OLEH KELOMPOK 4 :
Daftar Isi
Pendahuluan
Uji Walsh
Uji Randomisasi
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Uji Walsh merupakan salah satu uji non parametrik untuk menguji perbedaan rata-rata
nilai numerik dua populasi berdasarkan rata-rata dua sampel berpasangan. Data yang
digunakan pada uji ini paling tidak memiliki skala interval dengan ukuran sampel maksimum
15. Nilai beda (d) diasumsikan berasal dari populasi yang simetris bahkan tidak harus dari
populasi yang sama. Dalam distribusi yang simetris, nilai mean dan median berimpit, maka H 0
menyatakan bahwa µ0 = 0 dan Ha menyatakan bahwa µ1 ≠ 0 pada uji dua sisi atau µ1 > 0 atau
µ1 < 0 pada uji satu sisi. Untuk menentukan signifikansi berbagai hasil dengan uji Walsh dapat
menggunakan tabel nilai-nilai kritis untuk uji Walsh yang menyajikan nilai-nilai signifikansi
baik untuk uji satu sisi maupun dua sisi (Siegel, S., 1956).
Langkah-langkah dalam menggunakan uji Walsh adalah sebagai berikut (Siegel, S.,
1956):
1. Tentukan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
2. Tentukan nilai beda (d) dengan mempertimbangkan tanda untuk masing-masing
pasangan sampel.
3. Tentukan N yaitu banyaknya pasangan sampel.
4. Urutkan nilai-nilai di berdasarkan besarnya (di - dN) dengan mempertimbangkan tanda,
sehingga di adalah d negatif yang terbesar dan dN adalah d positif yang terbesar. Apabila
terdapat nilai yang sama maka masing-masing nilai tetap masuk dalam urutan berbeda
dengan uji wilcoxon yang membagi secara merata nilai rangking dari rata-rata nilai
yang sama.
5. Lihat tabel nilai kritis Uji Walsh untuk menentukan apakah H0 dapat ditolak dan
menerima Ha dengan harga-harga d1, d2, d3,........, dN yang terobservasi.
Contoh Soal :
Pada suatu penelitian yang mencari tahu apakah ada perubahan pada kadar hemoglobin
wanita sebelum dan sesudah menstruasi, diambil 15 orang wanita sebagai sampel. Dilakukan
pengukuran kadar hemoglobin (g/dL) sebelum dan sesudah berpuasa. Dengan kriteria sampel
dan data memenuhi syarat, dilakukan uji walsh.
Resp Sebelum MH Setelah MH di Rank di
1 11,2 8,2 3 11
2 9,6 7,6 2 6
3 12,4 9,4 3 12
4 10,3 8,3 2 7
5 11 9 2 8
6 12,8 10,8 2 9
7 7,9 8,9 -1 1
8 9,5 10,5 1 4
9 12,6 9,6 3 13
10 9,6 8,6 1 5
11 8,7 9,7 -1 2
12 13,2 10,2 3 14
13 10,7 7,7 3 15
14 8,8 9,8 -1 3
15 10,9 8,9 2 10
Penyelesaian:
Dengan tingkat signifikansi α digunakan adalah 0,01 dan diketahui n berjumlah 15 sampel,
maka syarat uji walsh terpenuhi dan dapat dilakukan.
Langkah pertama adalah menentukan hipotesis nol, pada kasus ini digunakan hipotesis two-
tailed, karena hanya mencari keberadaan perubahan pada sampel tanpa melihat arah
perubahan.
Ho= tidak ada perubahan rata-rata kadar hemoglobin pada wanita sebelum dan sesudah
musim hujan atau µ1=µ2 (σ=0)
H1= ada perubahan yang signifikan rata-rata kadar hemoglobin pada wanita sebelum dan
sesudah musim hujan atau µ1≠µ2 (σ≠0)
Pada tabel, dapat dilihat bahwa nilai di diurutkan atau diranking, secara berurutan: d1 ≤d2
≤d3 ≤d4 ≤d5 ≤d6 ≤d7 ≤d8 ≤d9 ≤d10 ≤d11 ≤d12 ≤d13 ≤d14 ≤d15
untuk memudahkan menentukan d1 hingga dn yang akan digunakan pada formula sesuai tabel
berikut.
Dengan mengacu pada soal, lihat tabel dengan n=15 dan α= 0,01, diperoleh formula max [d11;]
<0 dan min [d5;] >0
[3; 0,5], baik nilai maksimum maupun minimum memenuhi formula, sehingga mengacu pada
ketentuan bahwa baik satu ataupun kedua nilai max dan min, bila memenuhi maka Ho ditolak
dan menerima H1.
Sehingga, kesimpulan yang didapatkan adalah Ho Ditolak, ada perubahan yang signifikan
pada kadar hemoglobin wanita sebelum dan sesudah musim hujan.
UJI RANDOMISASI
Uji randomisasi merupakan uji yang digunakan untuk menguji perbedaan mean nilai
numerik dua populasi berdasarkan nilai mean dari dua sampel berpasangan dengan cara melihat
kemungkinan yang pasti akan munculnya data yang ada dalam penelitian berdasarkan Ho, yaitu
dapat memperoleh kemungkinan yang eksak akan munculnya data yang ada dalam observasi
yaitu di bawah Ho. Uji ini dapat melaksanakan tanpa membuat anggapan apapun mengenai
normalitas atau homogenitas varian. Uji ini hanya dapat digunakan jika dua sampel
berpasangan, skala data yang digunakan setidaknya adalah interval, dan N tidak terlalu besar.
Uji randomisasi adalah uji non parametrik yang memiliki nilai praktis dan nilai heuristik dalam
analisis data penelitian. Dengan persyaratan tertentu, uji randomisasi menjadi uji yang paling
kuat di antara uji non parametrik lainnya dan dapat digunakan apabila pengukurannya
sedemikian tepat sehingga harga skor memiliki arti keangkaan (numerik). (Siegel, S., 1956)
Langkah - langkah untuk melakukan uji randomisasi (Siegel, S., 1956), yaitu :
1. Observasilah harga bermacam - macam di dan tandanya
2. Tentukan banyak hasil yang mungkin di bawah Ho untuk harga - harga : 2N
3. Tentukan banyak hasil yang mungkin dalam daerah penolakan : (�) (2N)
4. Tunjuklah hasil - hasil yang mungkin ada dalam daerah penolakan dengan memilih di
antara hasil - hasil yang mungkin itu, yang memiliki Σdi yang terbesar. Untuk uji one tail,
hasil - hasil yang ada dalam daerah penolakan ada di satu arah (positif atau negatif).
Untuk uji two tail, separuh dari hasil yang ada dalam daerah penolakan adalah hasil yang
mempunyai harga Σdi positif terbesar dan separuhnya lagi adalah hasil yang mempunyai
harga Σdi negatif terbesar
5. Tetapkan apakah hasil yang diobservasi termasuk salah satu di antara hasil - hasil yang
ada di dalam daerah penolakan. Jika ada di daerah penolakan, maka Ho ditolak
Contoh Soal:
Seorang psikolog anak ingin menguji apakah mengikuti pra TK mempunyai efek terhadap daya
persepsi sosial kanak-kanak. Dia memberikan skor daya persepsi sosial itu dengan memberikan
nilai untuk jawaban yang diberikan kanak-kanak terhadap gambar yang memperlihatkan aneka
ragam situasi sosial, dengan mengajukan sekelompok pertanyaan-pertanyaan standar mengenai
tiap gambar yang ada. Dia memberikan skor 0-100 untuk setiap anak. Untuk menguji hal
tersebut, dia mengambil 8 pasang anak kembar yang identik sebagai subjek dimana meskipun
antar pasangan kembar berbeda namun dipilih sampel yang memiliki umur, sosial ekonomi,
dan jenis kelamin yang sama. Secara random, satu anak kembar dari masing-masing pasangan
ditugaskan untuk mengikuti sekolah pra TK selama 1 periode, sedangkan kembaran yang lain
dalam satu pasangan tidak bersekolah. Pada akhir periode semua anak diberikan test mengenai
daya persepsi sosial. Kemudian diperoleh hasil sebagai berikut:
A 82 63
B 69 42
C 73 74
D 43 37
E 58 51
F 56 43
G 76 80
H 85 82
Pembahasan:
● Hipotesis
❖ H0: Tidak ada perbedaan daya persepsi sosial antara anak yang sekolah pra-TK dengan
anak yang tidak bersekolah pra-TK
❖ Ha: Ada perbedaan daya persepsi sosial antara anak yang sekolah pra-TK dengan anak
yang tidak bersekolah pra-TK
● Level of significance yang digunakan adalah α = 0,05
● Banyak pasangan (N)= 8
Tabel Distribusi Skor Daya Persepsi Anak di Pra TK dan Tidak Bersekolah Pra-TK
A 82 63 19
B 69 42 27
C 73 74 -1
D 43 37 6
E 58 51 7
F 56 43 13
G 76 80 -4
H 85 82 3
�(di) 70
● Banyaknya keseluruhan kombinasi harga di yang mungkin muncul. dalam kasus ini, 2 N
= 28= 256
● Banyaknya kemungkinan sebagian kombinasi data yang akan muncul di daerah
penolakan (yang memiliki harga d paling ekstrim): α x 2N = 0,05 x 256= 12,8.
Artinya terdapat sebanyak 12 kemungkinan, 6 kemungkinan berada di daerah
penolakan ekstrim positif dan 6 kemungkinan di daerah penolakan ekstrim negatif
● Dilakukan percobaan hitung hingga mendapat hasil ekstrem positif dan negatif
Tabel Berbagai Kemungkinan Kombinasi di yang Berada di Daerah Penolakan �(di) Positif
Paling Besar dan Negatif Paling Kecil
Kemungkinan d �(di)
Kombinasi
Kemungkinan I 19 27 1 6 7 13 4 3 80
Positif
II 19 27 -1 6 7 13 4 3 78
III 19 27 1 6 7 13 4 -3 74
IV 19 27 1 6 7 13 -4 3 72
V 19 27 -1 6 7 13 4 -3 72
VI 19 27 -1 6 7 13 -4 3 70
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kombinasi (di) yang terjadi dalam penelitian
{�(di)= 70} berada pada kemungkinan kombinasi harga d paling ekstrim baik positif
maupun negatif (dalam daerah penolakan dua sisi), artinya pengujian berada di daerah
penolakan Ho pada α = 0,05.
● Kesimpulan
Ada perbedaan daya persepsi sosial antara anak yang mengikuti sekolah pra-TK dengan anak
yang tidak mengikuti sekolah pra-TK.
● SPSS
Walsh Randomisasi
Persamaan
Perbedaan
Uji randomisasi, uji paired t test dan uji wilcoxon memiliki karateristik yang sama, yaitu
digunakan pada jenis data interval. Uji Randomisasi merupakan uji yang paling kuat diantara
uji lainnya, karena fokusnya ialah pada nilai peluang. Uji ini hanya melihat peluang yang sangat
besar pada 2 posisi yaitu posisi positif dan negatif. Namun randomisasi memiliki keterbatasan
dibanding uji wilcoxon, yaitu uji ini hanya dapat digunakan pada sampel yang kecil yaitu n <
25.
Daftar Pustaka