Disusun Oleh :
AHMAD HIDAYATULLAAH D1D120001
ADIN PRASETYO D1D120031
MUH. NOVAL JAYA D1D120020
HASRUL D1D120040
AYU DWI PUTRI MAHARANI D1D120036
YULITA HAIRIZA ADRIYANI D1D120059
ANDI NURFADILLAH D1D120033
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN TEKNIK PEMUPUKAN
Disusun Oleh :
AHMAD HIDAYATULLAAH D1D120001
ADIN PRASETYO D1D120031
MUH. NOVAL JAYA D1D120020
HASRUL D1D120040
AYU DWI PUTRI MAHARANI D1D120036
YULITA HAIRIZA ADRIYANI D1D120059
ANDI NURFADILLAH D1D120033
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan praktikum dan penyusunan Laporan Lengkap Praktikum Kesuburan
Tanah Teknik Pemupukan. Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada
semua yang telah berpatisipasi dan membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Khususnya kepada dosen pembimbing dalam praktikum yang telah mengarahkan
dan membimbing kami dalam melaksanakan praktikum.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat tersusun dengan baik
sehingga pembaca maupun pendengar dapat memahami dengan baik isi dari
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca pada
saat ini dan di masa yang akan datang.
Kelompok IV
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Morfologi Tanaman Kangkung................................................................4
2.2 Syarat-Syarat Tanaman Kangkung...........................................................6
2.3 Fungsi Unsur Hara N, P dan K.................................................................7
2.4 Pupuk Organik..........................................................................................8
2.5 Pupuk Kandang Sapi.................................................................................9
2.6 Serasah......................................................................................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................10
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................10
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13
4.1 Hasil........................................................................................................13
4.2 Pembahasan............................................................................................14
BAB V PENUTUP................................................................................................17
5.1 Kesimpulan.............................................................................................17
5.1 Saran......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
LAMPIRAN..........................................................................................................21
v
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1. Lampiran Dokumentasi................................................................................21
vii
I. PENDAHULUAN
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua
patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura
memiliki makna seluk beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran,
buah-buahan atau tanaman hias. Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi
yakni: sebagai Sumber bahan makanan, Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan.
Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran, Buah-buahan, tanaman
Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan ilmu
pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan
pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura
diusahakan lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil
yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih
tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi
dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk member
keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.
Menurut Abidin et al., (1990), kangkung adalah jenis sayuran yang sudah
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ada dua jenis tanaman kangkung yang sering
dibudidayakan oleh petani di Indonesia, yaitu kangkung air (Ipomoea aquatic
1
2
Forsk) dan kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Dewasa ini kangkung darat
dibudidayakan secara intensif oleh petani karena banyaknya permintaan
konsumen. Tanaman kangkung darat dicirikan dengan batang berlubang di
dalamnya serta bergetah, berbatang kecil dan panjang. Daunnya digemari seluruh
lapisan masyarakat Indonesia karena rasanya enak dan segar, selain itu kangkung
banyak mengandung vitamin dan mineral terutama zat besi (Sunaijono, 2003).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada
kangkung seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat
besi, natrium, kalium, vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan,
dan sitosterol. Senyawa kimia yang dikandung adalah saponin, flavonoid, dan
poliferol. Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai
senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat
pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetenoid dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A serta klorofil tinggi. Kedua senyawa ini berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi
genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).
Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea
reptans) dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri
seperti corak warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung
3
pohonnya yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam
laporan membahas tentang Kangkung darat (Ipomea reptans).
Unsur hara sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman dan kenyataannya ketersediaan dalam tanah
sangat terbatas. Untuk membudidayakan tanaman kangkung pada jenis tanah yang
kurang subur seperti Inceptisol maka diperlukan pemberian pupuk organik untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung.
Ordo : Solanales
Genus : Ipomea
4
5
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).
Pemberian berbagai pupuk organik ini dilakukan untuk menjadi salah satu
solusi dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung. Hal
ini dikarenakan pemberian pupuk kandang yang diberikan secara teratur ke dalam
tanah, akan lebih banyak mengandung bahan organik dan mampu menahan
banyak air sehingga terbentuk air tanah yang bermanfaat untuk tanaman, karena
akan memudahkan akar-akar tanaman menyerap zat-zat makanan bagi
pertumbuhan dan perkembangannya (Sari, 2011). Selain itu juga dapat
menghasilkan bahan pangan yang cukup aman, bergizi, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus daya saing produksi agibisnis
(Roidah, 2013).
2.2.1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat
(Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim
dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar
antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi
rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang
yang agak rimbun (Aditya, 2009).
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Hilman & Noordiyati
1988).
Pupuk organik mengandung asam humat dan asam folat serta zat pengatur
tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Supartha, 2012).
Frekuensi pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda menyebabkan hasil
produksi jumlah daun yang berbeda pula dan frekuensi yang tepat akan
mempercepat laju pembentukan daun. Penggunaan pupuk organik mampu
menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk buatan yang berlebihan
dikarenakan adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia,
dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah,
memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel,
meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan
merevitalisasi daya olah tanah (Kelik, 2010).
9
2.6 Serasah
kromium untuk konsumsi 0,4 mg kg-1 (Djunaedi (2004) dalam Hartati et al.,
(2014).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Juni 2022, Pukul
13:00, bertempat di Rumah Kaca Laboratorium Pedologi Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari.
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu cangkul, karung,
gerobak, mistar, jaring, timbangan, ember, piringan, label, dan peralatan tulis
menulis.
2. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik 0 gram (0).
3. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 12,5 gram (5).
4. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 25,0 gram (10).
5. Pemberian kode pada label, percobaan pertama, dua, dan tiga untuk dosis
pupuk organik sebanyak 37,5 gram (15).
6. Tanah top soil yang diambil dari daerah dekat rumah menggunakan
cangkul dan dipindahkan ke atas gerobak.
10
11
10. Tanah yang telah bersih dari kotoran di masukkan ke dalam polybag dan
pupuk organik dengan dosis tertentu.
11. Kemudian polybag yang telah berisi tanah dan pupuk organik di inkubasi
selama 10 hari.
3.3.2. Penanaman
4. Buat lubang dimedia tanam sedalam 0,5 cm, masukkan bibit kangkung
kemudian ditutup menggunakan sedikit pupuk organik.
Sesuai dengan dosis perlakuan yaitu : tanpa pupuk kandang sapi atau
kontrol (p0), dosis pupuk kandang sapi 5 ton/ha atau setara 12,5 g/polibag (p1),
dosis pupuk kandang sapi 10 ton/ha atau setara 25,0 g/polibag (p2), dosis pupuk
kandang sapi 15 ton/ha atau setara 37,5 g/polibag (p3), dosis pupuk kandang sapi
20 ton/ha atau setara 50,0 g/polibag (p4) dan dosis pupuk kandang sapi 25 ton/ha
atau setara 75,5 g/polibag (p5).
3.3.4. Pemeliharaan
1. Tinggi tanaman
2. Jumlah daun
4.1 Hasil
13
14
4.2 Pembahasan
kali perlakuan tanaman dari tanpa pemberian pupuk sapi atau di simbolkan
dengan P0 sampai dengan pemberian pupuk sapi mulai dari dosis 5 ton/ha (12,5
gram/polybag) P1, dosis 10 ton/ha (25,0 gram/palybag) P2, dosis 15 ton/ha (37,5
gram/polybag) P3, dosis 20 ton/ha (50,0 gram/polybag) P4 dan dosis 25 ton/ha
(62,5 gram/polybag) P5.
Pada data tabel rata-rata tinggi tanaman U7 memiliki nilai F Hitung 1,83
dan nilai F Tabel 3,11 sedangkan pada U21 memiliki nilai F Hitung 0,66 dan nilai
F Tabel 3,11. Karena nilai F Hitung lebih kecil dibanding dengan nilai F Tabel
maka dengan hasil tersebut kita tidak dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena
tidak memenuhi syarat.
Pada umur 14 hari (U14) memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel
dengan perbandingan 3,41 : 3,11, dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji
hitung karena memenuhi syarat. Hal ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi
tanaman pada umur 14 hari (U14) bahwa, pada perlakuan 1 (P1) memiliki
pengaruh yang paling nyata dibanding dengan perlakuan 2, 3, 4 dan 5 sedangkan
pada perlakuan 0 (P0) tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap tanaman
kangkung. Hal ini membuktikan bahwa pada umur 14 hari (U14) dengan
penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir memiliki pengaruh yang nyata
terhadap tinggi tanaman kangkung.
Pada data tabel rata-rata jumlah daun tanaman kangkung mulai dari umur
7, 14 sampai 21 hari memiliki nilai F Hitung lebih kecil dari F Tabel dengan
perbandingan (1,78 : 3,11), (0,75 : 3,11) dan (0,86 : 3,11) maka dengan hasil
tersebut kita tidak dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena tidak memenuhi
syarat.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 7 hari (U7) memiliki
nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 4,47 : 3,11, dengan
ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal ini
dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 hari (U7) bahwa,
pada perlakuan 3 dan 4 (P3 dan P4) memiliki pengaruh yang paling nyata
sedangkan pada perlakuan 0, 1, 2 dan 5 (P0, P1, P2 dan P5) tidak memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa
16
pada umur 7 hari (U7) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir
memiliki pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 14 hari (U14)
memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 4,41 : 3,11,
dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal
ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 14 hari (U14)
bahwa, pada perlakuan 4 (P4) memiliki pengaruh yang paling nyata sedangkan
pada perlakuan 0, 1, 2, 3 dan 5 (P0, P1, P2, P3 dan P5) tidak memiliki pengaruh
yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa pada umur
14 hari (U14) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir memiliki
pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 21 hari (U21)
memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 3,88 : 3,11,
dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal
ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 hari (U21)
bahwa, pada perlakuan 3 dan 4 (P3 dan P4) memiliki pengaruh yang paling nyata
sedangkan pada perlakuan 0, 1, 2 dan 5 (P0, P1, P2 dan P5) tidak memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa
pada umur 7 hari (U7) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir
memiliki pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
5.1 Kesimpulan
Pada data tabel rata-rata tinggi tanaman U7 memiliki nilai F Hitung 1,83
dan nilai F Tabel 3,11 sedangkan pada U21 memiliki nilai F Hitung 0,66 dan nilai
F Tabel 3,11. Karena nilai F Hitung lebih kecil dibanding dengan nilai F Tabel
maka dengan hasil tersebut kita tidak dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena
tidak memenuhi syarat.
Pada umur 14 hari (U14) memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel
dengan perbandingan 3,41 : 3,11, dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji
hitung karena memenuhi syarat. Hal ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi
tanaman pada umur 14 hari (U14) bahwa, pada perlakuan 1 (P1) memiliki
pengaruh yang paling nyata dibanding dengan perlakuan 2, 3, 4 dan 5 sedangkan
pada perlakuan 0 (P0) tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap tanaman
kangkung. Hal ini membuktikan bahwa pada umur 14 hari (U14) dengan
penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir memiliki pengaruh yang nyata
terhadap tinggi tanaman kangkung.
17
18
Pada data tabel rata-rata jumlah daun tanaman kangkung mulai dari umur
7, 14 sampai 21 hari memiliki nilai F Hitung lebih kecil dari F Tabel dengan
perbandingan (1,78 : 3,11), (0,75 : 3,11) dan (0,86 : 3,11) maka dengan hasil
tersebut kita tidak dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena tidak memenuhi
syarat.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 7 hari (U7) memiliki
nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 4,47 : 3,11, dengan
ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal ini
dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 hari (U7) bahwa,
pada perlakuan 3 dan 4 (P3 dan P4) memiliki pengaruh yang paling nyata
sedangkan pada perlakuan 0, 1, 2 dan 5 (P0, P1, P2 dan P5) tidak memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa
pada umur 7 hari (U7) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir
memiliki pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 14 hari (U14)
memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 4,41 : 3,11,
dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal
ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 14 hari (U14)
bahwa, pada perlakuan 4 (P4) memiliki pengaruh yang paling nyata sedangkan
pada perlakuan 0, 1, 2, 3 dan 5 (P0, P1, P2, P3 dan P5) tidak memiliki pengaruh
yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa pada umur
14 hari (U14) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir memiliki
pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
Pada data tabel rata-rata jumlah rumpun pada umur 21 hari (U21)
memiliki nilai F Hitung lebih besar dari F Tabel dengan perbandingan 3,88 : 3,11,
dengan ini kita dapat melanjutkan ketahap uji hitung karena memenuhi syarat. Hal
ini dapat kita lihat pada tabel rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 hari (U21)
bahwa, pada perlakuan 3 dan 4 (P3 dan P4) memiliki pengaruh yang paling nyata
sedangkan pada perlakuan 0, 1, 2 dan 5 (P0, P1, P2 dan P5) tidak memiliki
pengaruh yang nyata terhadap tanaman kangkung. Hal ini membuktikan bahwa
19
pada umur 7 hari (U7) dengan penggunaan pupuk kandang sapi pada tanah pasir
memiliki pengaruh yang nyata terhadap rumpun tanaman kangkung.
5.2 Saran
Abidin, Z. Agus Sumama. Subhan. & Karien. 1990. Penanaman, Jumlah Bibit,
dan Aplikasi Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Kangkung Darat Pada Tanah Latosol. Subang.
Lim AH, Vimala P. 2012. Growth and Yield Responses of Four Leafy
Vegetablesto Organic Fertilizer. Journal of Tropical Agriculture and Food
Science. 40 (1) : 1-ll.
Perdana BSK, Fajriani 5. 2014. The Effect Of Application Of Bio Stimulator And
Plant Spacing On Growth And Yield Of Swamp Cabbage (Ipomoea
reptans Poir.). Jurnal Produksi Tanaman. 2(6) : 41 4483.
20
21
(POC) Berbahan Dasar Sabut Kelapa dan Limbah Cair Tahu. Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sari, P. T. & Josi, A. A. 2019. Pengaruh Senyawa Humat dan Pupuk Kandang
Ayam Terhadap Serapan Hara Nitrogen dan Kualitas Bibit Stek Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.). Jurnal Bioindustri, 01(02), pp. 83-97.
Stabnikova O, Ding HB, Tay JH, Wang JY. 2004. Biotechnology for
aerobicconversion of food waste into organic fertllizer. Waste
Management & Research. 23(l):3941.
Suparta, I Nyoman Yogi. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman
Padi Sinstem Pertanian Organik. E-jurnal Agroteknologi Tropika ISSN:
2301-6515 Vo; 1 No 2.
Sajimin, et.al. 2011. Pengaruh Jenis dan Taraf Pemberian Pupuk Organik pada
Produktivitas Tanaman alfalfa (Medicago sativa L.). Bogor Jawa Barat.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner 2011.
22