Disusun oleh :
Kelompok IXA
Kelompok/Kelas : IX/A
Menyetujui,
Menyetujui,
RINGKASAN
Kelompok IX. KELAS A. 2017. Pengendalian Pasca Panen Padi. (Nur Fatin
Zuhriawati: 23040114120010).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
penyuluhan ini dengan baik. Tujuan praktikum Penyuluhan adalah untuk agar
mampu mengatasi permasalahan kurangnya pasokan air untuk irigasi serta mampu
terimakasih atas perhatian dan koreksi yang membangun dari berbagai pihak.
Penyusun
6
DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN.........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II DATA LAPANG..........................................................................................2
2. 1. Keadaan Desa........................................................................................2
2. 2. Kondisi Pertanian...................................................................................5
2. 3. Potensi Yang Ada (SDA).......................................................................6
2. 4. Masalah Yang Ditemukan.....................................................................7
2.4.1. Responden Pertama Bapak M. Syafii...................................................7
2.4.2. Responden Kedua Bapak Nurhadi.........................................................7
2.4.3. Responden Ketiga Bapak Masruhin......................................................8
2.4.4. Responden Keempat Bapak Warih Pambudi.........................................8
2.4.5. Responden Kelima Bapak Mualim.......................................................9
BAB III PENENTUAN DAN PEMBAHASAN MASALAH..............................10
3. 1. Penentuan Masalah..............................................................................10
3. 2. Pembahasan Masalah...........................................................................10
BAB IV PEMECAHAN MASALAH....................................................................13
BAB V RENCANA KERJA..................................................................................17
5. 1. Materi...................................................................................................17
5. 2. Media...................................................................................................17
5. 3. Metode.................................................................................................19
5. 4. Jadwal Kegiatan / Pelaksanaan.........................................................19
BAB VI PENUTUP...............................................................................................22
6. 1. Kesimpulan..........................................................................................22
6. 2. Saran....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
8
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi...................................................................................26
Lampiran 2. Kuesioner........................................................................................29
Lampiran 3. Soal Evaluasi Praktikum Penyuluhan.........................................30
1
BAB I
PENDAHULUAN
daerah di indonesia, biji padi merupakan awal dari makanan pokok sebagian
lahan basah walaupun sebagian juga ada yang merupakan lahan kering atau
memiliki sifat tanah yang kering sehingga tidak cocok untuk di tanami padi.
Produk dari tanaman padi salah satu nya adalah tepung beras. Tepung beras
merupakan tepung yang dibuat dari beras yang ditumbuk atau digiling. Tepung
beras tidak sama dengan pati beras yang dibuat dengan merendam beras dalam
larutan alkali. Tepung beras dapat dijadikan pengganti dari tepung gandum bagi
mereka dalam hal pengolahan pasca panen terutama kerupuk beras dan tepung
beras. Manfaat praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat memenuhi lulus
BAB II
DATA LAPANG
2. 1. Keadaan Desa
Batas wilayah kelurahan Rowosari bagian Utara, Barat, Timur dan Selatan
kelurahan sesuai usia yang ada di Kelurahan Rowosari, tidak dikategorikan sesuai
3
Rowosari didominasi oleh penduduk yang berusia 25-55 tahun yaitu 2518
mahasiswa. Jumlah penduduk sesuai dengan data, didapatkan paling sedikit yaitu
terendah adalah buta huruf sebanyak 0.26% dengan total jumlah warga yang
Kelurahan Rowosari sangat beragam dimana hal ini dapat dipengaruhi oleh
Rowosari.
4
bidang buruh industri sebanyak 2026 jiwa, sedangkan mata pencaharian terendah
adalah peternak sapi potong sebanyak 1 jiwa . Peringkat kedua tertinggi yaitu
buruh bangunan lalu buruh tani. Wilayah Kelurahan Rowosari yang notabennya
tidak terlalu padat penduduk mengakibatkan masih banyaknya lahan yang dapat
sebagai buruh tani sebanyak 801 jiwa. Sedangkan peringkat kedua terbawah yaitu
ABRI dan PNS. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan
2. 2. Kondisi Pertanian
baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Namun akhir-akhir ini jumlah
petani sangat menurun drastis, karena hasil dari bertani tidak dapat dijadikan
sebagai penghasilan tetap, karena tidak menentunya musim. Sehingga hal ini
menyebabkan para penduduk yang berusia tua masih bertani dan yang berusia
muda sebagian besar menjadi buruh bangunan. Namun perlu diketahui bahwa
jenis tanah di Kelurahan Rowosari bersifat sawah tadah hujan, jadi para petani
tidak selalu menanami sawahnya dengan padi. Hal ini dikarenakan musim hujan
yang tidak menentu, sehingga masa tanam padi hanya bisa dilakukan satu sampai
yaitu dengan luas lahan 165 Ha. Dengan melihat kondisi lingkungan di Kelurahan
Rowosari, memang lebih mudah untuk menanam padi dibanding yang lainnya.
menanam jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kedelai, sayuran,
mengolah hasil panen padi menjadi suatu produk untuk meningkatkan daya
jualnya. Selain itu, pupuk yang digunakan untuk padi yang mereka olah, sering
dibuat sendiri oleh kelompok Tani Sukamaju menjadi pupuk organic. Namun,
lingkungan, yaitu terkadang beberapa hama tidak bisa dibasmi hanya dengan
sebagai berikut :
yang dibentuk tahun 2013. Saat ini beliau memiliki lahan padi sendiri dan
irigasi yang dapat selalu memadai, entah pada musim hujan atau
kemarau.
kelompok Tani Sukamaju yang mulai bergabung tahun 2015. Saat ini
pada tanaman jagung yang beliau tanam, dan belum mendapatkan solusi
ini beliau tidak memiliki lahan dan bekerja sebagai buruh tani. Tingkat
2005. Saat ini beliau memiliki lahan padi sendiri. Tingkat pendidikan
beliau adalah adanya hama wereng pada padi yang dihasilkan, serta
yaitu dibakar.
10
BAB III
3. 1. Penentuan Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada kelompok tani suka maju
masalah yang sering dihadapi oleh kelompok tani padi adalah serangan hama dari
sejak penananam hingga proses pemanenan, irigasi yang kurang memadai karena
hanya mengandalkan air hujan (tadah hujan), kurang pemahaman tentang pupuk
organik sehingga masih menggunakan pupuk kimia atau pestisida dan limbah padi
atau jerami tidak dimanfaatkan untuk kompos tetapi hanya dibuang atau dibakar
saja.
3. 2. Pembahasan Masalah
hingga proses pemanenan, hal ini biasa disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan
kimia yang berlebihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arofah dan Tjahjaningrum
(2013) yang menyatakan bahwa hama terjadi karena kontrol manusia dalam
dimana penggunaan pestisida malah justru menurunkan kualitas padi dan bahkan
adalah hama wereng dimana wereng biasanya menyerang padi pada bagian batang
11
dan daun yang dapat menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil dan daun
berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2009) yang
menyatakan bahwa wereng penyerang batang padi meliputi wereng padi coklat
sedangkan wereng penyerang daun padi meliputi wereng padi hijau (Nephotettix
apicalis dan N. impicticep), wereng jenis ini merusak dengan cara mengisap
cairan batang dan daun padi yang mengakibatkan tanaman padi menjadi kuning
dan mongering serta tanaman menjadi kerdil. Masalah yang terjadi pada tanaman
padi tidak hanya hama saja melainkan juga proses perairan atau irigasi, dimana
irigasi yang kurang memadai juga sebagai salah satu penyebab kurang optimalnya
pertumbuhan padi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ilham et al., (2007) yang
menyatakan bahwa masalah utama yang sering dihadapi oleh para petani adalah
ketersediaan air untuk irigasi yang kurang memadai. Salah satu tujuan dari irigasi
itu sendiri adalah untuk menyuburkan tanamna dan mecegah adanya serangan
hama, karena air merupakan zat hara yang sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurjaya et al., (2013) yang menyatakan
bahwa irigasi memiliki tujuan untuk memberantas hama, dimana gangguan hama
pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan ulat dapat diberantas dengan cara
menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai batas tertentu dan juga
irigasi digunakan untuk memupuk atau merabuk tanah karena air sungai juga
banyak kerugiannya misalnya kualitas padi yang dihasilkan menurun dan hama
semakin banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Astiningrum (2005) yang
residu yang berasal dari zat pembawa (carier) pupuk nitrogen tertinggal dalam
tanah sehingga akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Hal ini
pupuk kimia yang terus menerus menyebabkan ekosistem biologi tanah menjadi
dalam tanah tidak tercapai. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
wereng dan sistem irigasi. Hama merupakan permasalahan utama dalam sistem
usaha pertanian yang tidak dipisahkan karena hasil usaha tani termasuk dalam
rantai makanan dalam suatu ekosistem. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat et
al., (2014) yang menyatakan bahwa hama merupakan kesatuan dapat ekosistem
alami dalam usaha pertanian. Kehadiran hama merupakan suatu yang wajar,
namun dalam jumlah yang tidak terukur menyebabkan kematian beberapa padi
gagal panen. Maka diperlukan keseimbangan jumlah predator, dalam hal ini
sawah. Menurut Santosa dan Sulistyo (2012) predator yang biasanya digunakan
panen padi yaitu polifag yang merupakan serangga pemangsa segala jenis hama
dari berbagai famili. Selain itu penanaman dengan metode tumpang sari dapat
terpecah atau hama tidak dapat tumbuh optimal. Hal ini sesuaia dengan pendapat
14
menghaslkan panen yang optimal. Metode tumpang sari yang dapat dilakukan
dalam penanaman padi biasanya diiringi dengan penanaman jenis legum. Selain
Hal ini sesuai dengan pendapat Rivaie (2016) yang menyatakan bahwa tanaman
seralia dengan bentuk fisik yang baik dapat diperoleh dengan adanya nitrogen
yang terdapat dlam tanah berasal dari rhizobium akar tanaman legum.
Tani Sukamaju yaitu tadah hujan dengan memanfaatkan air hujan yang dapat
tertampung pada lahan. Metode ini cocok pada wilayah dengan curah hujan yang
tinggi, sedangkan kurang cocok pada wilayah dengan curah hujan rendah seperti
di Rowosari umumnya daerah Semarang. Hal ini sesuai dengan pendapat Raharjo
(2010) yang menyatakan bahwa tipe wilayah dengan curah hujan rendah
terhambat bahkan menyebabkan gagal panen. Maka diperlukan suatu sistem yang
kualitas terbaik dengan jumlah air yang serendah-rendahnya. Sistem irigasi yang
cocok untuk pertanian dengan jumlah air terbatas yaitu irigasi tetes. Menurut
jumlah air yang diberikan terukur dan efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat
Udiana et al., (2014) yang menyatakan bahwa irigasi tetes dapat menghemat
pembusukan akibat kadar air masih tinggi. Salah satunya dengan pengeringan.
beras. Menurut Sunarti dan Michael (2013) pecahan-pecahan biasa diolah menjadi
kerupuk beras atau jika dilanjutkan pada proses penumbukkan dapat diperoleh
tepung beras . Hal ini dapat dilihat sebagi peluang untuk memberikan nilai tambah
pembuatan kerupuk beras maupun tepung beras tersebut. Pelatihan dengan media
psikomotorik sasaran dalam pembuatan dan kerupuk beras tepung beras. Hal ini
sesuai dengan pendapat Thamrin et al., (2015) yang menyatakan bahwa media
video dapat meningkatkan kemampuan afektif sasaran karena sifatnya yang ringan
beras dan kerupuk beras, sasaran diuji kemampuannya dengan kuesioner untuk
kerupuk beras dan pengujian/praktik dihadapan penyuluh langsung. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kapti et al., (2013) yang menyatakan bahwa post test maupun
BAB V
RENCANA KERJA
5. 1. Materi
Materi yang disampaikan hendaknya lengkap dan seuai dengan kebutuhan sasaran
penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yunasaf dan Taspirin (2012), bahwa
penyampaian materi yang lengkap dan sesuai.dalam hal ini materi yang
Suka Maju dalam hal perbaikan cara bercocok tanam tanaman padi sampai
pengolahan pasca panen. Materi yang disampaikan berisi materi tentang sistem
hama pada tananaman padi, sistem irigasi pipa tetes sebagai solusi untuk
pengolahan padi menjadi tepung beras dari awal padi siap diolah hingga siap
5. 2. Media
edukatif, yaitu untuk memberikan informasi mengenai sistem pertaian organik dan
sistem tumpang sari untuk mengatasi permasalahan hama di kelompok tani suka
maju, sistem irigasi pipa tetes untuk mengatasi permasalahan irigasi yang
pengolahan padi menjadi tepung beras. Hal ini sesuai pendapat Nurhidayat et al.
(2012) bahwa media adalah suatu yang digunakan untuk menyampaikan informasi
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Salah satu media yang sering dipai yaitu
media cetak. Media merupakan media yang mudah dipahami. Hal ini sesuai
pendapat Hamida et al. (2012) bahwa media cetak dapat menarik perhatian
bentk media cetak berupa leaflet dan secara langsung dengan video dan
demonstrasi. Leaflet adalah lembaran yang dilipat dan berisi informasi tertentu
dalam bentuk tulisan, gambar atau kombinasi diantara keduanya. Leaflet biasanya
Kelompok Tani Suka Maju yang merupakan target sasaran, memiliki rata-
pertaian organik dan tumpang sari, sistem irigasi pipa tetes serta cara pengolahan
padi menjadi tepung beras yang dikemas berupa gambar atau tidak terlalu banyak
tulisan, beserta demonstrasi cara pengolahan padi menjadi tepung beras, dianggap
menjadi media penyuluhan yang paling efektif. Hal ini seuai dengan pendapat
mampu menggabungkan visual dengan audio sehingga lebih mudah dan menarik
19
untuk dipahami. Media video juga memiliki fungsi afektif, koknitif dan atensi
dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh pendapat Kaptil et al. (2013) bahwa
media video dapat dikemas sedemikian rupa sehingga sangat efektif karena dapat
5. 3. Metode
peyuluhan dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode
yang dipilih dalam penyuluhan kepada kelompok tani suka maju adalah dengan
metode secara tidak langsung melalui media cetak berupa pembagian leaflet.
Leaflet yang diberikan berisi materi penyuluhan yang dibagikan secara individu.
Materi : Sistem pertanian organik dan sistem tumpang sari dalam bercocok
Judul : Penyuluhan Sistem Irigasi Pipa Tetes Kelompok Tani Suka Maju
BAB VI
PENUTUP
6. 1. Kesimpulan
karena hanya mengandalkan air hujan (tadah hujan), dan kurang pemahaman
tentang pupuk organik. Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan cara sistem
pertanian organik dengan sistem tumpang sari, sistem irigasi pipa tetes, dan
pengolahan padi menjadi tepung beras dan kerupuk beras. Media yang digunakan
sistem tumpang sari, dan video sistem irigasi pipa tetes dan demonstrasi cara
pengolahan padi menjadi tepung beras dan keupuk beras, dan brosur berisi materi
penyuluhan.
6. 2. Saran
dan memperoleh tujuan penyuluhan itu sendiri dan perlunya pembimbingan dalam
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, R., Y. Yusran, dan I. Irmasari. 2014. Hama pada tegakan jati (Tectona
grandis Lf) di Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala.
Warta Rimba. 2 (1): 17-23.
Nurjaya., I. Adamy dan S. Rochayati. 2013. Neraca hara dan produktivitas pada
usahatani padi sistem konvensional, ptt, sri dan semi organik di lahan
sawah irigasi dengan tingkat kesuburan rendah. Jurnal Litbang Pertanian.
4 (2) : 247-256.
24
Santosa, S. J. dan J. Sulistyo. 2012. Peranan musuh alami hama utama padi pada
ekosistim sawah. Innofarm. 6 (1): 1-10.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
1. Foto dengan Responden 1
Nama : M. Syafii
Umur : 50 tahun
Pendidikan : S1
Komoditas : Padi
Permasalahan : Sistem pengairan yang hanya bersumber dari tadah hujan
26
Nama : Nurhadi
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Komoditas : Jagung
Permasalahan : Fenomena dauh putih pada tanaman jagung
28
Nama : Masruhin
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA
Komoditas : Padi
Permasalahan : Penanganan limbah hasil panen dengan cara dibakar
Lampiran 2. Kuesioner
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Usia :
Pendidikan :
IV. PENANAMAN
1. Apakah Bapak/Ibu telah memiliki modal sebelum melakukan usaha
tani?
2. Dari mana Bapak/Ibu mendapatkan modal?
3. Apakah biasanya Bapak/Ibu memakai tanaman yang sama atau
mengganti tanaman setiap panen?
4. Dari mana Bapak/Ibu mendapatkan bibit, pupuk, atau peralatan
lainnya?
V. PENGOLAHAN LAHAN
1. Alat apa yang digunakan Bapak/Ibu untuk mengolah lahan?
2. Apakah sambil menunggu panen, Bapak/Ibu ada kegiatan sampingan?
3. Mengapa Bapak/Ibu melalukan kegiatan sampingan tersebut?
4. Permasalahan apa yang terjadi saat Bapak/Ibu mengolah lahan?