Anda di halaman 1dari 17

PAPER ANALISIS PERUSAHAAN PT.

ULTRAJAYA MILK INDUSTRY &


TRADING COMPANY TBK PADALARANG JAWA BARAT

Tugas disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Higiene Perusahaan dan
Kelematan Kerja

Teknologi Pangan B

Anggota Kelompok :

Santi Arum Pratiwi 23020115120045


Muhammad Arffan Arrayyan 23020115130058
Vini Rahimi 23020115140069
Anggun Dwi Puspitoasih 23020115130071
Neo Ferdiawan 23020115140076
Ermaya Auliana 23020115130081
Hanifah Mustika Wahda 23020115130084

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Tuntutan konsumen terhadap mutu dan keamanan pangan semakin deras


dan kompleks. Sebelumnya, konsumen merasa puas dengan mendapatkan harga
yang terjangkau, sedangkan kini konsumen menuntut pangan yang selain murah
harus sesuai selera, aman dan menyehatkan (Hariyadi, 2007). Tingginya penilaian
konsumen terhadap sebuah produk membuat para produsen secara terus-menerus
melakukan perbaikan mutu dan mempertahankan mutu produk. Pengawasan mutu
sangatlah diperlukan, mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk
akhir. Pengawasan mutu dalam suatu industri pangan merupakan suatu faktor
penting dalam rangka penyediaan produk pangan yang sehat, bergizi dan aman
bagi konsumen. Hal ini menjadi makin penting dalam kaitannya dengan perlunya
jaminan kepada masyarakat bahwa produk pangan yang dibeli telah memenuhi
standar kualitas tertentu. Salah satu produk pangan yang sangat dibutuhkan dalam
menunjang pemenuhan gizi masyarakat adalah susu.
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. merupakan salah
satu perusahaan yang saat ini terus berupaya mempertahankan konsumen yang
sudah ada dan berusaha memperoleh konsumen yang baru. Hal ini disebabkan
karena semakin banyaknya pesaing yang bergerak di bidang yang sama, yakni
makanan dan minuman. PT Ultrajaya telah berdiri sejak tahun 1971 sehingga di
bidang produksi makanan dan minuman dapat dikatakan bahwa PT Ultrajaya
merupakan salah satu perusahaan pelopor.
Kinerja karyawan PT Ultrajaya dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya
secara efektif dan efisien serta melakukan peran dan fungsinya dan semua itu
berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Mutu produk yang dihasilkan pun bergantung pada kinerja karyawannya
meskipun sebagian besar sudah menggunakan teknologi mutakhir dalam proses
produksinya. Jaminan terhadap kesejahteraan dan keselamatan saat bekerja bagi
karyawan memegang peranan penting karena mereka yang bersinggungan
langsung dengan bahan pangan yang akan diolah. Beberapa faktor seperti
lingkungan kerja yang kurang nyaman dapat menyebabkan menurunnya
pencapaian karyawan yang mungkin saja dapat mempengaruhi mutu produk yang
dihasilkan.
Paper ini buat dengan tujuan untuk mengetahui proses produksi susu UHT
di PT. Ultrajaya dan kemungkinan bahaya yang muncul pada saat proses produksi
ditinjau dari sisi biologis, fisik, kimia, psikologi dan ergologi serta dampaknya
bagi karyawaan dan mengetahui pencegahan dari bahaya tersebut.
BAB II

ISI

2.1. Gambaran Umum


2.1.1. Lokasi Tempat Kerja

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk merupakan perusahaan


yang bergerak dibidang pengolahan susu. Kantor pusat dan pabrik Perseroan
berdiri di atas tanah milik Perseroan seluas lebih dari 20 ha yang terletak di jalan
Raya Cimareme no. 131, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi ini
sangat strategis karena terletak di daerah lintasan hasil peternakan dan pertanian
sehingga memudahkan Perseroan untuk memperoleh pasokan bahan baku dan
memudahkan pendistribusian hasil produksinya.

2.1.2. Ketenagakerjaan
Karyawan yang ada di PT Ultrajaya Industry Milk & Trading Company Tbk
mempunyai tingkat pendidikan yang beragam; mulai dari tingkat SMA, Diploma
dan Sarjana. Jumlah karyawan yang ada sebanyak 1200 orang dengan waktu
kerja :
Tabel 1. Shift Kerja Unit Produksi

Waktu Kerja Unit Produksi

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Shift 1 06.30-15.00

Shift 2 14.30-23.00

Shift 3 22.30-07.00

*Dengan rolling / putaran waktu yang bergantian yaitu akan selalu berganti
dalam kurun waktu 1 (satu) minggu 1 (satu) kali. Libur dinas : Disesuaikan
dengan cara bergantian.

Tabel 2. Shift Kerja Bagian Staff Kantor

Waktu Kerja Bagian Staff Kantor


Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
06.30-15.00
*Libur dinas : Sabtu, Minggu dan Hari Besar Resmi

2.1.3. Proses Pengolahan Minuman Susu UHT Ultra Milk


Pada proses pengolahan susu UHT Ultra Milk mencakup beberapa hal
seperti tahapan persiapan bahan baku, tahapan proses dan syarat produk yang
disajikan. Tahapan proses meliputi proses dumping, mixing, pasteurisasi,
homogenisasi, pendinginan, sterilisasi Ultra High Temperature, pengisian produk,
pengepakan dan pemasaran.
Ilustrasi 1. Diagram Alur Proses Pengolahan Susu UHT

Ilustrasi 2. Diagram Alur Proses Pengolahan Susu UHT

2.1.3.1. Persiapan Bahan


Persiapan bahan dilakukan sebelum proses produksi dilakukan. Bahan yang
dipersiapkan disesuaikan dengan jenis produk yang akan diproduksi. Persiapan
bahan meliputi jenis bahan yang digunakan serta jumlah bahan yang digunakan
untuk satu kali produksi.

2.1.3.2. Dumping
Proses dumping merupakan salah satu proses pemasukan raw material ke
dalam corong untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mixing tank, adapun
beberapa bahan yang melalui proses dumping adalah Skim Milk Powder (SMP),
Whole Milk Powder (WMP), cocoa powder, garam, flavour, dan sebagainya.
Masing - masing diproses secara bergantian sampai semua persiapan planning
pemasakan mencapai target.
2.1.3.3. Mixing
Pada proses mixing, raw material yang telah masuk melalui proses dumping
akan dicairkan dengan air dengan kapasitas 3000 - 4000 liter dengan suhu 55 C
untuk melarutkan raw material yang berbentuk powder. Tangki dilengkapi dengan
agigator atau pengaduk otomatis yang berfungsi untuk menghomogenkan.
Kemudian akan disirkulasi melalui Plate Heat Exchanger (PHE) kemudian masuk
ke dalam turbo mixer dengan tekanan P<1 atm.

2.1.3.4. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan dengan suhu 60 - 90 C untuk
menonaktifkan mikroorganisme patogen yang mampu merusak produk, sehingga
dengan adanya pasteurisasi dapat mencegah timbulnya mikroorganisme
merugikan seperti jamur, kapang dan bakteri pembusuk lainnya. Pasteurisasi
dilakukan secara bertahap dimulai dengan suhu 70 C kemudian raw material
masuk ke dalam homogenizer, selanjutnya raw material akan terus mengalami
sirkulasi sampai mencapai suhu 90 C.

2.1.3.5. Homogenisasi
Homogenisasi merupakan proses pemecahan globula - globula lemak
sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil dan seragam. Proses homogenisasi
dilakukan secara bertahap, dimana tekanan awal homogenizer adalah 200 Bar
kemudian raw material akan terus mengalami sirkulasi dan dilanjutkan proses
homogenisasi tahap dua dengan tekanan 40 Bar.

2.1.3.6. Pendinginan
Raw material yang telah di pasteurisasi selanjutnya dilakukan proses
pendingan selama 15 menit dengan suhu 5 - 10 C. Selanjutnya raw material akan
ditampung dalam storage tank dengan kondisi suhu 5 C dan ditambahkan fresh
milk yang sebelumnya juga telah di pasteurisasi.

2.1.3.7. Sterilisasi Ultra High Temperature (UHT)


Sterilisasi Ultra High Temperature (UHT) merupakan proses pemanasan
produk pada suhu tinggi yaitu 140 C dalam waktu 4 detik. Alur proses sterilisasi,
produk dari storage tank masuk ke dalam balance tank melalui valve v08
kemudian produk dipompa oleh M2 masuk ke dalam tetra Spiraflo untuk
mengalami pemanasan awal (Pre Heating). Selanjutnya produk akan masuk ke
dalam homogenizer dengan tekanan 200 Bar dan 40 Bar, dengan tujuan untuk
memperkecil dan memperluas ukuran globula - globula lemak, sehingga proses
pindah panas saat sterilisasi lebih merata. Kemudian produk akan masuk kembali
ke tetra spiraflo untuk menjalankan proses pemanasan hingga suhu mencapai 140
C. Kemudian setelah keluar dari area regenerative produk akan didinginkan
hingga suhu turun menjadi sekitar 23 C. Setelah itu produk akan disimpan dalam
aseptic tank (AT) untuk kemudian dialirkan ke mesin filling.

Ilustrasi 3. Aseptic Tank

2.1.3.8. Pengisian Produk


Filling merupakan proses pengisian produk ke dalam kemasan aseptik
sehingga produk aman tidak mengalami kerusakan. Pengemasan merupakan hal
yang sangat penting dalam mengolah suatu produk. Pengemasan tersebut
berfungsi sebagai pelindung produk dari kontaminasi dan mempertahankan
kualitas produk serta memperpanjang masa simpan produk. Cara kerja filling
machine diawali dengan susu yang telah disterilisasi yang ada dalam aseptic tank
didorong oleh udara bertekanan melewati ultra filter menuju filling machine.
Kemasan yang digunakan melalui sterilisasi paper kemasan dengan menggunakan
hidrogen peroksida (H2O2) lalu dikeringkan dengan cara dilewatkan pada
squaeezer roller dan dievaporasi pada temperatur 280oC. Kemasan yang telah
steril kemudian ditempelkan sehingga berbentuk pipa dan dilakukan proses
longitudinal sealing. Proses longitudinal sealing dilakukan dengan cara menjepit
kemasan menggunakan karet pada kondisi panas sehigga bawah tabung
menempel. Setelah itu, produk diisikan ke dalam kemasan dan dilakukan proses
longutidinal sealing pada bagian atas dengan cara yang sama. Kemasan kemudian
disealing bagian atas dan bawah, kemudian dipotong. Setelah itu produk akan
dipindahkan dengan bantuan conveyor untuk diberikan kode tanggal kadaluwarsa
pada masing - masing pack. Filling machine yang digunakan adalah Tetra Bik

Ilustrasi 4. Mesin Filling Tetra Brik Aseptic

2.1.3.9. Pengepakan
Pengepakan ke dalam karton merupakan proses pengemasan beberapa pak
ke dalam karton dengan jumlah tertentu, kemudian karton yang telah terisi
dikemas menjadi satu rangkaian palet untuk memudahkan proses penyimpanan
dan proses pendistribusian produk. Sebelum produk di kemas dalam karton, pack
produk akan terlebih dahulu diberi straw dengan menggunakan straw aplicator.

2.1.3.10.Proses Distribusi
Proses Distribusi Proses distribusi yang dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu produk susu UHT Ultra Milk yang sudah diproduksi dilakukan inkubasi
selama enam hari, kemudian diletakkan di gudang barang jadi, lalu dikirim ke
distributor. Pada enimpanan barang jadi dalam gudang, perseroan telah memakai
sistem penyimpanan persediaan di dalam gudang yang cukup mutakhir dengan
teknologi Automatic Storage & Retrieval System (AS/RS), yaitu suatu teknologi
penyimpanan persediaan melalui sistem rak dengan menggunakan robot yang
dikendalikan di dalam ruangan kontrol.

Ilustrasi 5. Gudang Barang Jadi

2.2. Faktor-Faktor Bahaya Lingkungan Kerja


Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang
dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan
orang yang bekerja. Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia,
Biologi, Fisika, Fisiologi dan Psikologi.

2.2.1. Bahaya kimia

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit


(skin absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang
bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.

2.2.1.1. Korosi

Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada


permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan
adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh: konsentrat asam dan
basa, fosfor.

2.2.1.2. Iritasi

Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi


kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan edema
(bengkak). Contohnya pada kulit, yaitu asam, basa,pelarut, minyak. Sementara itu
pada pernapasan, yaitu aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide,
phosgene, chlorine, bromine, ozone.

2.2.2. Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
2.2.2.1. Organisme viable dan racun biogenik

Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins;


Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan
produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana
mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja
pada sewage & sludge treatment. Contoh: Byssinosis, grain fever, dan
Legionnaires disease.

2.2.2.2. Alergi Bionik

Termasuk didalamnya adalah jamur, animal-derived protein, enzim. Pada


orang yang sensitif, ketika terpapar alergen dapat menimbulkan gejala alergi
seperti rinitis, konjungtivitis atau asma.

2.2.3. Bahaya Fisik

Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-


gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar
kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas dan dingin), intensitas
penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

2.2.3.1. Kebisingan

Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki


yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara
lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan
dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi,
yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan
kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah
penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim.
2.2.3.2. Getaran

Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:


frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered
tool berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai
Raynauds phenomenon atau vibration-induced white fingers (VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem
saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan
sakit tulang belakang. Contoh: loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saw.

2.2.3.3. Pencahayaan

Tujuan dari pencahayaan adalah memberi kenyamanan dan efisiensi


dalam melaksanakan pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman.
Pencahayaan yang buruk dapat memberikan efek seperti mata tidak nyaman, mata
kekah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan melihat dan menyebabkan
kecelakaan. Tentunya pencahayaan yang baik memberikan banyak keuntungan,
diantaranya adalah meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi
kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja,
mengurangi kecelakaan kerja.

2.2.4. Bahaya ergologi

Bahaya yang diterima pekerja pada proses pemerahan sapi adalah masalah
ergonomis. Bahaya ergonomi dikategorikan ke dalam bahaya fisik akibat
pertemuan antara pekerja dan material (worker-material interface). Seharusnya,
letak siku dan telapak tangan pada saat memerah sejajar. Dalam waktu kronis,
gangguan ergonomi ini dapat menyebabkan musculoskeletal
disorders (MSDs). Satu contoh penyakit lainnya adalah carpal tunnel syndrom.
Gejalanya adalah kesemutan dan kebas/mati rasa akibat terlalu lama memerah.
Bahaya pada penyimpanan susu ini di antaranya adalah pencahayaan yang
tidak adekuat, kebisingan, serta heat and cold stress. Pencahayaan yang tidak
adekuat dimungkinkan terjadi akibat proses ini dilakukan di dalam ruangan
sehingga tidak ada cahaya matahari yang masuk. Untuk memberikan cahaya,
maka digunakanlah lampu elektronik. Lampu yang dipasang harus sesuai dengan
proporsi ruangan, luas dan desain mesin sehingga tidak ada sudut kerja yang
memiliki intensitas cahaya kurang.
Pada tahap pasteurisasi susu, bahaya yang patut diwaspadai dalam proses ini
adalah heat stroke. Oleh karena itu, para pekerja harus dihimbau untuk tidak
berada dalam jarak yang dekat dengan heat exchanger. Para pekerja cukup
memantau dari jarak jauh saja, apalagi mesin dapat bekerja secara otomatis.
Pada alur produksi hingga proses pengepakan, bahaya yang dikhawatirkan
akan mencederai pekerja pada tahap ini di antaranya adalah kebisingan mesin dan
perbedaan suhu yang ekstrim dimana susu pada tahap SSP (Steam Surface
Pasteurization) hanya selama 1,5 detik untuk kemudian didingankan secara
ekstrim hingga suhu 4o C. Oleh karena itu, pekerja harus mengenakan pakaian
khusus yang menjaga mereka agar tetap hangat. Selain itu, mesin harus didesain
sedemikian rupa untuk mengurangi intensitas bunyi yang dihasilkan mesin.
Dari akses distribusi menuju pasar berupa jalan berbatu maka pekerja juga
terancam bahaya getaran yang diterima tangan dan seluruh tubuhnya saat
memegang setir kendaraan. Getaran dapat menyebabkan low back
pain, dan hand-arm vibration syndrome. Cara yang dapat diambil untuk
mengendalikan bahaya ini adalah memastikan keadaan shockbreaker kendaraan
berada dalam keadaan baik.

2.2.5. Bahaya Psikologis

Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis


ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap
setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka
hal ini dinamakan stress. Gangguan emosional yang di timbulkan: cemas, gelisah,
gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan
psikotropika. Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain jantung koroner, tekanan
darah tinggi, gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma
bronkial, penyakit kulit seperti eksim.

2.3. Dampak pada Karyawan

Di pabrik PT. Ultra Jaya dapat ditemukan bahaya bagi pekerja seperti
kebisingan alat produksi, lalu lintas kendaraan besar di dalam pabrik, uap dan air
panas untuk produksi susu, dan debu serta cuaca panas disekitar lingkungan
pabrik.
Dampak yang mungkin terjadi pada pekerja akibat kebisingan seperti sakit
kepala, gangguan pendengaran, insomnia karena frekuensi otak terganggu, serta
vertigo. Untuk dampak bagi pekerja dari lalu lintas kendaraan besar adalah
timbulnya kemungkinan terjadi kecelakaan antara pekerja dengan kendaraan.
Untuk dampak bahaya bagi pekerja dari uap dan air panas yang digunakan untuk
produksi adalah pekerja dapat terluka akibat terkena panas yang tinggi karena uap
dan air panas yang digunakan berkisar antara 100o 120o C. Serta dampak bahaya
bagi pekerja dari debu dan cuaca panas yang ada di sekitar pabrik adalah
timbulnya alergi terhadap pekerja akibat debu dan terjadi dehidrasi, sakit kepala
serta menimbulkan stress akibat cuaca panas yang ada di sekitar lingkungan
pabrik.
Dampak lain yang dapat timbul ialah dampak gangguan ergonomi yakni
tidak sesuainya postur atau posisi tubuh dengan alat atau tempat kerja yang dapat
menimbulkan perubahan prostur tubuh.
Selain itu dampak bahaya dari gangguan psikologis pekerja yang dapat
menyebabkan pekerja stress dan tidak produktif. Dampak lain yang mungkin
timbul akibat bahaya suhu dingin ekstrim di tempat penyimpanan ialah dapat
menyebabkan hipotermia pekerja.
Dampak lain yang muncul ari bahaya yang ada di lingkungan pabrik ialah
dampak bahay kimia seperti alergen dari susu yang dapat menyebabkan gejala
alergi tertentu pada pekerja. Bahaya lain yang mungkin berdampak pada pekerja
ialah dampak bahaya biologis seperti mikroba dan virus yang menyebabkan
pekerja terserang penyakit seperti flu dan radang.

2.4. Pencegahan

Pencegahan terhadap bahaya lingkungan kerja

2.4.1. Bahaya Kimia


Untuk bahaya kimia dapat dilakukan pencegahan dengan cara penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, pakaian pelindung dan sarung tangan
untuk mencegah masuknya bahan-bahan kimia berbahaya masuk kedalam tubuh.

2.4.2. Bahaya Biologis


Untuk bahaya biologis dapat dilakukan juga dapat pencegahan dengan cara
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, pakaian pelindung dan
sarung tangan untuk mencegah infeksi virus atau bakteri.

2.4.3. Bahaya Fisik


Untuk bahaya fisik karena suhu ekstrim dapat dilakukan pencegahan dengan
cara menghimbau karyawan menjaga jarak dari mesin-mesin yang menghasilkan
suhu ekstrim seperti heat exchanger. Sementara untuk intensitas pencahayaan
kurang memadai dapat diatasi dengan pemasangan lampu yang sesuai dengan
proporsi ruangan, luas dan desain mesin sehingga tidak ada sudut kerja yang
memiliki intensitas cahaya kurang.. Untuk bahaya tertabrak dapat dilakukan
pencegahan dengan pembuatan garis khusus sebagai jalur kendaraan besar yang
lalu lalang. Selain itu, setiap kendaraan akan lewat harus membunyikan klakson
sebagai tanda.

2.4.4. Bahaya Ergonomis


Untuk bahaya ergonomis yang disebabkan posisi yang tidak sesuai dengan
alat atau tempat kerja dapat dilakukan pencegahan dengan cara memperbaiki
desain stasiun dan alat kerja, pengaturan waktu kerja dan istirahat yang seimbang,
serta pengawasan intensif.

2.4.5. Bahaya Psikologis


Untuk bahaya psikologis dapat dilakukan pencegahan dengan cara
mengadakan acara-acara untuk menghilangkan jenuh seperti outing dan outbound
secara rutin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang didapatkan adalah banyaknya penggunaan mesin pada
produksi susu UHT menimbulkan beberapa dampak buruk bagi karyawan ditinjau
dari berbagai segi. Dari segi kimiawi, karyawan mungkin saja terpapar zat-zat
kimia yang berbahaya selama produksi, dari segi fisik intensitas mesin-mesin
besar yang digunakan juga menimbulkan kebisingan yang cenderung akan
mengganggu karyawan bahkan membuat tidak nyaman, dari segi bilogis cemaran-
cemaran biologis mungkin saja dapat menginfeksi karyawan pada saat proses
produksi. Dari faktor-faktor tersebut, penggunaan APD menjadi sangat penting
bagi karyawan selama proses produksi untuk meminimalisir bahaya-bahaya yang
mungkin saja timbul. Secara ergologi, kondisi lingkungan kerja yang tidak
nyaman tentunya akan berpengaruh pula pada kondisi psikologis karyawan yang
akan berdampak pada pencapaian mereka. Untuk itu, penciptaan suasana kerja
yang nyaman perlu dilakukan untuk menekan dampak dari bahaya ergologi dan
psikologis.

Anda mungkin juga menyukai