FOTOSINTESIS
Oleh
KELOMPOK I
NIM : 21308251049
2022
FOTOSINTESIS
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. KAJIAN PUSTAKA
Fotosintesis adalah proses biosintesis yang paling luas di bumi. Proses fotosintesis
terjadi di kloroplas yang didalamnya memiliki kumpulan kalsium. Kalsium dalam
kloroplas dapat mengatur jalur fotosintesis, yang merupakan sumber utama suplai energi
bagi sel tumbuhan. Stomata merupakan saluran penting bagi tumbuhan untuk
berkomunikasi dengan lingkungan, terutama selama fotosintesis. Setiap stomata terdiri
dari sepasang sel penjaga dengan sejumlah kecil kloroplas, dan kloroplas ini terkait
dengan pergerakan stomata (Wang, 2019).
Pada tumbuhan terdiri dari berbagai macam organ, salah satunya adalah daun.
Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Cahaya
ditangkap oleh tumbuhan dengan adanya pigmen yang disebut dengan klorofil. Klorofil
terletak didalam organel sel yang disebut dengan kloroplas. Fotosintesis berlangsung di
bagian stroma. Seluruh bagian tubuh bumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas, namun energi yang banyak dihasilkan di bagian daun tumbuhan (Rizaludin,
2020).
Proses rangkaian reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua yaitu reaksi terang dan
gelap. Pada reaksi terang memerlukan cahaya matahari sedangkan reaksi gelap tidak
memerlukan cahaya matahari namun memerlukan karbon dioksida. Reaksi terang
merupakan proses yang menghasilkan ATP dan reduksi NADPH 2. Pada reaksi terang
memerlukan molekul air. Pertama, terjadi penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antenna. Kemudian pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya yang terlihat warna
biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) daripada warna hijau (500-600 nm).
Fotosintesis menghasilkan banyak energi bergantung pada Panjang gelombang cahaya
yang didapatkan oleh tumbuhan (Rizaludin, 2020).
Fotosintesis oksigenik melibatkan konversi air dan CO2 menjadi molekul organik
kompleks seperti karbohidrat dan oksigen. Fotosintesis dapat dibagi menjadi reaksi terang
dan gelap. Dalam reaksi terang, air dipecah menggunakan cahaya menjadi oksigen,
proton dan electron. Dalam reaksi gelap, proton dan elektron digunakan untuk mereduksi
CO2 menjadi karbohidrat (Johnson, 2016). Kedua proses tersebut diringkas sebagai
berikut:
Reaksi gelap : CO2 + 4H+ + 4e− → CH2O + H2O (G◦ = +162 kJ·mol−1)
Fotosintesis oksigenik adalah proses alami yang kompleks di mana energi dari
radiasi matahari disimpan menjadi senyawa kaya energi dan kofaktor biosintetik tereduksi
yang digunakan untuk konversi karbon dioksida menjadi sakarida dan molekul organic
lainnya. Tahap penting dari konversi energi fotosintesis adalah aliran electron fotosintesis
yang digerakkan oleh cahaya, yang diumpankan oleh electron dari fotosistem II (PSII),
kompleks protein pengikat pigmen besar dari cyanobacteria, alga, dan tumbuhan tingkat
tinggi. Kompleks ini menggunakan air sebagai donor elektron dan melepaskan oksigen
molekuler sebagai produk sampingan (Barber, 2003). Berdasarkan paparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa cahaya matahari sangat berperan penting dalam proses fotosintesis.
Tumbuhan yang diletakkan di bawah sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari akan
mengalami perbedaan hasil reaksi fotosintesis karena adanya pengaruh reaksi gelap dan
reaksi terang.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi
(Utomo, 2007).
Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap dan
dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis memerlukan
cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar terhadap laju
keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya rendah, laju fotosintesis
akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor pembatas (Ismail,
2011).
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang
dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia
respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000). Perbedaan
antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung
pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi
tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi. Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen
dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti
alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).
C. METODE PRAKTIKUM
1. Tempat dan waktu praktikum
Alat :
1. Beaker glass
2. Tabung Reaksi
3. Corong kaca
4. Kawat
5. Kertas Mika warna merah dan ungu
6. Stopwatch
Bahan :
1. Air
2. Tanaman Hydrilla verticillata
3. Prosedur Percobaan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil
Langkah kedua adalah Menempatkan satu rakit di tempat terkena cahaya matahari
langsung dan rakitan lainnya di dalam ruangan. Menunggu selama 3 menit. Kemudian
mengamati ada-tidaknya gelembung di dalam tabung reaksi pada kedua rakitan tersebut.
Kemudian membandingkan gelembung udara pada tabung reaksi antara kedua rakitan
tersebut. Mengidentifikasi gas apakah yang keluar sebagai gelembung tersebut.
Berikutnya, mencatat berapa volume gas yang dihasilkan. Terakhir, menyelidiki makna
bila terjadi perbedaan volume gas yang dikeluarkan tanaman Hydrilla verticillata.
Fotosintesis hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik,
dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari
air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari
energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau
bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan
karbohidrat dari karbondioksida dan air dalam tubuh tumbuhan berklorofil yang diberi
cahaya, dengan oksigen sebagai hasil samping. Seperti halnya dengan proses-proses
metabolik yang lain, fotosintesis tediri dari rangkaian reaksi yang panjang. Karena proses
ini membutuhkan cahaya, pada keadaan yang demikian intensitas dan kualitas cahaya
menjadi faktor pembatas. Percobaan pada fotosintesis setiap tanaman menghasilkan
oksigen yang berbeda-beda. Praktikum ini menggunakan tanaman Hydrilla verticillata
sebagai bahan pengamatan karena tanaman Hydrilla verticillata ini merupakan tanaman
yang hidup di air, sehingga memudahkan untuk mengetahui berapa banyak gelembung
udara (oksigen) yang dihasilkan dari suatu proses fotosintesis pada saat terkena sinar
langsung dan sata terkena sinar tidak langsung.
Gambar 1. Tanaman Hydrilla verticillata
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Pada saat rangkaian diletakkan dalam ruangan yang tidak terkena langsung sinar
matahari didapati proses terjadinya fotosintesis sangat lambat. Hal ini terjadi karena
walaupun ada senyawa CO2 sebagai bahan fotosintesis, terlarut dalam air. Tetapi
ketersediaan cahaya untuk energi fotosintesis sangat sedikit. Diketahui dari menit pertama
sampai menit ketiga, rangkaian tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung reaksi.
Jadi, pada rangkaian ini tidak ditemukan oksigen walaupun bahan untuk proses
fotosintesis sudah tersedia namun cahaya matahari sebagai energi tidak memadai untuk
melakukan fotosintesis.
Gambar 3. Rangkaian rakitan uji coba laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticillata
dengan penutup mika berwarna merah.
Terkait dengan sinar tampak diketahui bahwa energi sinar yang digunakan
tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2% dari jumlah energi sinar yang
tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu bergantung kepada kualitas (panjang
gelombang), intensitas (banyaknya sinar per 1 cm² per detik), dan waktu (sebentar atau
lama). Menurut D. Dwidjoseputro (1989) Sinar matahari terdiri atas berbagai sinar yang
berlainan gelombangnya. Sinar-sinar yang tampak oleh mata bergelombang 390 mµ
sampai 760 mµ (1 mµ = 10 amstrom). Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka
sinar-sinar tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sinar-sinar
yang bergelombang lebih pendek daripada sinar ungu adalah sinar ultra ungu, sinar X,
sinar gamma dan sinar kosmik. Spektrum dari sinar yang tampak oleh mata diberikan di
bawah ini dengan gelombangnya dinyatakan dengan mµ.
Gambar 4. Rangkaian rakitan uji coba laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticillata
tanpa penutup mika
Pada saat rangkaian diletakkan dalam ruangan yang tidak terkena langsung sinar matahari
didapati proses terjadinya fotosintesis sangat lambat. Hal ini terjadi karena walaupun ada
senyawa CO2 sebagai bahan fotosintesis, terlarut dalam air. Tetapi ketersediaan cahaya untuk
energi fotosintesis sangat sedikit. Diketahui dari menit pertama sampai menit ketiga, rangkaian
tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung reaksi. Jadi, pada rangkaian ini tidak
ditemukan oksigen walaupun bahan untuk proses fotosintesis sudah tersedia namun cahaya
matahari sebagai energi tidak memadai untuk melakukan fotosintesis.
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada
respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang diambil
untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas
cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya
sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju
fotosintesis menjadi konstan. (A.R.Loveless,1991: 292). Jadi, berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung menghasilkan jumlah
gelembung setiap menitnya. Semakin besar intensitas cahaya maka semakin cepat laju proses
fotosintesis yang terjadi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
LAPORAN SEMENTARA
A. JUDUL
Apakah intensitas cahaya matahari menentukan laju fotosintesis?
B. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya serta spektrum warna ungu dan merah
pada laju fotosintesis.
1. Beaker glass
2. Tabung Reaksi
3. Corong kaca
4. Kawat
5. Kertas Mika warna merah dan ungu
6. Stopwatch
Bahan :
1. Air
2. Tanaman Hydrilla verticillata
D. TEMPAT DAN WAKTU
Tempat : Laboratorium IPA
UNY Waktu : Kamis, 24
Februari 2022
E. HASIL PENGAMATAN