Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI

TANAMANKELAPA SAWIT DAN KARET

DI SUSUN OLEH :
NAMA : REY NALDI
LESMANA NIM2001101
KELAS : BDP II C

PROGRAM STUDI
BUDIDAYA PERKEBUNAN

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS


PERKEBUNAN ( STIPAP )

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
penyertaan dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi . Dalam makalah ini penulis
membahas tentang Praktikum fisiologi . Penulis sangat menyadari bahwa makalah
ini sangat jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu masukan berupa kritikan dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Saya menyadari, Laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan Laporan ini, dan saya ucapkan terimakasih.

Medan,20 Januari 2022

Praktikan

Rey naldi lesmana

i
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


BAB 1 (PENDAHULUAN)................................................................. 1

LATAR BELAKANG..................................................................................1

TUJUAN....................................................................................................... 1

BAB 2 (TINJAUAN PUSTAKA)........................................................2

2.1. FOTOSINTESIS (Uji Ingenhouse Dan Uji Sachs)................................... 2

BAB 3 (BAHAN DAN METODE)......................................................9

Uji Ingenhouse..............................................................................................9

Uji Sachs..................................................................................................... 11

BAB 4 (HASIL DAN PEMBAHASAN)........................................... 13

Uji Ingenhouse............................................................................................13

Uji Sachs..................................................................................................... 15

BAB 5 (KESIMPULAN)....................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya
matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan
hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan
diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang
terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan
karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang
berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan
karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantarapigmen hijau
daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses
fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun
faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang
fotosintesis ini.

TUJUAN

 Untuk membuktikan adanya gas oksigen sebagai hasil proses fotosintesis.

 Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan NaHCO3


terhadap kecepatan proses fotosintesis.
 Untuk mengetahui peran cahaya dalam proses fotosintesis dan untuk
membuktikan bahwa hasil fotosintesis adalah glukosa berupa bahan
organik yang disimpan dalam bentuk amilum.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. FOTOSINTESIS (Uji Ingenhouse Dan Uji Sachs)

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan
CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.
Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu
pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball,
2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari
energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan
energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh
tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang
mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof.
Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya
komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO 2 yang berasal
dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan
namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi
dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya

2
matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen.

3
Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis
yangdi dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa
karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk
membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut,
seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan
energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun
glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar
penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut
kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas
adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan
mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh
bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan
buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum
aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam
websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu
tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.

Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam
kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi
kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap
merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian
rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui
reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan
elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor
elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk
NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang
dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah
komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah
molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil
konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.

4
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul
yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti
sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang
paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk
membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua
monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian
dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan
kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru
kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya
amilum. (Malcome, 1990)

Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik
seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan
bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis.
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi
anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa)
yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang
bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk
menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H 2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan
suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan
5
manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia
bergantung pada organisme autotrof. (http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang
mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas
terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-
sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada
protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a
dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang
mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan
dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat
pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya
kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir
yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam
klorofil, yaitu:
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg
sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat
darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu
rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C 2H39OH, jika kena
air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak),
sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air).
(Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:

1. Faktor pembawaan.

Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.

2. Cahaya.

Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan
kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada
daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau

6
kekuning-kuningan.
3. Oksigen

4. Karbohidrat.

Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan


klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
5. Nitrogen Magnesium.

Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua
non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan
klorosis kepada tumbuhan.
6. Air.

Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi


dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit
sekali, membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman
akan mengalami klorosis juga.
8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk
pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik
ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan


yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja


pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,


menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju

7
fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan


naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan

Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada


tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.

Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang
berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan
bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya
pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang
berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah
(Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada fotosintesis
terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan
pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam.
Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang
hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk
melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang
tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna
hitam yang menunjukkan adanya amilum.

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan
tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu
ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air
hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz
8
menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen. (id.yahoo.answers.org)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis
harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam
penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air
yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-
sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik UTAMA. Ruang antara
spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis.
Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan
atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah
melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.

9
BAB 3

BAHAN DAN METODE

UJI INGENHOUSE

A. Alat dan Bahan

 Alat

 Beaker glass 500 ml 5 buah/klompok

 Kertas Label

 Corong gelas 75 mm 5 buah/klompok

 Kawat penyangga 15 buah/klompok

 Tabung reaksi 5 buah/klompok

 Termometer 2 buah/kelas

 Ember air

 Kardus miniml ukuran 20 x 30 cm

 Bahan

 hydrilla verticilata

 NaHCO3 sebanyak 15 g

 Air hangat

 Es batu

B. CARA KERJA

1) Siapkan lima ikat Hydrila sp, masing-masing 4 atau 5 potong dengan


panjang minimal 7 cm
2) Tempatkan tanaman Hydrila di bawah corong di dalam beaker glass.

3) Susunlah rangkaian percobaan menjadi seperti gambar di atas. Dengan

1
Cara:
 Masukkan rangkaian percobaan tersebut ke dalam ember penuh air.

 Penuhilah tabung reaksi dengan air, lalu tutupkan ke ujung corong.

Angkat hati-hati rangkaian percobaan tersebut. Pastikan tabung reaks


tetap penuh dengan air.

 Lakukan serangkayan percobaan sesuai table.

 Amati percobaan 1 hingga 5 selama 1 jam.

 Khusus percobaan 1 dan 5 setelah 1 jam tambahkan NaHCO3 5 g


amati selama 20 menit, serta es batu setelah 20 menit kemudian.
 Amati gelembung udara dihasilkan dan hitung.

 Catat pula berapa volume gas yang terkumpul di tabung reaksi.

1
UJI SACHS

A. Alat dan Bahan


 Alat

 Aluminium foil
 Isolasi
 Bunsen
 Cawan petri
 Kaki penyangga Bunsen
 Beaker glass 500 ml
 Pinset
 Kawat basah
 Beaker glass 100 ml
 Pisau cutter
 Pipet tetes
 Gelas ukur 300ml

 Bahan
 Lugol
 Daun karet,nangka dan sawit.
 50ml alkohol 95%.
 Air.
B. CARA KERJA

1. Pembuatan sampel daun

a. Sampel daun Pertama

 Pilih daun karet,mangka dan sawit yang tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua (Daun masih melekat dipohon).
 Daun dibersihkan dari debu dan air.

 Kemudian daun di tutup dengan menggunakan kertas aluminium foil dan


diikat dengan isolasi (Pastikan kertas aluminium foil tidak terlepas saat
terkena angin ataupun hujan).

1
Catatan :

 Pembuatan sampel dilakukan tiga hari sebelum memasuki laboratorim.


 Waktu pembungkusan sebelum matahari terbit atau malam setelah
matahari terbenam.

b. Sampel daun Kedua

 Sampel daun ke dua tanpa perlakuan khusus.

 sampel daun pada ranting yang sama.

2. Pengujian sampel daun di laboratorim.


 Panaskan air sebanyak 300 mil di dalam gelas kimia 500 ml menggunakan
bunsen hingga 70'C.
 Masukan sampel daun ke dalam gelas kimia 500 ml, panaskan dengan
bunsen selama 15 menit.
 Isi gelas kimia 100 ml dengan alcohol 9575 sebanyak 50 ml.
 pindahkan sampel daun dengan pinset kedalam gelas kimia 100 ml.
 Masukan gelas kimia 100 ml ke dalam Gelas kimia 500 ml yang berisi air
panas menggunakan penjapit tabung reaksi, panaskan selama 13 menit.
 Angkat sampel daun menggunakan pinset, Letakkan daun di cawan
petri, lalu tetesi lugol dengan pipet tetes.
 amati perbedaan warna pada sampel daun satu dan dua.

1
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI INGENHOUSE

A. Hasil

NO PERCOBAAN GELEMBUNG

1 JAM 20 MENIT 10 MENIT

1. Sinar matahari * * **

Langsung
2. Sinar matahari *** **** ****

langsung + NaHCO3
3. Sinar matahari * ** *

langsung + es
4. Sinar matahari * * *

langsung + air hangat


5. Tanpa sinar matahari * * *

KETERANGAN :

1. * : Tidak ada gelembung

2. ** : Sedikit gelembung

3. *** : Banyak gelembung

4. **** : Sangat banyak gelembung

1
B. Pembahasan

Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya
dengan laju fotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya
adalah beker gelas 1 liter, tabung reaksi, corong gelas, tanaman Hydrilla, air, dan
kawat. Pada percobaan ini digunakan 5 batang tanaman Hydrilla dengan
panjang yang sama. Daun- daun Hydrilla tersebut diikat menjadi satu
kemudian bagian atasnya ditutup dengan tabung reaksi. Setelah rakitan alat telah
siap, satu rakitan alat tersebut ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari
sedangkan satu rakitan lagi ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar atau
gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju fotosintesis pada tanaman
yag terkena sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari.
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan Hydrilla ke dalam gelas beaker
yang dilengkapi dengan corong penutup dan tabung reaksi, kemudian
memasukkan air hingga memenuhi gelas beaker dan tabung reaksi, hal ini
dimaksudkan agar tidak ada gelembung dari luar yang dapat mempengaruhi
jumlah gelembung yang nantinya akan dihitung. Dalam hal ini praktikan membuat
dua perlakuan berbeda yaitu meletakkan gelas beaker berisi air dan Hydrilla pada
dua tempat yang berbeda. Gelas beaker pertama diletakkan di tempat yang terkena
sinar matahari, sedangkan gelas beaker kedua diletakkan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari atau gelap. Hal ini bertujuan untuk membandingkan laju
fotosintesis pada kedua tempat tersebut. Perbedaan yang tampak dari keduanya
adalah jumlah gelembung yang dihasilkan. Perhitungan terhadap gelembung yang
keluar dilakukan selama 28 menit dan mencatat perubahannya setiap 7 menit
sekali.

1
UJI SACHS

A. Hasil

No. Hasil Uji lugol


Gejala pada Gejala pada bagian Keterangan
bagiandaun yang daun yang tidak ditutup
ditutup

1. Mengalami perubahan Mengalami Bagian yang


daun dengan ciri perubahan pada berwarna pekat
warna tampak lebih warna daun menunjukkan adanya
pekat sehingga daun amilum, sedangkan
tampak lebih yang berwarna
transparan. transparan
menunjukkan
tidak adanya amilum.

B. Pembahasan

Dari daun nangka yang telah diamati , antara daun tersebut mengalami sebuah
perbedaan yang sangat mencolok dimana perubahan tersebut di karenakan adanya
perlakuan dimana daun nangka di bungkus dan daun yang tidak di bungkus. Pada
daun nangka yang yang di bungkus pada waktu 15 menit dan sudah di masukkan
kedalam gelas beaker yang berisi air sebanyak 300ml , awalnya mengalami
perubahan dan menjadi coklat , sehingga daun yang di bungkus ini tidak adanya
mengalami fotosintesis. Sedangkan pada tanaman yang tidak di bungkus
mengalami reaksi perubahan warna menjadi pekat Hal ini terjadi karena adanya
efek radiasi matahari yang diserap melalui daun . Kemudian setelah daun di rebus
selama 15 menit di tambahkan alcohol sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur yang
kemudian gelas ukur tersebut di masukan kedalam gelas beaker 500 ml yang
berisi alcohol dengan daun nangka tersebut . Terjadilah reaksi dimana daun tidak
di bungkus menjadi warna perubahan yang signifikan dan daun di bungkus.

1
Tujuan dari alcohol yang sudah di panaskan tersebut ialah setelah alcohol
kemudian di tambahkan cairan lugos sebanyak beberapa tetes . Dimana fungsi
lugos ialah daun mana yang mengalami proses fotosintesis yang sempurna.
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak
berfotosintesis. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya adalah beker
gelas 500 ml, beker gelas 250 ml, pinset, pemanas, penjepit kertas (klip), alkohol
96 %, air/aquades, Yod KI/lugol, tanaman berdaun lebar, dan kertas timah. Pada
pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun tanaman yang sehat ditutup dengan
kertas timah, dan dijepit dengan sebuah klip. Setelah terdedah cahaya matahari
selama 2-3 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam
pada beker gelas yang berisi larutan alcohol 100ml-150 ml yang dipanaskan di
alat pemanas di sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun
dimasukkan dalam alcohol agar klorofil larut sehingga daun menjadi pucat. Daun
yang digunakan kelompok untuk percobaan sulit larut klorofilnya. Hal ini
disebabkan ketebalan daun dan larutan yang digunakan hanya alcohol yang
kadarnya kurang keras untuk dapat melarutkan klorofil pada daun yang tebal.
Seharusnya semakin tebal daun maka semakin keras pelarutnya, contoh pelarut
yang keras adalah aseton. Maka data percobaan menggunakan data kelas, karena
hanya ada satu kelompok yang berhasil dalam percobaan ini. Daun yang

digunakan kelompok tersebut adalah daun tanaman pacar air. Setelah beberapa
menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan.

Pada percobaan digunakan larutan lugol yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya amilum pada daun tersebut. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun
yang ditetesi lugol akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Pada saat daun
ditetesi dengan iodin bagian yang sebelumnya tertutup oleh kertas timah tetap
pucat, sedangkan yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi kertas timah terdapat
amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi kertas timah tidak terdapat
amilum. Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti
pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis,
sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses
fotosintesis. Hal ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Sachs pada
tahun 1860.

1
BAB 5
KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari laporan praktikum ini adalah utuk menambah wawasan baru
tentang fotosintesis yaitu tentang uji ingenhouse dan uji sachs tentang bagaimana
sebuah tanaman melakukan proses fotosintesis dan bahwasannya tanaman itu
memang membutuhkan sinar matahari dan air untuk berfotosintesis untuk
menyerap karbondiosida dan menghasilkan oksigen pada tanaman-tanaman
contonya yang kami praktikkan adalah tanaman hydrilla verticillata dan
menggunakan daun nangka untuk pengujian ingenhouse dan terbuktilah bahwa
memang terjadi proses fostosintesis.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N.S. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil daun sebagai indikator
kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11:166-171.

Aminah A, Syamsuwida D, Muharam A. 2010. Fenologi Tanaman Hutan Jenis


Ganitri dan Kilemo. [Laporan Hasil Penelitian]. Balai PenelitianTeknologi
Perbenihan. Badan Litbang Kehutanan, Bogor.

Arief, M. C. W., Tarigan, R. Saragih, I. Lubis, dan F Rahmadani. 2011. Panduan


Sekolah Lapangan Budidaya Kopi Konservasi. Berbagai Pengalaman dari
Kabupaten Dairi Provinsi Sumatra Utara. Jakarta: Convervation
Internasional (CI). 59 Hal.

Arrijani. 2005. Biologi dan konservasi marga Myristica di Indonesia.


Biodiversitas. Vol 6 (2) :147-151.

Buntoro, B. H, R. Regomulyo, S. Trisnowati. 2014. Pengaruh takaran pupuk


kandang dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan hasiltemu putih
(Curcuma zedoaria L.). Vegetika. 3(4):29-39.

Daniel, T.W., J.A. Helms dan F.S Baker, 1997. Prinsip-prinsip Silvikultur .
Terjemahan Joko Marsono dan Oemi Hani'in. Edisi Kedua. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Dartus 1991 Dasar Dasar fisiologi

De Guzman CC and Siemonsman BS. 1999. Spices. Vol 13. Plant Resources Of
South-East Asia, Prosea Foundation. Bogor.

Dwijosepoetro, D. 1983. Penghantar fisiologi tanaman . Gramedia jakarta.

Lakitan B. 2007. Dasar dasar fisiologi tumbuhan raja grapindo persada. Jakarta

1
Tjitrosoepomo.H,S. 1998. Botani umum Ugm press. Yogyakarta

Sitompul , ,SM. Dan Guritno . B. 1995. Pertumbuhan Tanaman . UGM press


Yogyakarta

2
2
2
2
2
2
2
2

Anda mungkin juga menyukai