Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“FOTOSINTESIS (PATI)”

Disusun Oleh:

Nama : Bintang Arya Pramana


NIM : 205040201111197
Kelas : Agroekoteknologi D
Asisten : Sindy Sukma Hardiana

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
2.1 Definisi Fotosintesis..................................................................................2
2.2 Fungsi Cahaya dalam Proses Fotosintesis.................................................2
2.3 Macam-Macam Produk Hasil Fotosintesis................................................3
2.4 Macam-macam Pati berdasarkan Fungsi Fisiologis..................................4
BAB III....................................................................................................................5
METODOLOGI.....................................................................................................5
3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................5
3.2 Cara Kerja..................................................................................................7
3.3 Analisis Perlakuan.....................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................10
4.1 Hasil.........................................................................................................10
4.2 Pembahasan.............................................................................................10
BAB V....................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
5.1 Kesimpulan..............................................................................................13
5.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup pasti
membutuhkan makanan untuk tetap hidup,
tidak terkecuali tanaman. Berbeda dengan
makhluk hidup lain, tumbuhan membuat
makanannya sendiri. Cara tumbuhan membuat
makanan ialah dengan melalui proses
fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses
metabolisme dalam tanaman untuk
membentuk karbohidrat yang menggunakan
CO2 dari udara bebas dan air dari dalam tanah
dengan bantuan cahaya dan klorofil. Proses
fotosintesis dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor
genetik meliputi perbedaan antara spesies,
pengaruh umur daun, dan pengaruh laju
translokasi fotosintat (Setyanti et al., 2013).
Fotosintesis sebenarnya peka terhadap
beberapa kondisi lingkungan meliputi
kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan,
konsentrasi karbondiosida (CO2). Pati
merupakan salah satu hasil dari proses
fotosintesis.
Pati merupakan polisakarida hasil
sintesis dari tanaman hijau melalui proses
fotosintesis. Pati memiliki bentuk kristal
granula yang tidak larut dalam air pada
temperatur ruangan yang memiliki ukuran dan
bentuk tergantung pada jenis tanamannya. Pati
digunakan sebagai pengental dan penstabil
dalam makanan. Komposisi pati umumnya
terdiri dari amilopektin sebagai bagian
terbesar dan sisanya amilosa (Niken dan
Adepristian, 2013). Pada praktikum kali ini
dilakukan uji terhadap batang dan daun
singkong terhadap kandungan pati
didalamnya. Praktikum ini mengarah pada
hasil dari pati yang ada pada batang dan daun
singkong.

1.2 Tujuan
1
Adapun fotosintesis pati yang mencakup tentang
tujuan dari pengertian fotosintesis, fungsi cahaya dalam
praktikum ini proses fotosintesis, macam- macam produk
yaitu hasil fotosintesis dan macam-macam pati
praktikan berdasarkan fungsi fisiologis.
diharapkan B
dapat AB
mengetahui II
dan 2.1 Definisi TIN
memahami Fotosinte
sis JAU
materi AN
mengenai PUS
fotosintesis TA
pati yang KA
mencakup
 Fotosintesis merupakan proses
tentang metabolisme dalam tanaman untuk
pengertian membentuk karbohidrat yang
fotosintesis, menggunakan CO2 dari udara bebas dan
fungsi cahaya air dari dalam tanah dengan bantuan
dalam proses cahaya dan klorofil. Proses fotosintesis
fotosintesis, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
macam- genetik dan faktor lingkungan.
macam (Setyan
produk hasil ti et al.,
fotosintesis 2013)
dan macam-
macam pati
berdasarkan  Salah satu proses kehidupan tanaman
fungsi ialah fotosintesis yang merupakan proses
fisiologis. biokimia untuk memproduksi energi
terpakai (nutrisi), dimana air (H2O) dan
karbon dioksida (CO2) dibawah pengaruh
1.3 Manfaat
cahaya diubah ke dalam persenyawaan
Manfaat
dari adanya organik yang berisi karbon dan kaya
energi. Fotosintesis ialah salah satu cara
praktikum ini
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
adalah
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
praktikan
menjadi gula sebagai molekul penyimpan
dapat
energi.
mengetahui
dan (Pertamawati, 2010)
memahami
materi  Fotosintesis berasal dari kata Foton
mengenai cahaya, sintesis penyusunan. Fotosintesis
2
adalah transfer of excitation energy, energy
peristiwa conversion, electron transfer from water
penyusuna to NADP+ , ATP generation and a series
n zat of enzymatic reactions that assimilate
organik carbon dioxide and synthesize
(gula) dari carbohydrate.
zat
Fotosintesis adalah proses multistep
anorganik
yang sangat teratur mencakup
(air,
pemanenan energi matahari, transfer
karbondio
energi eksitasi, konversi energi,
ksida)
transfer elektron dari air terhadap
dengan
NADP+, pembentukan ATP dan
pertolonga
serangkaian reaksi enzimatik yang
n energi
mengasimilasi karbon dioksida dan
cahaya
mensintesis karbohidrat.
matahari.
(Tanaka dan Makino, 2009)
Karena
bahan
baku yang 2.2 Fungsi Cahaya dalam Proses Fotosintesis
diperguna Peranan cahaya matahari dalam
kan fotosintesis adalah
adalah zat membantu menyediakan energi
karbon matahari untuk diubah menjadi energi kimia
(karbondi dengan
oksida),
maka
dapat juga
disebut
asimilasi
zat karbon
(Harahap, 2012)

 Photosynt
hesis is a
highly
regulated,
multistep
process
that
encompas
ses the
harvest of
solar
energy,
3
bantuan klorofil. Fotosintesis merupakan proses biokimia penting pada
tumbuhan alga, dan beberapa cyanobacteria untuk mengubah energi matahari
menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan digunakan untuk menjalankan
reaksi kimia pembentukan senyawa gula (Fauziah et al., 2019). Cahaya
matahari merupakan salah faktor yang mempengaruhi produktivitas tanaman
karena tidak semua tanaman memerlukan intensitas cahaya yang sama dalam
proses fotosintesis.
Cahaya matahari diperlukan tanaman sebagai sumber energi untuk
menjalankan 2 tahapan reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi terang atau light
dependent reaction/LDR) yang terjadi di tilakoid dan siklus Calvin atau light
independent reaction/LIR) yang terjadi di stroma (Yustiningsih, 2019). Proses
fotosintesis yang berlangsung dengan cepat dapat menghasilkan energi yang
besar hingga tidak keseluruhan dari energi yang dihasilkan dari proses
fotosintesis terpakai semuanya. Proses fotosintesis yang berlangsung secara
cepat disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi laju
fotosintesis, salah satunya yaitu cahaya matahari (Fajariyanti dan Handoko,
2015).

2.3 Macam-Macam Produk Hasil Fotosintesis


Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi. Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan
glukosa ialah sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + Cahaya → C6H12O6 (Glukosa) + 6O2
Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler. Secara umum, reaksi yang terjadi pada
respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia (Pertmawati, 2010).
Reaksi fotosintesis, CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis
(berupa klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan
karbohidrat dan melepaskan oksigen.
Produk dari fotosintesis menurut Utomo (2017) yaitu karbohidrat (sisa
gula) dan O2. Fotosintesis terdiri dari dua tahap yang disebut reaksi terang,
yang membutuhkan cahaya dan melibatkan pemecahan air serta pelepasan
oksigen, dan reaksi gelap atau siklus Calvin, yang mengubah karbon dioksida
menjadi gula. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan oksigen. Hasil dari
fotosintesis akan digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan generatif
tanaman seperti pembentukan polong tanaman (Suyitno, 2017).
2.4 Macam-macam Pati berdasarkan Fungsi Fisiologis
Menurut Herawati (2010) Pati merupakan karbohidrat yang merupakan
polimer glukosa, dan terdiri atas komponen amilosa dan amilopektin.
a. Amilosa
Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan -(1>4) unit
glukosa. Derajat polimerisasi amilosa berkisar antara 500-6.000 unit
glukosa, bergantung pada sumbernya. Pada permukaan luar amilosa yang
bersulur tunggal terdapat hidrogen yang berikatan dengan atom O2 dan O-
6. Rantai lurus amilosa yang membentuk sulur ganda kristal tersebut tahan
terhadap amilase.
b. Amilopektin
Amilopektin merupakan polimer -(1>4) unit glukosa dengan rantai
samping - (1> 6) unit glukosa. Pada amilopektin cenderung tidak terjadi
retrogradasi dan tidakmembentuk gel, kecuali pada konsentrasi tinggi.
Menurut Kusnandar (2011), umumnya pati tersusun dari 15-30%
amilosa dan 70-85% amilopektin dan 5-10% bahan lain seperti lipid,
protein dan mineral. Amilosa merupakan komponen pati yang
mempunyai rantai lurus dan larut dalam air. Amilosa terdiri dari satuan
glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1-4) D- glukosa. Sementara,
amilopektin merupakan komponen pati yang mempunyai rantai cabang,
terdiri dari satuan glukosa yang bergabung melalui ikatan α-(1-4) D-
glukosa dan α-(1-6) D-glukosa.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum fotosintesis
pati, sebagai berikut :
3.1.1 Alat
No. Alat Gambar Fungsi

Untuk tempat merendam


1. Gelas Piala dan memanaskan
spesimen daun
Sebagai tempat spesimen
2. Petridish
untuk diamati

Sebagai tempat spesimen


3. Pemanas
untuk diamati

Untuk memindahkan
4. Pipet tetes
larutan

untuk membelah batang


5. Pisau
ubi kayu
3.1.2 Bahan
No. Bahan Gambar Fungsi

Daun Ubi
1. Sebagai spesimen
Kayu

Batang Ubi
2. Sebagai spesimen
Kayu

sebagai larutan pengujian


3. Larutan KI
batang dan daun

Larutan
4. Pelarut klorofil
Ethanol

Untuk meluruhkan
5. Alkohol 70%
klorofil
Untuk merendam kadar
6. Aquades
pati

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Cara Kerja Pengamatan Karbohidrat dalam Batang
Menyiapkan alat dan bahan

Potonglah batang ubi kayu sepanjang 15 cm

Mengoleskan larutan yodium pada permukaaan dalam batang ubi kayu

Amati perubahan warna.

Mencatat hasil dan mengidentifikasi

3.2.2 Cara Kerja Pengamatan Karbohidrat dalam Daun


Menyiapkan alat dan bahan

Siapkan 6 helai daun yang sudah berkembang penuh

Tempatkan daun tersebut kedalam dua GP (250 ml) yang


masing-masing mengandung 3 helai daun dan sedikit air, dan
letakkan pangkal (tangkai) daun pada bagian dasar hingga terendam air.
Rendam daun tersebut dalam air mendidih dalam GP (> 250 ml)
hingga seluruh warna daun terekstraksi (warnanya hilang)

Tempatkan sampel daun yang menjadi kaku dan rapuh dalam cawan
petri dan basahi dengan air untuk melemaskan daun kembali.

Celupkanlah daun dalam larutan yodium

Amati perubahan warna

Mencatat hasil dan mengidentifikasi

3.3 Analisis Perlakuan


3.2.3 Cara Kerja Pengamatan Karbohidrat dalam Batang
Pertama-tama sebelum melakukan pengujian fotosintesis pati
pada batang, praktikan perlu menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk melakukan praktikum. Kemudian, menyiapkan
batang singkong yang akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian atas
yang dekat dengan daun, bagian tengah, dan bagian bawah yang dekat
dengan akar. Setelah itu, batang dibelah menjadi dua secara
membujur. Setelah dibelah, batang diletakkan di cawan petri.
Kemudian, batang tersebut diberi 2 tetes larutan KI untuk mengetahui
kadar patinya. Dan yang terakhir yaitu mengamati hasil dari
percobaan dengan melihat perubahan warna yang terang atau gelap
dan kepekatannya.
3.2.4 Cara Kerja Pengamatan Karbohidrat dalam Daun
Pengamatan Karbohidrat dalam Daun Mula-mula menyiapkan 6
helai daun yang sudah berkembang penuh dan daun tersebut
ditempatkan kedalam dua gelas piala (250 ml) yang masing-masing
mengandung 3 helai daun dan sedikit air. Kemudian pangkal (tangkai)
diletakkan pada bagian dasar hingga terendam air. Selanjutnya
menempatkan satu GP dengan daun tersebut dibawah cahaya (sinar
matahari) dan satu lagi dalam ruangan (tanpa cahaya), kemudian
biarkan selama > 15 menit. Selanjutnya daun tersebut direndam dalam
air mendidih dalam gelas piala (> 250 ml) hingga seluruh warna daun
terekstraksi (warnanya hilang). Kemudian sampel daun yang kaku dan
rapuh kemudian ditempatkan dalam cawan petri dan basahi dengan air
untuk melemaskan daun kembali. Selanjutnya daun dicelupkan dalam
larutan yodium, dan diamati perubahan warna. Jika perubahan warna
tidak terjadi daun dicuci dengan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Daun Singkong
Indikator
Perlakuan Daun
Ruang Gelap Ruang Terbuka
U1 P SP
U2 P SP
U3 AP P
*P= Pekat, SP= Sangat Pekat, AP= Agak Pekat
4.1.2 Batang Singkong
Indikator
Perlakuan Batang
Sangat Pekat Pekat Agak Pekat
Atas √
Tengah √
Bawah √

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Cahaya terhadap Kandungan Pati pada Daun Singkong
Pada daun singkong yang terpapar cahaya, warna daun setelah
ditetesi KI menghasilkan warna daun yang sangat pekat dan pekat.
Sedangkan, pada daun singkong ditempat yang gelap menghasilkan
warna daun yang pekat atau agak pekat tidak sepekat perlakuan daun
singkong yang berada ditempat terang. Kadar pati yang ada di daun
singkong dengan perlakuan tempat terang atau terkena cahaya memiliki
pati yang lebih tinggi karena ditunjukkan dengan warna daun gelap
setelah diteteskan KI, sedangkan pada tempat yang gelap kadar patinya
lebih sedikit dengan ditunjukkan warna daun lebih terang dibandingkan
dengan perlakuan di tempat terang. Hal tersebut dikarenakan cahaya
matahari memiliki peranan yang penting dalam proses fotosintesis,
proses fotosintesis menghasilkan produk berupa glukosa dan
karbohidrat. Dari karbohidrat tersebut tersebut yang akan menjadi pati
bagi tumbuhan singkong.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ferry et al.(2019) yaitu hasil
analisis yang menunjukkan adanya interaksi nyata antara intensitas
cahaya terhadap kadar minyak atsiri, kadar pati. Untuk kadar pati, hasil
terbaik terdapat pada umur panen 9-11 BST dengan intensitas cahaya
55-100%. Rasio gula yang tinggi pada genotipe senang naungan saat
dinaungi. Laju fotosintesis tanaman pada interaksi cahaya dan
kelompok genotipe menguntungkan tanaman karena transpor fotosintat
lebih lancar. Transpor fotosintat yang lancar akan dapat mengurangi
hambatan fotosintesis yang disebabkan oleh penumpukan karbohidrat
(pati) di dalam jaringan daun, maka dari itu fotosintesis yang lancar
dengan bantuan cahaya matahari meningkatkan kadar pati di dalam
daun (Sulistyowati, 2016). Penurunan

4.2.2 Pengaruh Pati pada Batang Atas, Tengah, dan Bawah pada Batang
Singkong
Dari data hasil yang telah didapatkan dari percobaan dapat
diketahui bahwasannya warna batang setelah ditetesi larutan KI, bagian
batang yang paling terang yaitu batang atas dan yang paling gelap yaitu
batang paling bawah, sedangkan pada batang tengah lebih gelap dari
batang atas tetapi lebih terang dari batang paling bawah. Hal tersebut
menunjukkan yang paling tinggi kadar patinya yaitu pada batang
singkong paling bawah yang dekat dengan akar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Nurdjannah et al.(2007) yaitu umbi ubi kayu berkembang dari
penebalan sekunder akar serabut adventif. Peningkatan kadar pati
dengan semakin tuanya umur panen disebabkan akar tanaman ubi kayu
dari bagian tengah batang yang memiliki bentuk memanjang, silinder
dan meruncing mengalami pembesaran terus menerus selama
pertumbuhan.
Ketika pembesaran dimulai, akar lumbung berhenti berfungsi
sebagai organ penyerap hara dan air, sehingga akar menimbun pati
sehingga pada bagian batang paling bawah memiliki kadar pati tertinggi
dikarenakan paling dekat dengan akar dimana akar sebagai penimbun
pati tanaman. Ukuran umbi terus bertambah selama pertumbuhan. Umbi
ubi kayu merupakan perakaran adventif yang tumbuh membesar dengan
kadar pati tidak merata, tersebar pada setiap bagian dengan kadar pati
yang berbeda-beda. Kekerasan bagian pangkal umbi lebih tinggi
dibandingkan bagian lainnya merupakan perakaran kuat yang
menghubungkan perakaran dengan batang sehingga kadar patinya lebih
rendah. Pada bagian ujung umbi merupakan bagian yang meruncing
dengan kekerasan terendah. Rendahnya kadar pati yang terbentuk
didominasi dengan masih tingginya kadar air. Hal ini disebabkan pada
bagian ujung umbi masih berperan sebagai organ penyerap unsur-unsur
hara di dalam tanah sehingga pembentukan patinya masih rendah.

4.2.3 Fungsi Cahaya terhadap Hasil Fotosintesis


Peran cahaya pada tumbuhan sangat penting terutama dalam
kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, pembungaan,
pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman. Penyinaran matahari mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi
dan hasil tanaman melalui proses fotosintesis. Penyerapan cahaya oleh
pigmen-pigmen akan mempengaruhi pembagian fotosintat ke bagian-
bagian lain dari tanaman melalui proses fotomorfogenesis (Nurshanti,
2011).
Hal ini sesuai dengan pendapat Raharjeng, (2015) cahaya secara
tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk
pembentukan organ-organ tumbuhan. Intensitas cahaya yang terlalu
rendah akan menghasilkan produk fotosintesis yang tidak maksimal,
sedangkan intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh
terhadap aktivitas sel-sel stomata daun dalam mengurangi transpirasi
sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
(Kurniyati et al, 2010).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan mengenai produk
fotosintesis pati ini dapat disimpulkan bahwasannya dalam menguji kadar
pati di tanaman singkong memerlukan intensitas cahaya yang cukup untuk
mendapatkan fotosintat tersebut. Untuk menghasilkan fotosintat perlu
diketahui mengenai fotosintesis itu sendiri, fotosintesis adalah peristiwa
penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air, karbondioksida)
dengan pertolongan energi cahaya matahari. Kemudian, dalam fotosintesis
juga menghasilkan produk yaitu menghasilkan karbohidrat (sisa gula) dan
oksigen. Pati juga memiliki komponen-komponen penyusun, komponen
penyusun pati yang terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan
sisanya amilosa.
Dari hasil pengamatan fotosintesis pati pada daun, daun yang terkena
cahaya atau yang berada di ruang terang memiliki kadar pati yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daun yang berada ditempat gelap. Hal tersebut
ditunjukkan adanya warna daun setelah ditetesi KI lebih gelap di tempat
terang dan warna daun setelah ditetesi KI lebih terang di tempat yang gelap.
Kemudian, pada batang singkong paling bawah dekat dengan akar memiliki
kadar pati yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan bagian tengah dan
atas yang dekat dengan daun. Hal tersebut dikarenakan pada bagian ujung
umbi masih berperan sebagai organ penyerap unsur-unsur hara di dalam tanah
sehingga pembentukan patinya masih rendah.

5.2 Saran
Dari penulisan laporan praktikum ini, penulis mengharap kritik dan
saran untuk penulisan ataupun penyusunan laporan ini agar dapat dijadikan
evaluasi untuk lebih baik lagi kedepannya. Selain itu juga diharapkan
praktikan dapat lebih memahami materi praktikum terlebih dahulu agar
praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Fajariyanti, Y dan P. Handoko. 2015. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak


Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata. Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Fauziah, A., Bengen, D. G., Kawaroe, M., Effendi, H., Krisanti, M. 2019.
Hubungan antara Ketersediaan Cahaya Matahari dan Konsentrasi Pigmen
Fotosintetik Di Perairan Selat Bali. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, 11(1): 37-48.
Ferry, Y., Bambang, Randriani, E. 2019. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Umur
Panen Terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Hasil Temulawak di
Antara Tanaman Kelapa. Ejurnal.litbang.pertanian.go.id
Herawati, Heny. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna sebagai
Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 30(1): 31 – 39.
Kurniaty R., B. Budiman., M. Surtani. 2010. Pengaruh Media dan Naungan
Terhadap Mutu Bibit Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman. 7 (2) : 77-83.
Kusnandar, F.2011. Kimia pangan komponen makro. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Niken, A., Adepristian, D. 2013. Isolasi Amilosa dan Amilopektin dari Pati
Kentang. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(3): 7-62.
Nurdjannah, S., Susilawati, Sabatini, M.R. 2007. Prediksi Kadar Pati Ubi Kayu
(Manihot esculenta) Pada Berbagai Umur Panen Menggunakan
Penetrometer. UNILA. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian
Volume 12, No.2.
Nurshanti, 2011. Pengaruh Beberapa Tingkat Teradap Pertumbuhandan Produksi
Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) di Polibag. Jurnal Agronobis 3
(5) : 12-18.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.) dalam Lingkungan Fotoautotrof secara
In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1): 31-27.
Setyanti, Y. H., Anwar, S., Slamet, W. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan
Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) pada Tinggi
Pemotongan dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda. Animal Agriculture
Journal, 2(1): 86- 96.
Sulistyowati, D., Chozin, M.A., Syukur, M., Melati, M., Guntoro, D. 2016.
Karakter Fotosintesis Genotipe Tomat Senang Naungan pada Intensitas
Cahaya Rendah (The Photosynthetic Characters of Loving-Shade Tomato
Genotypes at Low Light Intensity). Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Faperta, IPB Bogor. J. Hort. Vol. 26 No. 2, Desember 2016 :
181-188.
Suyitno. 2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakrta:
Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.
Tanaka, A. dan A. Makino. 2009. Photosyntehtic Reserach in Plant Science. Plant
Cell Physial. 50(4):681-683.
Utomo, B. 2017. Fotosintesis Pada Tumbuhan. Medan : Universitas Sumatra
Utara.
Yustiningsih, M. 2019. Intensitas Cahaya dan Efisiensi Fotosintesis pada
Tanaman Naungan dan Tanaman Terpapar Cahaya Langsung. BIOEDU.
4(2):43-48.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai