Tugas disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Higiene Perusahaan dan
Kelematan Kerja
Teknologi Pangan B
Anggota Kelompok :
PENDAHULUAN
ISI
2.1.2. Ketenagakerjaan
Karyawan yang ada di PT Ultrajaya Industry Milk & Trading Company Tbk
mempunyai tingkat pendidikan yang beragam; mulai dari tingkat SMA, Diploma
dan Sarjana. Jumlah karyawan yang ada sebanyak 1200 orang dengan waktu
kerja :
Tabel 1. Shift Kerja Unit Produksi
Shift 1 06.30-15.00
Shift 2 14.30-23.00
Shift 3 22.30-07.00
*Dengan rolling / putaran waktu yang bergantian yaitu akan selalu berganti
dalam kurun waktu 1 (satu) minggu 1 (satu) kali. Libur dinas : Disesuaikan
dengan cara bergantian.
2.1.3.2. Dumping
Proses dumping merupakan salah satu proses pemasukan raw material ke
dalam corong untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mixing tank, adapun
beberapa bahan yang melalui proses dumping adalah Skim Milk Powder (SMP),
Whole Milk Powder (WMP), cocoa powder, garam, flavour, dan sebagainya.
Masing - masing diproses secara bergantian sampai semua persiapan planning
pemasakan mencapai target.
2.1.3.3. Mixing
Pada proses mixing, raw material yang telah masuk melalui proses dumping
akan dicairkan dengan air dengan kapasitas 3000 - 4000 liter dengan suhu 55 C
untuk melarutkan raw material yang berbentuk powder. Tangki dilengkapi dengan
agigator atau pengaduk otomatis yang berfungsi untuk menghomogenkan.
Kemudian akan disirkulasi melalui Plate Heat Exchanger (PHE) kemudian masuk
ke dalam turbo mixer dengan tekanan P<1 atm.
2.1.3.4. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan dengan suhu 60 - 90 C untuk
menonaktifkan mikroorganisme patogen yang mampu merusak produk, sehingga
dengan adanya pasteurisasi dapat mencegah timbulnya mikroorganisme
merugikan seperti jamur, kapang dan bakteri pembusuk lainnya. Pasteurisasi
dilakukan secara bertahap dimulai dengan suhu 70 C kemudian raw material
masuk ke dalam homogenizer, selanjutnya raw material akan terus mengalami
sirkulasi sampai mencapai suhu 90 C.
2.1.3.5. Homogenisasi
Homogenisasi merupakan proses pemecahan globula - globula lemak
sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil dan seragam. Proses homogenisasi
dilakukan secara bertahap, dimana tekanan awal homogenizer adalah 200 Bar
kemudian raw material akan terus mengalami sirkulasi dan dilanjutkan proses
homogenisasi tahap dua dengan tekanan 40 Bar.
2.1.3.6. Pendinginan
Raw material yang telah di pasteurisasi selanjutnya dilakukan proses
pendingan selama 15 menit dengan suhu 5 - 10 C. Selanjutnya raw material akan
ditampung dalam storage tank dengan kondisi suhu 5 C dan ditambahkan fresh
milk yang sebelumnya juga telah di pasteurisasi.
2.1.3.9. Pengepakan
Pengepakan ke dalam karton merupakan proses pengemasan beberapa pak
ke dalam karton dengan jumlah tertentu, kemudian karton yang telah terisi
dikemas menjadi satu rangkaian palet untuk memudahkan proses penyimpanan
dan proses pendistribusian produk. Sebelum produk di kemas dalam karton, pack
produk akan terlebih dahulu diberi straw dengan menggunakan straw aplicator.
2.1.3.10.Proses Distribusi
Proses Distribusi Proses distribusi yang dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu produk susu UHT Ultra Milk yang sudah diproduksi dilakukan inkubasi
selama enam hari, kemudian diletakkan di gudang barang jadi, lalu dikirim ke
distributor. Pada enimpanan barang jadi dalam gudang, perseroan telah memakai
sistem penyimpanan persediaan di dalam gudang yang cukup mutakhir dengan
teknologi Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS), yaitu suatu teknologi
penyimpanan persediaan melalui sistem rak dengan menggunakan robot yang
dikendalikan di dalam ruangan kontrol.
2.2.1.1. Korosi
2.2.1.2. Iritasi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
2.2.2.1. Organisme viable dan racun biogenik
2.2.3.1. Kebisingan
2.2.3.3. Pencahayaan
Bahaya yang diterima pekerja pada proses pemerahan sapi adalah masalah
ergonomis. Bahaya ergonomi dikategorikan ke dalam bahaya fisik akibat
pertemuan antara pekerja dan material (worker-material interface). Seharusnya,
letak siku dan telapak tangan pada saat memerah sejajar. Dalam waktu kronis,
gangguan ergonomi ini dapat menyebabkan musculoskeletal
disorders (MSDs). Satu contoh penyakit lainnya adalah carpal tunnel syndrom.
Gejalanya adalah kesemutan dan kebas/mati rasa akibat terlalu lama memerah.
Bahaya pada penyimpanan susu ini di antaranya adalah pencahayaan yang
tidak adekuat, kebisingan, serta heat and cold stress. Pencahayaan yang tidak
adekuat dimungkinkan terjadi akibat proses ini dilakukan di dalam ruangan
sehingga tidak ada cahaya matahari yang masuk. Untuk memberikan cahaya,
maka digunakanlah lampu elektronik. Lampu yang dipasang harus sesuai dengan
proporsi ruangan, luas dan desain mesin sehingga tidak ada sudut kerja yang
memiliki intensitas cahaya kurang.
Pada tahap pasteurisasi susu, bahaya yang patut diwaspadai dalam proses ini
adalah heat stroke. Oleh karena itu, para pekerja harus dihimbau untuk tidak
berada dalam jarak yang dekat dengan heat exchanger. Para pekerja cukup
memantau dari jarak jauh saja, apalagi mesin dapat bekerja secara otomatis.
Pada alur produksi hingga proses pengepakan, bahaya yang dikhawatirkan
akan mencederai pekerja pada tahap ini di antaranya adalah kebisingan mesin dan
perbedaan suhu yang ekstrim dimana susu pada tahap SSP (Steam Surface
Pasteurization) hanya selama 1,5 detik untuk kemudian didingankan secara
ekstrim hingga suhu 4o C. Oleh karena itu, pekerja harus mengenakan pakaian
khusus yang menjaga mereka agar tetap hangat. Selain itu, mesin harus didesain
sedemikian rupa untuk mengurangi intensitas bunyi yang dihasilkan mesin.
Dari akses distribusi menuju pasar berupa jalan berbatu maka pekerja juga
terancam bahaya getaran yang diterima tangan dan seluruh tubuhnya saat
memegang setir kendaraan. Getaran dapat menyebabkan low back
pain, dan hand-arm vibration syndrome. Cara yang dapat diambil untuk
mengendalikan bahaya ini adalah memastikan keadaan shockbreaker kendaraan
berada dalam keadaan baik.
Di pabrik PT. Ultra Jaya dapat ditemukan bahaya bagi pekerja seperti
kebisingan alat produksi, lalu lintas kendaraan besar di dalam pabrik, uap dan air
panas untuk produksi susu, dan debu serta cuaca panas disekitar lingkungan
pabrik.
Dampak yang mungkin terjadi pada pekerja akibat kebisingan seperti sakit
kepala, gangguan pendengaran, insomnia karena frekuensi otak terganggu, serta
vertigo. Untuk dampak bagi pekerja dari lalu lintas kendaraan besar adalah
timbulnya kemungkinan terjadi kecelakaan antara pekerja dengan kendaraan.
Untuk dampak bahaya bagi pekerja dari uap dan air panas yang digunakan untuk
produksi adalah pekerja dapat terluka akibat terkena panas yang tinggi karena uap
dan air panas yang digunakan berkisar antara 100o 120o C. Serta dampak bahaya
bagi pekerja dari debu dan cuaca panas yang ada di sekitar pabrik adalah
timbulnya alergi terhadap pekerja akibat debu dan terjadi dehidrasi, sakit kepala
serta menimbulkan stress akibat cuaca panas yang ada di sekitar lingkungan
pabrik.
Dampak lain yang dapat timbul ialah dampak gangguan ergonomi yakni
tidak sesuainya postur atau posisi tubuh dengan alat atau tempat kerja yang dapat
menimbulkan perubahan prostur tubuh.
Selain itu dampak bahaya dari gangguan psikologis pekerja yang dapat
menyebabkan pekerja stress dan tidak produktif. Dampak lain yang mungkin
timbul akibat bahaya suhu dingin ekstrim di tempat penyimpanan ialah dapat
menyebabkan hipotermia pekerja.
Dampak lain yang muncul ari bahaya yang ada di lingkungan pabrik ialah
dampak bahay kimia seperti alergen dari susu yang dapat menyebabkan gejala
alergi tertentu pada pekerja. Bahaya lain yang mungkin berdampak pada pekerja
ialah dampak bahaya biologis seperti mikroba dan virus yang menyebabkan
pekerja terserang penyakit seperti flu dan radang.
2.4. Pencegahan