“FOTOSINTESIS (PATI)”
Disusun Oleh :
Nama : M. Rafi’ Bahtiar
NIM : 215040201111205
Kelas : KA AGR0EKOTEKNOLOGI 2021
Asisten: Ariesta Yudha Setiawan, SP., MP
COVER
i
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi biokimia yang penting bagi
kelangsungan hidup tanaman. Dalam suatu reaksi fotosintesis, cahaya matahari
yang diserap oleh klorofil digunakan untu memproduksi oksigen dan
karbohidrat, dimana kedua bahan tersebut memiliki peran krusial dalam
tanaman itu sendiri dan bagi ekosistem. Dalam melakukan absorbsi cahaya
matahari, tanaman hanya efektif mengabsorbsi cahaya pada kisaran panjang
gelombang 400-700 nm dan cahaya merah-cahaya biru merupakan dua
spektrum warna yang diserap dengan sangat efektif oleh pigmen tanaman.
Karbohidrat yang notabene merupakan hasil utama dari reaksi fotosintesis
digunakan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya dan dalam suatu
kejadian dimana tanaman terlelu berlebihan dalam menghasilkan karbohidrat,
maka akan disimpan dalam organ-organ tanaman. Organ tanaman yang
digunakan sebagai penyimpan karbohidrat inilah yang digunakan oleh sebagain
besar makhluk hidup untuk mendukung pertumbuhannya, seperti manusia dan
hewan. Berdasarkan pentingnya peran karbohidrat tersebut, maka perlu
dilakukan kajian mengenai mekanisme karbohidrat terbentuk dan penyimpanan
karbohidrat dalam tanaman.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui
definisi fotosintesis, fungsi cahaya dalam fotosintesis, mengetahui berbagai
hasil fotosintesis dan untuk mengetahui berbagai jenis pati.
1.3 Manfaat
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa
mengetahui definisi fotosintesis, fungsi cahaya dalam fotosintesis, mengetahui
berbagai hasil fotosintesis dan untuk mengetahui berbagai jenis pati.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fotosintesis
Pada dasarnya, fotosintesis diartikan sebagai proses pengubahan
bahanbahan anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan sinar matahari
oleh makhluk hidup berklorofil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
fotosintesis didefinisikan sebagai pemanfaatan energi cahaya matahari ataupun
cahaya buatan dengan panjang gelombang tertentu oleh organisme berklorofil
untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yustiningsih (2019) yang menyatakan bahwa fotosintesis
adalah reaksi yang terjadi pada tumbuhan atau makhluk hidup lain berklorofil
yang bertujuan untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi energi kimia
untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan pembentuk senyawa organik.
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi biokimia yang terjadi dalam
tumbuhan dimana hasil akhir dari reaksi ini adalah senyawa-senyawa organik
sebagai sumber energi. Hal ini sesuai dengan pendapat Pertamawati (2010) yang
menyatakan bahwa fotosintesis merupakan salah satu reaksi biokimia yang
terjadi dalam tubuh tumbuhan yang merubah karbon dioksida dan air dibawah
bantuan sinar matahari untuk memproduksi persenyawaan organik yang
selanjutnya digunakan sebagai sumber energi oleh tumbuhan. Sedangkan Gest
(2002) menyatakan bahwa “photosynthesis is a processe to convert
electromagnetic energy into chemical energy used for biosynthesis organic cell
material” atau fotosintesis adalah proses mengubah energi elektromagnetik
menjadi energi kimia yang digunakan sebagai biosintesis bahan organik oleh
sel.
2
2.3 Macam-macam Produk Hasil Fotosintesis
Beberapa macam produk hasil fotosintesis adalah oksigen (O2) dan
karbohidrat (C6H12O6). Karbohidrat dan oksigen yang dihasilkan dari proses
fotosintesis merupakan hasil akhir dari berbagai reaksi biokimia untuk
mengubah CO2 dan molekul air dengan bantuan energi dari cahaya matahari.
Nurmaeli dan Toifur (2015) menyatakan bahwa hasil akhir dari fotosintesis
adalah karbohidrat atau glukosa dan oksigen, dimana keduanya terbentuk dari
pemanfaatan energi cahaya matahari untuk mereduksi CO2 dan memecah
molekul air. Hal ini sependapat dengan Song (2012) yang menyatakan bahwa
pelepasan oksigen ke atmosfir merupakan salah satu hasil dari fotosintesis yang
mana oksigen tersebut dilepaskan sebagai hasil dari pemecahan molekul H2O
(uap air). Sedangkan karbohidrat dihasilkan setelah terjadinya fotosistem II
dalam stroma dengan memanfaatkan NADPH dan ATP yang dihasilkan di
fotosistem I untuk mereduksi CO2 dan hasil akhirnya adalah molekul C6H12O6
atau karbohidrat. Terbentuknya oksigen dan karbohidrat dalam fotosintesis
secara umum melalui beberapa langkah seperti berikut.
CO2 + H2O + Cahaya Matahari = C6H12O6 (karbohidrat) + O2 (oksigen)
2.4 Macam-macam Pati berdasarkan Fungsi Fisiologis
Pati merupakan salah satu jenis polisakarida, dimana terbentuk dari sekitar
500 molekul monosakarida. Berdasarkan fungsi secara fisiologis, pati
dibedakan menjadi 2, yakni amilosa dan amilopektin. Pramesti et al. (2008)
menyatakan bahwa amilosa memiliki struktur yang lurus dan larut dalam air
dengan tersusun dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1,4)
Dglukosa. Sedangkan amilopektin merupakan jenis pati yang tidak larut dalam
air, dimana terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1,4) D-
glukosa dan α-(1,6) D-glukosa dengan rantai yang bercabang. Fungsi pati secara
umum adalah berperan dalam pertumbuhan tanaman, dimana berfungsi sebagai
bahan simpanan kelebihan glukosa yang dihasilkan saat fotosintesis.
3
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Fungsi
Daun dan batang ubi kayu Spesimen pengamatan
Etanol Pelarut klorofil
Larutan Kl Indikator pati
Alkohol 70% Sebagai pelarut
Gelas piala Tempat larutan
Petridish Wadah untuk meletakkan spesimen
Untuk memanaskan bahan
Pemanas
pengamatan
Aquades Sebagai bahan pelarut
3.2 Cara Kerja
Langkah kerja pengamatan karbohidrat dalam batang adalah sebagai berikut.
Oleskan larutan yodium pada permukaan dalam batang ubi kayu lalu amati
perubahan warnanya
Sedangkan langkah kerja dari pengamatan karbohidrat dalam daun adalah
sebagai berikut.
Siapkan 6 helai daun ubi kayu yang sudah berkembang penuh
Rendam daun tersebut dalam air mendidih dalam GP (> 250 ml) hingga
seluruh warna daun terekstraksi (warnanya hilang)
4
Tempatkan sampel daun yang menjadi kaku dan rapuh dalam cawan petri
dan basahi dengan air untuk melemaskan daun kembali.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Daun Singkong
Perlakuan Indikator
Daun Ruang Gelap Ruang Terbuka
U1 P SP
U2 P SP
U3 AP P
*) P= Pekat, SP = Sangat Pekat, AP = Agak Pekat
b. Batang Singkong
Perlakuan Indikator
Batang Sangat Pekat Pekat Agak Pekat
Atas √
Tengah √
Bawah √
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Cahaya terhadap Kandungan Pati pada Daun Singkong
Pada perlakuan dalam ruang terbuka, tes kandungan pati dalam daun
singkong cenderung lebih pekat (kadar pati tinggi) daripada pada perlakuan
dalam kondisi ruang gelap, dimana tes kandungan pati dalam daun cenderung
menunjukkan hasil agak pekat hingga pekat. Hal ini disebabkan karena cahaya
berperan secara langsung dalam proses fotosintesis dan dalam kondisi tanpa
cahaya, tanaman akan kesulitan dalam melakukan fotosintesis sehingga tidak
banyak pati yang terbentuk. Peran cahaya sendiri dalam proses fotosintesis
sangat vital, hal ini sependapat dengan Suyatman (2020) bahwa dalam cahaya
seperti cahaya matahari terdapat panjang gelombang tertentu yang diabsorbsi
tanaman untuk fotosintesis dan energi dari cahaya tersebut digunakan untuk
membentuk glukosa. Semakin optimal tanaman dalam mendapatkan cahaya
maka akan semakin banyak glukosa yang terbentuk dan hal ini akan semakin
meningkatkan kandungan pati karena pati sendiri bisa berasal sisa kelebihan
glukosa yang ditimbun oleh tanaman dalam organ tertentu. Selain itu pati sendiri
pada dasarnya juga merupakan penyimpanan gula yang terdiri dari rangkaian
glukosa yang tersusun secara linier. (Kumalawati et al., 2018).
4.2.2 Pengaruh Pati pada Batang Atas, Tengah, dan Bawah pada Batang
Singkong
Pada pengamatan kandungan pati dalam beberapa bagian batang
singkong, dapat disimpulkan bahwa uji kandungan pati dalam batang bawah
menunjukkan hasil sangat pekat (kandungan pati sangat tinggi) sedangkan pada
bagian batang atas dan tengah adalah pekat. Kadar pati yang tinggi tersebut
dikarenakan tanaman singkong merupakan tanaman yang menyimpan cadangan
makanannya pada umbi yang terletak di perakaran tanaman dan letaknya
dibagian bawah batang. Dapat disimpulkan bahwa pada batang bawah memiliki
6
kandungan pati yang pekat dikarenakan letaknya yang cukup dekat dengan
organ penyimpan pati tersebut. Penyimpanan pati tidak hanya sebatas pada
umbi saja, namun terdapat kemungkinan pada organ lain yang berada disekitar
umbi tersebut seperti pada perakaran dan bagian pangkal batang tanaman
(batang bawah). Selain itu, Ferry et al. (2009) menyatakan bahwa umur bagian
tanaman juga berpengaruh terhadap pati yang terkandung, dimana organ
tanaman yang lebih tua akan mengandung lebih banyak pati daripada organ atau
bagian tanaman yang masih muda.
7
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Fotosintesis adalah reaksi yang terjadi pada tumbuhan atau makhluk hidup
lain berklorofil yang bertujuan untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi
energi kimia untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan pembentuk senyawa
organik. Cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu (400-700 nm)
sangat berperan besar dalam proses fotosintesis tanaman. Cahaya matahari akan
diserap oleh tanaman untuk melakukan proses fotosintesis dengan hasil
akhirnya adalah oksigen dan karbohidrat. Karbohidrat atau pati adalah bahan
yang digunakan tanaman untuk pertumbuhannya dan sisanya akan ditimbun
dalam organ-organ tanaman sesuai karakteristik tanaman tersebut.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, hanya saja perlu dilakukan analisa
pati pada beberapa komoditas lokal yang belum banyak diketahui masyarakat
supaya komoditas lokal tersebut dapat digali potensinya sebagai alternatif bahan
pangan yang mampu menyediakan banyak karbohidrat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N, S. 2012. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. 12(1):
28-34.
Ferry, Y., Bambang, E, T., dan Randriani, E. 2009. Pengaruh Intensitas Cahaya dan
Umur Panen terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Hasil Temulawak
diantara Tanaman Kelapa. Buletin Littro. 20(2): 131-140.
Gest, H. 2002. History of the Word Photosynthesis and Evolution of its Definition.
Photosynthesis Research. 73(1): 7-10.
Kumalawati, H., Izzati, M., Suedy, S, W, A. 2018. Bentuk, Tipe dan Ukuran
Amilum Umbi Gadung, Gembili, Uwi Ungu, Porang dan Rimpang Ganyong.
Buletin Anatomi dan Fisiologi. 3(1): 56-61.
Lupitasari, D., Melina., Kusumaningtyas, V, A. 2020. Pengaruh Cahaya dan Suhu
Berdasarkan Karakter Fotosintesis Ceratophyllum demersum sebagai agen
Fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia. 3(1): 33-38.
Nurmaeli, R, R, E., dan Toifur, M. 2015. Analisis Penentuan Kandungan Gas
Oksigen (O2) Fotosintesis Tanaman Gelombang Cinta (Anthurium sp.) pada
Variasi Daya Lampu. Jurnal Taman Vokasi. 3(32): 490-499.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara
Invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 12(1): 31-37.
Pramesti, H, A., Siadi, K., dan Cahyono, E. 2015. Analisis Kadar Amilosa /
Amilopektin dari Amilum dari beberapa Jenis Umbi. International Journal of
Chemical Science. 4(1): 1-5.
Suyatman. 2020. Menyelidiki Energi pada Fotosintesis Tumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA. 9(2): 134-140.
Yustiningsih, M. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada Tanaman
Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. Jurnal Bioedu. 4(2):
4348.
9
LAMPIRAN
10