Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN SACHS

(IODIUM TEST)

Praktikum Botani Farmasi

Disusun oleh:
Kelompok 2
Dinda Rosaliya 221030790314
Dwi Nurhayati 221030790321
Fira Ramadhita 221030790306
Oktaviani Suci R 221030790319
Razita Raudhatul J 221030790316
Sabila Hasya 221030790326
Sifa Novia 221030790302

Dosen Pengampu:
apt. Muhammad Eko Pranoto, M.Farm

S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2023

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................................II


BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
2.1 Dasar Teori ................................................................................................ 3
BAB III .................................................................................................................... 7
METODE PRAKTIKUM ...................................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................... 7
3.2 Cara Kerja.................................................................................................. 8
BAB IV .................................................................................................................... 9
HASIL PRAKTIKUM ........................................................................................... 9
4.1 Hasil Percobaan ......................................................................................... 9
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 11
BAB V.................................................................................................................... 13
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 13
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
5.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana

karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon

yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling

sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa)

atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan

pengertian diatas berarti diketehui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H,

dan O. adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau

CnH2nOn (Kusbandari Aprilia, 2015).

Umumnya makanan mengandung tiga unsur yaitu karbohidrat, lemak

dan protein. Dari ketiga unsur tersebut yang merupakan sumber eneergi

utama ialah karbohidrat. Karbohidrat ialah senyawa organik dengan fungsi

utama sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel dan jaringan tubuh.

Peran utama karbohidrat di dalam tubuh ialah menyediakan glukosa bagi

sel-sel tubuh manusia. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber

utama tenaga untuk bergerak, membentuk glukosa otot sebagai energi

cadangan tubuh dan juga membentuk protein dan lemak (Fahreza Andi,

2015).

1
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah

kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah

menjadi bahan organikserta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman.

Peristiwa ini hanya berlangsung jikaada cukup cahaya, dan oleh karena itu

maka asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis (Dwidjoseputro, 1994).

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang

terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan

adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu

amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang

dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan

sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Syawal Putri, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana proses terbentuknya amilum pada proses fotosintesis?

1.3 Tujuan Praktikum


Melihat terbentuknya amilum (karbohidrat) pada proses fotosintesis.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Suatu sifat fisiologis yang dimiliki khusus oleh tumbuhan adalah

kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah

menjadi bahan organik, serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman.

Peristiwa ini hanya berlangsung jika cukup ada cahaya dan oleh karna itu

asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya dikatakan bahwa

fotosintesis itu adalah suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2

oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan

sinar matahari/ cahaya. Lazimnya peristiwa fotosintesis dinyatakan dengan

persamaan reaksi sebagai berikut.

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 + Energi

Berdasarkan reaksi fotosintesis diatas, CO2 dan H2O merupakan

substrat dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan

pigmen fotosintesis (berupa klorofil dan pigemen-pigemen lainnya) akan

menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen (Nio Song Ai, 2012).

Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang

dimiliki oleh tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik.

Organisme yang mampu mensisntesis makanananya sendiri disebut sebagai

organisme autotrof. Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai

produsen. Pada prinsipnya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi

fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari

3
dalam tanah. Selain itu, sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini

membutuhkan cahaya matahari sebagai energi dalam pembuatan atau

sintesis produk (senyawa gula dan oksigen) (Sinau, 2010).

Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa fakto antara lain air,

konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya yang

diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari

tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini

disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan

cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya

matahari (Dwidjoseputro, 1996).

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam

tanaman, Algae dan Cynobacteri. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa

Yunani kuno : choloros= green ( hijau ), and phyllon = leaf ( daun ). Fungsi

krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk

digunakan dalam proses fotosintetisyaitu suatu proses biokimia dimana

tanaman mensintesis karbohidrat ( gula menjadi pati ), dari gas karbon

dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari (Fransisco, 2000).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam

sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka

ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida dan polisakarida.

Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida

dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-

4
lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer

terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis

menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun

segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut

direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia

menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi

kertas timah menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).

2.1.1 Klasifikasi Ilmiah

1. Tanaman Bunga Melati

Gambar 1.1 Bunga Melati


Sumber: id.theasianparent.com

Menurut Juhaeni (1997) klasifikasi tanaman bunga melati

sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Oleales

5
Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac

2.1.2 Morfologi

Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu

berbatang tegak yang hidup menahun. Memiliki bentuk batang bulat

berkayu dengan tinggi mencapai 3 meter, batannya bercabang, dan

berwarna coklat. Helaian daun tunggal, tangkainya pendek, letak

saling berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur, hingga

menjorong, ujung daun runcing, pangkalnya membulat, tepi daun

rata, tulang daun menyirip. Bunga majemuk dan tumbuh di ketiak

daun. Mahkota bunga berwarna putih dengan bentuk lembaran dan

memiliki bau yang harum. Buahnya termasuk buah buni mengkilap,

dan berwarna hitam, dan dikelilingi kelopak. Akarnya termasuk

tunggang dan akarnya berbuku-buku/ membesar (Dalimartha, 2009).

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat

• Tabung reaksi

• Beaker glass

• Lampu spirtus

• Kaki tiga

• Kawat asbes

• Penjepit tabung

• Pipet tetes

• Plat kaca

3.1.2 Bahan

• Alkohol

• Larutan KI

• Daun Segar

7
3.2 Cara Kerja
1. Daun dipotong dengan ukuran 4 x 4 cm

2. Daun yang telah dipotong dimasukkan dalam tabung reaksi berisi air,

kemudian panaskan sampai mendidih, angkat dan buang air di dalam

tabung.

3. Daun yang telah dipanaskan, masukkan dalam tabung kedua yang berisi

alkohol, panaskan kembali hingga klorofil larut dalam alkohol.

4. Buang alkohol dalam tabung, dinginkan daun dalam plat kaca.

5. Tetesi dengan larutan KI

6. Amati perubahan warna yang terjadi.

8
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil Percobaan

No Foto Hasil Percobaan Keterangan

1.
Daun Bunga Melati segar dipotong
dengan ukruran 4x4 cm

2.
Daun yang telah dipotong,
dimasukan kedalam air yang sudah
mendidih kemudian dipanaskan
hingga daun layu dan air menjadi
keruh. Kemudian daun di angkat
dan air dibuang sebagian.

3.
Daun dimasukan kedalam alkohol
di beaker glass kecil setelah itu
kembali dipanaskan kedalam air
yang sudah mendidih. Pemanasan
dengan alkohol dilakukan sebanyak
3x pengulangan hingga klorofil
daun terlarut sempurna di dalam
alkohol.

9
4.

Hasil pemanasan daun dengan


alkohol yang pertama, larutan
alkohol yang dihasilkan masih
berwarna hijau pekat.

5.

Hasil pemanasan daun dengan


alkohol yang ketiga, dimana larutan
alkohol yang dihasilkan sudah
bening.

6. Larutan alkohol dibuang, kemudian


daun diangkat dan didinginkan
diatas kaca arloji. Setelah kering
kemudian ditetesi dengan kalium
iodida secukupnya. Setelah
beberapa menit muncuk perubahan
warna daun yaitu terdapat warna
hitam pada beberapa bagian daun.

10
4.2 Pembahasan
Percobaan sachs dilakukan dengan cara merebus daun yang sebagian
sisinya telah ditutupi dengan alumuinium foil/ kertas karbon kedalam
alkohol pada air panas, lalu memberikan tetesan lugol/iodium pada daun
tersebut. Karena terbatasnya alat yang digunakan pada praktikum kali ini
yaitu alumunium foil, maka tidak dilakukannya perbandingan antara daun
yang ditutupi dengan alumunium foil dan yang tidak ditutupi alumunium
foil.
Pada praktikum kali ini menggunakan daun melati yang tidak
ditutupi sebagian daunnya dengan alumunium foil. Percobaan ini telah
membuktikan adanya perubahan warna pada daun setelah direbus dalam
alkohol maupun setelah ditetesi lugol/iodium.
Pemanasan daun dengan air mendidih selama beberapa menit
bertujuan untuk membuat daun layu, mematikan sel pada daun,
mempermudah pelarutan klorofil kedalam alkohol saat dipanaskan. Daun
melati yang masih segar mulanya berwarna hijau tua, setelah direbus dengan
air warna nya tetap hijau tetapi sudah layu.
Setelah direbus dengan air, kemudian daun kembali dipanaskan
didalam alkohol. Perebusan daun dialam alkohol bertujuan untuk
melarutkan zat hijau (klorofil) pada daun agar nampak perbedaan warna
pada daun. Perebusan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan agar
seluruh klorofil yang terdapat pada daun terlarut sempurna kedalam alkohol.
Daun (terkena cahaya matahari) mulanya berwarna hijau tua, namun setelah
direbus dengan alkohol warna daun berubah menjadi hijau transparan. Hal
ini menunjukkan bahwa daun yang terkena cahaya matahari memiliki
klorofil yang lebih aktif.

11
Daun diangkat dan didinginkan dengan alas kaca arloji. Setelah
dingin daun ditetesi dengan lugol/kalium iodida. Setelah ditetesi daun
mengalami perubahan warna menjadi hijau kehitaman. Pemberian cairan
lugol/kalium iodida bertujuan untuk mengetahui kadar amilum pada daun.
Warna hijau kehitaman pada daun menandakan bahwa daun yang terkena
cahaya matahari mengalami fotosintesis dan mengandung zat
amilum/glukosa.

12
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Proses terbentuknya amilum dalam daun pada proses fotosintesis
dapat diketahui melalui percobaan sachs. Dengan dilakukan perebusan daun
dalam alkohol dapat memudahkan terbentuknya perbedaan warna akibat
larutnya klorofil daun kedalam alkohol. Daun yang terkena cahaya matahari
dan mengalami fotosintesis warnanya akan menjadi transparan. Setelah itu
daun ditetesi dengan cairan lugol/kalium iodida dan menghasilkan
perubahan warna pada daun menjadi biru kehitaman/ hijau kehitaman yang
menandakan adanya zat amilum pada daun tersebut.
Matahari sangat berpengaruh terhadap proses fotosintesis tumbuhan.
dengan cahaya matahari, proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik
sehingga tumbuhan mampu mengubah CO2, air, dan cahaya matahari
menjadi Oksigen dan glukosa.

5.2 Saran
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan percobaan ini
agar dapat melakukan perebusan daun dalam alkohol lebih lama
sehingga klorofil terlarut sempurna dan memudahkan munculnya
perubahan warna.
2. Dibutuhkan alat-alat yang lebih lengkap dan bahan yang masih
berfungsi dengan baik agar percobaan kami lebih akurat dan
mendapatkan hasil yang lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Dwidjoseputro, 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Dwidjoseputro, D. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia

Utama.

Eko Pranoto, Muhammad. 2023. Modul Praktikum XI. Percobaan Sach. Universitas

STIKes Widya Dharma Husada, Tangerang.

Fahreza, Andi. 2015. Biokimia (uji Iodium). Diakses pada tanggal 17 Juni 2023.

Fransisco. 2000. Prosedur standar untuk penentuan klorofil a dengan metode

spektroskopi. Diakses pada tanggal 17 Juni 2023.

Juhaeni, R. 1997. Melati Putih. Yogyakarta: Kanisius.

Kimball. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kusbandari, Aprilia. 2015. ANALISIS KUANTITAIF KANDUNGAN SAKARIDA

DALAMTEPUNG DAN PATI UMBI GANYONG. Universitas

Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Malcome. 1990. Ringkasan Biologi. Bandung: Ganeca Exact Biologi Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Nio Song Ai. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains Vol.

12 nomor 1. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

14

Anda mungkin juga menyukai