TEKNIK PANGAN
DISUSUN OLEH:
STAFF PENGAJAR DAN TIM ASISTEN
LABORATORIUM REKAYASA PANGAN DAN HASIL PERTANIAN
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :
Pendahuluan
Transfer panas atau pemindahan panas adalah salah satu dari disiplin
ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan
panas, mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik dan
merupakan suatu bentuk dari energi yang dapat ditransfer atau dipindahkan dari
suatu sistem ke sistem yang lain sebagai akibat perbedaan temperatur dan
fenomena ini terjadi ketika suatu objek yang berbeda temperatur dibawa masuk ke
kontak thermal, aliran panas dari objek yang temperatur tinggi ke temperatur yang
lebih rendah (Cengel, 2003).
Transfer panas pada bahan pangan merupakan satu fenomena transfer yang
penting dalam pengolahan. Panas yang digunakan untuk menaikkan suhu
makanan atau panas diambil dari bahan makanan seperti halnya pada proses
pendinginan atau pembekuan. Panas berperan dalam merangsang atau
menghambat suatu reaksi kimiawi atau proses inaktivasi enzim. Panas sendiri
berpengaruh terhadap perubahan aroma, rasa serta struktur bahan pangan yang
diolah (Wirakartakusumah, 1992). Mekanisme panas yang dipindahkan ke atau
dari dalam bahan pangan terbagi menjadi tiga, yaitu secara konduksi, konveksi
dan radiasi. Mode konduksi merupakan transfer panas dari molekul ke molekul.
Mode konveksi terjadi pergerakan bahan secara curah (bulk) dari bahan yang
bersuhu tinggi ke bagian bahan yang bersuhu rendah. Mode radiasi dengan
gelombang elektromagnet.
Tujuan
Tujuan Praktikum
Praktkum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan mengaplikasikan
metode transfer panas terhadap bahan pangan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Percobaan
Mengetahui waktu perambatan transfer panas dengan media air pada suhu
yang telah ditetapkan.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan oleh praktikan (per kloter) adalah susu
UHT Full Cream 250 ml dan Buavita Orange Juice 250 ml. Alat dan bahan
yang disediakan oleh laboratorium adalah beaker glass 100 ml, waterbath,
thermometer, pengaduk.
Metode Percobaan
Tabel Pengamatan
Perhitungan
Keterangan:
Ta : suhu permukaan wadah/gelas (K)
T : suhu sampel setelah pemanasan (K)
Ti : suhu awal sampel/sebelum pemanasan (K)
h : koefisien konveksi (W/m2 K)
A : luas permukaan wadah yang tercelup (m2)
T : waktu (s)
: massa jenis sampel (kg/m3)
susu = 1030 kg/m3
jus jeruk = 1063,6 kg/m3
cp : panas spesifik (J/kg K)
susu = 3,831 kJ/kg K
jus jeruk = 3,882 kJ/kg K
V : volume (m3)
Pembahasan
Percobaan 2. Pengeringan
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengerti prinsip dari
metode pengeringan pada bahan pangan dan manfaat dilakukannya pengeringan
pada bahan pangan.
Tujuan percobaan
Melakukan pengeringan pada bahan pangan berupa ubi kuning dan daun
salam sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.
Metode Percobaan
1. Kupas dan iris ubi ungu dengan ketebalan 2 mm sebanyak 10 irisan dan
timbang masing-masing sampel.
2. Timbang berat masing-masing daun salam utuh atau per lembar. Tempatkan
pada jaring-jaring oven (sebelum dioven).
3. Masukkan termometer bola basah bola kering ke dalam oven, amati berapa
suhu bola basah yang terbaca selama 10 menit.
4. Lihat psychrometric chart untuk mencari nilai suhu bola kering berdasarkan
nilai RH yang telah ditentukan dan bola basah yang diketahui.
5. Setelah nilai suhu bola kering diketahui, gunakan oven tengah dan atur suhu
hingga mencapai 100oC, sesuaikan perlakuan yang digunakan {kondensasi
(putar kiri) dan heat (putar kanan)}.
6. Lihatlah pada suhu berapa, nilai bola kering telah tercapai.
7. Masukkan sampel dengan suhu tersebut selama 5 jam.
8. Hitung kadar air (jam ke-0 dan jam ke-5) dan Aw sampel keduanya tiap jam
(jam ke 0, 1, 2, 3, 4, 5).
Ketentuan
Pengamatan
1. Menentukan nilai bola basah dan bola kering serta suhu pengeringan.
2. Penghitungan kadar air tiap sampel, pada jam ke-0 dan jam ke-5.
3. Pengukuran Aw tiap sampel tiap sampel, tiap jam.
B(C A)
Kadar Air ( )= x 100
B
Keterangan:
Pembahasan
Data yang dipakai adalah data KELAS. Pembahasan tidak terbatas, namun
sebaiknya mencakup hal berikut:
2. Konsep pengeringan pada bahan pangan.
3. Faktor yang mempengaruhi fenomena pengeringan pada bahan pangan.
4. Karakteristik bahan pangan yang telah mengalami proses pengeringan.
5. Perlakuan yang mempertahankan atau menjaga kadar air dan Aw pada bahan
pangan.
6. Perbedaan perlakuan dan sampel yang digunakan pada proses pengeringan.
PERTEMUAN TIGA
Pendahuluan
Tujuan
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengerti prinsip proses
termal pada bahan pangan dan manfaat dilakukannya pemanasan pada bahan
pangan.
Tujuan Percobaan
Melakukan pemanasan pada bahan pangan dengan suhu yang berbeda, lalu
melakukan uji kualitas pada bahan pangan setelah dipanaskan.
Metode Percobaan
Pengamatan
1. Perubahan pH
2. F0
Tabel Pengamatan
Suhu pH
(oC) Awal 0 jam 3 jam 5 jam 24 jam
Kontrol
70
100
Pembahasan
Data yang dipakai adalah data KLOTER. Pembahasan tidak terbatas, namun
sebaiknya mencakup hal berikut:
1. Hubungan antara pH awal
susu dengan perubahan pH susu setelah pemanasan pada penyimpanan
selama 24 jam.
2. Hubungan antara nilai F0
dengan pH susu yang diperoleh.
3. Fenomena yang terjadi dalam
proses pemanasan.
4. Faktor-faktor dalam proses
yang mempengaruhi pH.
5. Kesalahan-kesalahan apa
yang mungkin terjadi pada saat percobaan
DAFTAR PUSTAKA