KINERJA
Srie Faizah Lisnasari1
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Quality- Medan
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
1
2
Latar Belakang Masalah
Fenomena yang dialami Perguruan Tinggi saat ini adalah munculnya
paradigma baru dalam menentukan mutu. Pengelolaan Perguruan Tinggi
diukur melalui hasil dan kinerja dalam kualitas yang berkelanjutan.
Wibisono (2006) mengungkapkan bahwa pada saat ini kinerja dapat
dibangun melalui pembangunan nilai yang berbeda dan berkelanjutan yaitu
dengan cara meningkatkan aset yang tidak dapat diukur dengan uang
(intangible asset), seperti sumber daya insani, teknologi dan sumber daya
organisasi.
Pada penelitian Castro (2003) ditemukan bahwa kinerja dipengaruhi
oleh sikap, keyakinan dan kemampuan individu. Berbeda dengan hasil
penelitian Michael J et all dalam Castro (2003) yang menunjukkan bahwa
karir dan efikasi diri berpengaruh terhadap kinerja individu. Demikian juga
dengan Sulivan (1992) mengemukakan bahwa ada hubungan stress pada
organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja.
Kinicki dan Kreitner (2006) mengemukakan bahwa kinerja itu
dipengaruhi oleh motivasi, pandangan Robbin (2009) yang mengemukakan
bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh adanya usaha individu dan kinerja
individu, lalu kinerja individulah yang mempengaruhi reward dari organisasi
dan selanjutnya mempengaruhi tujuan individu
Pandangan yang berbeda dari kedua model teori itu ditemukan pada
model yang dikemukakan Greenberg dan Baron (2008). Mereka
mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi, skill dan ability.
Hasil analisis terhadap karakteristik SDM di Perguruan Tinggi,
khususnya Ketua program studi yang menjadi manajemen teknis ditemukan
bahwa kompetensi yang mendasari tugas dan tanggungjawabnya
berhubungan dengan conceptual skill, people skill dan technical skill. Namun
untuk mengujinya secara teoretik dan empirik diperlukan suatu model
tertentu, sehingga dalam pembahasan ini model dasar yang diperkirakan
relevan untuk membangun model kinerja baru ini adalah model A Job
Performance Model of Motivation yang dikemukakan Kinicki dan Kreitner.
Sehingga variabel-variabel yang digunakan untuk membangun model baru
adalah imbalan dan motivasi kerja. Dengan demikian dalam pembahasan ini
akan diuji bagaimana pengaruh pemberian imbalan dan motivasi terhadap
kinerja
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Medan pada program studi yang
terdapat di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Al-
Washliyah, Universitas Muslim Nusantara (UMN), dan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Sebelum penelitian dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan pengurusan izin penelitian, uji coba instrument,
validasi dan penyempurnaan instrument. Penelitian ini dilakukan dengan
metode survei dengan teknik kausal. Sedangkan untuk menganalisis
pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain digunakan path analysis.
3
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 79 orang ketua prodi yang
diambil secara proporsional secara acak dari populasi sebesar 106.
Data Variable
Analisis X1 X2 X2
B. Butir 25 31 32
B. Resp. 79 79 79
Jlh Skor 7308 9259 9470
Min 73 84 84
Max 111 151 155
Range 38 67 71
Interval 4,8 8,4 8,9
(Dibulatkan) 5 9 9
B. Kelas 7,26 7,26 7,26
(Dibulatkan) 8 8 8
Mean 92,51 117,20 119,87
S.dev 9,56 16,12 17,10
Varians 91,30 259,70 292,27
Median 93 118 120
Modus 92 120 112
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilaksanakan setelah terlebih dahulu melakukan
analisis korelasi sederhana antar variabel seperti tertera pada tabel 2 berikut.
4
X3 X1 X2
X3 1,000 0,478 0,453
X1 0,478 1,000 0,472
X2 0,453 0,472 1,000
Keterangan:
X1 : Imbalan
X2 : Motivasi Kerja
X3 : Kinerja
5
Tolak Ho, maka jalur
Ρ31 0,478 0,301 3,177 1,992 2,642 pengaruh langsung
positif berarti
0,301 (0,478)
6
maka dapat disimpulkan bahwa imbalan ketua prodi perguruan tinggi Islam di
Medan berpengaruh langsung positif terhadap kinerjanya.
7
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel
X2 0,2050
X3
8
Jika dianalisis secara lebih mendalam keadaan kinerja ketua prodi di
Perguruan Tinggi Islam di kota Medan, dapat dikemukakan bahwa kinerja
mereka pada umumnya berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat dikemukakan bahwa tampilan para ketua prodi dalam
melaksanakan hubungan interpersonal cukup baik, demikian juga dengan
perilaku mereka dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan
cara yang dapat diterima anggota cukup baik. Kemudian perilaku para ketua
prodi dalam menyesuaikan gaya kepemimpinan pada situasi yang berbeda
serta perilaku mereka dalam menetapkan tujuan prodi juga cukup baik.
Meskipun demikian sebenarnya di antara para ketua prodi ini secara umum
ada yang sudah mencapai kinerja sangat baik yaitu berkisar 11% dan 25 %
baik serta 34 % cukup. Di antara mereka juga terdapat sejumlah 17% masih
bermasalah dengan kinerjanya.
Hasil penelitian terhadap motivasi kerja para ketua prodi di Perguruan
Tinggi Islam di Kota Medan juga menunjukkan keadaan yang tidak jauh
berbeda dari keadaan kinerjanya. Pada umumnya motivasi kerja mereka
berada pada kategori cukup. Jika pada penelitian ini motivasi diartikan
sebagai kekuatan individu dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab,
maka kekuatan mereka dalam menentukan arah dan perilakunya cukup baik,
demikian juga dengan tingkat usaha dan daya tahan mereka cukup baik.
Meskipun demikian masih ada di antara mereka yang memiliki motivasi kerja
sangat baik yaitu sekitar 11%, baik 21% dan cukup baik 34%, sedangkan
yang memiliki motivasi kurang baik sebesar 12%.
Berdasarkan hasil analisis terhadap motivasi dan kinerja ini dapat
dikemukakan bahwa jika motivasi kerja berada pada kategori cukup maka
kinerja juga berada pada kategori cukup. Keadaan ini tampaknya sejalan
dengan keadaan variabel lainnya. Imbalan dan efikasi diri ketua prodi di
Perguruan Tinggi Islam di Kota Medan berada pada kategori cukup. Penilaian
para ketua prodi terhadap imbalan yang bersumber dari lembaga seperti
penghasilan, promosi, kesempatan meningkatkan keahlian dan pelayanan
kesehatan berada pada kategori cukup. Demikian juga terhadap penilaan
mereka mengenai imbalan yang bersumber dari psikological reward seperti
perasaan senang atas keberhasilan dalam menyelesaikan tugas, perasaan
bermakna bagi orang lain dan kepuasan terhadap prestasi kerja juga berada
pada kategori cukup.
Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap model kinerja yang
dibangun melalui variabel imbalan dan motivasi kerja dapat dikemukakan
bahwa model ini teruji sebagai model kinerja. Kemudian model ini juga teruji
dapat memberi penjelasan tentang fenomena kinerja ketua prodi Perguruan
Tinggi Islam di Kota Medan. Selain itu model ini juga dapat menjelaskan
keadaan para ketua prodi tersebut, sehingga dapat diprediksi beberapa hal
yang memungkinkan dilakukan untuk mengembangkan kinerja ketua prodi,
khususnya peningkatan kinerja melalui variabel imbalan dan motivasi kerja.
9
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini memberi sejumlah informasi yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terbukti imbalan berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.
Berdasarkan pembuktian terhadap ketua prodi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif imbalan terhadap kinerja ketua prodi
Perguruan Tinggi Islam di Medan.
2. Terbukti motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja.
Berdasarkan pembuktian terhadap ketua prodi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap kinerja ketua
prodi Perguruan Tinggi Islam di Medan.
3. Terbukti imbalan berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja.
Berdasarkan pembuktian terhadap ketua prodi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif imbalan terhadap motivasi kerja ketua
prodi Perguruan Tinggi Islam di Medan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang
diajukan dengan variable pengaruh imbalan, motivasi kerja dapat diterima
sebagai model pengembangan kinerja ketua prodi Perguruan Tinggi Islam di
Medan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
10
Griffin, Management, New Delhi:A.I.T.B.S.,Peblishers & Distributor, 1997
Greenberg Jerald, Robert A.Baron, Motivation in Organization, New Jersey,
2008.
Kinicki Angelo, Robert Kreitner, Organizational Behavior, Mc Graw-Hill
International Edition, 2006
Margono Slamet, Fungsi, Peranan dan Tanggungjawab Ketua Jurusan.
Jakarta: Dikti, 2000
Robert A. Baron dan Donn Byrne. Social Psychology Understanding Human
Interaction (Boston: Allyn and Bacon, 1991.
Simon Cassidy dan Peter Eachus, The Computer Self-Efficacy Web-Site,
(http://www.salford.ac.uk/health Sci/selfeff/selfeff.htm), 2001.
Stephen P.Robbin dan Timothy A.Judge, Organizational Behavior,New
Jersey: Pearson Education,2009
Stephen R.Covey. 7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif, Terjemahan.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994.
Sudjana, tiTeknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi para peneliti Bandung:
Penerbit Tarsito, 1992.
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. Penerbit: Alfabeta Bandung, 2007
Suriasumantri, Jujun.S, Pedoman Penulisan Tesis & Disertasi. Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta, 2010.
11