendidikan, moral, dan pada aspek lainnya. Bermacam masalah tersebut
mempunyai penyebab yang bermacam-macam pula. Dari bermacam-macam penyebab tersebut
terdapat satu masalah pokok yang menjadi penyebab utama timbulnya rantai masalah yang lain.
Masalah utama ini adalah hilangnya adab pada manusia.
Adab sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Semua aspek dalam kehidupan tidak
ada yang lepas dari adab. Konsep adab ini apabila diterapkan secara benar dalam bermasyarakat
dan bernegara akan menciptakan suasana yang harmonis. Seseorang akan lebih mencintai
negaranya karena amanah yang dititipkan oleh Yang Maha Kuasa untuk dikelola dengan baik.
Wujud cinta tanah air yang dimiliki akan lebih tinggi karena cintanya ini ditujukan untuk Allah
SWT, bukan semata karena negerinya kaya atau alamnya yang indah saja. Dengan adab,
masyarakat bisa menjadi seorang muslim dan warga negara yang baik dalam satu waktu
sekaligus, tanpa mengurangi salah satu aspek di antara keduanya.
Islam tidak hanya menyuruh kita membina hubungan baik dengan sesame muslim saja,
tapi juga dengan non muslim. Namun demikian dalam hal-hal tertentu ada pembatasan hubungan
dengan non muslim, terutama yang menyangkut aspek ritual keagamaan. Misalnya kita tidak
boleh mengikutiupa cara-upacara keagamaan yang mereka adakan. Sekalipun kita diundang, kita
tidak boleh menyelenggarakan jenazah mereka secara islam, kita tidak boleh mendoakannya
untuk mendapatkan rahmat dan berkah dari Allah ( kecuali mendoakannya supaya mendapat
hidayah) dan lain sebagainya.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Adab


Menurut al-Attas, secara etimologi (bahasa); adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-
yuaddibu-tadib yang telah diterjemahkan oleh al-Attas sebagai mendidik atau pendidikan.
Dalam kamus Al-Munjid dan Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memilki arti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Sedangkan,
dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan,
perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah
menjadi etika

Ditinjau dari maknanya, adab adalah sikap dan bentuk perbuatan bajik, yang diharuskan
oleh syariat maupun para bijak untuk melakukannya. Adab tidak berlaku bagi perbuatan di luar
syariat dan tindakan terlarang lainnya. Karena itu, kezaliman, kebohongan, dan pengkhianatan
tidak dapat dikatakan sebagai tindakan beradab.

Pabila diperhatikan, adab merupakan tindakan bajik yang berasal dari ikhtiar manusia.
Karenanya, berdasarkan nalar, tidak akan ditemui ikhtilaf di dalamnya, meskipun pada
kenyataannya manusia terdiri dari berbagai bangsa dan agama dengan gaya dan cara hidup
berbeda. Sehingga suatu adab terkadang dipandang baik bagi golongan tertentu dan dipandang
buruk oleh golongan lainnya.

Sementara itu, adab sendiri tidaklah sama dengan akhlak. Apabila akhlak merupakan
potensi yang tertanam di dalam ruh, maka adab adalah sikap bajik yang menjadi pakaian bagi
perbuatan manusia, yang muncul dari sifat-sifat mereka yang berbeda. Karena itu, adab adalah
cerminan akhlak manusia, sementara akhlak adalah hakim bagi sebuah masyarakat.

Apabila adab mengikuti tujuan khusus yang diinginkan dalam kehidupan


manusia, maka adab Ilahi, yang diajarkan Allah Swt kepada para nabi dan rasul-Nya, adalah
sikap yang baik dalam amal-amal diniyah, yang menggambarkan tujuan-tujuan dan maksud
agama tersebut. Artinya, bahwa ibadah adalah sesuai dengan masing-masing agama yang
berbeda, berdasarkan tingkat kesempurnaan tujuan dari masing-masing agama tersebut.

2
2.2 Adab Seorang Warga Negara
Salah satu naluri manusia adalah mencintai tanah airnya (negaranya). Hal ini sangat
wajar, karena di tananh air itulah ia dilahirkan dan di tanah air itu pulalah ia mencari dan meraih
penghidupan. Orang sering menyebut tanah air atau Negara itu, Ibu Pertiwi. Jika mencintai dan
berbakti kepada ibu yang melahirkan kita, maka kita juga hendaknya mencintai dan berbakti
kepada ibu pertiwi tempat kita dilahirkan.
Perwujudan dari cinta tanah air adalah berbakti kepada tanah air itu. Berbakti kepada tanah
air merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara. Kita wajib patuh kepada kepala Negara
selama kepala Negara tersebut menjalankan roda pemerintahan yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah. Firman Allah SWT yang
artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di
antara kamu. (S. An Nisa: 59)
Membangun Negara merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara. Membangun negeri
berarti mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pejuang kemerdekaan kita.
Membangun Negara yang melindungi agama Islam hukumnya wajb. Sebaliknya mengacau atu
merusak Negara adalah perbuatan dosa, haram hukumnya.
Islam telah memberikan tuntunan mengenai kewajiban membangun Negara. Allah telah
memberikan gambaran tentang keadaan yang diberkahinya, sebagaimana firman-Nya:
Yang artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (S. Al Araaf: 96)
Untuk menciptakan Negara yang warganya beriman dan bertakwa, maka sebagai warga
Negara berkewaiban :
a) Turut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Negara yang maju adalah Negara yang maju perkembangan ilmu pengetahuan-nya. Allah
menghargai orang-orang yang beriman dan berilmu, sebagaimanan firman-Nya :
Yang artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan (QS. Mujadillah : 11)

3
Rasulullah SAW mewajibkan kepada umat Islam untuk git menuntut ilmu, baik ilmu
agama, maupun ilmu umum, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Rasulullah bersabda
yang artinya Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Maka sebaagai seorang
maahasiswa, belajar dengan sungguh-sungguh berarti kita telah melaksanakan sebagian dari
kewajiban membangun Negara.

b) Turut Beperan Serta dalam Kegiatan Sosial


Rasulullah telah memberikan contoh kepada para sahabatnya dan kaum muslimin pada
umumnya tentang berbagai macam kegiatan sosial, antara lain menghapus perbudakan,
menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin. Allah mengecam orang-orang yang tidak peduli
terhadap penderitaan orang lain dan berlaku kasar terhadap kaum lemah.

c) Memelihara dan Mengembangkan Kebudayaan Sesuai dengan Ajaran Islam


Rasululah telah mengajarkan tatakrama pergaulan yang Islami, antara lain: jujur dan sopan
santun kepada sesama manusia, menghormat orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang
lebih muda serta menghargai pendapat orang lain. Rasulullah melarang orang berlaku sombong,
melarang meminum minuman yang memabukkan, pergaulan bebas antara pria dan wanita, dan
budaya-budaya yang tercela lainnya.
Sebagi warga Negara yang baik, kita berkewajiban mencegah budaya yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam.

2.3 Adab terhadap sesama Muslim lainnya


A. Bergaul Dengan Sesama saudara Muslim dengan Akhlak Yang Baik

Sebagai agama yang penuh kasih sayang sesama manusia khususnya terhadap sesama
muslim yang disebutkan saling bersaudara satu sama lainnya mutlak dilandasi dengan
akhlak yang baik, dimana akhlak yang baik mempunyai keutamaan dalam Islam. Dan Islam
memerintahkan kepada umatnya untuk berakhlak yang baik dalam melakukan pergaulan,
sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi rahimahullaah taala dari Abu
Dzar radhyallaahuanhu :

dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda
kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap

4
keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik." (HR. Abu Hurairah)

B. Sesama Muslim saling Bersaudara

Islam telah mensyariatkan bahwa orang-orang yang beriman yang dalam hal ini adalah
orang orang muslim sesungguhnya satu sama lain saling bersaudara . Untuk itu Allah
subhanahu wa taala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar memperbaiki
hubungan antara sesama saudaranya. Hal ini ditegaskan Allah taala dalam firman Nya :

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.(QS.Al Hujuraat : 10)

Di dalam ayat lain disebutkan pula Firman Allah subhanahu wa taala :

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.( QS.Ali Imran: 103 )

Ayat Allah itu membawa suatu petunjuk kepada kita bahwa orang beriman itu saling
bersaudara satu sama lain tidak saling bermusuhan dan bersatu dalam islam.

Jika orang-orang mukmin itu bersaudara mereka diperintahkan untuk dapat melunakkan
hati dan mempersatukannya, dilarang melaku kan apa yang dapat menyebabkan perpecahan
dan perselisihan. Berkata Syaikh Muhammad Hayat As-Sindi: "Persaudaraan Islam itu lebih
kuat dari persaudaraan karena nasab."

Kalimat "jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara" maksudnya


hendaklah kamu saling bergaul dan memperlakukan orang lain sebagai saudara dalam
kecintaan, kasih sayang, keramahan, kelembutan, dan tolong-menolong dalam kebaikan
dengan hati ikhlas dan jujur dalam segala hal. Kalimat "seorang muslim itu adalah saudara

5
bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya
dan menghinakannya" Yang dimaksud menelantarkan yaitu tidak memberi bantuan dan
pertolongan.

2.4 Akhlak Terhadap Non Muslim

Jadi akhlak kepada non muslim adalah tabiat, tingkah laku atau perlakuan kita kepada
orang yang tidak seiman baik itu orang non muslim asli atau murtad sesuai dengan syariaat
islam. Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya non muslim, baik
dalam hal muamalah, bersosialisasi dan lain sebagainya. Maka dari itu islam mengajarkan
norma-norma dan batasan-batasan tertentu.

Kaum muslimin diperintahkan untuk mendakwahi kalangan non muslimin dengan cara
yang bijaksana, melalui nasihat dan diskusi dengan cara yang terbaik. Allah subhanahu wataala
berfirman :

dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling
baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami telah
beriman kepada (kitab2) yg diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri" (QS. Al-Ankabut,
46)

Kaum muslimin hrs memberi kesempatan kepada orang-orang non muslim untuk
mendengar firman Allah. Sebagaimana disebutkan dlm al-Quran :

dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia
ketempat yang aman baginya. demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
(QS. Al-Taubah, 6)

Kaum muslimin harus berkeyakinan, bahwa dalam kondisi bagaimana pun, seorang
muslim tidak boleh bersikap zhalim terhadap non muslim. Sehingga tidak boleh menganiaya
mereka, menteror mereka, mengintimidasi mereka, mencuri harta mereka, mencopetnya, tidak
boleh bersikap curang terhadap hak mereka, atau mengkhianati amanah mereka, tidak boleh

6
tidak membayar upah mereka, membayar kepada mereka harga barang jualan mereka kalau kita
membelinya dari mereka, dan membagi keuntungan dalam usaha patungan dengan mereka.

Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa seorang muslim harus menghormati


perjanjian yang dilakukan antara dirinya dengan orang non muslim. Kalau ia sudah setuju
dengan persyaratan yang mereka ajukan, misalnya untuk masuk negara mereka dengan visa, dan
ia sudah berjanji untuk menaati perjanjian tersebut, maka ia tidak boleh merusaknya, tidak boleh
berkhianat atau memanipulasi, membunuh atau melakukan perbuatan merusak lainnya.
Demikian seterusnya

Kaum muslimin harus berkeyakinan bahwa seorang muslim boleh berbuat baik kepada
orang non muslim dalam kondisi damai, baik dengan bantuan finansial, memberi makan kepada
mereka yang kelaparan, memberi pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, menolong mereka
dalam perkara2 yg mubah (boleh), berlemah-lembut dlm tutur kata, membalas ucapan selamat
mereka (yang tidak terkait dengan akidah, seperti selamat belajar, selamat menikmati hidangan
dll), dan sebagainya. Allah berfirman :

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. al-Mumtahanah: 8)

Perhatikan hadis Rasulullah yang bermakna sbb:

. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik [Hadits Riwayat


Ahmad, Tirmidzi, Darimi]

Dalam hadits ini, Rasulullah saw tidak mengatakan Pergaulilah kaum muslimin, atau
orang-orang yg shalih, atau orang-orang yg mengerjakan shalat, akan tetapi beliau mengatakan
dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.

Maksudnya adalah semua manusia, yang kafir, yang muslim, yang mushlih (yang
melakukan perbaikan), yang faajir (jahat) dan yg shalih, sebagai bentuk keluasan rahmat dan
kelengkapannya dengan akhlak diin (agama).

7
BAB 3

KESIMPULAN

1. Seperti sabda Nabi Muhammad Saw, Innama Buistu liutammima makarimal ahklaq.
Islam sangat menjunjung tinggi akhlak, tidak hanya sesama muslim akhlak itu diterapkan
juga terhadap non muslim, namun dalam hal ini islam menetapkan batasan-batasan agar
tidak tergelincir masuk tanba batas.
2. Islam sebagai agama yang paling sempurna dan agama kasih sayang mengutamakan
hubungan persaudaraan sesama muslim diantara sesama pemeluknya . Sehubungan
dengan itu Islam mensyariatkan bagaimana seharusnya sikap dan akhlak seseorang
muslim terhadap saudaranya sesama muslim yang lain, agar terbina hubungan harmonis
dan saling menghargai satu sama lain, saling kasih mengasihi dan saling tolong menolong
dan saling cinta mencintai karena Allah.
3. Turut mencerdaskan kehidupan bangsa, berperan dalam kegiatan sosial, memelihara dan
mengembangkan budaya sesuai dengan ajaran islam adalah termasuk adab yang harus
dilakukan sebagai warga negara dan menjadikan bangsa kita bangsa yang harmonis
sesuai dengan akhlak maupun akidah.
4. Semuanya harus diterapkan dan diaplikasikan ketika kita bertindak dan setiap kita
melakukan aktivitas-aktivitas harian di mana saja dan kapan saja.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kismanto, Syahri. 2016. Konsep Adab Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam
Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
Nasution, Syamsudin Ali. Pendidikan Kampus Bertauhid Dalam Perilaku. Powerpoint
Pendidikan Kampus Bertuhid. Universitas Djuanda: Bogor
Annonym. 2016. Pentingnya Adab dalam Bernegara http://jmmi.its.ac.id/2016/01/adab-
bernegara
Annonym. 2016. Akhlak Kepada Non Muslim
http://gemukmanis.blogspot.co.id/2016/12/akhlak-kepada-non-muslim.html
Annonym. 2012. Akhlak dan Adab. http://simba-corp.blogspot.co.id/2012/03/akhlak-dan-
adab.html
Annonym. 2013. Adab Seorang Muslim Terhadap Saudara Sesama Muslim Lainnya.
http://abufarabial-banjari.blogspot.co.id/2013/05/adab-seorang-muslim-terhadap-
saudara.html

Anda mungkin juga menyukai