SUPIANUR
203010401028
KELOMPOK VII A
ASISTEN PRAKTIKUM
RENALDY ABIMANYU
193010401021
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..........................................................................
1.2. Tujuan Praktikum ....................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkecambahan. .........................................................................
2.2. Dormansi....................................................................................
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat .....................................................................
3.2. Alat dan Bahan………. ..............................................................
3.3. Cara Kerja ..................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan .......................................................................
4.2. Pembahasan ...............................................................................
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan .................................................................................
5.2. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
2.1. Perkecambahan
2.2. Dormansi
Dormansi merupakan kondisi dimana benih tidak berkecambah walaupun
pada kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk berkecambah. Dormansi
menjadi salah satu faktor penghambat dalam perbanyakan tanaman. Dormansi
merupakan proses biologi yang alamiah, namun dapat menyebabkan pertumbuhan
benih yang tidak seragam sehingga berpotensi menurunkan hasil. Selain itu,
dormansi juga dapat mengacaukan inter pretasi dalam pengujian benih di
laboratorium. Beberapa metode pematahan dormansi telah di kembangkan,
namun metode yang efektif untuk suatu kasus belum tentu efektif untuk kasus
dormansi lain nya, walaupun pada spesies yang sama (Hapsari & Rezeki, 2018).
Dormansi merupakan suatu kondisi di mana benih tidak berkecambah walaupun
berada dikondisi optimum untuk perkecambahannya. Benih yang terhambat dalam
berkecambah pada umumnya disebabkan karena adanya hambatan pada kulit
benih yang keras. Benih yang mempunyai struktur kulit yang keras dapat
menghambat perkecambahan karena kulit benih akan mengganggu penyerapan air
dan pertukaran gas yang diperlukan dalam proses perkecambahan (Saputra dkk,
2017).
Penyebab dormansi benih adalah sebagai berikut: dormansi Fisik,
penyebabnya adalah:1. Impermeabilitas kulit terhadap air. Biasanya terjadi pada
biji-biji yang mempunyai kulit biji keras, sehingga pengambilan air terhalang kulit
biji yang berdinding tebal 2.Permeabilitas kulit biji yang rendah terhadap gas-gas.
Gas yang menjadi penghambat adalah gas CO2 . Dormansi fisiologis,
penyebabnya adalah :1.Immaturity embrio yaitu perkembangan embrio tidak
secepat jaringan sekitarnya, sehingga perkecambahan perlu ditunda dan biji
ditempatkan pada kondisi tertentu sampai embrio sempurna. 2.After ripening yaitu
setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan , sehingga
benih mampu berkecambah. Benih ini bisa langsung berkecambah bila setelah
panen diberi perlakuan khusus (Imansari & Haryanti, 2017).
Sifat dormansi benih dapat dipatahkan melalui perlakuan pematahan
dormansi. Perlakuan pematahan dormansi adalah istilah yang digunakan untuk
proses atau kondisi yang diberikan guna mempercepat perkecambahan benih.
Perlakuan pematahan dormansi dapat dilakukan melalui skarifikasi secara
mekanik dan kimia maupun stratifikasi. skarifikasi merupakan salah satu upaya
perawatan awal pada biji, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta
mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam Skarifikasi pada benih
aren perlu dilakukan sebelum diikecambahkan untuk mempercepat proses
perkecambahan. Skarifikasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis maupun kimia.
Teknik yang umum dilakukan pada perlakuan skarifikasi mekanik yaitu
pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan penusukan jarum tepat pada bagian
titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio. Skarifikasi mekanik memungkinkan
air masuk ke dalam benih untuk memulai berlangsungnya perkecambahan.
skarifikasi kimia, yakni skarifikasi dengan perendaman ke dalam
larutan kimia seperti merendam benih ke dalam asam sulfat dan hidrogen
peroksida, Skarifikasi (pelukaan kulit benih) adalah cara untuk memberikan
kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel melalui penusukan;
pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan pisau,
jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya. Skarifikasi adalah salah
satu teknik awal pada biji untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat
perkecambahan biji (Djawa dkk, 2020).
III. BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum fisiologi tumbuhan dengan
materi perkecambahan dan dormansi adalah kapas, aquades, aplas, lampu neon
atau uv, dan bahan kimia yaitu asam sulfat. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah biji berkulit tipis (kacang hijau) dan biji berkulit tebal (lamtoro).
3.3. Cara Kerja
2. Menyiapkan 2 set perlakuan untuk dua jenis yang dipilih seperti berikut :
1. Menyiapkan dua buah cawan petri untuk dua perlakuan pematahan dormansi,
yaitu dengan cara, scrafikasi (amplas) dan perendaman bahan kimia (Asam).
7. Menjaga kondisi tiap unit perlakuan tetap stabil dengan mengontrol kondisi
perlakuannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2.Hasil Pengamatan
4.3. Pembahasan
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, H. S., Darmanti, S., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Alelokimia Ekstrak
Gulma Pilea microphylla terhadap Kandungan Superoksida dan
Perkecambahan Sawi Hijau (Brassica rapa var. parachinensis). Buletin
Anatomi dan Fisiologi Vol. 2 No. 1, 86-93.
Djawa, B. N., Arpiwi, N. L., & Sudirga, S. K. (2020). Pengaruh Ekstrak Bawang
Merah (Allium cepa L.), Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Dan Metode
Skarifikasi Terhadap Pertumbuhan Cendana (Santalum album
L.). Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, VII, 1, 65-72.
Hapsari, R. T., & Rezeki, S. (2018). Pengaruh Pematahan Dormansi terhadap
Viabilitas Benih Kacang Tanah. Buletin Palawija Vol.16 No.1 , 46-51.
Imansari, F., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju
Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi
dan Fisiologi Vol. 2 No. 2, 187-192.
LAMPIRAN