Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA NUTRISI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS ENZIM

NAMA
NIM
KELOMPOK
HARI / TGL PRAKTIKUM
ASISTEN

: ARFANSYAH
: L221 14 014
: III (TIGA)
: SELASA / 17 NOVEMBER 2015
: JUNAEDI, S.Pi
MUHAIMINA
MUSLIMAH
DWI FAJRIANTY

LABORATORIUM NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN


PROGRMA STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mengkaji segala bentuk perubahan
molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses
pembentukan energi pada makhluk hidup merupakan salah satu contoh biokimia.
Setiap komponen makhluk hidup mempunyai tujuan dan fungsi tertentu serta
memiliki kemampuan mempertahankan hidup dengan mengambil energi dari
lingkungannya. Proses dasar dalam biokimia yaitu proses penyerapan nutrisi dari
sistem pencernaan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air. Protein
yang merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh
mampu menciptakan zat katalis atau enzim (Kushartanti, 2010).
Menurut (Wirahadukusumah, 1989), Enzim adalah biomolekul berupa
protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu rantai polipeptida atau
lebih dari satu rantai polipeptida (Wirahadikusumah, 1989). Enzim berfungsi
sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk (Smith,
1997; Grisham et al., 1999). Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain
memiliki spesifitas tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukkan produk
samping, produktivitas tinggi dan dapat menghasilkan produk akhir yang tidak
terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek kerusakan
lingkungan tidak sesuai lingkungannya (Yandri dkk, 2010).
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah
perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar. Kecepatan reaksi enzim
juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh
aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan

juga merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil reaksi enzim juga dapat
menghambat kecepatan reaksi. Begitu juga halnya pada suhu tinggi, enzim akan
mengalami denaturasi yang membuat enzim menjadi inaktif. Terganggunya
aktivitas enzim secara langsung berhubungan dengan perubahan struktur tersier
dari molekul protein enzim, yang dapat menyebabkan rendahnya stabilitas
enzim. Beberapa cara untuk meningkatkan stabilitas enzim yaitu teknik
imobilisasi, modifikasi kimia, rekayasa molekuler, dan penambahan additif.
Penggunaan additif lebih sering dipilih karena relatif lebih mudah dan biayanya
relatif lebih murah (Yandri dkk, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim untuk mengetahui penyebab
tidak bekerjanya enzim terhadap perlakuan yang diberikan.n

I.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan bentuk kecepatan
reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu reaksi
enzimatik mempunyai suhu optimum.
Keguaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kecepatan reaksi
enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu.
I.2.1 Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Tujuan dari praktikum pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas enzim
adalah untuk membuktikan bahwa kecepatan enzimatik sampai suhu tertentu
sebanding dengan kenaikan suhunya. Kegunaan dari praktikum pengaruh
perubahan suhu terhadap aktivitas enzim adalah agar ,mahasiswa mampu
mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi enzim.

I.2.2. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim


Tujuan

praktikum

pengaruh

pH

terhadap

aktivitas

enzim

adalah

membuktikan bahwa keasaman mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik.


Kegunaan praktikum pengaruh pH terhadap aktivitas enzim adalah agar
mahasiswa mampu mengetahui pengaruh perubahan keasaman atau pH
terhadap kecepatan atau aktivitas enzim.
I.2.3 Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Aktivitas Enzim
Tujuan praktikum pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim adalah
untuk membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim. Kegunaan praktikum pengaruh kadar enzim terhadap
aktivitas enzim adalah agar mahasiswa mampu mengetahui bahwa aktivitas
enzim yang terjadi dapat dipengaruhi ileh kadar enzim.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Biokimia Nutrisi
Biokimia merupakan pengertian mendasar mengenai aktivitas kimia
dalam segala jasad hidup. Biokimia nutrisi merupakan pemanfaatan nutrisi dalam
tubuh organisme Ilmu biokimia bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat zat kimia
yang terdapat dalam jasad hidup, dan senyawa yang diproduksi, fungsi dan
transformasi zat kimia tersebut dan menelaah transfer reaksi tersebut
berhubungan dengan aktivitas kehidupan (Tandipayuk, 2015).
Molekul yang terdapat dalam jasad hidup disebut biomolekul yang terdiri
dari protein, asam nukleat, polisakarida dan lipid , keempat biomolekul tersebut
disebut makromolekul, tiap-tiap

makromolekul terdiri dari unit-unit yang lebih

kecil yaitu protein tersusun atas asam-asam amino esensial dan non esensial,
asam nukleat

terdiri dari nukleotida-nukleotida, polisakarida tersusun atas

monosakarida dan lipida tersusun atas asam lemak (Tandipayuk, 2015).


Tandipayuk (2015), Menyatakan bahwa organisme hidup memiliki sifatsifat yang :
1.

Sifat kompleks dan terorganisasi dengan baik

2.

Tiap komponen organisme hidup mempunyai fungsi dan tujuan tertentu

3.

Mempunyai kemampuan untuk mengekstrak, mengubah dan menggunakan


energi lingkungannya dalam bentuk zat gizi organik atau pancaran sinar
matahari.
4. Kemampuan untuk melakukan replikasi secara tepat.
II.2 Enzim
Enzim merupakan biokatalisator atau katalisator organik yang diproduksi
oleh makhluk hidup untuk mengkatalisis dan mengendalikan reaksi kimia yang

penting dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Berbeda dengan katalisator biasa,
enzim mempunyai spesifisitas katalitik yang tinggi yang ditentukan oleh gugus
fungsi

pada

situs

aktifnya.

Enzim

hanya

mengkatalisis

reaksi

secara

termodinamika, yaitu berdasarkan pelepasan energi bebas. Katalisator ini terlibat


dalam reaksi, tetapi kemudian kembali ke struktur asalnya (Kusuma, 2010).
Enzim terdiri dari bagian protein dan bagian non protein. Bagian protein
enzim yang disebut apoenzim sangat menentukan fungsi biokatalisator dari
enzim. Bagian ini akan rusak pada suhu terlampau panas atau bersifat
termolabil. Bagian non protein dari enzim disebut kofaktor atau gugus prostetik,
yang dapat berupa senyawa organik atau koenzim atau senyawa non organik,
seperti ion-ion logam. Gugus prostetik ini berukuran kecil, tahan

panas

(termostabil), dan diperlukan enzim untuk aktivitas katalitiknya. Gabungan


kedua

bagian

ini

membentuk

haloenzim

yaitu

bentuk

enzim

yang

sempurna dan aktif (Kusuma, 2010).


Kusuma (2010), menyatakan bahwa beberapa sifat umum yang dimiliki
oleh enzim, yaitu:
II.2.1 Enzim merupakan biokatalisator yang dalam konsentrasi kecil dapat
memacu laju reaksi, tanpa merubah keseimbangan reaksi.
II.2 2 Enzim bersifat termolabil, hidrofil dan memiliki permukaan yang lebar.
II.2.3 Reaksi yang dikatalisis enzim dapat berlangsung sangat cepat. Setiap
molekul enzim dapat digunakan berulang-ulang.
II.2.4 Enzim dapat bekerja di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim).
II.2.5 Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
enzim yang mengkatalisis reaksi dua arah, seperti enzim lipase yang
mengkatalisis pembentukan dan penguraian lemak.
II.2.6 Enzim bekerja secara spesifik, karena sisi aktifnya (permukaan tempat
melekatnya substrat) hanya cocok dengan permukaan substrat tertentu.

II.2.7 Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi


protein, seperti suhu dan pH.
II.2.8 Enzim dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation
maupun anion.
II.2.9 Umumnya enzim tidak dapat bekerja tanpa adanya kofaktor. Aktivitas
katalitik enzim juga dipengaruhi oleh zat yang berfungsi sebagai aktivator
dan inhibitor.
II.3 Faktro-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim
Perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja
enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan
konsentrasi substrat. Pengruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi
elektrolit dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting.
Hasil rekasi enzim juga dapat menghambat kecepatan reaksi, yaitu :
II.3.1 Pengaruh Suhu
Suhu rendah yang memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim.
Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC,
menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar (Q 10 = 2). Pada suhu
optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah
enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim
didalam

tubuh

manusia

memiliki

suhu

optimum

sekitar

37 oC.

Enzim

organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai


suhu optimum yang tinggi (Mutiara, 2004).
Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai
+ 60oC. Ini disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa
keadaan,

jika

pemanaasan

dihentikan

dan

enzim

didinginkan

kembali

aktivitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi
masih reversible, pH dan zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi
pada pemanasan ini (Mutiara, 2004).
II.3.2 Pengaruh pH
Mutiara (2004), menyatakan bila aktivitas enzim diukur pada pH yang
berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas
optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya pepsin
(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh :
a. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
b. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
II.3.3 Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim
Pada enzim-enzim dengan derajat kemurniannya tinggi, terdapat suatu
hubungan linear antara jumlah enzim dan taraf aktivitas pada batas-batas
tertentu. Konsentrasi enzim pada umumnya sangat kecil, bila dibandingkan
dengan konsentrasi substrat. Saat konsentrasi enzim meningkat, maka aktivitas
enzim juga bertambah (Agustini, 2014).
II.3.4 Efek Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat rendah, kecepatan
reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah. Sebaliknya, kecepatan reaksi
akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai tercapai titik
tertentu, yaitu titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim
menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi lebih cepat.
Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks
enzim-substrat menjadi produk dan enzim bebas (Agustini, 2014).

II.3.5 Pengaruh Aktivator, Inhibitor dan Kofaktor Terhadap Aktivitas Enzim


Aktifitas katalitik enzim dapat dipengaruhi oleh aktivator (bahan-bahan
yang

meningkatkan

aktivitas

enzim)

dan

inhibitor

(bahan-bahan

yang

menurunkan aktivitas enzim). Berdasarkan kinetikanya, inhibitor dapat dibedakan


menjadi inhibitor ireversibel dan reversible. Aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh
kofaktor, yaitu komponen non protein dari enzim yang menentukan aktivitas
katalitiknya. Kofaktor ini dapat berupa senyawa organik yang disebut koenzim
atau senyawa non organik seperti ion logam Fe2+, Mn2+, Zn2+ dan Ca2+. Ion-ion
logam ini umumnya ditambahkan dalam bentuk garam, misalnya ion Ca 2+ dalam
bentuk garam klorida. Kation-kation lain yang telah diketahui dapat mengaktifkan
enzim adalah Na+, K+, Rb+, Cs+, Mg2+, Zn2+, Cu2+ (Agustini, 2014).
II.4 Enzim Amilase, Larutan Pati dan Larutan yodium
II.4.1 Enzim Amilase
Enzim dihasilkan oleh semua makhluk hidup untuk mengkatalis reaksi
biokimia dalam tubuh mahluk hidup tersebut sehingga reaksi-reaksi itu dapat
berlangsung lebih cepat. Produksi dan perdagangan enzim didominasi oleh
kelompok enzim hidrolitik seperti amilase, protease, katalase dan lipase. Enzim
untuk kebutuhan industri diekstraksi dari berbagai jenis sel mahluk hidup, tetapi
pada saat ini enzim lebih banyak diekstraksi dari berbagai jenis mikroorganisma,
sebab mikroorganisma menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan dalam
jumlah dan jenis yang sangat bervariasi selain mikroorganismanya sendiri dapat
dikulturkan untuk memperoleh enzim yang dihasilkannnya (Ningsih dkk, 2010).
Salah satu jenis enzim yang mempunyai peranan penting dalam industri
adalah amilase. Enzim amilase digunakan untuk menghidrolisis pati menjadi
molekul karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu maltosa dan glukosa. Enzim
amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang

dan

mikroorganisme.

Penggunaan

enzim

dari

mikroorganisme

memiliki

beberapa kelebihan atau manfaat (Ningsih dkk, 2010).


II.4.2 Larutan Pati
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Barangkali tidak ada satu
senyawa organik lain yang tersebar begitu luas sebagai kandungan tanaman
seperti halnya pati. Dalam jumlah besar, pati dihasilkan dari dalam daun-daun
hijau sebagai wujud penympanan sementara dari produk fotosintesis. Pati juga
tersimpan dalam bahan makanan cadangan permanen untuk tanaman, dalam
biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun dan umbi. Pati merupakan
50 - 65% berat kering biji gandum (Agustini, 2014).
Pati berbentuk granul atau butir-butir kecil dengan lapisan-lapisan yang
karakteristik. Lapisan-lapisan ini serta ukuran dan bentuk granul seringkali khas
bagi beberapa spesies tanaman sehingga dapat digunakan untuk identitas
tanaman asalnya (Claus, et al., 1970). Tanaman yang mengandung pati
digunakan dalam farmasi seperti Zea mays (jagung), Oryza sativa (beras),
Solanum

tuberosum

(kentang),

Triticum

aesticum

(gandum),

Maranta

arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela rambat) dan Manihot utilissima


(ketela pohon) Secara umum pati terdiri dari 20% bagian larut air dan 80%
bagian yang tidak larut dalam air (Agustini, 2014).
Pati

yang

belum

terhidrolisis

sempurna

menjadi

glukosa

juga

menghasilkan produk berupa dekstrin. Saat ini produksi enzim amilase mencapai
skala yang tinggi yaitu menguasai sekitar 25% perdagangan enzim Industri yang
menggunakan amilase misalnya dalam industri kertas untuk modifikasi pati
menjadi lem dan melepaskan kertas dinding, dalam industri detergen untuk
mendegradasi kotoran yang bersifat karbohidrat

dalam industri tekstil untuk

memperhalus tekstur dalam industri pengobatan untuk membantu pencernaan


baik secara langsung maupun tidak langsung (Ningsih dkk, 2012).
II.4.3 Larutan Yodium
Iodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup, terutama manusia. Bila tanah
miskin akan iodium maka semua tanaman (termasuk sayuran dan buah-buahan)
yang tumbuh di atasnya juga miskin iodium. Ternak yang hidup di daerah
tersebut juga akan mengalami kekurangan iodium. Sebagai dampaknya,
manusia yang hidup di lingkungan demikian dapat dipastikan juga akan
mengalami kekurangan iodium (Aninditha, 2010).
Iodium merupakan jenis elemen mineral mikro kedua sesudah besi yang
dianggap penting bagi kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah
kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Kekurangan iodium berhubungan
erat dengan jumlah iodium yang terkandung di dalam tanah yang digunakan
dalam bidang perikanan (Aninditha, 2010).

III.METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi Aktivitas

Enzim

ini

dilakukan pada hari Selasa, 17 November 2015, pukul 01.30 16.00 WITA, di
Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Aktivitas Enzim, yaitu :
III.2.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Tabel 1. Alat yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Alat
Jumlah
Fungsi
1
Tabung Reaksi
8
Wadah untuk pereaksi
2
Pipet Tetes
4
Mengambil larutan
3
Gelas piala
1
Tempat sampel larutan
4
Lap halus
1
Membersihkan alat
5
Lap kasar
2
Membersihkan alat
6
Rak tabung
1
Menyimpan tabung reaksi
7
Thermometer
1
Mengukur suhu
8
Penangas air
1
Memanaskan air
9
Spektofotometer
1
Mengukur nilai serapan (absorpsi)
10
Pipet mikro
1
Mengambil enzim amilase
11
Stopwatch
1
Menghitung waktu

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1 Enzim amylase
2 mikroliter
Sampel pada percobaan
2 Larutan pati
1 ml
Larutan yang dihidrolisis
oleh enzim
3 Larutan yodium
1 ml
Membuktikan apakah
mengandung amilum atau tidak
4 Tissue
Secukupnya
Membersihkan alat atau
bahan yang digunakan
5 Es batu
Secukupnya
Mendinginkan dan
menurunkan suhu
6 Air suling
8 ml
Bahan pengamatan
7 Air es
Secukupnya
Perendam larutan uji

8 Air panas
9. Kertas label
10 Air

Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya

Perendam larutan uji


Pemberi keterangan tabung reaksi
Membersihkan alat

III.2.2 Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim


Tabel 3. Alat yang digunakan pada pengaruh pH terhadap aktivitas enzim:
No
Alat
Jumlah
Fungsi
1
Tabung Reaksi
6
Mengamati larutan
2
Pipet Tetes
4
Memindahkan larutan
3
Spektofometer
1
Mengetahui serapan enzim
4
Kuved
1
Menempatkan sampel enzim
5
Rak tabung
1
Tempat tabung reaksi
6
Gelas piala
1
Tempat sampel larutan
7
Lap kasar
1
Membersihkan alat
8
Lap halus
1
Membersihkan alat
9
Termometer
1
Mengukur suhu
10
Stopwatch
1
Menghitung waktu
11
Penangas air
1
Memanaskan air
Tabel 4. Bahan yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1 Enzim amylase
2 mikroliter
Sampel pada percobaan
2 Larutan pati
1 ml
Larutan yang dihidrolisis
oleh enzim
3 Larutan yodium
1 ml
Membuktikan apakah
mengandung amilum atau tidak
4 Tissue
Secukupnya
Membersihkan alat atau
bahan yang digunakan
5 Es batu
Secukupnya
Mendinginkan dan
menurunkan suhu
6 Air suling
8 ml
Bahan pengamatan
7 Air es
Secukupnya
Perendam larutan uji
8 Air panas
Secukupnya
Perendam larutan uji
9. Kertas label
Secukupnya
Pemberi keterangan tabung reaksi
10 Air
Secukupnya
Membersihkan alat

III.2.3 Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Aktivitas Enzim


Tabel 5. Alat yang digunakan pada pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas
enzim:
No
Alat
Jumlah
Fungsi
1
Tabung Reaksi
10
Mengamati larutan
2
Pipet Tetes
4
Memindahkan larutan
3
Spectofometer
1
Mengetahui serapan enzim
4
Kuved
1
Menempatkan sampel enzim
5
Rak tabung
1
Tempat tabung reaksi
6
Gelas piala
1
Tempat sampel larutan
7
Lap kasar
1
Membersihkan alat

8
9
10
11

Lap halus
Termometer
Stopwatch
Penangas air

1
1
1
1

Membersihkan alat
Mengukur suhu
menghitung waktu
memanaskan air

Tabel 6. Bahan yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1 Enzim amylase
2 mikroliter Sampel pada percobaan
2 Larutan pati
1 ml
Larutan yang dihidrolisis
oleh enzim
3 Larutan yodium
1 ml
Membuktikan apakah
Mengandung amilum atau tidak
4 Tissue
Secukupnya Membersihkan alat atau
bahan yang digunakan
5 Es batu
Secukupnya Mendinginkan dan
Menurunkan suhu
6 Air suling
8 ml
Bahan pengamatan
7 Air es
Secukupnya Perendam larutan uji
8 Air panas
Secukupnya Perendam larutan uji
9. Kertas label
Secukupnya Pemberi keterangan tabung reaksi
10 Air
Secukupnya Membersihkan alat
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu mengencerkan enzim
100x dengan air suling, kemudian menyiapkan 4 pasang tabung reaksi yang
bersih dengan pasangan pertama tabung reaksi ditempatkan dalam bejana berisi
es batu (00C), pasangan kedua tabung reaksi ditempatkan di rak tabung pada
suhu ruang, kemudian pada pasangan ketiga tabung reaksi ditempatkan dalam
oven yang suhunya sudah dipertahankan 600C, setelah itu pada pasangan
keempat tabung reaksi ditempatkan dalam oven yang suhunya dipertahankan
tetap ada 1000C. Pada tiap pasangan tabung diberi tanda B untuk blanko dan U
untuk uji lalu, mengkeram pasangan tabung pada setiap suhu selama paling
sedikit 5 menit. Setelah itu, masing-masing menteteskan kedalam tiap-tiap
tabung, kemudian membuat tabel lalu membuat kurva yang menggambarkan
hubungan kecepatan reaksi enzimatik (V =

A/menit) dengan suhu.

III.3.2 Pengaruh Ph Terhadap Aktivitas Enzim


Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu pada
enzim amylase diencerkan 100x dengan air suling, kemudian menyiapkan 3
pasang tabung reaksi yang bersih dan pada tiap pasang diberi tanda B untuk
blanko dan U untuk uji. Setelah itu, masing-masing menteteskan kedalam tiap
tabung. Kemudian larutan tersebut dibawa ke laboratorium kualitas air untuk
mengetahui

serapan

(A)

menghitung selisih serapan (

pada

panjang

gelombang

680nm.

Kemudian

A ) antara tabung B (A pada t = 0 menit) dengan

tabung U dari tiap U dari tiap pH. Lalu membuat tabel dan kurva
yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik (V =

A/menit)

dengan pH.

III.3.3 Pengaruh Kadar Enzim Terhadap Aktivitas Enzim


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu mengencerkan
enzim amylase 100x, 200x, 300x, 400x dan 500x dengan air suling. Setelah itu,
menyiapkan 5 pasang tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu pada tiap
pasangan tabung reaksi diberi tanda B untuk blanko dan U untuk uji. Lalu
meneteskan ke dalam tiap tabung reaksi. Kemudian larutan tersebut dibawa ke
laboratorium kualitas air untuk mengetahui serapan (A) pada panjang gelombang
680nm. Kemudian menghitung selisih serapan (

A ) antara tabung B (A pada

t = 0 menit) dengan tabung U dari tiap U dari tiap kadar enzim. Lalu membuat
tabel dan kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik
(V =

A/menit) dengan kadar enzim.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1 Hasil
Hasil dari praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim,
yaitu :
Tabel 7. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Suhu
AB
AU
0 0C
2,279
2,155
37 0C
2,263
0,052
60 0C
2,287
1,107
100 0C
2,293
0,110

A / Menit (V)
0,124
2,211
1,180
2,183

Tabel 8. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


pH
AB
AU
3
2,205
0,233
7
2,255
0,409
9
2,215
1,902

A / Menit (V)
1,972
1,846
0,313

Tabel 9. Pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim


Pengenceran enzim
AB
AU
A / Menit (V)
100 x
2,257
1,593
0,664
200 x
2,392
1,512
0,880
300 x
2,344
2,229
0,115
400 x
2,338
2,140
0,198
500 x
2,338
2,276
0,062
GRAFIK
Grafik hubungan antara pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

2.5
2
1.5
A (B)
A (U)

1
0.5
0
0

20

40

60

80

100

120

Grafi
k 1. hubungan antara pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Grafik hubungan antara pH dengan aktivitas enzim
2.5

1.5
A (B)
A(U)

0.5

0
2

10

Grafik 2. hubungan antara pH dengan aktivitas enzim


Grafik hubungan antara kadar enzim denagn aktivitas enzim

3
2.5
2
A (B)

1.5

A (U)
1
0.5
0
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

Grafik 3. Hubungan anatara kadar enzim dengan aktivitas enzim

IV.2 Pembahasan
Berdasarakan hasil praktikum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim dapat dijelaskan bahwa enzim merupakan salah satu zat yang dihasilkan
dari protein yang digunakan untuk mengkatalis reaksi kimia pada tubuh.
Beberapa faktor yang mempengaruhu aktivitas enzim sesuai dengan praktikum
yaitu suhu, pH maupun kadar enzim.
Pada hasil praktikum pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diperoleh
bahwa pada 0 0C aktivitas enzimnya pada tabung blanko 2,279 dan pada tabung
uji aktivitas enzimnya 2,155 dengan selisih serapan 0,124 . Pada suhu ruang
yakni 37 0C diperoleh aktivitas enzim pada tabung blanko 2,263 dan pada tabung
uji aktivitas enzimnya 0,052 dengan selisih serapan 2,211. Pada suhu 60 0C
diperoleh aktivitas enzim pada tabung blanko 2,287 dan pada tabung uji
aktivotas enzimnya 0,107 dengan selisih serapan 1,180 . Pada suhu 100 0C

diperoleh aktivotas enzim pada tabung blanko 2,293 dan pada tabung uji
dipeoleh aktivitas enzim 0,110 dengan selisih serapan 2,183 . sesuai dengan
grafik, aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu nkarena semakin rendah suhu,
aktivitas enzimnya juga rendah atau berbanding lurus (Mutiara, 2004).

Enzim yang ada ditabung pada suhu 60 0C dan 100 0C diperoleh dari
hasil pemanasan tabung didalam oven. Suhu rendah yang memdekati titik beku
biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan
suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar . Pada
suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim
didalam

tubuh

manusia

memiliki

suhu

optimum

sekitar

37 oC.

Enzim

organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi mempunyai


suhu optimum yang tinggi. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada
pemanasan sampai + 60oC. Ini disebabkan karena proses denaturasi enzim.
Dalam beberapa keadaan, jika pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan
kembali aktivitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses
denaturasi masih reversible (Mutiara, 2004).
Pada hasil praktikum pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diperoleh
bahwa pada pH 3 tabung balko aktivitas enzimnya 2,205 dan pada tabung Uji
aktivitas enzimnya 0,233 dengan selisih serapan 1,972. Pada pH 7 tabung
blanko aktivitas enzim yang diperoleh adalah 2, 255 dan pada tabung uji
diperoleh aktivitas enzim 0,409 dengan selisih serapan 1,846. Pada pH 9 tabung
blako diperoleh aktivitas enzim 2,215 dan apad tabung uji diperoleh aktivitas
enzim 1,902 dengan selisih serapan 0,313 . Bila aktivitas enzim diukur pada pH
yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan

aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya


pepsin(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh pada pH rendah atau tingi, enzim
akan mengalami denaturasi dan pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun
substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan
aktivitas enzim. Sesuai dengan grafik, aktivitas enzim uji blanko berbanding lurus
dengan kenaikan nilai pH (Mutiara, 2004).
Pada hasil praktikum pengaruh kadar enzim terhadap aktivitas enzim
diperoleh bahwa pengenceran enzim 100 c pada tabung blanko aktivitas
enzimnya 2,257 dan tabung uji 1,593 dengan selisih serapan 0,664 . Pada
pengenceran enzim 200 x aktiitas enzim tabung blanko 2,392 dan tabung uji
1,512 dengan selisih serapan 0,880. Pada pengenceran 300 x diperoleh aktivitas
enzim tabung blanko 2,344 dan tabung uji 2,229 dengan selisih serapan 0,115 .
Pada penceran 400 x aktivitas enzim tabung blanko yaitu 2,338 dan tabung uji
2,140 dengan selisih serapan 0,198 . Pada pengenceran enzim 500 x diperoleh
aktivtas enzim tabung blanko adalah 2,338 dan tabung uji adalah 2,276 dengan
selisih serapan 0,062.

Kecepatan rekasi enzim (v) berbanding lurus dengan

konsentrasi enzim (Enz), artinya makin besar jumlah enzim makin cepat
reaksinya (Mutiara, 2004).

V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim dapat disimpulkan bahwa aktivitas enzim depengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu suhu, pH maupun kadar enzim. Reaksi enzimatik akan berbanding
lurus dengan kenaiakan suhu dan pH maupun kadar enzim. Semakin tinggi suhu,
pH maupun kadar enzim maka aktivitas enzim juga akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan enzim merupakan katalis atau berperan dalam mempercepat reaksi
kimia tanpa harus ikut bereaksi.
V.2 Saran

Laboratorium
Perlunya kelengkapan peralatan agar praktikum dapat menunjang
pengetahuan praktikan dengan menggunakan alat yang sempurna.
Asisten

Muhaimina
Tetap jadi asisten yang baik ramah dan tidak sombong. ( JANGAN
LUPA BAHAGIA).

Muslimah
Jangan terlalu cuek dengan praktikan karena akan terasa lebih
mudah bila asisten dan praktikan bersinergi.

Dwi Fajrianty
Tetap jadi asisten yang baik buat kelompok (TIGA). DAN BAHAGIA KI
NDII.

DAFTAR PUSTAKA
Agustini, K. 2014. Protein. http://repository.usu.ac.id. Di akses pada Selasa, 17
November 2015 Pukul 22.00 WITA Makassar.
Aninditha, E. I., Nur, I. F. I., Made, M. D. s., Inke, I. P., Asep, S. dan Saumi, L. H.
2010. Penetapan Kadar Iodium (m. Spektrofotometri). IPB. Bogor.
Kusuma , S. A. F. Enzim. Universitas Padjajaran. Semarang.
Kushartanti, W. 2010. Biokimia. Unpad. Semarang.
.
Yandri., Milya, P. dan Nurhasanah. 2010. Pengaruh Penambahan Sorbitol
Terhadap Stabilitas pH Enzim Protease dari Bacillus subtilis
ITBCCB148. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Mutiara, I. 2004. Enzim. Universitas Sumatera Utara. Palembang.

Ningsih, D. R., Undri, R. dan Ridlwan, K. 2010. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Bakteri Bacillus Amyloliquefaciens. FKIK Unsoed. Purwokerto.
Tandipayuk, H. 2015. Biokimia Nutrisi. FIKP UH. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai