Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA

TANAH PADA AREAL LAHAN LIKUIFAKSI


DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI
BIROMARU KABUPATEN SIGI

LAPORAN LENGKAP

MAWARDI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISNIS


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
ANALISIS BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMIA
TANAH PADA AREAL LAHAN LIKUIFAKSI
DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIGI
BIROMARU KABUPATEN SIGI
LAPORAN LENGKAP

“Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako”

Oleh:

MAWARDI
E32121188

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRIBISNIS


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : “Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah di .......... ”

Nama : Mawardi

NIM : E32121188
Kelas : AGB 4

Palu, ..........2022

Mengetahui

Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab

FAHRURROZI Moh. Faqih K. Merongke, S.P


E28119053

Disahkan Oleh,

Dosen Penanggung Jawab Praktikum


Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Thaha, M.P


19571030 198403 1 003

iii
RINGKASAN

MAWARDI E32121188, ANALISI SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH


PADA AREAL LAHAN LIKUIFAKSI DI DESA JONO OGE
KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Tanah merupakan suatu lapisan permukaan bumi yang paling luas dimana
sebagai tempat naungan bagi mahluk hidup maupun benda mati. Dimana proses
terbentuknya tanah memerlukan waktu yang lama dengan membutuhkan jutaan
tahun sehingga menjadi tanah yang murni melalui proses pelapuan fisik,kimia,
serta pelapukan mekanik. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisik
dan kimia tanah di desa Jono Oge, kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi,
Provinsi Sulawesi Tengah. Dan manfaat untuk praktikum dapat memahami materi
dan cara cara menganalisis sifat fisik dan kimia tanah. untuk pengamatan dan
pengambilan sampel tanah utuh dan tidak utuh di laksanakan di desa Jono Oge,
kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tangal
16 oktober 2022 pukul 09.00 WITA sampai selesai dan untuk analisis sifat fifsik
dan kimia tanah dilaksanakan di laboratorium ilmu tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Tadulako. Yang di mulai pada tanggal , tanggal 27 oktober 2022
sampai selesai pada tanggal 10 November 2022 pukul 14.00 WITA sampai
selesai. Berdasarkan hasil praktikum di laboratorium maka di ketahui hasil
permeabilitas tanah dari sampel AGB-4 adalah 0,675cm/jam dengan kriteria
lambat. Hasil dari bulk density tanah sampel AGB-4 adalah 1,61gr/cm3 dengan
kriteria berat, hasil dari tekstur tanah sampel AGB-4 adalah pasir 63,6956%, liat
0,3137% dan debu 35,951% dengan kelas lempung berpasir. Hasil dari partikel
densitydari sampel AGB-4 adalah 2,2621 gr/cm3, hasil porositas sampel AGB-4
adalah 29% dengan kriteria sangat buruk, hasil reaksi tanah pada sampel AGB-4
larutan KCL sebesar 5,12 dan H2O sebesar 5,88 memiliki kriteria agak masam dan
masam, hasil penetapan C-Organik adalah 1,38% dengan kriteria rendah.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini yang

berjudul “Analisi sifat kimia dan fisik tanah pada area lahan likuifaksi di desa

jono oge kecamatan sigi biromaru kabupaten sigi” ini tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan laporan lengkap ini adalah untuk melengkapi tugas akhir dari

praktikum dasar dasar ilmu tanah. Laporan ini disusun berdasarkan apa yang

diamati dilapangan berdasarkan teori teori yang di dapatkan dalam praktikum .

berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat di selesaikan

dengan tepat waktu. Dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP selaku dosen penanggung jawab

praktikum mata kuliah dasar dasar ilmu tanah.

2. Fahrurrozi selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum mata

kuliah dasar dasar ilmu tanah.

3. Moh. Faqih K. Merongke, S.P selaku asisten penanggung jawab praktikum

mata kuliah dasar dasar ilmu tanah.

Akhir kata Alhamdullilahi Rabbil Alamin semoga allah swt memberikan

kesehatan kepada kita semua.

Palu,..... 2022

Mawardi

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii
RINGKASAN ....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1


1.2 Tujuan dan Manfaat...........................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah ...................................................................................3


2.2 Profil Tanah ...........................................................................................3
2.3 Permeabilitas Tanah...........................................................................4
2.4 Bulk Density ......................................................................................5
2.5 Tekstur Tanah ....................................................................................6
2.6 Partikel Density .................................................................................7
2.7 Porositas Tanah..................................................................................8
2.8 Reaksi Tanah (pH).............................................................................10
2.9 C-Organik dan Bahan Organik Tanah ...............................................11

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu.............................................................................12


3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................12
3.3 Cara Kerja..........................................................................................13
3.3.1 Profil tanah dan pengambilan sampel tanah ...........................13
3.3.2 Permeabilitas Tanah.................................................................14
3.3.3 Bulk Density ............................................................................15
3.3.4 Tekstu Tanah ...........................................................................16
3.3.5 Partikel Density .......................................................................18
3.3.6 Porositas Tanah........................................................................18
3.3.7 Reaksi tanah (pH)....................................................................19
3.3.8 C-Organik dan Bahan Organik Tanah .....................................19

vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil tanah dan pengambilan contoh tanah.......................................21


4.2 Permeabilitas tanah............................................................................22
4.3 Bulk Density tanah ............................................................................23
4.4 Tekstur Tanah ....................................................................................24
4.5 Partikel Density tanah .......................................................................25
4.6 Porositas tanah (Ruang Pori Total Tanah).........................................26
4.7 Reakis Tanah (pH).............................................................................27
4.8 C-Organik dan Bahan Organik tanah ................................................28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................29


5.2 Saran .......................................................................................................31
5.3 Pesan dan Kesan ................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENYUSUN

vii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang menyediakan air, udara,

dan unsur hara untuk meningkatkan produktifitas tanaman (hamimi, 2019).

Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bias kita amati secara langsung

atau secara fisik. Sifat_sifat fisik dari tanah ini meliputi beberapa hal, berupa

tekstur tanah, warna tanah, suhu, lengas, permeabilitas tanah, porositas tanah, dan

juga drainase tanah. (Supriono,2009).

Sifat kimia tanah mengacu pada sifat dasar tanah yang memiliki derajat

keasaman tanah atau pH yang berbeda-beda, pemupukan yang di lakukan oleh

manusia dan kandungan organic serta mineral di dalam tanah itu sendiri. Sifat

kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dasar tanah, (Sarwono, 2010).

Likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau

agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya

geteran gempa bumi,(Sarwono, 2010).

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari praktikum dasar dasar ilmu tanah adalah untuk

melakukan pengamatan profil tanah, penetapan permeabilitas tanah, penetapan

bobot isi tanah, penetapan tekstur tanah, penetapan partikel density, porositas,

penetapan ph tanah, penetapan c-organik, dan penetapan bahan organik pada lahan
bekas terjadinya bencana likuifaksi. Manfaat dari praktikum ini adalah dapat

mengetahui sifat fisik dan kimia tanah dari lahan bekas terjadinya likuifaksi

apakah baik untuk buruk untuk pertumbuhan tanaman.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang

terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-

faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup

(mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu

yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya

baik secara fisikkimia, biologi, maupun morfologinya, (Winarso, 2005).

2.2 Profil tanah

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas

hingga ke bebatuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horison O-

A- E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut

solum tanah, horison O-A disebut lapisan tanah atas dan horison E-B disebut

lapisan tanah bawah. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah

diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi.

Tanah berbeda dari batuan induknya karena adanya interaksi antara Hidrosfer,

Atmosfer, Litosfer dan biosfer inilah merupakan campuran dari konstituen

mineral yang dalam keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami

dinamisasi dalam kondisi seimbang, (Hanafiah, 2010).


2.3 Permeabilitas Tanah

Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik

melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.

Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan.

Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga

dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang

memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut

permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun

dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah

yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda, (Winda, 2010).

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori

yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur

tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran

pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah

berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga yang

lebirendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka

pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar

dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus., (Hardjowigeno, 2010).

rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi

angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar

lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus., (Hardjowigeno,

2010).

4
Tabel 1. Kriteria Permeabilitas Tanah

Kelas Permeabilitas Kecepatan (Cm/Jam)

Sangat Lambat < 0,5


Lambat 0,5 sampai 2,0
Agak Lambat 2,0 sampai 6,3
Sedang 6,3 sampai 12,7
Agak Cepat 12,7 sampai 25,4
Cepat > 25,4
Sumber : Arsyad, 2010.

2.4 Bulk Density

Bulk Density adalah ukuran pengepakan atau kompersi partikel-partikel

tanah (pasir, liat dan debu). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada

kerekatan partikel-partikel tanah itu.bobot isi tanah dapat digunakan untuk

menunjukkan nilai batas tananh dalam membatasi kemampuan akar untuk

menembus tanah dan untuk pertumbuhan akar tersebut. Nilai bobot isi dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan tanah, bahan organik,

tekstur, struktur, dan kandungan air tanah, (Aris, 2013).

Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf

kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit

perakaran tanaman, pori makro tebatas dan penetrasi air terhambat. Bulk

Density adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah

termasuk volume pori-pori tanah,(Aris, 2013).

Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah persatuan volume

tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk didalamnya adalah ruang

pori. Yang satuannya adalah gr/cm3. Bulk Density merupakan petunjuk


5
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka nilai dari Bulk Density juga

semakin tinggi, ini berarti makin sulit pula meneruskan air atau makin sulit

ditembus oleh akar tanaman (Sarma 2015).

Tabel 2. Klasifikasi Bobot Volume Tanah

Bobot Volume Tanah (g/cm) Kriteria

0,6-0,8 Sangat Ringan


0,9-1,1 Ringan
1,2-1,4 Sedang
>1,4 Berat

Sumber : Arsyad (2010)

2.5 Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang ditentukan

oleh banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran,

terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir berukuran 2

mm kebawah. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun

tanahyang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi

pasir, fraksi liatdan fraksi debu, (Sarma, 2015).

Tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam, terjadi dalam

bentuk profil berasal dari suatu campuran yang berubah-ubah dari pecahan

mineral yang mengalami pelapukan dan sisa-sisa bahan organik yang

meliputi bumi denga air memberikan kekuatan mekanik sebagai makanan bagi

tumbuha (Soegiman, 2007).

6
Tekstur tanah dapat menentukan sifat fisik dan kimia serta mineral

tanah. Partikel-pertikel tanah dapat dibagi menjadi beberapa kelomupok tertentu

berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat dan

sifat lainnya. Tanah dibagi menjadi dua belas kelas seperti yang tertera pada

segitiga tekstur tanah yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung berpasir,

lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat,

lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu dan liat (Sarma, 2015).

Gambar 2. Segitiga
TeksturSumber
: Madji, 2010

2.6 Partikel Density

Berat jenis butiran tanah ditentukan oleh partikel padatan tanah (partikel

density) yang cenderung tetap untuk tiap jenis tanah, berat ringanya partikel

padatan tanah ditentukan oleh tingkat pelapukan yang memerlukan waktu

yangcukup lama, tetapi bahan organik dalam bentuk humus dapat meningkatkan

jenis butiran tanah. Berat jenis butiran tanah relatif tetap, ia akan berubah
7
dengan penanbahan humus, pelapukan dan hilangnya mineral-mineral penyusun

tanah itupun memerlukan waktu yang cukup lama (Putinella, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi partikel density yaitu kadar air,

tekstur tanah, struktur tanah, topografi, dan bahan organik. Kelima faktor

tersebut sangat berpengaruh dalam proses partikel density dan sangat

berhubungan erat dengan satu sama lain dan faktor-faktor ini memiliki peranan

yang amat penting. Tanpa adanya pengaruh kadar air maka proses partikel

density tidak berlangsung karena air sangat mempengaruhi volume kepadatan

tanah, dan jika paertikel density tidak dipengaruhi oleh tekstur dan struktur maka

volume kepadatan tanah tidak kita ketahui karena tanah tersusun oleh fraksi

pasir, fraksi liat, farksi debu sehingga untuk mengetahui volume kepadatan

tanah tentulah sangat dipengaruhu oleh faktor tekstur dan struktur, selain itu

kandungan bahan organic juga di dalam tanah sangatlah memengaruhi volume

kepadatan tanah. (hanafiah, 2005).

2.6 Porositas Tanah

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas

erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density), semakin padat

tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin kecil.

Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air, maka tanah tersebut memiliki

porositas yang besar (Samrowijaya, 2014).

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang

ditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro,

meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan
8
sebagian pori meso terisi oleh udara. Porositas merupakan gambaran aerasi dan

drainase tanah (Irwansyah, 2014).

Lapisan-lapisan tanah dengan sejumlah ruang pori, dimana keberadaan

ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh air dan

udara. Jumlah air yang bergerak didalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan

jumlah dan ukuran pori yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah

bervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah

lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah (Hanafiah,

2014).

Tabel 3. Klasifikasi Porositas Tanah

Kelas Porositas (% Volume)

Sangat Poros > 80


Poros 80-60
Baik 60-50
Kurang Baik 50-40
Buruk 40-30
Sangat Buruk < 30
Sumber : Brady 2006

9
2.7 Reaksi Tanah (pH)

Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena

menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga

hubungnnya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan

komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana

keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain (Sarma, 2015).

Reaksi tanah (pH) merupakan sifat kimia yang penting dari tanah

sebagai media pertumbuhan tanaman. Ketersediaan beberapa unsur hara

essensial untuk pertumbuhan. Tanaman dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi

tanah dirumuskan dengan pH = - Log [H+]. Kemasaman tanah dibedakan atas

kemasaman aktif dan kemasaman cadangan (potensial). Kemasaman aktif

disebabkan oleh adanya ion- ion H+ bebas didalam larutan tanah, sedang

kemasaman cadangan disebabkan oleh adanya ion-ion H+ dan AL3+ yang

teradsorpsi pada permukaan,(Sugeng, 2013).

Tabel 4. Klasifikasi Reaksi Tanah (pH)

pH Kelas
˂3,5 Sangat Kuat
Masam
3,5-4,4 Sangat Masam
4,5-5,0 Masam
5,6-6,0 Agak Masam
6,1-6,5 Sedikit Masam
6,6-7,3 Netral
7,4-7,8 Sedikit Alkalis
7,9-8,4 Agak Alkalis
8,5-9,0 Alkalis
˃9,0 Sangat Alkalis
2.8 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Bahan organik adalah sekumpulan beragam senyawa-senyawa organik

kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa

humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa organik hasil mineralisasi

dan termasuk juga mikrobia heterotrofik organik dan ototrofik, (Madjid,2007).

Bahan organik bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis. Yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang

terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena

dipengaruhi fakrot biologis, kimia dan fisika. Kadar C-Organik dalam tanah

bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-Organik 1-9%, sedangkan

tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50% C-

Organik dan biasanya kurang dari 1% di tanah gurun pasir (Fadilah, 2010).

Tabel 5. Kreteria C-Organik dan Bahan Organik


No Kriteria Keterangan

1. <1 Sangat Rendah


2. 1-2 Rendah
3. 2-3 Sedang
4. 3-5 Tinggi
5. >5 Sangat Tinggi
Sumber : Irfan, 2011

11
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum modul 1 dilaksanakan pada hari minggu, tanggal 16 Oktober

2022 jam 09.00 - selesai, praktikum ini dilaksanakan di desa jono oge, kecamatan

sigi biromaru, kecamatan sigi. Praktikum modul II - VII di laksanakan pada hari

kamis, tanggal 27 oktober – 10 November 2022, jam 14.00-selesai, praktikum ini

dilaksanakan di laboratorium sumber daya lahan, fakultas pertanian, universitas

tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang di gunakan yaitu: Cangkul, linggis, penggaris, cutter, gps,

meteran, papan tulis, sekop, alat tulis, klinometer, air, alat permeameter, ring

sampel, gelas ukur 25-500 ml, jangka sorong, timbangan dengan ketelitian 2

desimal, oven 105℃, wadah, cawan, petridish, tangkai penjepit, beaker glass

volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan berukuran 20 µm 100µm 200µm

dan 500 µm,bak perendam, thermometer, pipet dengan volume 10 ml dan 50 ml,

pemanas listrik, pikno meter, labu semprot, botol kocok 100 ml, mesin pengocok,

pH meter, burret 25 ml, labu ukur 1000 500 100 ml.

Bahan yang di gunakan yaitu: Air, hidrogen peroksida (H2O2), HCL 0,2 N

dan 6 N, Na-Heksametafospat, calcon, sampel tanah, data penetapan bobok isi

tanah, H2O, KCL 1M, kalium dikromat (K2Cr2O7), asam sulfat pekat (H2SO4),

ferro amonium sulfat (FeSO4(NH4)SO4.6H2O), ferro sulfat, ((FeSO4).7H2O), asam

fosfat (H3PO4) dan natrium florida (NaF).

12
3.3 Cara kerja

3.3.1 Profil tanah dan pengambilan sampel tanah

Pembuatan dan pengamatan profil tanah dilakukan dengan cara

bersihkan terlebih dahulu daerah yang ditetapkan sebagai tempat pegalian profil

tanah, selanjutnya buatlah galian menggunakan cangkul yang telah tersedia

dengan ukuran lubang galian 2×2×2 meter, kemudian tanah bekas galian

diangkut keatas menggunakan skop dengan tanah bekas galian tidak ditumpuk

diatas sisi penampang pemeriksaan, setelah terbentuk lubang penampang yang

diinginkan, ratakan dinding penampang yang diamati dengan menggunakan

linggis, terakhir mulailah melakukan pengamatan kedalam lapisan, batas lapisan

dan struktur tanah.

Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara membersihkan

terlebih dahulu rerumputan dan sampah. Meletakkan ring sampel pada tanah

dengan bagian runcing pada posisi bawah. Meletakkan balok kecil diatas

permukaan ring lalu dipukul menggunakan palu hingga ring rata dengan tanah.

Setelah itu, meletakkan ring kedua diatas ring pertama lalu ditutupi dengan

balok kemudian dipukul hingga keduanya tenggelam. Setelah tenggelam,

hentikan pemukulan lalu menggali tanah disekitar ring dengan hati-hati, jangan

sampai ring goyang. Setelah digali hingga ring paling bawah, angkat kedua ring

dengan hati- hati. Iris perbatasan kedua ring, dengan menggunakan cutter.

Setelah terpisahkan, ring bawah dibersih. Setelah itu membungkus kedua ujung

ring dengan plastik lalu diikat dengan karet agar tidak terganggu.
13
Pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara

membersihkan dahulu rerumputan dan sampah-sampah lainnya, tanah kemudian

dicangkul sampai ke dalaman 20 cm dari permukaan, tanah kemudian

dimasukan kedalam kantong pelastik sebanyak ±1,0 kg (di usahakan agar

agregat-agregat tanah jangan rusak atau hancur), contoh tanah diberi label

dibagian luar dan dalam dari kantongan pelastik tersebut.

3.3.2 Permeabilitas tanah

Mengambil contoh sampel tanah dari lapangan dengan ring sampel

kemudian direndam dalam baki perendaman berisi air 3 cm dari dasar baki

selama 24 jam untuk penjenuhan, kemudian di lakukan pengukuran untuk

mengetahui tebal tanah atau tinggi ring, luas permukaan sampel tanah, dan

dan tinggi permukaan air dari permukaan sampel tanah. Setelah contoh tanah

jenuh air, contoh tanah tersebut dipindahkan kealat permeameter kemudian

diairi, dan pengukuran jumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam

yang dibagi dalam 3 waktu pengukuran yaitu 15 menit, 15 menit dan 30 menit,

setelah selesai, contoh tanah dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur

tinggi dan diameter ring sampel serta tinggi head air, semua data diperoleh

kemudian diolah menggunakan rumus :

Permeabilitas (K) = ( cm/jam

14
Keterangan:
Q = banyak air yang mengalir setiap pengukuran (ml)

t = waktu pengukuran (jam

I = tebal contoh tanah(cm)

h = timggi permukaan air dari permukaan contoh tanah/head (cm)

A = luas permukaan contoh tanah/jlr2 (cm2)

3.3.3 Bulk density

Mengambil contoh tanah utuh dari lapang dengan menggunakan ring

sampel, meratakan ujung atas-bawah ring sehingga didapatkan permukaan tanah

yang benar rata dengan permukaan ujung ring, meletakkan contoh tanah basah

kedalam cawan aluminium dan selanjutnya dimasukan kedalam oven untuk

dipanaskan selam 24 jam pada oven bersuhu 105˚ C, mengeluarkan contoh

tanah secara hati-hati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai

penjepit (gegep) kemudian dimasukan ke dalam eksikator hingga dingin,

menimbang. contoh tanah beserta ringnya dengan menggunakan neraca analitik

ketelitian 2 desimal hingga didapatkan nilai (Btko+Brg), dimana Btko adalah

berat tanah kering oven (g) dan Brg menyatakan berat ring, membersihkannya

menimbang ringnya sehingga di dapatkan nilai Brg (berat ring), mengukur

volume ring yang digunakan sehingga diperoleh nilai Vtotal. Berat jenis volume

tana (Bulk Density) berdasarkan nilai Btko : Vtotal dalam satuan g/cm3 yang

dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Bulk Densiti (BD) = ((Btko+Brg)-Brg) gr/cm3


Vtotal
15
3.3.4 Tekstur tanah

Terlebih dahulu menimbang 5 g contoh tanah yang telah lolos ayakan 2

mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan dalam

beaker glass atau erlemeyer 150 ml, kemudian menambahkan 25 ml H2O2 30%

(untuk menghancurkan bahan organik ) dan selanjutnya simpan didalam

nampan atau bak berisi air untuk menghindari reaksi yang hebat dan aduk

secara hati-hati dan biarkan selama 30 menit, lalu panaskan di atas penangas

listrik sambil ditamabhkan 15 ml hydrogen feroksida 30% sedikit demi sedikit

sambil diaduk sampai semua bahan organic habis (tandanya : tidak brbuih lagi),

tambahkan hcl 66 N menggunakan pipet untuk menentukan persentase Caco3

(setiap 0,5 ml Hcl 6 N setara untuk menentralkan 1 % Caco3 dan tambahkan

100 ml Hcl 0,2 N untuk melarutkan Caco3. Selanjutnya tambahkan aquades

sampai kira-kira setengah bagian beaker gelass/erlemeyer, didihkan selama 20

menit kemudian tambahkan lagi aquades sampai batas perempat bagian

beaker/erlemeyer, lalu diaduk secara hati-hati biarkan selama satu malam unuk

mengedapkan butiran, keluarkan aquades dari beaker gelass/erlemeyer, lalu

diaduk secara hati-ato hingga air yang tersisa tinggal 3 cm diatas permukaan

enapan. Ulangi perlakuan ini sampai 4 kali, pisahkan pasir dari debu dan liat

dengan menggunakan ayakan, selanjutnya fraksi debu dan liat yang telah

dipisahkan ditampung ke dalam gelas ukur 1000 ml. pindahkan fraksi pasir dari

ayakan tersebut ke dalam cawing aluminium dan keringkan dalam oven besuhu

105˚ C.setelah kering lalu ditimbang dengan neraca analitik, masukan 50 ml

16
Na-Heksametafosfat/Calcon ke dalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat

dan selanjutnya tambahkan aquades hingga batas tera lalu kocok secara hati-hati

lakukan pemipetan. Setiap hasil pemipetan dituangkan ke dalam cawan

aluminium untuk dilakukan pengeringan dalam oven bersuhu 105˚ C lalu

ditimbang, hasil penimangan diolah dengan menggunakan persamaan-

persamaan dibawah ini :

BmF(s) = ( ) FA = BPK + BPH + BmF (0)


FM(0) = x 100 FM(5) =

FM(17) = % Pasir kasar =

pasir halus = % liat =

% Debu = FM (0) + FM (5) + FM(17)

Keterangan :
BFO = Berat fraksi oven (g)

S = Waktu (menit)>

BPK = Berat pasir kasar (g)

BPH = Berat pasir halus (g)

BmF = Berat murni fraksi (g)

BFA = Berat fraksi antara < 50 µ sampai > 50 µ (g)

BKC = Berat kering calcon yaitu 0,0029 g

BVA = berat volume air yaitu 50 ml = 49,6763 g dan 10 ml = 9,7668 g

FM = Fraksi mineral (g)


17
3.3.5 Partikel density

Menimbang contoh tanah yang lolos dari ayakan 2 mm sebanyak 10 gr

mengggunakan timbangan dengan ketelitian 0,0001 gr (Wt), kemudian

panaskan aquades hingga mendidih lalu dinginkan. Setelah itu siapkan

piknometer, kemudian timbang pikno kosong lalu masukkan air kedalam pikno

hingga penuh, catat masing-masing beratnya (Ww). Setelah itu keluarkan air

yangada pada pikno kurang lebih ¾ bagian, kemudian masukkan tanah pada

piknometer dan tambahkan air hingga penuh. Bersihkan piknometer

menggunakan tissue lalu timbang beratnya (Wsw), lalu hitunglah partikel

density dengan menggunakan persamaan :

PD =

Keterangan:

PD = Partikel density (gr/cm3)

pw = Menyatakan berat jenis Aquades yaitu 0,09959 (gr/cm3)

Wt = Berat tanah (g)

Wsw = Berat piknometer + tanah + Aquades (g)

Ww = Berat piknometer + Aquades (g)

3.3.6 Porositas (ruang pori tanah total)

Hal pertama yang dilakukan dalam pratikum porositas tanah menimbang

contoh tanah yang telah lolos ayakan 2 mm sebnyak 10 gram menggunakan

timbangan dengan ketelitian 0,0001 g (Wt). lalu panaskan aquades hingga

18
mendidih lalu dinginkan. Siapkan pikometer, lalu menimbang pikno kosong

lalu memasukan air kedalam pikno hingga penuh, catat masing-masing beratnya

((Ww). Lalu keluarkan air yang ada pada pikno kurang lebih ¾ bagian,

Selanjutnya masukan tanah kedalam piknomter dan tambahkan air hingga

penuh, bersihkan piknometer dengan menggunakan tissue lalu timbang beratnya

(Wsw). Untuk perhitungan porositas, dipakai persamaan berikut ini :

Porositas : {(1,0 -

3.3.7 Reaksi tanah (pH)

Menimbang tanah masing-masing 5 g kemudian dimasukkan kedalam

rol film yang berlabel H2O dan KCl lalu menambahkan 12,5 ml air bebas ion

(pH H2O), dan menambahkan 12,5 ml KCl 1 N (pH KCl), lalu dengan

mengocok rol film secara manual selama 30 menit kemudian didiamkan sampai

contoh tanah mengendap. Setelah tanahnya mengendap. Setelah itu,

mengkalibrasi pH meter yang akan digunakan dengan larutan buffer pH 4,0 dan

pH 7,0 kemudian mengukur pH larutan contoh tanah. Nilai Ph dilaporkan dalam

1 desimal cadangan disebabkan oleh adannya 10 N Ion H+ dan Al 3+.

3.3.8 Penetapan C-Organik Dan Bahan Organik Tanah

×C- Hal yang pertama yang dilakukan pada praktikum C-Organik dan

Bahan Organik tanah yaitu pertama-tama menimbang 0,5 gr contoh tanah yang

lolos ayakan 0,5 mm dan dimasukan kedalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian

menambahkan 5 ml K2Cr2O7 1N sambil di goyang-goyang, kemudian

19
tambahkan 10 ml H2SO4 dan goyang secara perlahan-lahan. Setelah tercampur

sempurna, larutan didiamkan 20-30 menit. Selanjutnya tambahkan 100 ml

aquades, 5 ml Naf, 5 ml H3PO4, dan 15 tetes indikator difenilamin. Kemudian

titrasi larutan dengan fero sulfat 1 N. Pada tahap awal ion krom berwarna hijau

redup, biru kotor dan titik akhir penitaran adalah hijau terang. Kemudian

lakukan cara yang sama dan waktu yang sama untuk blanko, setelah nilainya di

peroleh maka di masukkan ke dalam persamaan:

% C – Organik =

Jadi:

% bahan organik = 1,724 x C - Organik

20
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Berdasarkan hasil praktikum ini didapati hasil sebagai berikut.

Tabel pengamatan profil tanah


Parameter Lapisan

Pengamatan I II III IV

Kedalaman 20 cm 30 cm 40 cm 50 cm
lapisan (cm)
Batas lapisan Sangat jelas Jelas Berangsur Kabur
Batas Tak beratur Berombak Patah Berombak
topografi
Tekstur Berdebu Pasir Liat Pasir

Kode Halus Sedang Kasar Kasar


struktur
2,5 yr 3/3 2,5 yr 3/4 dark 5 yr 5/5 2,5 yr 3/4 dark
Warna Dark reddish reddish brown yellowish red reddish brown
brown

Pada tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa setiap lapisan memiliki

kedalaman yang berbeda beda. Pada lapisan I memilki kedalaman 0-20cm yang

memiliki batas lapisan yang jelas, lapisan II memiliki kedalaman 20-30cm batas

lapisannya jelas, lapisan III batas lapisannya berangsur-angsur kabur, dan pada

lapisan IV batas lapisannya kabur.

Tanah merupakan media tumbuh tanaman yang menyediakan air, udara,

dan unsur hara untuk meningkatkan produktifitas tanaman (hamimi, 2019).

21
Tanah berpasir terbentuk dari partikel kuarsa dan felospar tanah berkerikil

dan berpasir memiliki struktur lapisan yang menampung air cukup banyak dan

kedua tanah ini memiliki molekul berupa nitrogen sehingga tanah berkerikil atau

tanah berpasir tidak sesuai untuk pertanaman (oktarialdi dkk, 2022)

4.2 Permeabilitas Tanah

Berdasrkan hasil pengamatan permeabilitas tanah yang telah dilakukan

didapati hasil sebagai berikut.

Tabel pengamatan permeabilitas tanah.


No Kode Nilai Kriteria

1 AGB-4 0,675 cm/jam Lambat

Berdasarkan tabel pengamatan di atas di dapati hasil bahwa sampel tanah

yang di amati memiliki permeabilitas yang lambat (0,675 cm/jam).

Permeaablitas sangat dipengaruhi oleh tekstur, struktur, porositas dan gravitasi.

Semakin besar angka suatu permeabilitas maka semakin baik untuk produksi hal ini

biasannya terjadi pada jenis tanah dan krikil kecil yang kasar dan sebaliknya jika

tanahnya semakin halus produksinya juga berkurang dan hanya bisa ditumbuhin oleh

tumbuh tertentu saja (Intania, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah tekstur tanah , bahan

organik tanah, kerapatan massa tanah, kerapatan partikel tanah, porositas tanah, dan

kedalaman efektif tanah, (Hanafiah, 2005).

22
4.3 Bulk density

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan bulk density.


No Kode Nilai (satuan) Kriteria

1 AGB-4 1,61 g/cm3 Berat

Pada tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa sampel tanah memiliki

kriteria yang berat mencapai nilai 1,61 g/cm3, sehingga di ketahui setiap jenis

tanah memiliki berat yang berbeda beda.

Sifat fisik tanah dapat mempengaruhi perkecambahan biji dan

pertumbuhan tanaman. Pemadatan akan menurunkan sifat fisik tanah yang pada

akhirnya akan mempengaruhi penetrasi dan perkembangan akar di dalam tanah

(hidayat, 2010).

Bobot isi tanah adalah perbandingan antara berat dari volume suatu sampel

tanah, bobot isi tanah di gunakan untuk mengukur kemampuan tanah dalam

menahan tekanan sehingga tidak terjadi peristiwa runtuhan (Irfan, 2004).

23
4.4 Tekstur Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan tekstur tanah.


No Kode % tekstur % total Kelas tekstur

Pasir Liat Debu

1 AGB-4 63,6956 0,3431 35,951 99,989% Lempung berpasir

Pada sampel di dapati hasil tekstur tanah pasir 63,6956%, liat 0,3431%,

dan debu 35,951% sehingga ketika si periksa pada tabel segitiga tekstur di ketahui

bahwa sampel masuk kedalam tekstur lempung berpasir.

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, tekstur tanah merupakan

perbandingan antara pasir, debu dan liat (hardjowigeno, 2004).

Tanah di bagi menjadi 12 kelas seperti pada segitiga tekstur tanah yang meliputi

pasir, pasir berlempung, lampung berpasir, lempung, lempung liat berdebu, lempung

berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu dan liat, (Sarman 2015).

24
4.5 Partikel Density Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan partikel density

No Kode Nilai (gr/cm3)

1 AGB-4 2,2621

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sampel tanah yang di amati

memiliki kepadatan partikel yang rendah yaitu 2,2621 gr/cm3 sehingga di

kategorikan sebagai tanah organik, karna pada umumnya tanah mineral memiliki

kerapatan pori pori 2,7 gr/cm3.

Berat jenis butiran tanah di tentukan oleh partikel padatan tanah yang cendrung

tetap untuk tiap jenis tana, berat ringannya partikel padatan tanah ditentukan oleh tingkat

pelapukan yang memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi bahan organk dalam bentuk

humus dapat meningkatkan jenis butiran tanah. Berat jenis butiran tanah relatif tetap, ia

akan berubah dengan penambahan humus, pelapukan dan hilangnya mineral-mineral

penyusun tanah itupun memerlukan waktu yang cukup lama (Putinelia, 2011).

Partikel density sangat berhubungan erat dengan satu sama lain dan

faktor- faktor ini memiliki peranan penting, (Hanafiah, 2018).

25
4.6 Porositas (Ruang Pori Total Tanah)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan porositas


No Kode Nilai (%volume) Kelas

1 AGB-4 29% Sangat buruk

Pada tabel di atas dapat di simpulkan bahwa sampel tanah yang di amati

memiliki presentase volume total pori yang sangat buruk yaitu mencapai 29%.

Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah

yangditempati oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro,

meso, maupun mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan

sebagian pori meso terisi oleh udara. (Irwansyah, 2014).

Perbedaan porositas masing-masing tanah ini disebabkan oleh Bulk

Density nya. Secara tidak langsung Bulk Density tersebut mempengaruhi

porositas tanah. Selain itu, partikel density juga berpengaruh karena juga

dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Tanah dengan struktur lemah atau

kersai pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar. Pengolahan tanah

untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka

waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk

memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan

penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.

Pengolahan tanah akan menyebabkan rusaknya struktur tanah (Hardjowigeno,

2005).

26
4.7 Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan reaksi tanah (pH)


No Kode Nilai pH Kriteria
1 AGB-4 H2O KCL H2O (agak msam)

5,88 5,12 KCL (masam)

Berdasarkan hasi pengamatan pada sampel tanah yang di amati di dapati

hasil bahwa tanah bersifat agak masam pada senyawa H2O, dan bersifat masam

pada senyawa KCL.

Kondisi ph Tanah berpengaruh pada mudah tidaknya ion-ion unsur hara di

serap oleh tanaman, pada umumnya unsur Hara akan mudah di serap oleh

tanaman pada ph 6-7, karena pada ph tersebut sebagian besar unsur hara akan

mudah larut dalam air (Rukmana dkk, 2020).

pH merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat

tumbuh atau tidak. Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk

tumbuh karena tanah bersifat masam dan mengandung toksik (racun).

Sebaliknya, jika pH tanah tinggi maka tanah bersifat basa dan mengandung

kapur, (Rusdiana, 2012).

27
4.8 C-Organik dan Bahan Organik

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel pengamatan C-Organik dan bahan organik

No Kode Nilai (%) Kriteria

C-Organik B-Organik

1 AGB-4 1,38% 2,379% C-Organik rendah

B-Organik sedang

Pada hasil tabel pengamatan di atas di ketahui kandungan C-organik

pada sampel rendah yaitu 1,3%, sedangkan untuk B-organik pada sampel

memiliki kandungan sedang yaitu 2,379%.

Kandungan C-organik dalam tanah memiliki peranan penting untuk

mengetahui kesuburan tanah, penetuan C-organik bertujuan untuk mengetahui

kadar karbon organik yang terdapat pada sampel tanah (Nurmahribi, 2021).

Bahan organik bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis yang bersumber dari sisa tanaman atau binantang yang

terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk karena

di pengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Habillusalam, 2021).

28
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai sifat fisik dan kimia tanah

pada areal lahan likuifaksin di desa jono oge kecamatan sigi biromaru kabupaten

sigi sebagai berikut:

1. Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diamati secara langsung atau

dapat dilihat dari fisik tanah tersebut. Sifat fisik tanah dari beberapa

lapisan di lahan akademik seperti warna, permeabilitas, bulk density,

porositas dan tekstur tanah berbeda berbeda dari sertiap lapisannya hal

tersebut di pengaruhi oleh letak topography, suhu, dan juga kelembapan

pada daerah tersebut, Likuifaksi adalah fenomena yang terjadi ketika tanah

yang jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat

adanya tegangan, misalnya geteran gempa bumi atau perubaan ketegangan

lain secara mendadak.

2. Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas

hinggake bebatuan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horison

O-A-E-B- C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca

disebut solum tanah,horison O-A disebut lapisan tanah atas dan horison E-

B disebut lapisan tanah bawah.

3. Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik

melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun

vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang

29
saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam

partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih

rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir

tertentu disebut permeabilitas tanah.

4. Bulk Density adalah ukuran pengepakan atau kompersi partikel-partikel

tanah (pasir, liat dan debu). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada

kerekatan partikel-partikel tanah itu.bobot isi tanah dapat digunakan untuk

menunjukkan nilai batas tananh dalam membatasi kemampuan akar untuk

menembus tanah dan untuk pertumbuhan akar tersebut.

5. Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang ditentukan oleh

banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran,

terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir

berukuran 2 mm kebawah. Tekstur tanah menunjukkan komposisi

partikel penyusun tanahyangdinyatakan sebagai perbandingan proporsi

(%) relatif antara fraksi pasir, fraksi liatdan fraksi debu.

6. Berat jenis butiran tanah ditentukan oleh partikel padatan tanah (partikel

density) yang cenderung tetap untuk tiap jenis tanah, berat ringanya

partikel padatan tanah ditentukan oleh tingkat pelapukan yang

memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi bahan organik dalam bentuk

humus dapat meningkatkan jenis butiran tanah.

7. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas

erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density), semakin

padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin

kecil.

30
8. Keasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahu karena

menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan

juga hubungnnya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa

hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah,

dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain.

5.2 Saran

Saran saya adalah agar asisten dosen dapat selalu mengawal jalan

praktikum dengan maksimal agar praktikum selalu berjalan dengan baik.

5.3 Pesan dan Kesan

Pesan saya semoga kegiatan praktikum kedepanya dapat berjalan dengan

lebih baik lagi dan asisten dosen dapat memberikan materi dengan baik. Kesan

saya banyak ilmu dan pengalaman yg saya dapatkan selama mengikuti praktikum

ini terutama ilmu tentang sifat fisik dan kimia tanah.

31
DAFTAR PUSTAKA

Supriono, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Purbayanti, E. D., D. R. Lukiwati, dan


R. Trimulatshih., penerjemah; Hudoyo. A. B., penyunting.
Terjemahan dari: Fundamental of Soil Science.
Yogyakarta: UGM Press.

Sarwono, 2010. Ilmu Tanah. Terjemahan dari Buckman, H. O dan Brady, N. C.


The Nature and Properties of soil. Bharata Karya Aksara.
Jakarta.

Hanafiah, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja grafindo .

Winarso, 2005. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Winda, 2010. Dasar-dasar ilmu tanah.Balai Penelitian Tanah;. Biolog Tanah


dan Strategi Pengolahannya.Yogyakarta Graha Ilmu.

Brady, 2006. Ilmu Tanah. Gajam Mada University Press, Yogyakarta.786 hal

Erfan, 2011. Penentuan Bahan Organik Tanah tandus secara spektrofotometri


dan Titrimetri. Jurnal Manajemen Laboratorium
Pendidikan,1 (1), 33-36.

Oktarialdi, benny, Partonoan harahap.2022.sistem pentanahan berdasarkan


perbedaan lapisan tanah untuk aplikasi pada gardu
induk.117-125 hal. UISU.

Hamimi,maliyya.2019. karakter beberapa sifat fisik tanah pada tiga tipe


penggunaan lahan pertanian kecamatan x koto kabupaten
tanah datar. Universitas andalas.

Hanafiah, 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PTRaja Grafindo Persada :Jakarta
Page2.31

Intania, 2010. Kimia Lingkungan.Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Irfan, 2010. Karakteristik dan Kreteria Bahan Organik. Yokyakarta. Fakultas


Pertanian. University.

32
Hidayat. 2010. Pengaruh bobot isi tanah terhadap sifat fisik tanah dan
perkecambahan benih kacang tanah dan kedeleai. Vol 15
no 3. Jurnal ilmu pertanian indonesia.

Irfan, muhammad. 2004. penentuan metode pengukuran bobot isi tanah basah
dan bobot isi kering yang terukur. No 15. Jurnal
penelitian sains.

Balai penelitian tanah. 2005. Analisis kimia tanah, tanaman air, dan pupuk.
Bogor. Pusat penelitian dan tanah agroklimat.

Rukmanah, ade, helfy susilawati. 2020. Pengamatan ph otomatis. Jurnal


penelitian.uniga.

Nurmahribi, wino. 2021. analisis penentuan C organik pada sampel tanah th


20.77. universitas islam indonesia.

33
LAMPIRAN

34
1. Perhitungan

(Tulis Tangan, Kasi Rapih dan pakai pulpen tinta biru)

*Tidak usah cantumkan rumus lagi karena sudah ada di bab III, Jadi

langsung diketahui*

35
2. Dokumentasi Praktikum

Gamber 1. Profil Tanah di Desa Jono Oge

Gambar 2. Sampel Tanah Utuh

44
Gambar 3. Sampel tanah tidak utuh

Gambar 5. Alat Penimbang Sampel Tanah

45
Gambar 6. Berat Ring Tanpa Sampel Tanah

Gambar 7. Berat Kering Oven Berisi Tanah

46
Gambar 8. Foto Bersama Asisten Penaggung Jawab
Pratikum

47
48
3. Laporan Sementara

49
BIODATA PENYUSUN

Mawardi, bambaloka, 26 juni 2000, anak ke 4 dari 4


bersaudara, anak jabalnur dan hasnah,
Penyusun Bernama, TTL, anak keberapa dari berapa dan
anaknya siapa (bapak dan ibu), jenjang pendidikan (TK,SD,
SMP, SMA) setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan ke
Universitas Tadulako melalui jalur (SN, SB, SM atau lewat
Jendela) di fakultas mana dan prodinya . Angakata dan
semester berapa sekarang.

50

Anda mungkin juga menyukai