Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOSINTESIS

OLEH

NAMA : SILVINA PUJI ARDIYANTI


NIM : 08041282126054
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN : NURUL FAIZAH

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semua organisme hidup melakukan metabolisme yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu bentuk metabolisme adalah
transportasi, yaitu pergerakan air dan materi dari luar ke dalam tubuh atau
sebaliknya. Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan
metabolisme, yaitu mengangkut air dan mineral ke dalam tubuh. Transportasi ini
biasanya dilakukan melalui proses difusi dan osmosis yang melibatkan membran.
Tumbuhan mengandung membran sel yang fungsinya untuk mengatur keluar
masuknya suatu zat supaya mendapat pH yang sesuai (Ulfa et al., 2020).
Tumbuhan harus menyesuaikan diri dengan keadaan habitatnya agar dapat
hidup dengan baik. Penyesuaian diri terhadap lingkungan mengakibatkan adanya
sifat khas baik secara struktural maupun fungsional yang memberikan peluang
agar berhasil dalam lingkungan tertentu. Secara anatomi organ yang menyusun
tumbuhan dapat digunakan untuk mengenal adaptasi tumbuhan terhadap keadaan
sekelilingnya atau lingkungan luar agar dapat bertahan. Optimalisasi peranan
tumbuhan bagi keberlangsungan hidup bergantung pada faktor internal dan
eksternal atau lingkungan (Setiawati dan Syamsi, 2019).
Proses fotosintesis adalah proses pengolahan yang terjadi dalam tumbuhan
hijau. Agar proses fotosintesis dapat berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan
bahan-bahan yang beragam. Bahan-bahan antara lain air, gas karbondioksida,
sinar matahari, dan unsur hara yang ada dalam tanah. Unsur hara dalam tanah
biasanya diserap dan didistribusikan melalui akar. Lebih tepatnya, rambut akar.
Sedangkan gas karbondioksida diperoleh dari mulut daun (stomata) dan lubang
kecil pada batang (lentisel). Karbon dioksida di udara masuk ke daun tumbuhan
melalui stomata. Konduktansi stomata sangat mempengaruhi besarnya
fotorespirasi (Cahyo et al., 2020).

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui pengaruh csinar matahari
dan spektrum warna pada proses fotosintesis.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fotosintesis


Fotosintesis adalah proses biokimia pembentukan karbohidrat dari zat
anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama yang mengandung zat hijau
daun yaitu klorofil. Selain organisme yang mengandung daun hijau, ada juga
organisme seperti alga dan berbagai bakteri yang menggunakan nutrisi, karbon
dioksida, dan air untuk fotosintesis, serta membutuhkan bantuan energi matahari.
Proses itu dilakukan demi mendapat karbohidrat, fotosintesis juga termasuk reaksi
yang terjadi pada tanaman untuk memperoleh glukosa dan oksigen dengan
bantuan cahaya matahari. Fotosintesis sendiri merupakan sebuah proses penting
bagi tumbuhan, di mana energi dari sinar matahari diubah menjadi energi kimia
dan disimpan dalam bentuk senyawa organik (Zannah et al., 2023).

2.2. Proses Fotosintesis


Proses fotosintesis berfokus pada klorofil, yang membutuhkan sinar matahari
untuk membuat glukosa. Fotosintesis biasanya terjadi pada pagi dan sore hari.
Namun, ada juga proses fotosintesis yang tidak membutuhkan cahaya. Reaksi ini
memiliki dua komponen yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Naiknya kadar CO2
global, berdampak pada tanaman Fotoreaksi merupakan reaksi fotosintesis yang
terjadi pada pagi dan siang hari karena membutuhkan sinar matahari langsung.
Reaksi gelap tidak memerlukan sinar matahari, tetapi reaksi ini tidak terjadi tanpa
reaksi terang awal. Tahap-tahap fotosintesis meliputi reaksi bergantung cahaya di
membran tilakoid dan siklus Calvin di stoma, yang memerlukan sinar matahari
untuk terjadi (Yustiningsih, 2019).
Mekanisme reaksi terang membutuhkan cahaya. Reaksi ini terjadi pada
bagian tilakoid daun, tepatnya di grana. Pada reaksi terang terjadi proses fotolisis
air atau pemecahan air dengan bantuan cahaya. Klorofil akan menyerap energi
cahaya matahari, memecah air (H2O), menghasilkan oksigen (O2) dan energi
berupa Adenosine Triphosphate (ATP). Reaksi terang ini dapat dibagi lagi
menjadi dua bentuk tahapan, yaitu nonsiklik dan siklik. Kurangnya energi cahaya

Universitas Sriwijaya
matahari dapat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman
meskipun kebutuhan cahaya matahari bervariasi dan tergantung pada jenis
tanaman (Zannah et al., 2023).
Reaksi gelap memiliki istilah berupa Siklus Calvin-Benson, dalam reaksi ini
tidak membutuhkan cahaya matahari dalam proses menghasilkan gula serta
oksigen. Fenomena reaksi gelap ini kemudian terjadi setelah reaksi terang, yang
merupakan proses ATP dan NADPH. Lalu dibuahi oleh CO2 dan menjadi gula.
Stroma juga merupakan tempat berlangsungnya reaksi gelap, di tempat ini terjadi
fiksasi, reduksi hingga regenerasi. Adapun fase yang terjadi pada stroma antara
lain seperti fiksasi CO2, reduksi dan pembentukan RuBP. RuBP merupakan
substrat untuk pembentukan karbohidrat pada fotosintesis (Cahyo et al., 2020).

2.3. Faktor yang Mempegaruhi Fotosintesis


Cahaya adalah faktor kunci untuk berfungsinya fotosintesis. Intensitas
Cahaya Semua tanaman memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda. Tanaman C3
(kacang, kapas, kedelai, kentang, gandum) kurang toleran terhadap cahaya,
sehingga intensitas cahaya yang tinggi tidak meningkatkan intensitas fotosintesis.
Di sisi lain, jenis tanaman C4 (tebu, jagung, sorgum) lebih ringan. Intensitas
cahaya yang tinggi meningkatkan intensitas fotosintesis. Panjang Gelombang
Cahaya Setiap spektrum warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda.
sinar matahari yangintens diperlukan secara berkelanjutan untuk menggabungkan
karbon dioksida dan air dalam pembentukan karbohidrat sebagai sumber energi
bagi tanaman (Zannah et al., 2023).
Semua tumbuhan membutuhkan suhu yang berbeda. Untuk tanaman C3, suhu
optimum yang dibutuhkan adalah sekitar 20-26°C. Untuk tanaman C4, suhu
optimum yang diperlukan untuk fotosintesis adalah sekitar 35-40 °C. Selain itu
(CO2) dan oksigen (O2). Umur Tanaman juga berpengaruh. saat tanaman dewasa,
jaringan mereka menjadi lebih lengkap, meningkatkan efisiensi dan kecepatan
proses fotosintesis. Karbondioksida memiliki pengaruh besar pada fotosintesis.
Semakin tinggi konsentrasi karbon dioksida, semakin tinggi laju fotosintesis.
Berbeda dengan karbon dioksida, konsentrasi oksigen yang lebih tinggi
mengurangi intensitas fotosintesis. Rendahnya konsentrasi CO2 serta tingginya,
konsentrasi O2 ini menyebabkan RuBP teroksigenasi (Cahyo et al., 2020).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 25 Oktober 2023. Pukul 13.00
sampai 15.30 WIB. Bertempat di laboratorium Biosistematika Tumbuhan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat pemanas listrik atau
penangas air, cawan petri, gelas beaker, gelas ukur, gelas piala, kertas transparan,
spidol, pipet, tabung reaksi dan wadah. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
air, alkohol 70 %, aluminium foil, daun Averrhoa carabola L, larutan fenol red,
larutan iodium, Hydrilla sp. dan NaHCO2.

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Fotosintesa I
Masing-masing tabung reaksi diisi dengan air dan diteteskan fenol red,
maka larutan akan berwarna merah (basa), lalu diasamkan larutan dengan ditiup
dengan menggunakan corong, sehingga warna larutan menjadi kuning.
Dimasukan Hydrilla sp. sampai terendam seluruhnya. Diletakkan pada panas
matahari langsung, didalam ruang gelap dan ditempat gelap. Dicatat waktu yang
dibutuhkan untuk merubah warna kunig menjadi merah kembali dan dibuat
reaksinya.
3.3.2. Fotosintesa II
Hydrilla sp. dimasukkan ke dalam tabung sebanyak dua tangkai dengan
tangkai ke arah bawah tabung. Tabung diisi dengan 0,5% NaHCO2 sampai penuh,
lalu diletakkan terbalik didalam beaker glass sedemikian rupa sehingga tak
terbentuk ruangan udara. Beaker glass dibungkus dengan kertas berwarna dan
diletakkan pada sinar matahari selama 2 jam atau lebih. Dinding tabung dipukul-
pukul agar gelembung terlepas dari tanaman, berdirikan tabung, lalu bekas udara
ditandai menggunakan spidol. Isi tabung dikeluarkan dan diisi air dengan

Universitas Sriwijaya
menggunakan pipet sampai batas yang telah ditandai. Setelah itu, volume air yang
ada diukur menggunakan gelas ukur. Volume air ini sama dengan volume oksigen
yang terbentuk selama fotosintesa. Dibandingkan pengaruh warna terhadap reaksi
ini.
3.3.3. Pengaruh Cahaya dalam Fotosintesis (Uji Sach)
Petik daun yang ditutupi sebagian sebelum percobaan dimulai dan
langsung dimasukkan ke dalam kantung plastik yang telah diisi dengan alkohol
70% untuk menghentikan aktivitas enzim yang ada di dalam daun tersebut.
Disiapkan penangas air yang telah dipanaskan diatas pemanas listrik. Dipanaskan
diatas api biasa, tetapi harus hati-hati karena alkohol mudah terbakar. Diambil
daun dan dimasukkan ke dalam gelas piala yang sudah berisi alkohol 70%
sebanyak ½ volumenya. Dipanaskan daun dalam alkohol pada penangas air yang
telah disiapkan dan dibiarkan seluruh klorofil dalam daun larut dalam alkohol dan
daunnya berwarna putih pucat. Apabila daun sudah putih pucat, diambil daun
tersebut dan diletakkan pada cawan petri. Ditetesi larutan tersebut menggunakan
larutan iodium dan diperhatikan apa yang terjadi (pati dalam larutan iodium akan
berwarna biru tua).

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada percobaan maka
didapatkan hasil sebagai berikut.
4.1.1. Fotosintesa I
Lokasi Pengamatan Waktu Gambar dan Keterangan

Luar Ruangan 20 menit pertama

Terjadi perubahan warna


dari kuning berubah
menjadi warna sedikit
kemerahan setelah
dilakukan peniupan. Ada
sedikit gelembung yang
menandakan terjadinya
proses fotosintesis

Luar Ruangan 20 menit kedua

Perubahan warna menjadi


merah terjadi pada waktu
20 menit kedua. Gelembung
lebih banyak dari 20 menit

Universitas Sriwijaya
pertama

Luar Ruangan 20 menit terakhir

Terjadi perubahan warna


dari kuning berubah
menjadi warna kemerahan
dan banyak gelembung

Ruangan Kultur 20 menit pertama


Jaringan

Tidak menunjukkan
perubahan warna setelah
dilakukan peniupan

Ruangan Kultur 20 menit kedua


Jaringan

Terjadi perubahan warna


kuning menjadi sedikit
kemerahan terjadi pada
waktu 20 menit kedua

Universitas Sriwijaya
Ruangan Kultur 20 menit terakhir
Jaringan

Terjadi perubahan warna


kuning menjadi kemerahan

4.1.2. Fotosintesa II
Gambar Keterangan

Kertas warna merah kelompok 3

Ada banyak gelembung yang dihasilkan


sebanyak 1,3 ml

Kertas warna putih kelompok 10

Ada banyak gelembung yang dihasilkan


sebanyak 0,7 ml

Kertas warna hijau kelompok 7

Universitas Sriwijaya
Ada banyak gelembung yang
dihasilkan, sebanyak 1,2 ml

Kertas warna biru kelompok 9

Ada banyak gelembung yang


dihasilkan, sebanyak 0,4 ml

4.1.3. Pengaruh Cahaya dalam Fotosintesis


Gambar Keterangan

Sebelum diberi lugol

Warna daun pucat sedikit transparan

Setelah diberi lugol

Tidak terjadi perubahan warna pada


daun baik yang diberi perlakuan,
dibungkus aluminium foil maupun yang
tidak dibungkus aluminium foil

Universitas Sriwijaya
4.1. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan fotosintesis I diketahui
perubahan warna air ke warna merah butuh waktu yang lama pada sampel yang
diletakkan di dalam ruang, sedangkan pada sampel yang diletakkan di luar
ruangan terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung udara dengan waktu
yang lebih cepat. Menurut Sarjani et al. (2022), proses mengubah CO2 dan H2O
menjadi amilum dan gas CO2 dibutuhkan cahaya matahari. Cahaya matahari
berperan dalam membantu proses tranfer elektron.
Hasil penelitian menunjukkan saat corong gelas ditutup dengan tabung reaksi,
gelembung udara bermunculan di sekitar tanaman Hydrilla sp. Gelembung yang
dihasilkan adalah gas oksigen yang terbentuk karena proses fotolisis ketika air
diuraikan menjadi gas oksigen, sehingga kadar air didalam tabung berkurang.
Pada bagian luar botol berisi Hydrilla sp. di tutupi kertas berwarna berbeda. Dan
hasilnya masing-masing warna menghasilkan gelembung yang berbeda pula. Pada
kertas berwarna merah gelembung yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan
dengan warna lain. Menurut Lupitasari et al. (2020), tanaman lebih banyak
menyerap sinar berwarna biru dengan panjang gelombang antara 440-470 nm dan
sinar berwarna merah antara 640-660 nm.
Cahaya matahari merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
laju fotosintesis. Menurut Pramadana et al. (2021), namun jika kuantitas cahaya
terlalu tinggi, klorofil dapat mengalami kerusakan. Cahaya matahari berasal dari
cahaya putih yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen warna karena
panjang gelombang cahaya yang berbeda untuk setiap warna yang berbeda.
Komponen-komponen warna tesebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu. Gelombang cahaya pada sinar biru dan merah memiliki gelombang
yang tinggi. Spektrum warna inilah yang paling efektif bagi chlorophyl untuk
melakukan fotosintesis.
Laju fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Dari penelitian
yang dilakukan, diketahui bahwa masing masing perlakuan warna spektrum
cahaya tampak ada perbedaan laju fotosintesis pada tanaman air Hydrilla.
Sebagian energi matahari yang di serap akan di ubah menjadi energi kimia, yaitu
berupa zat kimia berenergi tinggi. Selanjutnya, zat itu akan digunakan untuk

Universitas Sriwijaya
proses penyusun zat gula. Menurut Lupitasari et al. (2020), pada intensitas cahaya
sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya
tinggi laju fotosintesis menjadi konstan. Karena, semakin rendah intensitas
cahaya, semakin rendah pula ATP yang terbentuk, sehingga memperlambat laju
reaksi fotosintesis.
Penggunaan NaHCO3 pada proses fotosintesis berguna untuk mempercepat
reaksi atau laju fotosintesis. Menurut Ilhami et al. (2020), pada saat fotosintesis
berlangsung, tumbuhan air akan menggunakan karbon dari HCO 3 untuk
menggantikan CO2 sehingga laju fotosintesis dapat terjadi dengan cepat.
Penggunaan senyawa kimia ini dapat memberikan dampak yang sangat besar
terhadap laju fotosintesis, karena natrium bikarbonat apabila dilarutkan dalam air
akan membentuk karbon dioksida yang menjadi bahan fotosintesis. Laju
fotosintesis di pH yang lebih rendah cenderung lebih cepat dibandingkan pada pH
basa diatas 7.
Percobaan 2 bagian daun tidak bereaksi atau mengalami perubahan warna
setelah di rebus dan ditetesi iodin. Menurut Zahara dan Fuadiyah (2021), setelah
daun yang direbus menggunakan alkohol dan ditetesi iodin, bagian bawah daun
yang ditutupi alumunium foil akan berwarna lebih terang dibandingkan dengan
bagian daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil. Hal ini disebabkan pada
bagian daun yang tertutup tidak mengalami fotosintesis dan tidak menghasilkan
amilum sehingga warnanya lebih terang. Sedangkan pada daun yang tidak ditutupi
alumunium foil tampak berwarna lebih gelap, pada bagian itu tidak terbentuk
amilum karena sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis terhalang
oleh alumunium foil.
Daun yang telah direbus dengan alkohol hingga daun layu, kemudian ditetesi
lugol tidak mengalami perubahan apapun Menurut Sarjani et al. (2022), daun
yang menjadi sampel direbus didalam aquades, setelah layu, dibilas dengan
aquades kemudian dididihkan kembali dengan larutan alkohol 70% hingga
alkohol berubah warna. Namun pada percobaan ini tidak dilakukan perebusan
dengan aquades terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menjadi faktor tidak
terdeteksinya amilum yang ada di dalam daun karena klorofil dalam daun belum
hilang sepenuhnya, sehingga saat ditetesi lugol amilum tidak bereaksi.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Sampel yang diletakkan di dalam ruang, sedangkan pada sampel yang
diletakkan di luar ruangan terjadi perubahan warna dan terdapat gelembung
udara dengan waktu yang lebih cepat.
2. Pada kertas berwarna merah gelembung yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan dengan warna lain.
3. Laju fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari
4. Penggunaan NaHCO3 pada proses fotosintesis berguna untuk mempercepat
reaksi atau laju fotosintesis.
5. Salah satu faktor tidak terdeteksinya amilum yang ada di dalam daun karena
klorofil dalam daun belum hilang sepenuhnya, sehingga saat ditetesi lugol
amilum tidak bereaksi.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Cambaba, S., dan Kasi, P. D. 2022. Karakteristik Stomata Daun Pucuk Merah
(Syzygium oleana) Berdasarkan Waktu Pengambilan Sampel yang
Berbeda. Cokroaminoto Journal of Biological Science, 4(1): 19-25.
Dacosta, Y. O., dan Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi
pada Tanaman Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 27(1): 40-
47.
Fausan, A., Setiawan, B. I., Arif, C., dan Saptomo, S. K. 2020. Analisa Model
Evaporasi dan Evapotranspirasi Menggunakan Pemodelan Matematika
pada Visual Basic di Kabupaten Maros. Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan. 5(3): 179-196.
Hanik, NR, Syafitri, D., Ningati, RK, Astari, LZ, Syifaiyah, AA, dan Nurhayati,
S. 2023. Hubungan Kecepatan Transpirasi Dengan Jumlah Stomata
Tanaman Adam Hawa (Rhoeo discolor) Di Kampus Universitas Veteran
Bangun Nusantara. Jurnal Biologi Tropis. 23 (4): 127-132.
Hutapea, C. I., Kalesaran, L., dan Ludong, D. P. 2023. Kajian Penggunaan LED
pada Pertumbuhan Tanaman Kailan dengan Sistem Hidroponik Dalam
Ruangan. Jurnal Bios Logos. 13(2): 84-91.
Liu, J. J., Zhang, Y., Niu, S., Bao, L., Yu, W., Chen, D., dan Xiang, D. 2023.
Response of Dahlia Photosynthesis and Transpiration to High-
Temperature Stress. Holticulturae. 9(1): 1-18.
Marantika, M., Hiariej, A., dan Sahertian, D. E. 2021. Kerapatan dan distribusi
stomata daun spesies mangrove di Desa Negeri Lama Kota Ambon. Jurnal
Ilmu Alam dan Lingkungan. 12(1):1-6.
Ningsih, C. S., dan Daningsih, E. 2022. Ketebalan Daun dan Laju Transpirasi
Tanaman Hias Monokotil. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 27(4): 514-
520.
Yustiningsih, M. 2019. Intensitas Cahaya Dan Efisiensi Fotosintesis Pada
Tanaman Naungan Dan Tan Aman Terpapar Cahaya Langsung. Bio-Edu:
Jurnal Pendidikan Biologi. 4(2): 44–49.
Zannah, H., Evie, R., Sudarti, S., dan Trapsilo, P. (2023). Peran Cahaya Matahari
Dalam Proses Fotosintesis Tumbuhan. Cermin: Jurnal Penelitian. 7(1),
204-214.
Setiawati, T., dan Syamsi, I. F. 2019. Karakteristik Stomata Berdasarkan Estimasi
Waktu dan Perbedaan Intensitas Cahaya pada Daun Hibiscus tiliaceus
Linn. di Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Pro-Life. 6(2): 148-159.

Universitas Sriwijaya
Ulfa, H. L., Falahiyah, R., dan Singgih, S. 2020. Uji Osmosis pada Kentang dan
Wortel Menggunakan Larutan Nacl. Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan Alam. 9(2): 1-10.
Cahyo, A. N., Murti, R. H., dan Putra, E. T. S. 2020. Dampak Kekeringan
Terhadap Proses Fisiologis, Pertumbuhan, Dan Hasil Tanaman Karet
(Hevea brasiliensis Arg.). Warta Perkaretan. 39(1): 57-72.
Zahara, F. dan Fuadiyah, S. 2021. Pengaruh cahaya matahari terhadap proses
fotosintesis. Prosiding Semnas Bio. 1(1): 1-4.

Lupitasari, D., Melina, M., dan Kusumaningtyas, V. A. 2020. Pengaruh cahaya


dan suhu berdasarkan karakter fotosintesis ceratophyllum demersum
sebagai agen fitoremediasi. Jurnal kartika kimia. 2(1):33-28.
Pramadana, M. H., Rivaj, M., dan Pirngadi, H. (2021). Sistem Kontrol
Pencahayaan Matahari pada Aquascape. Teknik ITS. 10(1): 15–21.
Ilhami T. K., Kawaroe, M., Effendi, H., dan Zamani, N. P. 2020. The Effect Of
Acidification On Growth And Photosynthesis Rate Of Seagrass Thalassia
hemprichii (Ehrenberg.) Ascherson. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis. 12(3):687-696.

Sarjani, T. M., Muriza, A., Damayanti, D., Hasibuan, F. U., Nuzhula, L., Balqis,
N., dan Yurida, Y. 2022. Kadar Simpanan Amilum Dalam Daun Suruhan
(Peperomia pellucida), Daun Kelor (Moringa oleifera) Dan Daun Kitolod
(Hippobroma longiflora). Bioma: Jurnal Biologi dan Pembelajaran
Biologi. 7(2): 171-183.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Fotosintesa 1 Gambar 2. Fotosintesa 1 Gambar 3. Fotosintesa 1


luar ruangan 20 menit luar ruangan 20 menit luar ruangan 20 menit
pertama kedua ketiga

Gambar 4. Fotosintesa 1 Gambar 5. Fotosintesa 1 Gambar 6. Fotosintesa 1


ruangan kultur jaringan ruangan kultur jaringan ruangan kultur jaringan
20 menit pertama 20 menit kedua 20 menit terakhir

Gambar 7. Fotosintesa 2 kertas warna Gambar 8. Fotosintesa 2 kertas warna


merah putih

Universitas Sriwijaya
Gambar 9. Fotosintesa 2 kertas warna Gambar 10. Fotosintesa 2 kertas warna
hijau biru

Gambar 11. Sebelum diberi lugol Gambar12. Setelah diberi lugol

Jurnal Internasional

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai