Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KESUBURAN TANAH

“PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG


SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (zea mays L.)
DI TANAH ULTISOL’’

Nama : Azril Pohan


No BP : 2010211007
Kelas : Kesuburan Tanah, Agro B
Dosen Pengampu : Ir. Oktanis Emalinda, MP
Asisten : 1. M. Habib Al-Arssyad 1910231017
2. Frisca Hazizah Putri 1910231029
3. Sadrina Majaya 1910233005
4. Nada Afifah 1910233011

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

Laporan Praktikum Kesuburan Tanah ini digunakan sebagai salah satu


syarat dalam Ujian Akhir Praktikum dan disusun oleh:

Nama : Azril Pohan


No BP : 2010211007
Kelompok : 2 (Dua)
Kelas Kuliah : Kesuburan Tanah Agro B
Kelas Praktikum : Kesuburan Tanah Agro B

Telah diperiksa oleh asisten praktikum, maka dengan ini dinyatakan telah
diterima.

Padang, Desember 2022

Menyetujui,
Asisten Kelas

Frisca Hazizah Putri Sadrina Majaya

NIM. 1910231029 NIM. 1910233005


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum mata
kuliah kesuburan tanah tepat pada waktu yang ditentukan. Shalawat serta salam
penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan hingga zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat
ini.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas
akhir dari praktikum mata kuliah kesuburan tanah dan juga dapat dijadikan sebagai
penambah pengetahuan bagi pembaca dan terutama penulis. Dalam penulisan
laporan ini, penulis tentunya sedikit mengalami kesulitan. Namun berkat bantuan
dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada dosen
penanggung jawab, koordinator asisten praktikum, asisten kelompok praktikum
serta teman – teman yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan praktikum.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik sang pencipta,
penulis sangat mengharapkan saran-saran dari para pembaca agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan praktikum ini memberi manfaat serta
membantu kepada setiap pembaca maupun pihak-pihak yang membutuhkan,
terutama bagi penulis.

Padang, 03 Desember 2022

Azril Pohan

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan Pratikum ..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A. Jagung Manis ...................................................................................................4
B. Pupuk Kandang Sapi ........................................................................................6
C. Tanah Ultisol ...................................................................................................6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................8
A. Waktu dan Tempat ..........................................................................................8
B. Alat dan Bahan .................................................................................................8
C. Rancangan Percobaan ......................................................................................8
D. Prosedur Praktikum .........................................................................................8
a. Persiapan Pupuk Kandang....................................................................................... 8
b. Persiapan Media Tanam .......................................................................................... 8
c. Penanaman .............................................................................................................. 9
d. Pemeliharaan ........................................................................................................... 9
E. Parameter Pengamatan .....................................................................................9
a. Tinggi Tanaman (cm) .............................................................................................. 9
b. Jumlah Daun (helai) ................................................................................................ 9
c. Panjang Daun (cm) .................................................................................................. 9
d. Lebar daun (cm) ...................................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................10
A. Hasil ...............................................................................................................10
B. Pembahasan ...................................................................................................12
BAB V PENUTUP ................................................................................................14
A. Kesimpulan ....................................................................................................14
B. Saran ..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15
A. Dokumentasi Foto Kegiatan ..........................................................................16
B. Perhitungan Dolomit ......................................................................................19

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengamatan 1 (29 -10-2022) ....................................................................10


Tabel 2. Pengamatan 2 (04-11-2022) .....................................................................10
Tabel 3. Pengamatan 3 (10-11-2022) .....................................................................11
Tabel 4. Pengamatan 4 (16-11-2022) .....................................................................11
Tabel 5. Pengamatan 5 (22-11-2022) .....................................................................12

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Banyak pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum
para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika
Selatan. Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah
menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu
(Iriany et all, 2011).
Namun demikian berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian
Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu,
lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun
yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di Selatan Peru pada 4000 tahun
yang lalu. Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung (Zea mays ssp. mays)
merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis).
Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7000 tahun oleh
penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea
mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk
menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies
tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal
50.000 varietas jagung, baik ras lokal maupun kultivar (Anonim, 2011).

1
Kebutuhan jagung yang terus meningkat tersebut menyebabkan perlu
adanya peningkatan produksi agar permintaan jagung dapat terpenuhi. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi adalah melalui
peningkatan produktifitas lahan dengan cara pengolahan tanah. Pengolahan
tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan untuk
menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan daerah perakaran yang
baik, dan membrantas gulma (Arsyad, 2010). Pengolahan tanah yang dilakukan
secara intensif dapat memicu terjadinya degradasi. Degradasi tanah ditandai
dengan menurunnya kualitas tanah. Penyebab degradasi tanah salah satunya
adalah erosi. Erosi merupakan hilangnya tanah atau bagianbagian tanah dari
suatu tempat yang diangkut air atau angin ke tempat lain (Arsyad, 2010). Erosi
dapat menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman, serta akan menurunkan kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air. Proses terjadinya erosi melalui dua proses yaitu
proses penghancuran dan proses pengangkutan partikel-partikel tanah
(Banuwa, 2013). Erosi yang terjadi pada suatu lahan akan mengangkut tanah
dan menghasilkan sedimen. Konsentrasi unsur hara di dalam sedimen dapat
mencapai 50% lebih tinggi daripada konsentrasinya pada tanah asal
(Wischmeier dan Smith 1978, dalam Banuwa 2013). Hal tersebut menunjukkan
bahwa sedimen erosi mengangkut banyak unsur hara dan bahan organik tanah,
akibatnya lahan yang mengalami erosi akan kekurangan unsur hara dan bahan
organik tanah sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan tanaman. usaha
yang dilakukan untukmengatasi masalah tersebut dapat menggunakan prinsip
olah tanah konservasi (OTK), salah satunya yaitu olah tanah minimum.
Umumnya tanah-tanah yang terdapat didaerah tropis memiliki tingkat
kesuburan yang relative tinggi, di Indonesia khususnya Sumatera Barat
termasuk daerah yang beriklim tropis yang mempunyai dua musim, yaitu
musim kering dan musim penghujan. Kedua musim ini memberi pengaruh
besar pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang hidup pada daerah
tersebut.
Berbagai macam tanaman dapat hidup didaerah ini termasuk salah satunya
adalah jagung dan kacang-kacangan. Jagung termasuk salah satu tanaman yang

2
dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menjadi makanan
pokok didaerah tertentu. Faktor utama yang paling mendukung pembudidayaan
tanaman ini adalah kondisi lahan sebagai media tumbuh dan pemupukan baik
pupuk alam, seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk maupun pupuk buatan,
seperti TSP, KCL, Urea yang sangat mempengauhi pertumbuhan dan
perkembangannya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemupukan antara
lain tepat cara, tepat waktu dan tepat dosis sehingga diperoleh hasil yang
maksimun. Hal lain yang harus diperhatikan adalah cara-cara pemupukan dan
hasil maksimun yang diperoleh berdasarkan cara-cara perlakuan pemupukan.
Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai petani dan hidup dari
hasil pertanian, maka jagung manis ini juga merupakan salah satu tanaman
yang dapat dibudidayakan dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik pangan,
sandang maupun papan dari hasil penjualan tersebut, karena jagung manis ini
mempunyai nilai pasar yang tinggi, oleh karena itu tanaman jagung manis
sangat cocok bila digunakan sebagai objek percobaan bagi para mahasiswa dan
dijadikan salah satu tanaman utama untuk dibudidayakan

B. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang
sapi terhadap pertumbuhan tanaman jagung (zea mays L.) ditanah ultisol.
2. Untuk mengetahui dosis terbaik pemberian pupuk kandang sapi terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Jagung Manis
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Jagung manis termasuk dalam keluarga rumput–rumputan, tanaman jagung
manis dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L. (Rukmana, 2010).
Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim. Akar tanaman jagung
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang
subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung sangat banyak. Sementara pada
tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas. Batang tanaman
jagung bulat silindris, tidak berlubang, dan beruas – ruas (berbuku – buku)
sebanyak 8 – 20 ruas. Jumlah ruas tersebut bergantung pada varietas yang
ditanam dan umur tanaman. Tanaman jagung tingginya sangat bervariasi,
tergantung pada jenis varietas yang ditanam dan kesuburan tanah. Struktur
daun tanaman jangung terdiri atas tangkai daun, lidah daun, dan telinga daun.
Jumlah daun setiap tanaman jagung bervariasi antara 8 – 48 helai, namun pada
umumnya berkisar antara 18 - 12 helai tergantung pada varietas dan umur
tanaman daun jagung berbentuk pita atau garis dengan letak tulang daun di
tengah- tengah daun sejajar dengan daun, berbulu halus, serta warnanya
bervariasi (Rukmana, 2010).

4
Tanaman jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda yaitu 69 –
82 hari setelah tanam atau pada saat masak susu (milking stage). Proses
pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi pati sehingga biji
jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar
pati lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh gen sugari (su) resesif yang berfungsi
untuk menghambat pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif
tersebut menyebabkan tanaman jagung menjadi 4 – 8 kali lebih manis
dibandingkan dengan tanaman jagung biasa, kadar gula yang tinggi
menyebabkan biji menjadi berkeriput (Rifianto, 2010).
Morfologi Tanaman Jagung
 Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8
m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
 Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya
tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-
ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. batang jagung
cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
 Daun jagung adalah daun sempurna bentuknya memanjang antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas.
Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit
air pada selsel daun.
 Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin)
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada
jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

5
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas,
Bunga betina tersusun dalam tongkol.
 tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap
panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada
bunga betinanya protandri.
B. Pupuk Kandang Sapi
Pupuk bokashi kotoran sapi merupakan salah satu alternatif dalam
penerapan tekhnologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Kotoran sapi merupakan bahan organik yang mempunyai
prospek yang baik untuk di jadikan pupuk organik, karena mempunyai
kandungan unsur hara yang cukup tinggi yaitu C organik 18,76%, N 1,06%, P
0,52%, K 0,95%, Ca 1,06%, Mg 0,86%, Na 0,17%, Fe 5726 ppm, Mn 334 ppm,
Zn 122 ppm, Cu 20 ppm, Cr 6 ppm, C/N 16,90, Kadar air 24,21% (Yuliprianto,
2010).
C. Tanah Ultisol
Tanah ultisol saat ini menjadi sasaran utama perluasan pertanian khususnya
di Indonesia. Tanah ini dapat dijumpai pada berbagai relief, mulai dari datar
hingga bergunung. Ultisol merupakan tanah yang memiliki masalah keasaman
tanah, bahan organik rendah dan nutrisi makro rendah dan memiliki
ketersediaan P sangat rendah (Fitriatin dkk., 2014). Tanah Ultisol yang biasanya
dikenal adalah tanah Podsolik Merah Kuning (PMK). Menurut Badan Pusat
Statistik Riau luas satuan tanah PMK adalah 2. 221. 938, 38 ha (BPS Riau,
2017).
Permasalahan yang dihadapi pada lahan PMK adalah pH termasuk masam,
Al-dd yang tinggi, kandungan P yang rendah, kapasitas tukar kation yang
rendah (KTK) dan tanah yang miskin unsur hara (Kusumastuti, 2014). Kriteria
kemasaman tanah dan kandungan Aldd dalam tanah tinggi, sehingga pemberian
P dalam jumlah yang cukup tidak direspon oleh tanaman, karena banyak yang
terfiksasi, akibatnya P tidak tersedia bagi tanaman (Nursyamsi dkk., 2011).

6
Menurut Yetti dkk. (2012) pemberian bahan organik seperti kompos mampu
memperbaiki sifat tanah baik kimia maupun fisik.
Pemberian bahan organik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
kesuburan tanah yaitu pupuk organik dapat menyediakan hara makro (N, P, K,
Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe meskipun
dalam jumlah yang sedikit, meningkatkan KTK tanah, dapat membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam seperti Al, Fe, dan Mn, sehingga logam
sel (Barus, 2011). Hasil penelitian Azomy dkk. (2014) pemberian bahan organik
berupa kompos dapat memperbaiki sifat kimia tanah ultisol pada tanaman
jagung, dimana bahan organik tersebut meningkatkan unsur hara makro yaitu
N, P, dan K.

7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada bulan September s/d Desember 2022, yang
bertempat di Kapalo Koto, Kec. Pauh, Padang, Sumatera Barat.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan diantaranya cangkul, ayakan, parang, alat tulis, gembor,
penggaris, meteran, timbangan, plastik sungkup inkubasi, dan kamera. Sedangkan,
bahan yang digunakan adalah tanah ultisol, polybag ukuran 5 kg, dolomit, pupuk
kandang sapi, benih jagung manis varietas hibrida F1 paragon dan air

C. Rancangan Percobaan
Rancangan yang dilakukan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
perlakuan yang digunakan yaitu dosis pupuk kandang sapi yang terdiri dari:

P0= tanpa pemberian pupuk kandang sapi (kontrol)

P1 = 200 gram/polybag

P2 = 250 gram/polybag

P3 = 300 gram/polybag

P4 = 350 gram/polybag

Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 15 satuan


percobaan. Setiap satuan percobaan ditanam pada polibag yang memiliki berat
tanahnya 4 kg. Setiap polibag ditanam 1 tanaman jagung sehingga terdapat 15
populasi tanaman.

D. Prosedur Praktikum

a. Persiapan Pupuk Kandang


Persiapan pupuk kandang diawali dengan pengambilan pupuk kandang sapi
terlebih dahulu, setelah diambil pupuk kandang sapi selanjutnya tahap penghalusan
apabila ada gumpulan-gumpalan pada pupuk kandang tersebut. Agar pupuk
kandang halus dan remah terlebih dahulu diayak.

b. Persiapan Media Tanam


Tanah ultisol yang sudah diambil dikeringkan selama beberapa hari kemudian
diayak untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih remah dan halus. Kemudian,
tanah yang sudah diayak dicampurkan dengan pupuk kandang dan ditimbang sesuai
perlakuan. Kemudian, campuran tanah dan pupuk kandang diberikan ke dalam
polibag 4 kg dan diinkubasi selama 1 minggu.

8
c. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah 1 minggu setelah persiapan media tanam atau
setelah inkubasi selesai. Penanaman dilakukan dengan menanam benih 2 per
polibag dengan kedalaman sekitar 3 cm.

d. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penjarangan, penyisipan, dan penyiangan gulma untuk
menghindari kompetisi tanaman dengan gulma. Penyisipan dilakukan dengan
mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan tanaman sisipan pada usia 1 MST
(Minggu Setelah Tanam) agar pertumbuhan tanaman tetap sama dengan tanaman
sisipan. Penjarangan dilakukan pada usia 1 MST untuk mengurangi jumlah tanaman
dalam polibag hingga tersisa 1 tanaman saja pada setiap polibag. Penyiangan gulma
dilakukan secara berkala secara mekanis dengan mencabut gulma yang tumbuh
kemudian dibenamkan kembali kedalam tanah.

E. Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang diamati pada percobaan ini adalah:

a. Tinggi Tanaman (cm)


Pengamatan tinggi tanaman diamati pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6.
Pengamatan dilakukan selama satu kali seminggu dengan mengukur tinggi dari
pangkal hingga ke titik tumbuh mengunakan penggaris atau meteran.

b. Jumlah Daun (helai)


Pengamatan jumlah daun diamati pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6.
Pengamatan dilakukan selama satu kali seminggu dengan menghitung jumlah daun
trifoliet yang telah membuka sempurna.

c. Panjang Daun (cm)


Pengamatan panjang daun diamati pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6.
Pengamatan dilakukan selama satu kali seminggu dengan menghitung panjang daun
terpanjang menggunakan penggaris.

d. Lebar daun (cm)


Pengamatan lebar daun diamati pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6.
Pengamatan dilakukan selama satu kali seminggu dengan menghitung lebar daun
terlebar menggunakan penggaris.

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 1. Pengamatan 1 (29 -10-2022)
Perlakuan Tinggi Jumlah daun Luas daun Panjang daun
(cm) (helai) (cm) (cm)
PO U1 21 3 1,2 21
PO U2 10 3 1 8,5
POU3 14,5 3 1 8
P1 U1 20 3 1,5 12
P1 U2 22 3 1,8 16,5
P1 U3 14,5 3 1,3 10,5
P2 U1 4 2 1 3
P2 U2 15 3 1 9,5
P2 U3 14 3 1 9,7
P3 U1 6,5 3 1,3 5
P3 U2 21,5 3 1,5 15,5
P3 U3 15,3 3 1,5 10,7
P4 U1 18,5 3 1 12,9
P4 U2 15 3 1 9
P4 U3 20,4 3 1,3 12

Tabel 2. Pengamatan 2 (04-11-2022)


Perlakuan Tinggi Jumlah daun Luas daun Panjang daun
(cm) (helai) (cm) (cm)
PO U1 27 4 2 19
PO U2 14 4 1,3 11
POU3 24 4 1,2 17
P1 U1 27 4 2,6 20
P1 U2 26 4 1,9 21
P1 U3 22 4 2 15
P2 U1 12 4 1,5 7,5
P2 U2 23 3 1,5 16
P2 U3 24 4 1,7 20
P3 U1 15 4 1,3 11
P3 U2 28 4 2 22
P3 U3 24 4 1,4 18
P4 U1 30 5 2,2 24
P4 U2 23 4 2 17
P4 U3 28 5 2 23

10
Tabel 3. Pengamatan 3 (10-11-2022)
Perlakuan Tinggi Jumlah daun Luas daun Panjang daun
(cm) (helai) (cm) (cm)
PO U1 42 5 2,3 32
PO U2 34 5 1,8 27
POU3 38 5 2 29
P1 U1 45 6 3,5 34
P1 U2 36 5 1,9 30
P1 U3 39 5 2,4 29
P2 U1 27 4 1,5 18
P2 U2 36 5 1,9 28
P2 U3 40 5 1,8 30
P3 U1 28 5 1,7 20
P3 U2 39 5 2 30
P3 U3 32 4 1,8 28
P4 U1 55 6 3,5 45
P4 U2 42 6 2,8 35
P4 U3 50 5 2,7 39

Tabel 4. Pengamatan 4 (16-11-2022)


Perlakuan Tinggi Jumlah daun Luas daun Panjang daun
(cm) (helai) (cm) (cm)
PO U1 59 7 2,5 45
PO U2 49 6 2,8 38
POU3 52 7 3 42
P1 U1 59 7 4,4 45
P1 U2 48 8 2,7 42
P1 U3 52 7 3,1 42
P2 U1 40 6 2,3 32
P2 U2 48 6 2,5 40
P2 U3 52 7 2,5 43
P3 U1 40 7 2,5 32
P3 U2 52 6 2,5 43
P3 U3 45 6 2,5 43
P4 U1 68 7 4,2 56
P4 U2 52 6 3,5 49
P4 U3 62 7 3,5 51

11
Tabel 5. Pengamatan 5 (22-11-2022)
Perlakuan Tinggi (cm) Jumlah daun (helai) Luas daun Panjang daun
(cm) (cm)
PO U1 75 7 6 63
PO U2 73 7 6 50
POU3 83 7 5 57
P1 U1 95,5 7 7,5 63
P1 U2 89,5 8 4 54
P1 U3 96 7 5 64
P2 U1 67,5 7 5 47
P2 U2 85,5 7 4,5 58,5
P2 U3 82 7 6 58
P3 U1 92,5 7 4,5 58
P3 U2 70 7 4 46
P3 U3 63,5 6 4 50
P4 U1 103,5 7 7 77
P4 U2 81 6 5 62
P4 U3 102 7 6,5 72

B. Pembahasan
1. Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan tanaman yang
mudah diamati sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh lingkungan atau
pengaruh perlakuan terhadap tanaman. Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian pupuk kandang sapi menghasilkan tinggi tanaman yang berbeda nyata.
2. Jumlah daun
Perlakuan pupuk kandang sapi menghasilkan jumlah daun jagung manis yang
berbeda nyata dengan hasil paling tinggi terdapat pada tabel 5 dengan perlakuan
P4=350 gram/polybag dengan rata-rata sebesar 103,5 cm, sedangkan jumlah daun
terendah pada perlakuan P3= 300 gram/polybag sebesar 6. Hal ini diduga pupuk
kandang yang digunakan sudah dalam kondisi matang sehingga unsur hara sudah
mengalami mineralisasi yang dapat diserap oleh tanaman. Dosis pupuk kandang sapi
yang tinggi menyebabkan ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin melimpah.
Menurut Mpapa (2016), pertumbuhan dan hasil suatu tanaman juga dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara, karena unsur hara tersebut sebagai sumber aktivitas enzim dan
metabolisme tanaman. Namun, ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam tanah
berbeda-beda dikarenakan setiap tanah memiliki faktor pembentuk yang berbeda-beda
seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme dan waktu. Pupuk kandang sapi
memiliki kemampuan untuk menyediakan keadaan yang sesuai untuk penetrasi akar

12
tanaman karena pupuk kandang berfungsi menyediaakn unsur hara, memperbaiki pori
makro dan mikro tanah serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menjaga
kelembapannya.
3. Luas Daun
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang
sapi memberikan hasil berbeda nyata terhadap pertumbuhan luas daun.
mengindikasikan bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman berhubungan erat dengan
pemberian pupuk organik. Menurut Dinariani (2014) unsur esensial pupuk kandang
sapi mampu mempercepat pertumbuhan daun, pertambahan luas dan jumlah daun. Hal
itu mengakibatkanproses fotosintesis berlangsung cepat dan secara langsung akan
meningkatkan pembentukan karbohidrat sebagai cadangan makanan, sehingga akan
berpengaruh pada bobot kering total tanaman dan nilai indeks luas.
4. Panjang daun
Tabel 1-5 menunjukkan bahwa panjang daun jagung pada umur 1 MST rata
panjang daun tanaman yaitu tertinggi 12, 9 cm (P4 U1) terendah 3 cm (P2 U1), umur
2 MST tertinggi 24 cm (P4 U1) terendah 7,5 cm (P2 U1), umur 3 MST tertinggi 45 cm
(P4 U1) terendah 18 cm ( P2 U1), umur 4 MST tertinggi 56 cm (P4 U1) terendah 32
cm (P2 U1 dan P3 U1), umur 5 MST tertinggi 77 cm (P4 U1) terendah 46 cm (P3 U2).
Pemberian pupuk kandang sapi dengan masing-masing perlakuan memeberikan variasi
pada panjang helaian daun. Hal ini di duga pemberian pupuk kandang cukup
menyediakan unsur hara yang ada di dalam tanah dan membantu pertumbuhan tanaman
jagung. Di dalam pupuk kandang sapi menyediakan fungsi N bagi tanaman adalah
membantu pertumbuhan daun sehingga daun tanaman menjadi lebih lebar dan hijau
serta meningkatkan kualitas tanaman jagung, (Sutedjo, 2010). Selain Nitrogen, kalium
juga merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman jagung dalam jumlah yang
banyak. Unsur K merupakan unsur esensial yang berperan dalam fotosintesis tanaman
karena terlibat di dalam sintesis ATP, produksi enzim-enzim fotosintesis seperti RuBP
karboksilase, serta berperan dalam penyerapan CO2 melalui mulut daun (Munawar,
2011).

13
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa:
1. pemberian pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun tanaman, lebar daun tanaman dan panjang daun tanaman.
2. Perlakuan terbaik terdapat pada (P4 U1) dengan pemberian pupuk kandang
sapi 350 gram/polybag mampu menghasilkan tinggi tanaman 103,5 cm,
jumlah daun 7, lebar daun 7 cm, dan panjang daun 77 cm.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum ini diharapkan menganalisis lebih lanjut mengenai
pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan
tanaman jagung di tanah ultisol serta mempelajari lebih lanjut mengenai komposisi
pupuk kandang sapi yang efektif digunakan pada pertanian tanaman budidaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Deskripsi varietas unggul jagung, sorgum dan gandum. Balai
Penelitian Tanaman Serealia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 34 hlm.

Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Pr. 472 hal

Azis Rifianto.2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya: Jakarta 130 hal

Banuwa, Irwan Sukri. 2013. Erosi. Jakarta: Kencana.

Dinariani, Y. B. S. Heddy dan B. Guritno. 2014. Kajian Penambahan Pupuk


Kandang Kambing Dan Kerapatan Tanaman Yang Berbeda Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt).
Jurnal Produksi Tanaman. 2 (2): 128-136.

Fitriatin, B. N., A. Yuniarti., T. Turmuktini., dan F. K. Ruswandi. 2014. The Effect


of Phosphate Solubilizing Microbe Producing Growth Regulators on Soil
Phosphate, Growth and Yield of Maize and Fertilizer Efficiency on Ultisol.
Eurasian J. of Soil Sci. Indonesia. Hal:101-107.

Iriany R.N, S Sujiprihati, M. Syukur, J. Koswara, M. Yunus, 2011. Evaluasi daya


gabung dan heterosis lima galur jagung manis (Zea mays var: Saccharata)
hasil persilangan diallel. J. Agron. Indonesia 39(2): 103-111.

Lukinto, Penny Kusumastuti. (2014). Membumikan Transparansi dan Akuntabilitas


Knerja Sektor Publik. Jakarta: PT Gasindo Anggota Ikapi

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah Dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor. 240
hal
Nursyamsi, D. 2011. Mekanisme pelepasan K terfiksasi menjadi tersedia bagi
pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah yang didominasi smektit. Jurnal
Sumberdaya Lahan 5(2):61-74.

Rukmana. 2010. Prospek Jagung Manis. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Sutedjo, M. 2010. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Yulipriyanto. H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya, Graha Ilmu.


Yogyakarta

15
LAMPIRAN
A. Dokumentasi Foto Kegiatan

Tanggal Kegiatan Dokumentasi

1. Proses pengayakan tanah


ultisol, dimana tanah tersebut
masih banyak gumpalan bulat
perlu diayak terlebih dahulu.
2. Pemberian label pada polybag
yang digunakan sangat penting
dilakukan agar menentukan
sesuai dengan perlakuan yang
digunakan.
3. Setelah diayak, dapat terlihat
dimana tanah ultisol halus dan
remah dan begitu jugak dengan
pupuk kandang sapi.
4. Untuk tanah sendiri setiap
polybag berisi 4 kg tanah
dengan ukuran polybag 5 kg.
sedangkan untuk pupuk
28-09-2022
kandang sendiri setiap polybag
dengan perlakuan dosis yang
sudah ditentukan.

16
Tahap selanjutnya yaitu
menginkubasi tanah yang sudah
29-09-2022
dimasukkan kedalam polybag
selama 1 minggu

Selanjutnya yaitu pengapuran,


06-10-2022 dimana dosis untuk pengapuran
setiap dosis /polybag 8 gram

Proses penanaman pada jagung,


dimana untuk proses penanaman
jagung yang kami gunakan yaitu
09-10-2022 jagung manis dengan varietas
hibrida F1 Paragon, dimna setiap
polybag digunakan untuk
penanaman 1 perlubang tanam.

29-10-2022 Pengamatan 1 MST

17
04-11-2022 Pengamatan 2 MST

10-11-2022 Pengamatan 3 MST

16-11-2022 Pengamatan 4 MST

22-11-2022 Pengamatan 5 MST

Kondisi perkembangan tanaman


26-11-2022
jagung manis saat ini

18
B. Perhitungan Pupuk Kandang Sapi
Perlakuan 1 : 200 g/polybag
Dosis 20 ton/ha = 200 g/polybag
0,09075 m²
= 𝑥 20.000 kg
10.000 𝑚2
= 181,5 g/polybag

Perlakuan 2 : 250 g /polybag


Dosis 25 ton/ha =250 g /polybag
0,09075 m²
= 𝑥 25.000 kg
10.000 𝑚2
= 266 g/polybag

Perlakuan 3: 300 g/ polybag


Dosis 30 ton/ha =300 g/polybag
0,09075 m²
= 𝑥 30.000 kg
10.000 𝑚2
= 2272,25 g/polybag

Peelakuan 4: 350 g/polybag


Dosis 35 ton/ha = 350 g/polybag
0,09075 m²
= 𝑥 35.000 kg
10.000 𝑚2
= 317,625 g/polybag

C. Perhitungan Dolomit
Bv Tanah = 2.000.000 kg/ha
Dosis Anjuran = 10.000 kg/ha
Berat tanah/polybag = 4kg
Dosis dolomit = Dosis Anjuran x Berat tanah per polybag : BV Tanah
= 10.000 kg/ha x 4 kg : 2.000.000 kg/ha
= 0,2 kg/polybag
= 20 g/polybag

19

Anda mungkin juga menyukai