NIM : 2006110431
KELAS : AGROTEKNOLOGI – C
b. Fungsi statistik dapat mendeskripsikan atau menerangkan data serta peristiwa yang
dikumpulkan dengan melalui proses penelitian dan penyelidikan
c. 1. Statistika deskriptif
d. Statistika Inferensial
2. a. Populasi populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama dan
menjadi objek inferensi,
b. Sampel
3. a. Teknik sampling adalah Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan
sampel.
b. Probability Sampling
N
d. n =
1+ Ne 2
e. Tentukan populasi dan susun sampling frame. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti
menggunakan pertimbangan metodologis. Tentukan K (kelas interval) Tentukan angka atau
nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak.
4.
5.
5.
d. untuk menggantikan sebuah nilai yang bertipe string menjadi sebuah nilai yang bertipe
numeric.
Nilai Statistika
Nama
Metode A Metode B
Andi 78 75
Jesi 60 69
Robby 55 59
Joddy 70 71
Antoni 57 63
Rani 49 54
Febby 68 66
Santi 70 74
Fajar 81 89
Fadli 30 33
Anita 55 51
Dara 40 50
Dimas 63 68
Sesil 85 83
Endriko 70 77
Santo 62 69
Jefri 58 73
Endri 65 65
Fandi 75 76
Rio 69 86
Jadi, Kedua sampel, baik diasumsikan / memiliki variance yang sama atau tidak,
memberikan hasil Ho diterima (lihat kolom Sig. (2tailed) = 0,289 > 0,05).
9.
Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 0,978 dengan signifikansi 0,598.
Interpretasi hasil analisis dilakukan dengan:
- Susun hipotesis:
H0: Model regresi linier
H1: Model regresi tidak linier
- menetapkan taraf signifikansi (misalnya a=,05)
- membandingkan signifikansi yang ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari
analsisis (Sig.) Bila a < Sig., maka H0 diterima, berarti regresi linier. Bila a > sigma ig.,
maka H1diterima, berarti regresi tidak linier
Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa sig.(0,978) > a (0,05), berarti model regresi
linier.
1. Pengujian Distribusi Multivariat Normal, variabel yang diuji hanyalah variabel terikat Y1
(kinerja guru) dan Y2 (profesionalitas guru). Berikut pengujian multivariat normal dengan
menggunakan uji shapiro wilk:
Hipotesis:
Berdasarkan output spss di atas dengan melihat kolom shapiro wilk didapatkan nilai sig.
Untuk kinerja guru adalah 0,119 > 0,05 dan pada kategori profesionalitas guru didapat nilai sig.
0,09 > 0,05, maka H0 ditolak, yang berarti bahwa data berasal dari distribusi normal multivariat.
2. Homogenitas Varian, Uji homogenitas varian dari hasil uji levene, seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel Hasil Uji Levene Test
H0 : data memiliki varian yang homogeny, H1 : data memiliki varian yang berbeda
Berdasarakan hasil output untuk variabel kinerja guru didapatkan nilai sig. 0,290 > 0,05, ini
berarti data memiliki varian yang sama. Sehingga asumsi terpenuhi. Akan tetapi pada variabel
profesionalitas diperoleh nilai sig. 0,007 < 0,05, ini berarti bahwa data memiliki varian yang
berbeda. Hal ini menyalahi asumsi Manova. Walaupun asumsi varian tidak terpenuhi akan tetapi
Manova masih robust sehingga analisis uji manova masih dapat dilanjutkan.
Manova mempersyaratkan bahwa matriks varian/covarian dari variabel dependen sama. Uji
homogenitas matriks varian/covarian dapat dilihat dari hasil uji Box. Adapun hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
Apabila harga Box`s M signifikan maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa matriks
varian dari variabel dependen sama/homogeny ditolak. Dalam kondisi ini analisis manova tidak
dapat dilanjutkan. Hasil uji Box`s M dengan SPSS adalah sebagai berikut:
4. Uji MANOVA
Setelah semua asumsi terpenuhi dilanjutkan dengan uji hipotesis Manova. Uji manova
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan beberapa variabel terikat antara beberapa
kelompok yang berbeda. Keptutusan diambil dengan analisis Pillae Trace, Wilk Lambda,
Hoteling Trace, Roy`s Largest Root. Hasil analisis ditujukkan pada tabel berikut:
Interpretasi Hasil:
Hasil analisis menunjukkan harga F untuk Pilae trace, Wilk lambda, Hotelling Tracce, Roy`s
Largest Root, memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal in berarti harga F untuk
Pilae trace, Wilk lambda, Hotelling Tracce, Roy`s Largest Root semuanya signifikan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kinerja guru (y1) dan profesionalitas guru (y2)
antara tipe kepemimpinan demokratis (A1), permisif (A2) dan otoriter (A3). Selanjutnya untuk
menjawab hipotesis 1 dan 2 di atas didasarkan pada output test of between-subjects effects, yang
tercantum pada hasil di bawah ini:
Tabel Hasil Tes of Between-Subjects Effect
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja guru antara tipe kepemimpinan demokratis,
permisif dan otoriter
H1 : Ada perbedaan yang signifikan kinerja guru antara tipe kepemimpinan demokratis, permisif
dan otoriter
Interpretasi:
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara kinerja
guru dengan tipe kepemimpinan (A) diperoleh nilai F sebesar 40,034 dengan signifikan 0,000.
Karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Hipotesis nol ditolak, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara profesionalitas guru dengan tipe
kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter.
H0 : tidak ada perbedaan yang signifikan profesionalitas guru antara tipe kepemimpinan
demokratis, permisif dan otoriter
H1 : Ada perbedaan yang signifikan profesionalitas guru antara tipe kepemimpinan demokratis,
permisif dan otoriter
Interpretasi:
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara
profesionalitas guru dengan tipe kepemimpinan (A) diperoleh nilai F sebesar 50,293 dengan
signifikan 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka Hipotesis nol ditolak, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja guru dengan
tipe kepemimpinan demokratis, permisif dan otoriter.
3. Hipotesis Ketiga
Untuk menjawab hipotesis ketiga dan keempat digunakan output multiple Comparissons
yaitu untuk melihat besarnya perbedaan antara ketiga tipe kepemimpinan tersebut. Berdasarkan
hasil pengujian didapatkan output sebagai berikut:
Interpretasi:
Dengan melihat hasil ouptput diatas, diperoleh harga mean difference untuk variabel kinerja
guru dengan tipe kepemimpinan demokratis apabila dibandingkan dengan tipe kepemimpinan
permisif diperoleh harga mean difference sebesar 8,83 dengan nilai signifikan 0,00 sehingga
dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dengan tipe kepemimpinan demoratis lebih baik daripada
tipe permisif. Akan tetapi kinerja guru dengan tipe kepemimpinan demokratis tidak lebih baik
dibandingkan kinerja guru dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hal ini ditunjukkan dengan harga
mean difference adalah antara tipe kepemimpinan demokratis dengan otoriter diperoleh sebesar -
1,47 dengan nilai signifikansi 0,388.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dengan tipe kepemimpinan
demokratis lebih baik dari tipe kepemimpinan permisif akan tetapi tidak lebih baik dari tipe
kepemimpinan otoriter.
4. Hipotesis keempat
Untuk menjawab hipotesis keempat output yang digunakan sama dengan hipotesis ketiga,
yaitu dengan membandingkan harga mean difference. Dengan melihat hasil output diatas,
diperoleh harga mean difference untuk variabel profesionalitas guru dengan tipe kepemimpinan
demokratis apabila dibandingkan dengan tipe kepemimpinan permisif diperoleh harga mean
difference sebesar -10,23 dengan nilai signifikan 0,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa
profesionalitas guru dengan tipe kepemimpinan demoratis tidak lebih baik daripada tipe permisif.
Akan tetapi profesionalitas guru dengan tipe kepemimpinan demokratis lebih baik dibandingkan
kinerja guru dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hal ini ditunjukkan dengan harga mean
difference adalah antara tipe kepemimpinan demokratis dengan otoriter diperoleh sebesar 4,10
dengan nilai signifikansi 0,39.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru dengan tipe
kepemimpinan demokratis tidak lebih baik dari tipe kepemimpinan permisif akan tetapi lebih
baik dari tipe kepemimpinan otoriter.