Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN DUA SAMPEL BERPASANGAN

PADA STATISTIK NONPARAMETRIK

Oleh :
Hasriani Umar
Email : hasriani_anie@iainpalopo.ac.id.

A. Uji Chi Kuadrat ( 2 ) Mc. Nemar


Fungsi : Menguji Signifikansiperubahan terhadap rancangan dan melihat keefektifan
suatu perlakuan.
Syarat Data : Digunakan pada data berpasangan/berhubungan. Data ordinal maupun
nominal dengan dua ketegori.
Prosedur Pengujian :
1. Membuat tabel silang 2 × 2, Tanda + dan – dipakai untuk menunjukkan adanya
perubahan. Contoh, dari kolom A dan , terjadi perubahan dari + ke – dan dari – ke +.
Sedangkan, kolom B dan C tidak terjadi perubahan.
Contoh tabel silang 2 × 2
- Sesudah +
-
A B
Sebelum
+ C D

2. Tentukan frekuensi harapan (E) dari kolom A dan kolom D, E = ( + ) ≥ 5

Jika E ≥ 5, maka hitunglah harga 2 menggunakan rumus:


(| − | − 1)
=
( + )
Tetapi jika E 5, digunakan Uji Binomial.
3. Tentukan probabilitas (p) yang dikaitkan dengan terjadinya suatu harga sebesar 2
untuk harga df =1, untuk pengujian dua sisi dengan menggunakan Tabel C (Siegel,
1997).
4. Jika p yang diamati ternyata ≤, maka tolak Ho.

Contoh :
Seorang psikolog anak-anak tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pendekatan awal
hubungan sosial anak-anak. Hail pengamatan ditemukan terjadi hubungan antara pribadi dengan
orang dewasa. Hipotesis penelitian tesebut yaitu dengan bertambahnya kebiasaan dan pengalaman
anak-anak akan semakin memulai hubungan sosial dengan anak-anak lainnya dan bukan dengan
orang dewasa. Untuk menguji hipotesis tersebut, psikolog tersebut mengobservasi 25 anak-anak
yang masuk pada setiap hari pertama selama 30 hari.
Hipotesis Nol (Ho) :
Ho : = =

H1 : >

Pengujian dilakukan pada taraf nyata (level of significance) = 0,05, df= 1
Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
1. Banyaknya anak yang objeknya berubah dari dewasa ke anak-anak (Tabel A) = 14.
2. Banyaknya anak-anak objeknya berubah dari anak-anak ke dewasa (Tabel D) = 4.
3. Aanak-anak yang objeknya ada dalam kategori yang sama pada kedua kejadian yang
diobservasi yaitu Tabel B = 4, dan Tabel C = 3,
Penyelesaian:
Langkah 1 .
Tabel perubahan frekuensi pendekatan awak anak-anak pada hari pertama hingga 20
sebagai berikut:

Anak-anak Dewasa
Dewasa 14 4
Anak-anak 3 4

Langkah 2.
Diketahui, nilai E = ( + ) = 9 ≥ 5, harga dihitung menggunakan rumus :

(| − | − 1) (|14 − 4| − 1)
= = = 4,5
( + ) (14 + 4)
Langkah 3.
Untuk ≥ 4,5 dan df = 1 Tabel C (Siegel, 1997), kemunculan p ada diantara 0,05 dan
0,02 atau 0,05 > p > 0,02.
Oleh karena, < atau < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

B. Uji Tanda
Fungsi : Untuk menguji perbedaan atau perubahan rangking (Median selisi skor/rangking)
dua buah populasi berdasarkan rangking (median selisih skor/ranking) dua sampel
berpasangan.
Syarat Data: Data berskala ordinal dan nominal.
Prosedur Pengujian :
1. Urutkan jenjang setiap pasangan dari anggota kelompok pada sampel pertama dan
kedua.
2. Masing-masing pasangan diberikan tanda + dan _ sebagai kode/tanda.
3. Tentukan harga N, yaitu jumlah semua pasangan yang memiliki tanda + dan - .
4. Menentukan nilai x (jumlah pasangan yang memiliki tanda sama atau lebih)
5. Jika N ≤ 25, maka lihat Tabel D (Siegel, 1997) yang menyajikan kemungkinan satu
sisi/ one tailed untuk haga x di bawah pengamatan Ho.
(Uji ini digunakan apabilah telah memiliki perkiraan rangking kelompok satu sampel
tertentu lebih besar atau lebih kecil dari sampel rangking kelompok lainnya. Apabila
belum mempunyai perkiraan maka ℎ = × 2).
6. Jika N > 25, maka rumus yang digunakan :
1
( ± 0,5) −
= 2
1
2√
Tabel yang digunakan adalah tabel A (Siegel, 1997) yang menyajikan kemungkinan
satu sisi/ one tailed untuk haga x di bawah pengamatan Ho.
(Uji ini digunakan apabilah telah memiliki perkiraan rangking kelompok satu sampel
tertentu lebih besar atau lebih kecil dari sampel rangking kelompok lainnya. Apabila
belum mempunyai perkiraan maka ℎ = × 2).
7. Jika p diasosiasikan dengan harga x dan z < a , maka Ho ditolak.

Contoh :
1. Suatu kelompok melakukan penelitan tentang akibat ketiadaan ayah terhadap
perkembangan anak pada 17 pasangan suami istri yang pisah karena perang. Dilakukan
wawancara pada anak pertama yang dilahirkan saat ayah mereka tiada. Suami dan istri
diwawancarai secara terpisah tentang perkembangan kehidupan anak tanpa ayah dan
disiplin ayah ketika pulang dari medan perang. Dugaanya yaitu ibu akan memiliki
kesadaran dan pemahaman yang lebih luas mengenai hubungan disipliner antara anak
dan suaminya, dibandingkan dengan pemahaman suami.
Dari hasil penelitian diperoleh:
Tingkat Pemahaman Tentang
Arah Tanda
Subjek disiplin paternal Tanda
Perbedaan
Ayah Ibu
1 4 2 Xa > Xb +
2 4 3 Xa > Xb +
3 5 3 Xa > Xb +
4 5 3 Xa > Xb +
5 3 3 Xa = Xb 0
6 2 3 Xa < Xb -
7 5 3 Xa > Xb +
8 3 3 Xa = Xb 0
9 1 2 Xa < Xb -
10 5 3 Xa > Xb +
11 5 2 Xa > Xb +
12 5 2 Xa > Xb +
13 4 5 Xa < Xb -
14 5 2 Xa > Xb +
15 5 5 Xa = Xb 0
16 5 3 Xa > Xb +
17 5 1 Xa > Xb +
Cat. Dapat juga di mis. Ayah = Sebelum, dan Ibu = Setelah

Penyelesaian :
Berdasarkan dara hasil penelitian, diperleh : Tanda + = 11; tanda 0 =3; tanda - = 3
Maka, prosedur pengujian :
a. Dik. N = 14, (11 tanda + dan 3 tanda -)
b. Harga x lebih kecil yaitu x = 2.
c. Pada Tabel D (siegel, 1007) untuk N = 14 dan x = 3, maka harga p = 0,029
d. Hipotesis : ℎ = × 2 = 2 × 0,029 = 0,058 , >
e. Oleh karena, > , maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan:
Berdasarkan pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa istri yang terpisah dari suami
karena peperangan menunjukkan kesadara dan pemahamanyang lebih luas mengenai
disipliner antara suami dan anak anak mereka yang dilahirkan dalam masa peperangan
daripada suami itu sendiri.

2. Seorang pembuat eksperimen ingin melakukan sebuah penelitian apakah suatu film
tentang kenakalan remaja akan mengubah pendapat anggota masyarakat mengenai
beranya kenakalan remaja mendapat hukuman. Sampel random terdiri dari 100 orang
dewasa dan melaksanakan studi sebelum dan sesudah serta meminta setiap subjek untk
mengemukakan pendapatnya.
Hipotesis :
Ho : dm = 0
H1 : dm ≠ 0 dangn = 0,01.
Dari hasil penelitian 100 sampel diperoleh data mengenai seberapaa kerasnya
hukuman yang layak bagi keakalan remaja yaitu sebagai berikut:

Kurang Lebih
Lebih 59 7
Kurang 8 26

Penyelesaian
Dari tabel diatas, diperoleh jumlah x = 59 dan N 85 , maka:
1 1 Cat.
( ± 0,5) − (59 − 05) − × 85
= 2 = 2 = 3,47 Jika, x < ½ N, maka x + 0,5 dan
1 1 Jika x > 1/2N maka x -0,5
2√ 2 √85
Untuk, z = 3,47 maka pada tabel A (Siegel, 1997), harga p = 2 × 0,003 = 0,0006 < a
p (= 0,0049) < a (= 0,01) maka tolak Ho, terima H1.
Kesimpulan :
Film memiliki akibat sistematis yang sinifikan terhadap pendapat orang dewasa
mengenai beratnya hukuman yang diinginkan untuk para pelaku kenakalan remaja.

C. Uji Tanda Wilcoxon


Fungsi : Untuk Menguji perbedaan median dua populasi berasarkan median dua sampel
berpasangan. Uji ini mempertimbangkan arah dan perbedaan sekaligus memperimbangkan
besar relatif perbedaannya.
Syarat Data : Data paling tidak berskala ordinal.
Prosedur Pengujian :
1. Urutkan nilai skor setiap pasangan dari anggota sampel pertama dan kedua.
2. Hitung beda (di) untuk setiap pasangan dari anggota sampel pertama dan kedua.
3. Buat rangking untuk setiap tanda di . Rangking pertama diberikan terhadap harga
mutlak di terkecil. Jika ada rangking kembar, maka buat rata-rata rangkingnya.
4. Pada rangking di, cantumkan tanda + dan – sesuai dengan tanda + dan – pada nilai di
5. Pisahkan rangking di yang memiliki tanda + atau -paling sedikit.
6. Tentukan nilai T, dengan cara menjumlahkan nilai rangking di yang memiliki tanda +
atau - paling sedikit tanpa memperhatikan tandanya (nilai harga mutlak rangking di).
7. Tentukan pula nilai N, cara menghitung frekuensi di yang memiliki tanda + dan -,
sedangkan frekuensi di yang memiliki tanda 0 jangan dimasukan ke dalam hitungan.
8. Jika N 25, lihat Tabel G (Siegel, 1997) yang menyajikan kemungkinan satu sisi/one
tailed dan dua sisi/two tailed untuk harga T dari pengamatan di bawah Ho. Jika harga
T dari pengamatan TTabel, maka tolak Ho untuk tingkat signifikansi tertentu.
9. Jika N 25 , gunakan rumus:
( + 1)
− −
= = 4
( + 1)(2 + 1)
24
Gunakan Tabel A (Siegel, 1997) yang menyajikan kemungkinan satu sisi/one tailed
untuk kemunculan harga z pengamatan di bawah Ho. Uji satu sisi digunakan apabila
telah memiliki perkiraan.
Contoh :
1. Seorang psikolog ingin menguji apakah mengikuti pra_Tk mempunyai efek terhadap
persepsi sosial anak-anak Dia memberikan daya persepsi sosial dengan memberikan
nilai rangking terhadap jawaban anak-anak mengenai gambar situasi sosial. Rentang
skor yaitu 0 – 100. Hipotesis peneliti yaitu skor yang tinggi menunjukkan persesi sosial
yang lebih tnggi dari skor yang rendah. Utuk menguji hal tersebut, peneliti mengambil
pasang anak kembar yang identik sebagai subyek. Secara random, satu anak kembar
dari masing-masing pasangan ditugaskan untuk mengikuti sekolah Pra-TK satu
semester.
Hipotesis:
Ho : n1 = n2 / dalam tes wilcoxon, jumlah rangking positif = jumlah ranking negatif
H1 : n1 ≠ n2 dangan = 0,05.
Ket. n1 = Daya persepsi sosial kanak-kanak yang di Pra TK
n2 = Daya persepsi sosial kanak-kanak yang di rumah
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Skor daya Skor daya
Ranking
persepsi persepsi
d ranking tanda yang
Pasangan sosial anak sosial anak
(n1- n2) d lebih kecil
kembar di kembar di
frekuensinya
Pra-TK (n1) (n2)
a 82 63 19 7
b 69 42 27 8
c 73 74 -1 -1 1
d 43 37 6 4
e 58 51 7 5
f 56 43 13 6
g 76 80 -4 -3 3
h 85 82 3 2
T= 4

Keputusan pengujian :
Dalam penelitian, jumlah N = 8 dan T = 4, Pada tabel G, untuk N= 8 (untuk a = 0,05),
harga Ttabel = 4. Hal ini berarti Tpengamatan = Ttabel.
Oleh karena T = Ttabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Kesimpulan : Tidak ada perbedaan antara Skor daya persepsi sosial anak kembar di
pra-TK dan di rumah.

2. Seorang napi dalam suatu penjara bertindak sebagai subjek dalam sebuah studi
mengenai pengambilan keputusan. Yang pertama, nilai kegunaan rokok yang
diberikan oleh para napi (nilai subjektif) diukur secara individu. Dengan menggunakan
fungsi kegunaan tiap-tiap subjek, pembuat eksperimen mencoba meramalkan
keputusan yang akan dibuat oleh napi dalam suatu permainan dimana dia berulangkali
memilih satu dari dua tebakan dengan akibat bahwa dia dapat atau memperoleh rokok.
Hipotesis pertama: Kegunaan rokok oleh Napi lebih baik dari pada ramak teramal lan
dibuat dengan menganggap nilai rokok bagi napi sam dengan nilai objektif rokok.
Hipotesis kedua : waktu tenggang bagi pilihan yang tidak teramalkan berhasil lebih
panjang daripada waktu tenggang bagi pilihan yang teramalkan berhasil
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Tabel selisih waktu antara keputusan Napi yang diramal secara benar dan yang
diramalkan salah
Ranking tanda Ranking tanda
ranking ranking
Napi d yang lebih kecil Napi d yang lebih kecil
d d
frekuensinya frekuensinya
1 -2 -11.5 11.5 16 1 4.5
2 0 17 1 -4.5 4.5
3 0 18 5 23
4 1 4.5 19 8 25.5
5 0 20 2 11.5
6 0 21 2 11.5
7 4 20 22 2 11.5
8 4 20 23 -3 -16.5 16.5
9 1 4.5 24 -2 -11.5 11.5
10 1 4.5 25 1 4.5
11 5 23 26 4 20
12 3 16.5 27 8 25.5
13 5 23 28 2 11.5
14 3 16.5 29 3 16.5
15 -1 -4.5 4.5 30 -1 -4.5 4.5
T= 53

Keputusan pengujian :
Dari data penelitian terhadap 30 napi, dipeoleh : N = 26, dan T = 53, maka harga z yaitu
( + 1) 26(26 + 1)
− 53 −
= 4 = 4 = −3,11
( + 1)(2 + 1) ( )
26 26 + 1 ((2 × 26) + 1)
24 24

Untuk z =-3,11, pada tabel A, harga p =0,0009. Oleh karena p = 0,0009 < a (0,01) maka Ho
ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan : Waktu tenggang bagi pilihan yang tidak teramalkan berhasil lebih panjang
daripada waktu tenggang bagi pilihan yang teramalkan berhasil.

D. Uji Walsh
Fungsi : Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi berdasarkan rata-
rata dua sampel berpasangan.
Syarat Data : Data yang digunakan paling tidak memiliki skala interval, dengan ukuran
sampel, n 15.
Prosedur Pengujian:
1. Tentukan N (banyaknya sampel dari anggota kelompok sampel pertama (n1) dan kedua(n2));
2. Urutkan setiap pasangan dari anggota sampel n1 dan n2 ;
3. Hitung beda (di) untuk setiap pasangan dari dari anggota sampel n1 dan n2 ;
4. Buat rangking di . (Dalam membuat ranking di tanda + dan – dipertimbangkan. Selain
itu, dalam perankingan tidak perlu mencari rata-rata rank kembar.
5. Gunakan Tabel H (Siegel, 1997) untuk memutuskan Ho diterima atau ditolah harganya
berdasarkan di.
Contoh :
Sebuah studi untuk membuat induksi dalam hal represi, lowenfeld meminta 15
subjeknya mempelajari 10 suku kata yang tidak bermakna. Ia kemudian berusaha
untuk menghubungkan adanya pengaruh negatif dengan 5 suku kata yang dipilih secara
random dari 10 suku kata, dengan memberikan kejutan elektris kepada subjek setiap
saat bila satu diantara kelima suku kata disebutkan secara takistoskopis. Setelah selang
waktu 48 jam, subjek tersebut dibawah kembali ke ruang eksperimen dan diminta
untuk mengingat daftar suku kata. Dugaan Peneliti : mereka akan lebih banyak ingat
akan suku kata yang tidak dibarengi dengan kejutanelektris daripada yang disertai
kejutan elektris.
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Tabel banyaknya suku kata yang disertai kejutan dan tidak disertai kejutan
sesudah waktu 48 jam
Banyaknya Banyaknya
Suku Kata Suku Kata
Subjek d Rank d
Tanpa Kejutan Berkejutan yang
yang di Ingat di Ingat
1 5 2 3 12
2 4 2 2 9
3 3 0 3 13
4 5 3 2 10
5 2 3 -1 1
6 4 2 2 11
7 2 3 -1 2
8 2 1 1 6
9 4 1 3 14
10 4 3 1 7
11 3 4 -1 3
12 1 2 -1 4
13 5 2 3 15
14 3 4 -1 5
15 1 0 1 8
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ho : 1 ≤ 2 (= 0)
H1 : 1 >2 (≠0) dengan a = 0,05
Ket. 1 = banyaknya suku kata tanpa kejutan yang di ingat
2 = banyaknya suku kata yang disertai kejutan yang di ingat
Keputusan Pengujian :
Diketahui harga n = 15,
Pada Tabel H (Siegel,1997) pada tes satu sisi bagi H1 : 1 > 0, dengan a = 0,047, maka

min ( + ), ( + ) > 0

= min ((−1) + 3), (−1 + 2) = min ( (2), (1))

Data terkecil = ( (1)) = > 0

Oleh karena > 0, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Kesimpulan : Banyak suku kata tanpa kejutan elektris lebih banyak diingat daripada
yang disertai kejutan elektris.

E. Uji Randomisasi Data Berpasangan


Fungsi : Untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua populasi berdasarkan rata-
rata nilai dua sampel berpasangan dengan melihat kemungkinan yang pasti akan muncul
data yang ada dalam penelitian berdasarka Ho.
Syarat Data : Data yang digunakan paling tidak interval.
Prosedur Pengujian :
1. Hitung beda (di) untuk setiap pasangan dari anggota sampel sampel pertama (n1) dan
kedua(n2));
2. Tentukan peluang semua kombinasi (di) yang memiliki kemungkinan akan muncul di
bawah Ho, yaitu sebesar 2n dimana n = jumlah pasangan dari anggota sampel sampel
pertama (n1) dan kedua(n2))
3. Tentukan peluang semua kombinasi (di) yang memiliki kemungkinan akan muncul di
daaerah penolakan, yaitu sebesar ( 2 )
4. Buat ilustrasi berbagai kombinasi (di) yang berpeluang muncul di daerah penolakan
dengan cara memilih kombinasi peluang dengan (di) paling besar (positif) dan (di)
paling kecil (negatif).
5. Untuk pengujian satu sisi, peluang kombinasi (di) yang ada di daerah penolakan hanya
menempati satu sisi, yaitu di wilayah sekitar ( di) paling besar (positif) atau wilayah
sekitar ( di) paling kecil (negatif negatif).
6. Sedangkan untuk pengujian dua sisi, peluang kombinasi (di) yang ada di daerah
penolakan berada di dua sisi, yaitu di wilayah sekitar ( di) paling besar (positif) dan
di wilayah sekitar ( di) paling kecil (negatif).
7. Tentukan, apakah kombinasi/distribusi data dari hasil penelitian berada di daerah
penolakan atau tidak. Jika berada di daerah penolakan, maka tolak Ho dan terima H1

Contoh :
Seorang psikolog ingin menguji 8 sampel, apakah mengikuti pra_Tk mempunyai efek terhadap
persepsi sosial anak-anak Dia memberikan daya persepsi sosial dengan memberikan nilai
rangking terhadap jawaban anak-anak mengenai gambar situasi sosial. Rentang skor yaitu 0 –
100. Hipotesis peneliti yaitu skor yang tinggi menunjukkan persesi sosial yang lebih tnggi dari
skor yang rendah. Utuk menguji hal tersebut, peneliti mengambil pasang anak kembar yang
identik sebagai subyek. Secara random, satu anak kembar dari masing-masing pasangan
ditugaskan untuk mengikuti sekolah Pra-TK satu semester.
Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
Skor daya Skor daya
persepsi sosial persepsi sosial d
Pasangan
anak kembar di anak kembar di (n1- n2)
Pra-TK(n1) (n2)
a 82 63 19
b 69 42 27
c 73 74 -1
d 43 37 6
e 58 51 7
f 56 43 13
g 76 80 -4
h 85 82 3
(di) 70

Hipotesis dari penelitian ini adalah :


Ho : n1 = n2
H1 : n1 ≠ n2 dangan = 0,05.
Ket. n1 = Daya persepsi sosial kanak-kanak yang di Pra TK
n2 = Daya persepsi sosial kanak-kanak yang di rumah
Keputusan pengujian :
1. Dari hasil peelitian diatas, diperolen n = 8, jadi peluanh semua kombinasi data adalah
sebesar = 28 = 256
2. Taraf signfikan (a) =0,05. Jasi banyaknya kemungkinan sebagian kombinasi data yang
akan muncul di daerah penolakan yaitu sebesar 2 = 0,05 × 256 = 12.8. Berarti
terdapat 12 kemungkinan, karena dilakukan pengujian dua sisi terhadap 12
kemungkinan dimana +6 kemungkinan positif paling besar -6 kemungkinan negatif
paling kecil.
3. Maka kemungkinan kombinasi data yang muncul di daerah penolakan Ho dapat
diperoleh seperti pada tabel berikut:
Tabel Hasil Positif dan Negatif yang mungkin dan paling ekstre untuk harga d
Kemungkinan
Kombinasi
d (di)
1 19 27 1 6 7 13 4 3 80
2 19 27 -1 6 7 13 4 3 78
Kemungkinan 3 19 27 1 6 7 13 4 -3 74
Positif 4 19 27 1 6 7 13 -4 3 72
5 19 27 -1 6 7 13 4 -3 72
6 19 27 -1 6 7 13 -4 3 70
6 -19 -27 1 -6 -7 -13 4 -3 -70
5 -19 -27 1 -6 -7 -13 -4 3 -72
Kemungkinan 4 -19 -27 -1 -6 -7 -13 4 -3 -72
Negatif 3 -19 -27 -1 -6 -7 -13 -4 3 -74
2 -19 -27 1 -6 -7 -13 -4 -3 -78
1 -19 -27 -1 -6 -7 -13 -4 -3 -80

4. Untuk pengujian satu sisi, peluang kombinasi (di) yang ada di daerah penolakan hanya
menempati satu sisi, yaitu di wilayah sekitar ( di) paling besar (positif) atau wilayah
sekitar (di) paling kecil (negatif negatif). Dan yang diambil yaitu di wilayah sekitar
(di) paling besar (positif).
5. Oleh karena pada tabel diatas terlihat kombinasi (di) yang terjadi pada penelitian
berada pada kemungkinan dibawah paling ekstrem positif (dibawah Ho) , dengan a =
0,05 dan N = 12 maka p = 0,047 artinya berada pada berada pada penolakan Ho.
6. Oleh karena p > a=0,05, Tolak Ho dan H1 diterima
Kesimpulan : Terjadi perjadi perbedaan dDaya persepsi sosial kanak-kanak yang di Pra
dan yang di rumah.
Kesimpulan.
Uji statistik nonparametrik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang berasal
dari dua sampel berpasangan antara lain: Uji Chi Kuadrat (2) Mc. Nemar, Uji Tanda, Uji
Tanda Wilcoxon, Uji Walsh, dan Uji Randomisasi Data Berpasangan.
1. Uji Chi Kuadrat (2) Mc. Nemar yang dapat digunakan untuk data berskala nominal
yang hanya memiliki dua kategori. Uji ini sering digunakan untuk melakukan
pengujian, apakah ada perubahan atau perbedaan proporsi antara dua populasi
berdasarkan dua sampel berpasangan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Untuk tujuan yang hampir sama dengan pengujian Chi Kuadrat (2) Mc. Nemar, dapat
digunakan pula Uji Tanda, dengan syarat datanya paling tidak berskala ordinal.
2. Uji Tanda hanya bisa digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan median
antara dua buah populasi berdasarkan median dua sampel yang berpasangan. Oleh
karena itu, pengujian ini masih dianggap lemah. Jika menguji perbedaan melalui nilai
tengah relatifnya, bisa dipakai Uji Tanda Wilcoxon. Dengan kata lain, Uji Tanda
Wilcoxon memiliki kualitas yang lebih baik kalau dibandingkan dengan Uji Tanda
yang diuraikan sebelumnya.
3. Uji Walsh hanya bisa diterapkan seandainya data memiliki skala interval dengan
jumlah n 15. Uji ini berguna untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua
populasi berdasarkan rata-rata nilai numerik dua sampel berpasangan. Perbedaannya,
pengujian ini didasarkan pada asumsi bahwa data yang berasal dari sampel diambil
dari suatu populasi yang simetris (mean = median = 0).
4. Uji Randomisasi Data Berpasangan, mepersyaratkan data sekurang-kurangnya
berskala interval. Uji ini dipakai untuk menguji perbedaan rata-rata nilai numerik dua
populasi, dengan cara melihat kemungkinan yang pasti akan munculnya data yang ada
dalam penelitian kita berdasarkan Ho. Walaupun efektivitas uji ini bisa menyamai uji
parametrik, namun hanya cocok untuk sampel berukuran kecil.

Anda mungkin juga menyukai