Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN

Disusun oleh :
Kelompok IIIB
Enrico Adip Septian 23020221140086
Aldo Irfansyah 23020221140088
HanifAddilla Wahyu H 23020221140095
M. Luqman Hakim 23020221140106
Bernadhetta stella chrisanti 23020221140116
Kusuma Mahardika Jati 23020221140121
Ryan Corda Nathanael 23020221140133
Kholis Fai’q Ababil 23020221140148

PROGRAM STUDI S-1 AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
ACARA 3

FOTOSINTESIS

3.1. Pendahuluan

Fotosintesis berasal dari kata photon yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusun. Fotosintesis adalah proses produksi makanan oleh tumbuhan
untuk digunakan dalam sumber makanannya sendiri, serta produksi oksigen yang
berguna untuk kelangsungan hidup manusia. Fotosintesis merupakan proses
biologis, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat
dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat pada kloroplas. dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain air (H2O), karbon dioksida (CO2), suhu, umur daun,
karbohidrat dan cahaya. Faktor utama fotosintesis adalah cahaya, air, dan karbon
dioksida. Sistem fotosintesis merupakan proses abstrak yang tidak dapat dilihat
karena proses fotosintesis berlangsung secara alami.
Fotosintesis membutuhkan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk
menjalankan 2 tahapan reaksi pada fotosintesis yaitu reaksi terang atau light
dependent reaction (LDR) dan reaksi gelap atau light independent reaction (LIR).
Reaksi terang adalah reaksi yang membutuhkan cahaya. Reaksi gelap tidak
memerlukan cahaya dan terjadi di bagian stroma namun bukan berarti reaksi ini
berhenti saat ada cahaya.
Tujuan dari praktikum Fotosintesis ini untuk mengetahui perbedaan daun
yang mengalami fotosintesis dan daun yang di tutupi oleh aluminium foil serta
untuk mengetahui proses fotosintesis serta faktor-faktor yang mempengaruhi
daun. Manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara daun
yang melakukan fotosintesis dan yang tidak serta mengetahui faktor-faktor yang
dapat meningkatkan maupun menghambat proses fotosintesis
3.2. Tinjauan Pustaka

3.2.1. Jambu (Psidium guajava)

Jambu kristal adalah jambu biji yang berasal dari Taiwan dan digemari oleh
masyarakat. Jambu kristal memiliki daya saing tinggi karena memiliki beberapa
keunggulan yaitu, unggul dalam cita rasa yang segar, manis, kres, berdaging tebal
dan hampir tanpa biji, mudah dibudidayakan, frekuensi panen yang tinggi peluang
wirausaha yang tinggi baik buah dan pembibitan (Pakpahan, 2015). Klasifikasi
buah jambu kristal adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Mirtaceae
Genus : Psidium
Spesies : guajava L. (Dewi dan Dewi, 2019)
Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun tunggal dan
mengeluarkan aroma yang khas jika diremas. Kedudukan daunnya bersilangan
dengan letak daun berhadapan dan pertulangan daun menyirip. Terdapat beberapa
bentuk daun pada tanaman jambu biji, yaitu: bentuk daun lonjong, jorong, dan
bundar telur terbalik. Bunga jambu biji memiliki tipe benang sari polyandrous
yang artinya benang sari saling bebas tidak berlekatan. Benang sari berwarna
putih dengan kepala sari yang berwarna krem. Putik berwarna putih kehijauan
dengan bentuk kepala putik yang bercuping (lobed). Buah jambu biji memiliki
tipe buah tunggal dan termasuk buah berry (buni), yaitu buah yang daging
buahnya dapat dimakan. Buah jambu biji memiliki kulit buah yang tipis dan
permukaannya halus sampai kasar. Buah pada Varietas Sukun Merah, Kristal dan
Australia memiliki bentuk bulat, permukaanya halus sampai kasar (Rusdi dan
Waris, 2017).
Jambu Kristal dapat tumbuh pada daerah tropis dengan curah hujan yang
sesuai. Jambu biji dapat tumbuh pada daerah tropik dataran rendah pada
ketinggian 1-500 m di atas permukaan laut. Tanaman jambu biji dapat tumbuh
pada suhu antara 15-45°C, namun hasil terbaik diperoleh pada suhu 23-28°C.
Curah hujan optimum bagi pertumbuhan tanaman jambu biji berkisar antara 1000-
2000 mm per tahun dengan kelembaban udara 30-50%. Ketinggian ideal tanaman
jambu biji adalah 1-700 m di atas permukaan laut (Listari et al., 2019). Jambu
kristal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Jambu biji mengandung
vitamin C empat kali lebih banyak dari jeruk (lebih dari 200 miligram per 100
gram), vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, vitamin B, magnesium, kalium
dan berkalori rendah. Jambu biji mengandung beberapa antioksidan yang berguna
untuk menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit (Andaruni dan
Nurbaety, 2018).

3.2.2. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pembentukan makanan yang dilakuakan oleh


tumbuhan berklorofil dengan bantuan cahaya matahari. Proses fotosintesis
merupakan metabolisme tanaman demi mendapatkan karbohidrat dengan
menggunakan CO2 dari udara dan juga dengan menggunakan bantuan cahaya dan
klorofil (Setyanti et al., 2013). Fotosintesis melibatkan ribulose Bisphosphate
(RuBP) dan gliseral dehide 3 phospate (3GP). Fotosintesis dapat dikatakan
aktivitas Rubisco, regenerasi ribulosa bifosfat (RuBP) dan metabolisme gliseral
dehida 3 fosfat (G3P) (Yustiningsih, 2019).
Proses fotosintesis dalam tumbuhan melibatkan klorofil yang berkaitan
dengan penyerapan cahaya matahari. Klorofil adalah pigmen menghasilkan warna
hijau pada tanaman yang menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi energi
kimia yang dibutuhkan untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat
selama fotosintesis. (Anggraini et al., 2013). Karbohidrat juga memiliki fungsi
sebagai sumber energi utama dalam metabolisme tanaman. Karbohidrat digunakan
sebagai sumber makanan yang diperlukan oleh tumbuhan agar bisa terus tumbuh
dan berkembang (Prasetyo, 2014).
Proses fotosintesis terdapat dua reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Reaksi yang terjadi pada proses fotosintesis terdapat dua tahapan yaitu reaksi
terang dan reaksi gelap (Yustiningsih, 2019). Reaksi terang adalah suatu tahapan
reaksi fotosintesis yang memerlukan adanya cahaya matahari. Cahaya matahari
diperlukan tanaman sebagai sumber energi untuk menjalankan 2 tahapan reaksi
pada fotosintesis yaitu reaksi terang (Sunaryo et al., 2015). Reaksi fotosintesis
diartikan sebagai pengubah energi kimia menjadi bentuk ATP. Selama reaksi
terang, terjadi pemecahan molekul air yang melepaskan oksigen dan menyediakan
elektron untuk reduksi NADP menjadi NADPH + H+. Reaksi terang juga
menyediakan energi untuk sintesis ATP. Reaksi terang memerlukan energi cahaya
matahari untuk menghasilkan ATP dan NADPH (Al lina et al., 2018).
Siklus calvin merupakan tahapan reaksi yang terjadi pada fotosintesis
dengan tidak memerlukan cahaya matahari. Reaksi Calvin terjadi di stroma dan
tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi reaksi meskipun
keadaan gelap tanpa cahaya (Putri dan Isnawati, 2018). Energi kimia dari reaksi
terang dilanjutkan di proses pada reaksi gelap . Siklus calvin melibatkann fiksasi
dan reduksi CO2 untuk membentuk gula, memanfaatkan ATP dan NADPH yang
dihasilkan dalam reaksi terang tanpa melibatkan partisipasi langsung cahaya
matahari sehingga sering disebut sebagai reaksi gelap (Al lina et al., 2018).
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan
dari tanaman. Faktor genetik meliputi perbedaan antara spesies, pengaruh umur
daun, dan pengaruh laju translokasi fotosintat sedangkan faktor lingkungan
meliputi ketersediaan air, CO2, cahaya, unsur hara dan suhu (Setyanti et al.,
2013). Proses fotosintesis dipengaruhi laju fotosintesis yaitu cahaya, konsentrasi
karbondioksida, persediaan air, dan kandungan klorofil. Ketika intensitas cahaya
rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada respirasi,
peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju
fotosintesis, intensitas cahaya sedang maka laju fotosintesis menurun sedangkan
intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan (Lupitasari et al., 2020).
3.2.3. Indikator Yodium kalium Yodida (JKJ)

Larutan JKJ merupakan larutan yang terdiri dari 3 unsur yang berfungsi
menguji karbohidrat pada tanaman. Larutan JKJ mengandung yodium, kalium,
dan yodida yang berguna untuk mendeteksi kandungan karbohidrat, amilum dan
glukosa (Zuraida et al., 2015). Larutan JKJ yang bisa disebut dengan lugol
merupakan pereaksi yang berfungsi untuk mengetahui adanya amilum atau
karbohidrat (Budiani et al., 2020). Amilum juga dapat di identifikasi melalui
larutan JKJ. Amilum yang terbentuk pada proses fotosintesis dapat diukur dengan
bantuan larutan iodium (Martina dan Fickri. 2020).
Fotosintesis akan menghasilkan glukosa dan oksigen yang dapat
diidentifikasi dengan larutan JKJ. Larutan JKJ mengandung unsur iodium yang
berfungsi mengetahui adanya amilum atau glukosa (Febrianti et al., 2013). Cara
kerja larutan JKJ yaitu melalui perubahan warna yang terjadi setelah ditetesi.
Kandungan karbohidrat sampel yang telah ditetesi lugol teridentifikasi jika
perubahan warna menjadi kehitaman, apabila warna semakin gelap maka
kandungan karbohidratnya semakin tinggi (Missa et al., 2020). Warna yang
terbentuk setelah penetesan larutan JKJ diakibatkan karena reaksi amilum dengan
iodiuum pada rantai heliks. Zat amilum mampu bereaksi dengan larutan uji yang
akan membentuk warna berbeda karena molekul yodium masuk ke dalam spiral
heliks dan membentuk kompleks warna tertentu (Prajnapramita dan Susanti.
2021).

3.2.4. Amilum

Amilum atau pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Amilum merupakan karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air yang
terdapat dalam batang dan biji suatu tanaman membentuk butiran dalam sel di
plastid, lebih spesifik pati berbentuk serbuk amorf lunak berwarna putih dan tanpa
rasa manis yang tidak larut dalam air, alkohol dan eterdan, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau (Novitasari, 2013). Hasil dari proses fotosintesis adalah
glukosa. Pada proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa, kumpulan dari
glukosa disebut amilum (Suyatman, 2020). Glukosa hasil fotosintesis akan dibagi
ke organ lain yang membutuhkan. Amilum dari hasil fotosintesis tumbuhan yang
disimpan dalam bagian tertentu tumbuhan sebagai cadangan makanan dan akan
dibagi ke organ lain yang membutuhkan (Taurina, 2014). Amilum terdapat pada
hasil cadangan makanan pada sel tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa dan amilopektin adalah molekul
yang disimpan sebagai semi kristalin dan lapisan amorf yang membentuk lamela.
Variasi ukuran bentuk amilum berbeda tergantung pada jenis tanamannya (Aprila
et al., 2017). Amilum berfungsi sebagai bahan penghancur karena granulnya
mampu mengembang. Amilosa merupakan komponen yang memiliki sifat sebagai
bahan penghancur karena kemampuannya dapat mengembang (Puspita et al.,
2021).
Amilum memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, salah
satunya adalah berperan dalam proses fotosintesis. Amilum (pati) dalam
kehidupan sehari-hari disebut zat tepung yang merupakan gudang energi
karbohidrat yang utama dalam tanaman. Zat ini terbentuk pada proses fotosintesis
dalam klorofil daun dengan bantuan energi matahari (Nurcahyani et al., 2019).
Salah satu cara untuk membuktikan ada tidaknya amilum pada proses fotosintesis
adalah dengan cara uji amilum menggunakan larutan JKJ, di mana akan terjadi
perubahan warna gelap yang menandakan bahwa terjadi proses fotosintesis pada
daun. Uji amilum dapat memperlihatkan daun berklorofil mengandung amilum
dan daun tidak berklorofil tidak mengandung amilum, daun yang terkena cahaya
matahari mengandung amilum dan daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak
mengandung amilum, warna daun hijau mengandung amilum dan daun kering
tidak mengandung amilum (Angellina et al., 2015).
3.3. Materi dan Metode

Praktikum Biokimia Tanaman acara Fotosintesis dilaksanakan pada hari


Selasa tanggal 8 Maret 2021 pukul 13.00-15.00 secara daring di Microsoft Teams,
dan di Labolatorium Ekologi dan Perbanyakan Tanaman Fakultas Peternakan dan
Pertanian Universias Diponegoro

3.3.1. Materi

Praktikum Biokimia Tanaman acara Fotosintesis terdiri dari alat dan bahan.
Bahan yang digunakan dalam pengamatan yaitu daun jambu kristal, alkohol 70%,
dan larutan JKJ. Alat yang digunakan dalam pengamatan yaitu kompor listrik
yang berfungsi dalam proses perebusan, gelas beker berfungsi menjadi tempat
merebus daun dengan larutan alkohol, pinset untuk mengambil daun setelah
direbus, pipet tetes untuk meneteskan larutan JKJ, aluminium foil untuk menutup
bagian tengah daun, dan penjepit kertas untuk menjepit aluminium foil pada saat
penutupan daun.

3.3.2. Metode

Metode yang diterapkan dalam praktikum Biokimia Tanaman acara


Fotosintesis yaitu, daun jambu kristal dipilih pada malam hari ketika sudah tidak
ada sinar matahari. Lalu bagian tengah daun ditutup dengan kertas timah dan
dijepit dengan penjepit kertas agar bagian tengah daun tertutup sedangkan bagian
ujung dan pangkal daun terbuka. Daun dibiarkan terbuka terkena sinar matahari,
diambil, dan dimasukkan ke dalam larutan alkohol yang sudah dipanaskan sampai
klorofil larut, daun tersebut diambil dan direndam dalam larutan JKJ, daun
diangkat dari larutan JKJ dan perubahan warna pada daun diamati.
3.4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan praktikum Biokimia Tanaman acara Fotosintesis yang telah


dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Dokumentasi Hasil Dokumentasi Hasil

2 1
2
1

Sumber: Data Primer Praktikum Sumber: Data Primer Praktikum


Biokimia Tanaman, 2022. Biokimia Tanaman, 2022.
Ilustrasi 1. Daun Jambu Kristal yang Ilustrasi 2. Daun Jamblang yang
sudah direndam JKJ sudah direndam JKJ
Keterangan:
1. Bagian daun yang ditutupi aluminium foil
2. Bagian daun yang tidak ditutupi aluminium foil

Berdasarkan Ilustrasi 1. diperoleh hasil bahwa bahwa daun yang bewarna


lebih gelap merupakan daun yang tidak ditutupi dengan Aluminium foil,
sedangkan pada daun yang warnanya lebih terang merupakan daun yang ditutupi
Aluminium foil. Bagian daun jambu yang ditutupi Aluminium foil memiliki
warna terang setelah direndam JKJ, karena tidak mengalami proses fotosintesis
dan tidak terbentuk karbohidrat sehingga menghasilkan warna yang terang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Prajnapramita dan Susanti (2021) zat amilum mampu
bereaksi dengan larutan uji JKJ yang akan membentuk warna berbeda karena
molekul yodium masuk ke dalam spiral heliks dan membentuk kompleks warna
tertentu. Bagian lain dari daun jambu yang tidak ditutupi oleh Aluminium foil
memiliki warna yang lebih gelap setelah direndam JKJ, hal tersebut karena terjadi
proses fotosintesis yang menghasilkan fotosintat berupa karbohidrat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Martina dan Fickri (2020) yang menyatakan bahwa
larutan JKJ memberikan reaksi dengan amilum menjadi warna gelap yang
menandakan bahwa terjadi proses fotosintesis pada daun.
Proses berjalannya fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
sangat berpengaruh seperti adanya faktor lingkungan dan genetik tanaman. Hal ini
sesuai dengan pendapat Setyanti et al., (2013) yang menyatakan bahwa laju
proses fotosintesis dipengaruhi oleh faktor genetik meliputi perbedaan antara
spesies, pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi fotosintat sedangkan
faktor lingkungan meliputi ketersediaan air, CO2, cahaya, unsur hara dan suhu.
Fotosintesis akan menghasilkan glukosa dan oksigen yang dapat diidentifikasi
dengan larutan JKJ. Hal ini sesuai dengan pendapat Missa et al., (2020) bahwa
larutan JKJ dapat mengidentifikasi kumpulan glukosa atau biasa disebut dengan
amilum yang terdapat pada daun suatu tanaman dengan bereaksi menghasilkan
warna gelap.
Warna gelap yang muncul pada daun jambu setelah direndam larutan JKJ
mengidentifikasi bahwa terdapat kandungan amilum pada daun. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suyatman (2020) yang menyatakan bahwa hasil dari fotosintesis
adalah glukosa dan kumpulan dari glukosa disebut amilum. Glukosa hasil proses
fotosintesis sebagian akan di teruskan ke organ lain tumbuhan yang
membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Taurina (2014) yang menyatakan
bahwa glukosa hasil fotosintesis akan dibagi ke organ lain yang membutuhkan
dan sebagian lainnya akan disimpan sebagai cadangan makanan.

3.5. Simpulan dan Saran

3.5.1. Simpulan

Berdasarkan Praktikum Biokimia Tanaman acara Pengamatan Sel yang


telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan warna menuju
gelap setelah diberi tetesan larutan JKJ pada bagian daun yang tidak tertutupi oleh
Aluminium foil. Dapat disimpulkan bahwa proses fotosintesis terjadi pada bagian
tersebut. Semetara itu tidak terjadi perubahan warna terhadap daun yang tertutup
Aluminium foil.

3.5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk Praktikum Biokimia Tanaman acara


Pengamatan Sel yaitu alangkah lebih baik jika daun sudah terkena sinar matahari
dengan waktu yang cukup lama agar terlihat perbedaan hasil pada daun yang
tertutup Aluminium foil dengan daun yang tidak ditutupi Aluminium foil.
DAFTAR PUSTAKA

Al Liina, A. S., D. E. Pitorini. S. Salma. S. K. Nisa, dan B. A. Prayitno. 2018.


Profil miskonsepsi siswa kelas x di sebuah sma swasta di Karanganyar. J.
Pendidikan Teori dan Praktik, 3 (2) : 68 – 73.

Andaruni, N. Q. R. dan B. Nurbaety. 2018. Efektivitas pemberian tablet zat besi


(Fe), vitamin C dan jus buah jambu biji terhadap peningkatan kadar
hemoglobin (Hb) remaja putri di Universitas Muhammadiyah Mataram. J.
Kebidanan UM. Mataram, 3 (2) : 104 - 107.

Anggraini, F., A. Suryanto, dan N. Aini. 2013. Sistem tanam dan umur bibit pada
tanaman padi sawah (Oryza Sativa L). J. Produksi Tanaman, 1 (2) : 52 – 60.

Budiani, B., F. Permana, dan H. Fadlisyah. 2020. Standarisasi pelabelan larutan


pereaksi di laboratorium quality control menggunakan metode poka yoke
untuk menghindari penggunaan larutan kadaluarsa. J. Ilmiah Teknologi
Infomasi Terapan, 7 (1) : 36 – 40.

Christi, A., M. Sudarmi, dan D. N. Sudjito. 2015. Desain pembelajaran ipa


terpadu dengan topik sistem kapilaritas membantu proses fotosintesis pada
tumbuhan. J. Berkala Pendidikan Fisika, 6 (2) : 10 – 20.

Dewi, D. S. dan Z. Z, Dewi. 2019. Pengaruh waktu kontak dan ph terhadap ion cr
(vi) dalam limbah tekstil menggunakan bioadsorben daun jambu biji dan
daun teh. J. Teknik, 5 (2) : 141 – 158.

Dewi, S. P., I. J. A. Prasetia, dan C. I. S. Arisanti. 2021. Pengaruh amilum


manihot partially pregelatinized sebagai penghancur intragranular–
ekstragranular pada formulasi tablet ekstrak daun ubi jalar merah (Ipomoea
batatas L.). J. Ilmiah Medicamento, 7 (1) : 62 – 70.

Febrianti, S., H. Sulistyarti, dan Atikah. 2013. Penentuan kadar iodida secara
spektrofotometri berdasarkan pembentukan kompleks amilum-iodium
menggunakan oksidator. J. Ilmu Kimia Universitas Brawijaya, 1 (1) : 50 –
56.
Listari, A., S. Supanjani., S. Sumardi., W. Widodo, dan D. Djamilah. 2019.
Pengaruh dosis pupuk kandang kambing dan npk 16: 16: 16 terhadap
pertumbuhan dan kualitas jambu biji kristal (Psidium guajava L.) pada
musim penghujan. J. Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 21 (1) : 44 – 48.

Lupitasari, D., M. Melina, dan V. A. Kusumaningtyas. 2020. Pengaruh cahaya


dan suhu berdasarkan karakteristik fotosintetik ceratophyllum demersum
sebagai agen fitoremediasi. Jurnal Kartika Kimia, 3 (1) : 33 – 38.
Martina, K. R. dan D. Z. Fickri. 2020. Petunjuk praktikum biokimia. Jakad media
publishing, Surabaya.

Missa, H., E. J. E. J. Eduk. A. Djalo, dan A. B. Baunsele. 2020. Sosialisasi uji


kandungan bahan makanan di SMP N2 Amanuban Selatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur. J. Pengabdian Kepada Masyarakat, 3 (4) : 37 – 42.

Novitasari, R. 2013. Pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi panganan olahan


kripik pedas. J. Teknologi Pertanian, 2 (2) : 18 – 30.

Nurcahyani, E., N. A. Mutmainah., S. Farisi, dan R. Agustrina. 2019. Analisis


kandungan karbohidrat terlarut total planlet buncis (Phaseolus vulgaris L.)
menggunakan metode fenol-sulfur secara in vitro. J. Analytical and
Environmental Chemistry, 4 (1) : 73 – 80.

Pakpahan, T. E. 2015. Kajian tekhnik mencangkok perbanyakan jambu Kristal


(Psidium guava). J. Agrica Ekstensia. 2 (9) : 27 – 30.

Prajnaparamita, K. dan S. Susanti. 2021. Karakter Morfologis dan perkembangan


anatomis biji melinjo (Gnetum gnemon L.). J. Biogenesis, 17 (2) : 49 – 60.

Prasetyo, R. 2014. Pemanfaatan berbagai sumber pupuk kandang sebagai sumber


N dalam budidaya cabai merah (Capsicum annum L.) di tanah berpasir. J.
Agrosains, 2 (2) : 125 – 132.

Putri, B. O. K. dan I. Isnawati. 2018. Profil miskonsepsi buku teks pada konsep
enzim dan metabolisme sel kelas xii sma di Kabupaten Sidoarjo. J. Berkala
Ilmiah Pendidikan Biologi, 7 (3) : 468 – 477.

Rusdi, M., S. Supratomo, dan A. Waris. 2017. Mempelajari hydrocooling


terhadap distribusi suhubuah jambu biji merah (Psidium guajava). J.
Agritechno, 10 (1) : 17 - 25.

Sari, A. K., S. Indriyani., G. Ekowati, dan J. Batoro. 2017. Keragaman struktur


butir amilum, kadar tepung, dan clustering delapan taksa tanaman berumbi
di desa simo kecamatan kendal kabupaten ngawi. Biotropika: J. Biologi
Tropis, 5 (1) : 14 – 21.
Setyanti, Y. H., S. Anwar, dan W. Slamet. 2013. Karakteristik fotosintetik dan
serapan fosfor hijauan alfalfa pada tinggi pemotongan dan pemupukan
nitrogen yang berbeda. J. Peternakan Hewan, 2 (1) : 86 – 96.

Suyatman, S. 2020. Menyelidiki energi pada fotosintesis tumbuhan. J. Pendidikan


IPA, 9 (2) : 134 – 140.

Taurina, W. 2014. Uji amilum limbah minyak sawit (Elaeis guineensis jacq.)
sebagai bahan pengikat pada tablet parasetamol. J. Borneo Akcaya, 1 (1) :
46 – 54.

Yustiningsih, M. 2019. Intensitas cahaya dan efisiensi fotosintesis pada tanaman


naungan dan tanaman terpapar cahaya langsung. J. Pendidikan Biologi, 4 (2)
: 44 – 49.

Zuraida, N. U., Yuliani, dan E. Ratnasari. 2015. Kelayakan teoritis lembar


kegiatan siswa uji amilum hasil fotosintesis untuk melatihkan keterampilan
proses terintegrasi. J. Bioedu, 4 (3) : 1023 – 1028.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Fungsi
1.

Mengambil larutan JKJ

Pipet Tetes
2.

Memasukkan dan
mengambil daun dari
larutan alkohol

Pinset

3.

Menjepit daun yang


ditutup Aluminium foil

Penjepit Kertas
Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan
4.

Wadah alkohol ketika di


panaskan

Gelas Beaker
5.

Untuk memanaskan
alkohol

Kompor Listrik
6.

Untuk menutupi sebagian


daun

Aluminium Foil
Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan
7.

Untik meletakkan daun


yang ditetesi larutan JKJ

Cawan Petri
8.

Untuk mengetahui
kandungan amilum

Larutan JKJ
9.

Untuk melarutkan klorofil


daun

Alkohol 70%
Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan
10.

Bahan yang diamati

Daun Jamblang
11.

Bahan yang diamati

Daun Jambu Kristal

Anda mungkin juga menyukai