BIOKIMIA NUTRISI
NAMA
NIM
KELOMPOK
HARI / TGL PRAKTIKUM
ASISTEN
: ARFANSYAH
: L221 14 014
: III (TIGA)
: SELASA / 17 NOVEMBER 2015
: JUNAEDI, S.Pi
MUHAIMINA
MUSLIMAH
DWI FAJRIANTY
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mengkaji segala bentuk perubahan
molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup. Proses
pembentukan energi pada makhluk hidup merupakan salah satu contoh biokimia.
Setiap komponen makhluk hidup mempunyai tujuan dan fungsi tertentu serta
memiliki kemampuan mempertahankan hidup dengan mengambil energi dari
lingkungannya. Proses dasar dalam biokimia yaitu proses penyerapan nutrisi dari
sistem pencernaan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan air. Protein
yang merupakan salah satu unsur makro yang dibutuhkan tubuh sehingga tubuh
mampu menciptakan zat katalis atau enzim (Kushartanti, 2010).
Menurut (Wirahadukusumah, 1989), Enzim adalah biomolekul berupa
protein berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu rantai polipeptida atau
lebih dari satu rantai polipeptida (Wirahadikusumah, 1989). Enzim berfungsi
sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk (Smith,
1997; Grisham et al., 1999). Keunggulan enzim sebagai biokatalisator antara lain
memiliki spesifitas tinggi, mempercepat reaksi kimia tanpa pembentukkan produk
samping, produktivitas tinggi dan dapat menghasilkan produk akhir yang tidak
terkontaminasi sehingga mengurangi biaya purifikasi dan efek kerusakan
lingkungan tidak sesuai lingkungannya (Yandri dkk, 2010).
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah
perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar. Kecepatan reaksi enzim
juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengruh
aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam beberapa keadaan
juga merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil reaksi enzim juga dapat
menghambat kecepatan reaksi. Begitu juga halnya pada suhu tinggi, enzim akan
mengalami denaturasi yang membuat enzim menjadi inaktif. Terganggunya
aktivitas enzim secara langsung berhubungan dengan perubahan struktur tersier
dari molekul protein enzim, yang dapat menyebabkan rendahnya stabilitas
enzim. Beberapa cara untuk meningkatkan stabilitas enzim yaitu teknik
imobilisasi, modifikasi kimia, rekayasa molekuler, dan penambahan additif.
Penggunaan additif lebih sering dipilih karena relatif lebih mudah dan biayanya
relatif lebih murah (Yandri dkk, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim untuk mengetahui penyebab
tidak bekerjanya enzim terhadap perlakuan yang diberikan.n
praktikum
pengaruh
pH
terhadap
aktivitas
enzim
adalah
kecil yaitu protein tersusun atas asam-asam amino esensial dan non esensial,
asam nukleat
2.
3.
penting dalam tubuh makhluk hidup tersebut. Berbeda dengan katalisator biasa,
enzim mempunyai spesifisitas katalitik yang tinggi yang ditentukan oleh gugus
fungsi
pada
situs
aktifnya.
Enzim
hanya
mengkatalisis
reaksi
secara
panas
bagian
ini
membentuk
haloenzim
yaitu
bentuk
enzim
yang
tubuh
manusia
memiliki
suhu
optimum
sekitar
37 oC.
Enzim
jika
pemanaasan
dihentikan
dan
enzim
didinginkan
kembali
aktivitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi
masih reversible, pH dan zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi
pada pemanasan ini (Mutiara, 2004).
II.3.2 Pengaruh pH
Mutiara (2004), menyatakan bila aktivitas enzim diukur pada pH yang
berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas
optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya pepsin
(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh :
a. Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
b. Pada pH rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami
perubahan muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
II.3.3 Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim
Pada enzim-enzim dengan derajat kemurniannya tinggi, terdapat suatu
hubungan linear antara jumlah enzim dan taraf aktivitas pada batas-batas
tertentu. Konsentrasi enzim pada umumnya sangat kecil, bila dibandingkan
dengan konsentrasi substrat. Saat konsentrasi enzim meningkat, maka aktivitas
enzim juga bertambah (Agustini, 2014).
II.3.4 Efek Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat rendah, kecepatan
reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah. Sebaliknya, kecepatan reaksi
akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat sampai tercapai titik
tertentu, yaitu titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim
menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak dapat berfungsi lebih cepat.
Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks
enzim-substrat menjadi produk dan enzim bebas (Agustini, 2014).
meningkatkan
aktivitas
enzim)
dan
inhibitor
(bahan-bahan
yang
dan
mikroorganisme.
Penggunaan
enzim
dari
mikroorganisme
memiliki
tuberosum
(kentang),
Triticum
aesticum
(gandum),
Maranta
yang
belum
terhidrolisis
sempurna
menjadi
glukosa
juga
menghasilkan produk berupa dekstrin. Saat ini produksi enzim amilase mencapai
skala yang tinggi yaitu menguasai sekitar 25% perdagangan enzim Industri yang
menggunakan amilase misalnya dalam industri kertas untuk modifikasi pati
menjadi lem dan melepaskan kertas dinding, dalam industri detergen untuk
mendegradasi kotoran yang bersifat karbohidrat
III.METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
ini
dilakukan pada hari Selasa, 17 November 2015, pukul 01.30 16.00 WITA, di
Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
III.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Aktivitas Enzim, yaitu :
III.2.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Tabel 1. Alat yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Alat
Jumlah
Fungsi
1
Tabung Reaksi
8
Wadah untuk pereaksi
2
Pipet Tetes
4
Mengambil larutan
3
Gelas piala
1
Tempat sampel larutan
4
Lap halus
1
Membersihkan alat
5
Lap kasar
2
Membersihkan alat
6
Rak tabung
1
Menyimpan tabung reaksi
7
Thermometer
1
Mengukur suhu
8
Penangas air
1
Memanaskan air
9
Spektofotometer
1
Mengukur nilai serapan (absorpsi)
10
Pipet mikro
1
Mengambil enzim amilase
11
Stopwatch
1
Menghitung waktu
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1 Enzim amylase
2 mikroliter
Sampel pada percobaan
2 Larutan pati
1 ml
Larutan yang dihidrolisis
oleh enzim
3 Larutan yodium
1 ml
Membuktikan apakah
mengandung amilum atau tidak
4 Tissue
Secukupnya
Membersihkan alat atau
bahan yang digunakan
5 Es batu
Secukupnya
Mendinginkan dan
menurunkan suhu
6 Air suling
8 ml
Bahan pengamatan
7 Air es
Secukupnya
Perendam larutan uji
8 Air panas
9. Kertas label
10 Air
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
8
9
10
11
Lap halus
Termometer
Stopwatch
Penangas air
1
1
1
1
Membersihkan alat
Mengukur suhu
menghitung waktu
memanaskan air
Tabel 6. Bahan yang digunakan pada pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim :
No
Bahan
Jumlah
Fungsi
1 Enzim amylase
2 mikroliter Sampel pada percobaan
2 Larutan pati
1 ml
Larutan yang dihidrolisis
oleh enzim
3 Larutan yodium
1 ml
Membuktikan apakah
Mengandung amilum atau tidak
4 Tissue
Secukupnya Membersihkan alat atau
bahan yang digunakan
5 Es batu
Secukupnya Mendinginkan dan
Menurunkan suhu
6 Air suling
8 ml
Bahan pengamatan
7 Air es
Secukupnya Perendam larutan uji
8 Air panas
Secukupnya Perendam larutan uji
9. Kertas label
Secukupnya Pemberi keterangan tabung reaksi
10 Air
Secukupnya Membersihkan alat
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu mengencerkan enzim
100x dengan air suling, kemudian menyiapkan 4 pasang tabung reaksi yang
bersih dengan pasangan pertama tabung reaksi ditempatkan dalam bejana berisi
es batu (00C), pasangan kedua tabung reaksi ditempatkan di rak tabung pada
suhu ruang, kemudian pada pasangan ketiga tabung reaksi ditempatkan dalam
oven yang suhunya sudah dipertahankan 600C, setelah itu pada pasangan
keempat tabung reaksi ditempatkan dalam oven yang suhunya dipertahankan
tetap ada 1000C. Pada tiap pasangan tabung diberi tanda B untuk blanko dan U
untuk uji lalu, mengkeram pasangan tabung pada setiap suhu selama paling
sedikit 5 menit. Setelah itu, masing-masing menteteskan kedalam tiap-tiap
tabung, kemudian membuat tabel lalu membuat kurva yang menggambarkan
hubungan kecepatan reaksi enzimatik (V =
serapan
(A)
pada
panjang
gelombang
680nm.
Kemudian
tabung U dari tiap U dari tiap pH. Lalu membuat tabel dan kurva
yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik (V =
A/menit)
dengan pH.
t = 0 menit) dengan tabung U dari tiap U dari tiap kadar enzim. Lalu membuat
tabel dan kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi enzimatik
(V =
A / Menit (V)
0,124
2,211
1,180
2,183
A / Menit (V)
1,972
1,846
0,313
2.5
2
1.5
A (B)
A (U)
1
0.5
0
0
20
40
60
80
100
120
Grafi
k 1. hubungan antara pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Grafik hubungan antara pH dengan aktivitas enzim
2.5
1.5
A (B)
A(U)
0.5
0
2
10
3
2.5
2
A (B)
1.5
A (U)
1
0.5
0
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
5.5
IV.2 Pembahasan
Berdasarakan hasil praktikum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim dapat dijelaskan bahwa enzim merupakan salah satu zat yang dihasilkan
dari protein yang digunakan untuk mengkatalis reaksi kimia pada tubuh.
Beberapa faktor yang mempengaruhu aktivitas enzim sesuai dengan praktikum
yaitu suhu, pH maupun kadar enzim.
Pada hasil praktikum pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim diperoleh
bahwa pada 0 0C aktivitas enzimnya pada tabung blanko 2,279 dan pada tabung
uji aktivitas enzimnya 2,155 dengan selisih serapan 0,124 . Pada suhu ruang
yakni 37 0C diperoleh aktivitas enzim pada tabung blanko 2,263 dan pada tabung
uji aktivitas enzimnya 0,052 dengan selisih serapan 2,211. Pada suhu 60 0C
diperoleh aktivitas enzim pada tabung blanko 2,287 dan pada tabung uji
aktivotas enzimnya 0,107 dengan selisih serapan 1,180 . Pada suhu 100 0C
diperoleh aktivotas enzim pada tabung blanko 2,293 dan pada tabung uji
dipeoleh aktivitas enzim 0,110 dengan selisih serapan 2,183 . sesuai dengan
grafik, aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu nkarena semakin rendah suhu,
aktivitas enzimnya juga rendah atau berbanding lurus (Mutiara, 2004).
Enzim yang ada ditabung pada suhu 60 0C dan 100 0C diperoleh dari
hasil pemanasan tabung didalam oven. Suhu rendah yang memdekati titik beku
biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan
suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan menjadi 2 kali lebih besar . Pada
suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim
didalam
tubuh
manusia
memiliki
suhu
optimum
sekitar
37 oC.
Enzim
konsentrasi enzim (Enz), artinya makin besar jumlah enzim makin cepat
reaksinya (Mutiara, 2004).
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim dapat disimpulkan bahwa aktivitas enzim depengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu suhu, pH maupun kadar enzim. Reaksi enzimatik akan berbanding
lurus dengan kenaiakan suhu dan pH maupun kadar enzim. Semakin tinggi suhu,
pH maupun kadar enzim maka aktivitas enzim juga akan semakin cepat. Hal ini
dikarenakan enzim merupakan katalis atau berperan dalam mempercepat reaksi
kimia tanpa harus ikut bereaksi.
V.2 Saran
Laboratorium
Perlunya kelengkapan peralatan agar praktikum dapat menunjang
pengetahuan praktikan dengan menggunakan alat yang sempurna.
Asisten
Muhaimina
Tetap jadi asisten yang baik ramah dan tidak sombong. ( JANGAN
LUPA BAHAGIA).
Muslimah
Jangan terlalu cuek dengan praktikan karena akan terasa lebih
mudah bila asisten dan praktikan bersinergi.
Dwi Fajrianty
Tetap jadi asisten yang baik buat kelompok (TIGA). DAN BAHAGIA KI
NDII.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, K. 2014. Protein. http://repository.usu.ac.id. Di akses pada Selasa, 17
November 2015 Pukul 22.00 WITA Makassar.
Aninditha, E. I., Nur, I. F. I., Made, M. D. s., Inke, I. P., Asep, S. dan Saumi, L. H.
2010. Penetapan Kadar Iodium (m. Spektrofotometri). IPB. Bogor.
Kusuma , S. A. F. Enzim. Universitas Padjajaran. Semarang.
Kushartanti, W. 2010. Biokimia. Unpad. Semarang.
.
Yandri., Milya, P. dan Nurhasanah. 2010. Pengaruh Penambahan Sorbitol
Terhadap Stabilitas pH Enzim Protease dari Bacillus subtilis
ITBCCB148. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Mutiara, I. 2004. Enzim. Universitas Sumatera Utara. Palembang.
Ningsih, D. R., Undri, R. dan Ridlwan, K. 2010. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Bakteri Bacillus Amyloliquefaciens. FKIK Unsoed. Purwokerto.
Tandipayuk, H. 2015. Biokimia Nutrisi. FIKP UH. Makassar.