Porifera merupakan salah satu hewan yang banyak ditemukan di perairan asin,
meskipun begitu tak jarang juga kita menemukan lebih hewan ini pada perairan air
tawar. Semua sistem yang bekerja pada hewan yang satu ini akan sangat berkaitan erat
dengan lapisan tubuh porifera itu sendiri. Hal ini juga sangat berlaku bagi sistem
pencernaan porifera.
Salah satunya adalah partikel yang memiliki ukuran lebih dari 50 mikrometer tidak akan
dapat memasuki pori-pori sel atau ostium, partikel dengan ukuran tersebut akan
langsung dicerna oleh sel Pinakosit dengan menggunakan metode fagositosis. Ketika
partikel yang lebih kecil lagi dapat memasuki ostium, maka partikel tersebut akan
ditangkap oleh sel amebosit yang ada pada lapisan mesohil. Untuk partikel seperti
bakteri maka akan langsung ditangkap oleh sel kanosit yang ada di bagian dalam tubuh
porifera
Fungsi dari sel ini bisa dikatakan tak jauh beda dengan fungsi pembuluh darah pada
kulit atau fungsi Jaringan pembuluh kayu. Hal tersebut juga berlaku bagi sel kanosit,
ketika sel ini telah selesai mencerna, maka hasil olahan tersebut akan diberikan kepada
amebosit. Sel ini kemudian akan bergerak untuk bisa mengedarkan seluruh hasil proses
metabolisme sel pada setiap bagian tubuh.
Jika kita perhatikan secara seksama, pada dasarnya proses pencernaan yang terjadi
pada porifera sangat sederhana untuk di ikuti. Namun, ada beberapa bagian yang
mungkin memiliki sedikit kemiripan dengan proses pencernaan makanan pada manusia.
Mungkin tidak, mirip dengan dengan proses kinerja dalam tubuh. akan tetapi terdapat
beberapa bagian pada sel tubuh porifera yang fungsinya menyerupai beberapa bagian
pencernaan yang ada pada manusia.