OLEH:
RIDWAN HASIM
2006110868
AGROTEKNOLOGI B
RIDWAN HASIM
2006110868
Mengetahui,
Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan
judul “Pembuatan Bedengan, Penanaman dan Penyemaian” mata kuliah Mekanisasi
Pertanian Ekosistem Sub-optimal.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak dan abang-abang
asisten praktikum mata kuliah Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub-optimal
yang telah membimbing penulis dalam menyelsaikan laporan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran yang membangun masih penulis
harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Ridwan Hasim
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Lahan dalam bidang pertanian merupakan sebagai tempat atau luasan yang
digunakan untuk bercocok tanam tentunya dengan memanfaatkan tanah sebagai
media tanam, penyedia unsur hara dan pendukung lainnya sesuai dengan
karakteristik tanaman. Semenjak era reformasi terbatasnya sumber daya manusia
di bidang pertanian membuat penerapan mekanisasi pada bidang pertanian wajib
dilaksanakan dalam mendukung program pemerintah dalam meraih kedaulatan
pangan yang berkelanjutan.
Disamping ketersediaan lahan dalam budidaya tanaman, pengolahan tanah
sangat diperlukan baik dengan cara mekanis dengan menggunakan mesin
pertanian (traktor) maupun secara konvensional yang bertujuan untuk
memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, memperbaiki
peresapan air dan aerasi tanah, mengurangi evaporasi tanah, mempercepat
pelapukan akar sisa tanaman dan mempermudah perkembangan akar, disamping
itu juga untuk menyiapkan tanah agar benih siap untuk disebar atau ditanam bibit
dan diharapkan benih atau bibit tersebut mampu tumbuh dengan baik terutama
untuk penanaman tanaman pangan.
Hakim dkk (1986) mengatakan olah tanah ialah tindakan pembalikan,
pemotongan, penghancuran dan perataan tanah. Olah tanah juga bertujuan untuk
memperbaiki kondisi tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran
udara (aerasi), menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan dan pengendalian
hama serta menghilangkan sisa-sisa tanaman yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
Pembuatan bedengan merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk
menyiapkan lahan sebelum penanaman. Fungsi bedengan atau guludan adalah
untuk membuat struktur tanah menjadi lebih gembur, menyediakan saluran
irigasi dan drainase bagi tanaman dan memudahkan untuk perlakuan terhadap
tanaman, baikperlakuan pemupukan, pengendalian organisme pengganggu
3
tanaman (OPT), penyiraman ataupun perlakuan lainnya (Budi Samadi dalam
Dedi Wardianto, dkk. 2018).
Pembuatan bedengan dipengaruhi oleh jenis tanaman yang akan
diusahakan: kemiringan lahan, kondisi iklim setempat terutama curah
hujannya.
Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah
gurun bagian selatan yang ada di Afrika. Semangka memiliki nama
latin Citrullus lanatus, Citrulus vulgaris schard atau Citrulus canas ( THMB )
Manst. Semangka juga dikenal dengan sebutan buah tembikai. Semangka masih
satu keluarga dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) serta
ketimun (Cucumis sativus).
Menurut pandangan dari sisi perkembangbiakan, mengenai ada atau
tidaknya biji dapat menjadikan penggolongan semangka yaitu semangka nonbiji
dan semangka berbiji. Perbedaan yang mendasar diantara keduanya adalah
bunga semangka nonbiji merupakan triploid sehingga saat disilangkan dengan
bunga haploid tidak membeentuk embrio. Sedangkan pada bunga semangka
berbiji yaitu normal haploid sehingga saat terjadi penyilangan dengan bunga
haploid dapat membentuk embrio pada bijinya sehingga semangka berbiji lebih
diutamakan dalam hasil bijinya untuk dibenihkan.
Syarat tumbuh
1. Tanah
Tanah yang baik untuk tanaman semangka adalah tanah yang
berstruktur gembur dan subur, mempunyai lapisan olah yang tebal, kering
kaya akan bahan organik dan dengan pengaturan air yang baik. Pada
keasaman PH tanah optimal berkisar 6,8-7,2 .
2. Iklim
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh. Sehingga
musim kemarau cocok untuk penanaman. Lahan penanaman harus terbuka
tampa naungan. Ketersediaan matahari penuh sangat di perlukan untuk
4
proses fotosintesis sedangkan pengaruh tidak langsungnya pada
temperatur kelembapan.
3. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap ketersediaan air dan
kelembapan tanah di sekitar tanaman. Curah hujan bulanan yang
dikehendaki semangka berkisar 40-50 mm. Curah hujan yang terlalu tinggi
akan berakibat buruk terhadap tanaman yaitu tanaman mudah terserang
oleh hama.
4. Angin
Angin membantu dalam proses penyerbukan bunga semangka. Tetapi
angin yang bertiup kencang dapat merusak daun serta mematahkan
percabangan.
5. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat dapat berpengaruh terhadap umur panen.
Pemanenan semangka di dataran rendah akan lebih cepat daripada dataran
tinggi.
6. Air
Semangka memelukan banyak air Karena 90% merupakan buah yang
berair. Tetapi hindari tanaman tergenang air karena dapat mengakibatkan
tanaman mati.
6
BAB III ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul, parang,
pancang kayu, traktor tangan, implement pembuat bedengan, meteran,
penggaris, alat tulis, sarung tangan, handphone, sepatu boot dan buku.
3.2 Bahan
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022, hari Selasa dan di jam
13.00 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum adalah Laboratorium Teknik
Pertanian dan lahan UPT Universitas Riau.
7
BAB IV PROSEDUR KERJA
8
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
2) 3mnt 36s
2) 1mnt 39s
2) 1mnt 09s
Tabel 1.Data waktu kelompok 2
5.2 Pembahasan
9
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dalam berusahatani, seperti
pengunaan traktor untuk pengolahan tanah. Traktor tangan merupakan salah
satu contoh penggunaan teknologi di bidang pertanian dimana dengan
penggunaan teknologi tersebut dapat mengatasi masalah-masalah terutama
yang berkaitan dengan tenaga kerja dan waktu. Untuk mengoptimalkan
penggunaan traktor tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
Mekanisasi Pertanian Selektif (Selective Agricultural Mechanization) atau
dasar Kesepadanan Teknologi (Technology Appropriatness).
Kegiatan setelah melakukan proses pengolahan lahan adalah pembuatan
bedengan. Syarat pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada keadaan dan
kondisi tanah, tanah yang baik untuk pertumbuhan adalah tanah yang banyak
mengandung humus (subur), gembur, mengandung garam dan mineral.
Kandungan bahan organik tinggi, berdrainase baik, tekstur lempung berpasir
atau lempung berdebu, dan derajat keasaman tanah yaitu 5,5 - 6,5 (Juarni,
2017).
Budidaya semangka membutuhkan tanah gembur dan subur untuk
menopang pertumbuhan dan produksi optimum, seperti tanah dengan tekstur
lempung berpasir serta kaya akan bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan
tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah yang
cukup merupakan faktor penting yang akan menentukan keberhasilan
budidaya semangka. Jika penanaman semangka dilakukan di tanah berat,
maka akan menekan laju pertumbuhan dan menyebabkan pecah buah. Air
sangat dibutuhkan oleh tanaman ini karena 90% kandungan semangka terdiri
dari air (Bagus, 2013).
Tanah yang cocok untuk ditanami semangka adalah tanah yang sarang
(porous) hingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu
mudah membuang air kurang baik pula untuk ditanami semangka, karena
tanah demikian akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering
hingga menambah tenaga untuk melakukan penyiraman. Sebaliknya, tanah
yang terlalu padat ataupun menyerap dan menyimpan air sama sekali tidak
cocok untuk ditanami tanaman semangka karena sistem perakaran semangka
10
tidak tahan terhadap genangan air dan mudah busuk kemudian tanaman akan
mati. Jumlah hara yang banyak bukan menjadi jaminan dapat diserap oleh
akar. Dalam mekanisme penyerapan unsur hara oleh tanaman, akar
merupakan organ tanaman yang berfungsi menyerap unsur hara dari dalam
tanah. Akar merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
produktivitas tanaman. Semakin ekstensif sistem perakaran maka semakin
tinggi efisiensi penyerapan hara dan air oleh tanaman (Sutarta dkk., 2017).
Untuk penyemaian nya sendiri, benih dicuci bersih kemudian ujung
benih dipecah dengan menggunakan penjepit kuku agar mudah dalam proses
imbibisi, lalu benih dimasukkan ke dalam kantung plastik yang sudah
dilubangi, lalu direndam air hangat dengan suhu 60°C. Perendaman dilakukan
selama 30 menit. Setelah itu, benih diangkat dan diangin-anginkan di atas
kertas koran selama 10 menit. Lalu, benih diperam dengan cara
meletakkannya di atas wadah yang dilapisi kertas. Selanjutnya wadah
diselimuti dengan kain selapis yang telah dibasahi dengan air hangat. Untuk
memberi suasana hangat, diberi penerangan dengan lampu pijar 15 watt.
Pemeraman benih dilakukan selama 48 jam. Setelah itu kecambah disemai di
polybag sekitar 12 hari.
11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami dengan serius alat dan bahan apa saja
yang digunakan supaya kedepannya dapat memiliki pengetahuan baik.
DAFTAR PUSTAKA
12
Bagus. 2013. Budidaya Semangka (Citrullus Vulgaris) pada Tanah Berat
terhadap Pemberian NPK. J. Pertanian Bogor, Vol. 9 No. 2 : 22 – 24
Dedi Wardianto, dkk. 2018. Modifikasi Garu Pegas dan Bajak Piring
MenjadiAlat Pembumbun dan Pembuat Bedengan. Agroteknika 1(1) : 9-
20.
Hakim, N. Nyakpa M. Y., Lubis A. M., Nugroho S.G, Diha M.A., Go, B. H.,
Bailey h. H. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.
Juarni. 2017. Pengaruh Pupuk Cair Eceng Gondok (Eichornia Crassipess)
terhadap Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium Graveolens) sebagai
Penunjang Praktikum Fisiologi Tumbuhan. J. Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh. Vol. 56 No. 3 : 34 - 43
Jamhuri, A. 2010. Modifikasi Roda Besi Untuk Meningkatkan Kinerja Traktor
Roda Dua Pada Lahan Kering. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prasetyo, A.S., Rachmawanti, D., dan Ishartani, D. 2014. Pemanfaatan Tepung
Jagung (Zea mays) sebagai Pengganti Tepung Terigu dalam Pembuatan
Biskuit Tinggi Energi Proteinn dengan Penambahan Tepung Kacang
Merah (Phaseolus vulgaris L). Jurnal Ilmu Pangan. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sembiring, E.N.,I.N. Suastawa, dan Desrial. 1990. Sumber tenaga tarik di
Bidang Budidaya Pertanian. JICA-DGHE/IPB Project/ADEAT : JTA-9a
(132). Proyek Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi .Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Soedjatmiko, 1974. Masalah Penggunaan Traktor Dalam Budidaya Pertanian Di
Indonesia. Kertas Kerja Dalam Seminar Penerapan Teknologi Madia
Pada Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Suastawa, I.N., Hermawan, W. dan Sembiring, E.N. (2000). Konstruksi dan
Pengukuran Kinerja Traktor Pertanian. Laporan Penelitian. Teknik
13
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Sutarta E. S, Winarna dan M. A. Yusuf. 2017. Distribusi Hara dalam Tanah dan
Produksi Akar Tanaman Kelapa Sawit pada Metode Pemupukan yang
Berbeda. J. Pertanian Tropik, Vol. 4 No. 1 : 84 - 94
Yunus, Y. 2001. Perubahan Beberapa Sifat Fisika Tanah Dan Kapasitas Kerja
Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal Pada Berbagai Kadar Air Tanah.
Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Yunus, Y. 2013. Dinamika Mesin dan Tanah Dalam Pengoperasian Traktor.
Penerbit Alfabeta Bandung. Bandung.
LAMPIRAN
14
Gambar 1. Pembuatan bedengan Gambar 2. Pemberian pupuk organik
15