Data
Data
Nugraheni, F. T., Haryanti, S., & Prihastanti, E. (2019). Pengaruh perbedaan kedalaman tanam
dan volume air terhadap perkecambahan dan pertumbuhan benih sorgum (Sorghum
bicolor (L.) Moench). Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and
Physiology), 3(2), 223-232.
Manfaat mempelajari perkecambahan adalah supaya kita mengetahui tentang pengertian dari
perkecambahan, faktor-faktor apa saja yang dapat mengetahui perkecambahan biji, jemis-jenis
perkecambahan, dan tipe-tipe dari perkecambahan, dan manfaat mempelajari dormansi ialah kita
dapat mengetahui bahwa perkecambahan juga dapat terhambat oleh barbagai factor baik luar
maupun dalam sehingga kita bias mencari tau bagaimana cara memperbaikinnya.
Perkecambahan benih merupakan bentuk awal embrio yang berkembang menjadi sesuatu yang
baru yaitu tanaman anakan yang sempurna. Dalam perkecambahan, benih selalu mengalami
pertumbuhan dan mengalami perkembangan[ CITATION And18 \l 1033 ].
Astuti, H. S., Darmanti, S., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Alelokimia Ekstrak Gulma Pilea
microphylla terhadap Kandungan Superoksida dan Perkecambahan Sawi Hijau (Brassica
rapa var. parachinensis). Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. 2 No. 1, 86-93.
Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan.
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan individu baru pada tanaman yang diawali
munculnya radikel pada teste benih [ CITATION Tau18 \l 1033 ]
Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses
perkecambahan. Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal), Faktor internal meliputi tingkat kemasakan biji, ukuran biji, absorbansi (daya serap
biji terhadap air), dan ada tidaknya zat penghambat. Faktor eksternal meliputi suhu, oksigen, dan
air. Cahaya pada proses perkecambahan dapat memengaruhi hormon auksin. Hormon ini rusak
atau terurai jika terkena intensitas cahaya yang tinggi [ CITATION Dwi18 \l 1033 ].
Faktor yang mempengaruhi perkecambahan ada 2 yaitu faktor dalam berupa gen, persediaan
makanan dalam biji,hormon,ukuran dan kekerasan biji, dormansi dan faktor luar yaitu air,
temperatur ,oksigen, medium [ CITATION Fer17 \l 1033 ].
Dormansi merupakan kondisi dimana benih tidak berkecambah walaupun pada kondisi
lingkungan yang memungkinkan untuk berkecambah. Dormansi menjadi salah satu faktor
penghambat dalam perbanyakan tanaman. Dormansi merupakan proses biologi yang alamiah,
namun dapat menyebabkan pertumbuhan benih yang tidak seragam sehingga berpotensi
menurunkan hasil. Selain itu, dormansi juga dapat mengacaukan interpretasi dalam pengujian
benih di laboratorium. Beberapa metode pematahan dormansi telah dikembangkan, namun
metode yang efektif untuk suatu kasus belum tentu efektif untuk kasus dormansi lainnya,
walaupun pada spesies yang sama [ CITATION Rat18 \l 1033 ].
Hapsari, R. T., & Rezeki, S. (2018). Pengaruh Pematahan Dormansi terhadap Viabilitas Benih
Kacang Tanah. Buletin Palawija Vol.16 No.1 , 46-51.
Dormansi merupakan suatu kondisi di mana benih tidak berkecambah walaupun berada
dikondisi optimum untuk perkecambahannya. Benih yang terhambat dalam berkecambah pada
umumnya disebabkan karena adanya hambatan pada kulit benih yang keras. Benih yang
mempunyai struktur kulit yang keras dapat menghambat perkecambahan karena kulit benih akan
mengganggu penyerapan air dan pertukaran gas yang diperlukan dalam proses perkecambahan
(Saputra dkk, 2017).
Saputra, D., Zuhry, E., & Yoseva, S. (2017). PEMATAHAN DORMANSI BENIH KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI KALIUM
NITRAT (KNO3) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT
PADA TAHAP PRE NURSERY. JOM FAPERTA VOL.4 NO. 2, 1-15.
penyebab dormansi benih adalah sebagai berikut: dormansi Fisik, penyebabnya adalah:1.
Impermeabilitas kulit terhadap air. Biasanya terjadi pada biji-biji yang mempunyai kulit biji
keras, sehingga pengambilan air terhalang kulit biji yang berdinding tebal 2.Permeabilitas kulit
biji yang rendah terhadap gas-gas. Gas yang menjadi penghambat adalah gas CO2 . Dormansi
fisiologis, penyebabnya adalah :1.Immaturity embrio yaitu perkembangan embrio tidak secepat
jaringan sekitarnya, sehingga perkecambahan perlu ditunda dan biji ditempatkan pada kondisi
tertentu sampai embrio sempurna. 2.After ripening yaitu setiap perubahan pada kondisi fisiologis
benih selama penyimpanan , sehingga benih mampu berkecambah. Benih ini bisa langsung
berkecambah bila setelah panen diberi perlakuan khusus (Imansari & Haryanti, 2017).
Imansari, F., & Haryanti, S. (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju Perkecambahan
Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. 2 No. 2, 187-
192.
Sifat dormansi benih dapat dipatahkan melalui perlakuan pematahan dormansi. Perlakuan
pematahan dormansi adalah istilah yang digunakan untuk proses atau kondisi yang diberikan
guna mempercepat perkecambahan benih. Perlakuan pematahan dormansi dapat dilakukan
melalui skarifikasi secara mekanik dan kimia maupun stratifikasi. skarifikasi merupakan salah
satu upaya perawatan awal pada biji, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi, serta
mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam Skarifikasi pada benih aren perlu
dilakukan sebelum diikecambahkan untuk mempercepat proses perkecambahan. Skarifikasi
dapat dilakukan secara mekanis, fisis maupun kimia. Teknik yang umum dilakukan pada
perlakuan skarifikasi mekanik yaitu pengamplasan, pengikiran, pemotongan, dan penusukan
jarum tepat pada bagian titik tumbuh sampai terlihat bagian embrio. Skarifikasi mekanik
memungkinkan air masuk ke dalam benih untuk memulai berlangsungnya perkecambahan.
skarifikasi kimia, yakni skarifikasi dengan perendaman ke dalam larutan kimia seperti
merendam benih ke dalam asam sulfat dan hidrogen peroksida, Skarifikasi (pelukaan kulit
benih) adalah cara untuk memberikan kondisi benih yang impermeabel menjadi permeabel
melalui penusukan; pembakaran, pemecahan, pengikiran, dan penggoresan dengan bantuan
pisau, jarum, pemotong kuku, kertas, amplas, dan alat lainnya. Skarifikasi adalah salah satu
teknik awal pada biji untuk mematahkan dormansi, serta mempercepat perkecambahan biji
(Djawa dkk, 2020).
Djawa, B. N., Arpiwi, N. L., & Sudirga, S. K. (2020). Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium
cepa L.), Air Kelapa (Cocos nucifera L.), Dan Metode Skarifikasi Terhadap Pertumbuhan
Cendana (Santalum album L.). Metamorfosa: Journal of Biological Sciences, VII, 1, 65-
72.
Lamtoro 1 0
Tanpa Air 3
(A0) 4
Rata-
rata
Sedikit 1
Air (A1) 2
3
4
Rata-
rata
1 0
2
Air
3
Tergenang
(A2) 4
Rata-
rata