Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Hubungan Fotosintesis Cahaya Dengan Laju Fotosintesis

Dosen Pengampu : Nisa Budi Arifiana, S.ST.,MP.

Teknis: Muh Hasan, SP

Joko Hendaryono, A.Md

Disusun Oleh:

Golongan B

Kelompok 8

Agung : (A43220)

Indana Zulfa : (A43220856)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai


kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan
suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun
satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis,
hal ini disebabkan klorofil yang berada di dalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro, 1986).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi (Utomo, 2007).

Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap dan
dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis
memerlukan cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar
terhadap laju keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya rendah,
laju fotosintesis akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor
pembatas (Ismail, 2011).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling
sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer,
trimer dan lain-lain.

1.2 Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat


yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun
atau klorofil yang memanfaatkan cahaya dan karbondioksida Fotosintesis hanya
berlangsung pada mahluk hidup autotrop (membuat makanan sendin) contohnya
tumbuhan hijau, alga hijau, intinya mereka yang mengandung klorofil untuk
keperluan fotosintesis

Glukosa yang dihasilkan dan proses fotosintesis digunakan untuk membentuk


senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat digunakan sebagai bahan bakar
Proses ini berlangsung melalui proses respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan
maupun tumbuhan Paida respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air dan energi kimia.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis :

Cahaya

Komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas,


kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahan yang
diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk
terjadinya fotosintesis.

Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

Suhu

Enzim enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu
maksimalnya. Umumnya laju fotosintesis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.

Kadar air

Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat


penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis
Kadar fotosintat

Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh laju fotosintesis akan menurun.

Tahap pertumbuhan

Laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah
dibanding dengan tumbuhan dewasa Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh

Fotosintesis digerakkan oleh energi matahari (photon). Dan keseluruhan cahaya


matahari yang terpancar, hanya sekitar 0,5 3,5% yang diserap daun untuk fotosintesis.
Daun mampu menangkap energi surya karena memiliki sistem penangkap energi
surya (light harvesting system) atau sistem septor photon dan sistem transfer elektron
dalam kloroplas. Pada kloroplas terdapat photosystem I dan II yang merupakan
kumpulan pigmen dan aseptor elektron yang lain seperti klorofil a, klorofil b,
karotenoida, sitokrom, plastosianin, quinon, plastoquinon, ferrodoksin, pigmen 680,
pigmen 700 dan sebagainya. Berbagai pigmen tersebut memiliki kemampuan
menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya matahan. Cahaya matahari
merupakan polichromatis tersusun atas beberapa warna cahaya dengan panjang
gelombang tertentu. Energi photon sangar tergantung dari panjang gelombang. Sinar
biru dan merah paling dominan diserap, namun jenis sinar yang lain juga terlibat
dalam fotosintesis. Energi photon sinar matahari memenuhi rumus:

E=h.v=b.c

Keterangan: E=energi photon

h=konstanta planck 16,62 x 10-27 Erg Sec-1

C = kecepatan cahaya (3x1010 cm Sec-1

=panjang gelombang

v = frekuensi (Sec-1.)

Karena energi photon tiap jenis sinar berbeda maka efek jenis sinar dan intensitasnya.
Cahaya yang dapat digunakan dalam fotosintesis mempunyai syarat kualitas (Jenis
gelombang) dan kuantitas (intensitas cahaya) tertentu. Dalam kondisi normal, cahaya
matahan memenuhi syarat itu. Sehingga secara alami cahaya matahan merupakan
sumber energi bagi fotosintesis, Pigmen fotosintetik sebagai penangkap energi cahaya
matahari berupa klorofil dan atau karotenoid. Energi surya merupakan penggerak
proses fotosintesis yang terjadi di daun atau jaringan fotosintetik lainnya.
Kemampuan organ atau jaringan ditopang oleh dimilikinya perangkat pigmen dan
aseptor elektron lain yang membentuk perangkat fotosistem dan sistem enzimnya
yang berperan mengubah energi surya menjadi energi kimia. Sistem pigmen ini
terutama berperan pada proses proses pada tahapan reaksi cahaya yang terkait dengan
fotolisis HO, fotofosforilasi, dan pembentukan reduktor kuat NADPH₂
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilakukan pada hari Selasa 9 Mei 2023 pada pukul 01.00 WIB. Bertempat
di lapangan Hijau Politeknik negeri Jember

3.2 Alat dan bahan

Beaker glass

Tabung reaksi

Corong gelas

Kawat

Plastik mika warna merah, kuning, hijau, biru, nila, ungu, putih

Bahan

Tanaman hydrilla, air

3.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan praktikum

2. Potong satu cabang hydrilla verticillata yang sehat sepanjang kurang lebih 15cm,
masukkan kedalam corong kaca

3. Masukkan corong kaca kedalam beaker glass yang terisi air dengan posisi corong
menghadap kebawah. (Pastikan semua ruang terisi air)

4. Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi dalam keadaan terbalik (didalam
bak berisi air)

5. Masing-masing rakitan ditutup dengan plastik mika dengan warna yang berbeda
sesuai dengan perlakuan

6. Amati timbulnya gelembung gelembung gas yang muncul dari potongan cabang
selama 30 menit dengan 3 kali ulangan
7. Hitung Jumlah gelembung yang dihasilkan pada warna yang berbeda. Banyaknya
gelembung persatuan waktu dapat digunakan sebagai petunjuk laju fotosintesis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Ulangan Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu Putih


ke-

Ulangan 51 2 6 11 10 246 30 1.424


1

Ulangan 73 10 13 19 7 328 28 1.200


2

Ulangan 132 22 23 23 5 178 25 1.417


3

Rata- 85,3 11,3 14 17,6 7,33 253,7 27,6 1.347


rata

4.2 Pembahasan

Percobaan ini tentang proses fotosintesis pengaruh intensitas cahaya dengan


mengamati tumbuhan air Hydrilla sp yaitu apabila dilakukan percobaan terang
dengan memberikan tutup kertas mika putih dapat dilihat dari hasil dimana,
gelembung yang dihasilkan pada 10 menit pertama adalah 1.424 gelembung tetapi
bentuknya kecil-kecil seperti busa dan volume airnya tetap 700 ml, hal ini terjadi
karna tutup mika yang dipakai berwarna putih sehingga cahaya matahari dapat
langsung tembus. Meskipun waktu praktikum mendung tetap saja gelembung yang
keluar sangat banyak hingga tidak dapat terhitung saking banyak dan cepat keluarnya.
tersebut  dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi fotosintesis
semakin besar intensitas cahayanya maka gelembung-gelembung yang dihasilkan
semakin sedikit sedangkan semakin rendah intensitas cahaya maka gelembungyang
dihasilkan semakin banyak.

Pada 10 menit ulangan ke dua gelembung yang dikeluar tanaman hydrilla juga sama
banyaknya sebanyak 1.200. dengan ukuran yang kecil-kecil bergerombol, dengan
volume airnya juga tetap. Seharusnya hasil percobaan dapat dilihat bahwa kecepatan
fotosintesa antara Tanaman yang berada di tempat terang lebih cepat berfotosintesa
daripada di tempat yang kekurangan cahaya. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis
dibantu dengan adanyacahaya. Sehingga tinggi intensitas cahaya semakin banyak
energi yang terbentuk sehinggaakan mempercepat proses fotosintesis, tetapi hasil
percobaan menghasilkan kecepatan fotosentesa berada ditempat yang kekurangan
cahaya lebih cepat berfotensintesa daripada ditempat terang/cahaya. Hal ini tidak
sesuai dengan teori yang telah dikemukakan dantelah diakui

Kemudian pada 10mnt ulangan ke tiga jumlah gelembung yang naik keatas berjumlah
banyak juga yaitu sebanyak 1417. Perlakuan tersebut
dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi fotosintesis semakin besar
intensitas cahayanya maka gelembung-gelembung yang dihasilkan semakin sedikit
sedangkan semakin rendah intensitas cahaya maka gelembung yang dihasilkan
semakin banyak. pada eksperimen.

Hasil percobaan dapat diketahui bahwa kecepatan fotosintesa yang paling cepat
adalah pada ulangan ke 1 ditempat yang kurang mendapatkan cahaya/ redup dan
kecepatan fotosintesa yang paling lambat adalah pada ulangan ke-2. Sehingga pada
percobaan tinggi intensitas cahaya semakin sedikit energy yang terbentuk sehingga
akan mempercepat proses fotosintesis.

Berdasarkan hasil percobaan pengaruh intensitas cahaya terhadap laju


fotosintesis mempegaruhi tempat yang terkena sinar matahari langsung sehingga
memilki laju fotosintesis yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang diletakkan
pada tempat yang teduh. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah gelembung O2 yang
dihasilkan pada proses fototsintesis tersebut. Gas oksigenini terbentuk karena proses
fotolisis. fotolisis adalah berubahnya air menjadi oksigen yang
menunjukkan meningkatnya intensitas cahaya akan mempengaruhi laju fotosintesis
dimana meningkatnya intensitas cahaya ini juga akan meningkatkan laju fotosintesis
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, K. & Wuryaningsih, S. 2007. Respon Pembungaan Beberapa Kultivar


Anthurium Bunga Potong. Agritrop 2(26): 51-56.

Budi Utomo. (2007). Fotosintesis pada Tumbuhan. Karya Ilmiah. Fakultas Pertanian
USU.

Ismail. (2008).Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

BKPM Fisiologi Tumbuhan hal-52 sampai 54

Anda mungkin juga menyukai