Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KAJIAN BIOLOGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN

FOTOSINTESIS

Oleh

KELOMPOK I

Nama : Aditya Fahlevi

NIM : 21308251049

Kelas : Pendidikan Sains C

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
FOTOSINTESIS

“Apakah intensitas cahaya matahari menentukan laju fotosintesis?”

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya dengan laju fotosintesis.

B. KAJIAN PUSTAKA

Fotosintesis adalah proses biosintesis yang paling luas di bumi. Proses fotosintesis
terjadi di kloroplas yang didalamnya memiliki kumpulan kalsium. Kalsium dalam
kloroplas dapat mengatur jalur fotosintesis, yang merupakan sumber utama suplai energi
bagi sel tumbuhan. Stomata merupakan saluran penting bagi tumbuhan untuk
berkomunikasi dengan lingkungan, terutama selama fotosintesis. Setiap stomata terdiri
dari sepasang sel penjaga dengan sejumlah kecil kloroplas, dan kloroplas ini terkait
dengan pergerakan stomata (Wang, 2019).

Pada tumbuhan terdiri dari berbagai macam organ, salah satunya adalah daun.
Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Cahaya
ditangkap oleh tumbuhan dengan adanya pigmen yang disebut dengan klorofil. Klorofil
terletak didalam organel sel yang disebut dengan kloroplas. Fotosintesis berlangsung di
bagian stroma. Seluruh bagian tubuh bumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas, namun energi yang banyak dihasilkan di bagian daun tumbuhan (Rizaludin,
2020).

Proses rangkaian reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua yaitu reaksi terang dan
gelap. Pada reaksi terang memerlukan cahaya matahari sedangkan reaksi gelap tidak
memerlukan cahaya matahari namun memerlukan karbon dioksida. Reaksi terang
merupakan proses yang menghasilkan ATP dan reduksi NADPH 2. Pada reaksi terang
memerlukan molekul air. Pertama, terjadi penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antenna. Kemudian pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya yang terlihat warna
biru (400-450 nm) dan merah (650-700 nm) daripada warna hijau (500-600 nm).
Fotosintesis menghasilkan banyak energi bergantung pada Panjang gelombang cahaya
yang didapatkan oleh tumbuhan (Rizaludin, 2020).

Fotosintesis oksigenik melibatkan konversi air dan CO2 menjadi molekul organik
kompleks seperti karbohidrat dan oksigen. Fotosintesis dapat dibagi menjadi reaksi terang
dan gelap. Dalam reaksi terang, air dipecah menggunakan cahaya menjadi oksigen,
proton dan electron. Dalam reaksi gelap, proton dan elektron digunakan untuk mereduksi
CO2 menjadi karbohidrat (Johnson, 2016). Kedua proses tersebut diringkas sebagai
berikut:

Reaksi terang : 2H2O + cahaya → O2 + 4H+ + 4e− (G◦ = +317 kJ·mol−1)

Reaksi gelap : CO2 + 4H+ + 4e− → CH2O + H2O (G◦ = +162 kJ·mol−1)

Keseluruhan : H2O + cahaya + CO2 → CH2O + O2 (G◦ = +479 kJ·mol−1)

Fotosintesis oksigenik adalah proses alami yang kompleks di mana energi dari
radiasi matahari disimpan menjadi senyawa kaya energi dan kofaktor biosintetik tereduksi
yang digunakan untuk konversi karbon dioksida menjadi sakarida dan molekul organic
lainnya. Tahap penting dari konversi energi fotosintesis adalah aliran electron fotosintesis
yang digerakkan oleh cahaya, yang diumpankan oleh electron dari fotosistem II (PSII),
kompleks protein pengikat pigmen besar dari cyanobacteria, alga, dan tumbuhan tingkat
tinggi. Kompleks ini menggunakan air sebagai donor elektron dan melepaskan oksigen
molekuler sebagai produk sampingan (Barber, 2003). Berdasarkan paparan tersebut dapat
disimpulkan bahwa cahaya matahari sangat berperan penting dalam proses fotosintesis.
Tumbuhan yang diletakkan di bawah sinar matahari dan tidak terkena sinar matahari akan
mengalami perbedaan hasil reaksi fotosintesis karena adanya pengaruh reaksi gelap dan
reaksi terang.

Cahaya matahari memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda yang dapat


diuraikan menjadi komponen-komponen warna. Jenis komponen warna yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Cahaya matahari memiliki sifat polikromatik bila
dibiaskan akan menghasilkan cahaya monokromatik. Klorofil menangkap cahaya
monokromatik untuk proses fotosintesis. Pada setiap warna cahaya memiliki nilai
gelombang masing-masing dan memperngaruhi hasil fotosintesis pada tumbuhan. Berikut
pada gambar 1 merupakan gambar spektrum cahaya tampak (A.R. Loveless, 1991: 301).
Gambar 1. Warna dan Panjang Gelombang Spektrum Cahaya Tampak.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi
(Utomo, 2007).

Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap dan
dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis memerlukan
cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar terhadap laju
keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya rendah, laju fotosintesis
akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor pembatas (Ismail,
2011).

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul


yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan
lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga
monosakarida (Kimball, 2002).

Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat


anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan:

Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang
dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia
respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000). Perbedaan
antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan
Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung
pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi
tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).

Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi. Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen
dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti
alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).

C. METODE PRAKTIKUM
1. Tempat dan waktu praktikum

Tempat : Laboratorium IPA UNY

Waktu : Kamis, 24 Februari 2022

2. Alat dan Bahan

Alat :
1. Beaker glass
2. Tabung Reaksi
3. Corong kaca
4. Kawat
5. Kertas Mika warna merah dan ungu
6. Stopwatch

Bahan :
1. Air
2. Tanaman Hydrilla verticillata
3. Prosedur Percobaan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Hasil

Produksi gelembung oleh tanaman


Terkena sinar tidak
Terkena sinar langsung
No langsung Keterangan
Lapisan Lapisan Tanpa Lapisan Lapisan Tanpa
Ungu Merah Mika Ungu Merah Mika
1 5 5 31 - - - Tanaman yang terkena sinar
2 3 12 28 - - - matahari secara langsung
3 13 16 85 - - - menghasilkan jumlah gelembung
Rata 7 11 48 - - - setiap menitnya. Semakin besar
rata intensitas cahaya maka semakin
cepat laju proses fotosintesis.
Hasil gelembung dari yang
terbanyak secara berturut-turut
adalah tanpa dilapisi mika, dilapisi
mika warna merah dan dilapisi
mika warna ungu. Hal ini
disebabkan karena panjang
gelombang warna merah lebih
besar daripada warna ungu.
Sehingga menunjukkan bahwa
proses fotosintesis berpengaruh
pada panjang gelombang spektrum
warna dan membutuhkan cahaya
matahari.
2. Pembahasan

Praktikum yang berjudul Fotosintesis ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan


intensitas cahaya dengan laju fotosintesis. Percobaan dilakukan di Laboratorium IPA
UNY pada Hari Kamis, 24 Februari 2022. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah beaker glass, tabung reaksi, corong kaca, kawat, kertas mika warna merah,
kertas mika warna ungu, dan stopwatch. Bahan yang dibutuhkan adalah air dan tanaman
Hydrilla verticillata. Adapun prosedur atau Langkah percobaan yang dilakukan ialah
yang pertama merakit alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini (buat 2 rakit).

Langkah kedua adalah Menempatkan satu rakit di tempat terkena cahaya matahari
langsung dan rakitan lainnya di dalam ruangan. Menunggu selama 3 menit. Kemudian
mengamati ada-tidaknya gelembung di dalam tabung reaksi pada kedua rakitan tersebut.
Kemudian membandingkan gelembung udara pada tabung reaksi antara kedua rakitan
tersebut. Mengidentifikasi gas apakah yang keluar sebagai gelembung tersebut.
Berikutnya, mencatat berapa volume gas yang dihasilkan. Terakhir, menyelidiki makna
bila terjadi perbedaan volume gas yang dikeluarkan tanaman Hydrilla verticillata.

Menurut Utomo (2007), fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan


zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi.
Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap dan
dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis memerlukan
cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar terhadap laju
keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya rendah, laju fotosintesis
akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor pembatas (Ismail,
2011). Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan:

Fotosintesis hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik,
dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari
air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari
energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau
bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan
karbohidrat dari karbondioksida dan air dalam tubuh tumbuhan berklorofil yang diberi
cahaya, dengan oksigen sebagai hasil samping. Seperti halnya dengan proses-proses
metabolik yang lain, fotosintesis tediri dari rangkaian reaksi yang panjang. Karena proses
ini membutuhkan cahaya, pada keadaan yang demikian intensitas dan kualitas cahaya
menjadi faktor pembatas. Percobaan pada fotosintesis setiap tanaman menghasilkan
oksigen yang berbeda-beda. Praktikum ini menggunakan tanaman Hydrilla verticillata
sebagai bahan pengamatan karena tanaman Hydrilla verticillata ini merupakan tanaman
yang hidup di air, sehingga memudahkan untuk mengetahui berapa banyak gelembung
udara (oksigen) yang dihasilkan dari suatu proses fotosintesis pada saat terkena sinar
langsung dan sata terkena sinar tidak langsung.
Gambar 1. Tanaman Hydrilla verticillata

(Sumber: Plantamor, 2022)

Adapun klasifikasi tanaman Hydrilla verticillata (Plantamor, 2022),

adalah: Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Alismatidae

Ordo : Hydrocharitales

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla verticillata


Gambar 2. Rangkaian rakitan uji coba laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticillata
dengan penutup mika berwarna ungu.

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada rangkaian yang diberi perlakuan ditutup/dibungkus dengan mika/lapisan


berwarna ungu yang diletakkan dalam ruangan yang terkena langsung oleh sinar matahari
didapati proses terjadinya fotosintesis berlangsung cepat dibandingkan dengan perlakuan
diletakkan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Hal ini terjadi karena ada
sejumlah senyawa CO2 yang terlarut dalam air dan didukung dengan cahaya yang
memadai sebagai energi untuk melakukan proses fotosintesis. Diketahui dari 1 menit
pertama, rangkaian hanya dapat menghasilkan 5 gelembung gas yang nampak pada
tabung reaksi. Pada 1 menit kedua, dihasilkan 3 gelembung gas yang nampak pada tabung
reaksi. Pada 1 menit ketiga, muncul 13 gelembung gaslagi yang nampak pada tabung
reaksi. Total gelembung sampai pada menit ke-3 adalah 21 gelembung gas dengan rata-
rata setiap menitnya menghasilkan 7 gelembung. Hal membuktikan bahwa terdapat
oksigen pada tabung reaksi rangkaian ini. Jadi, pada perlakuan ini ditemukan banyak
oksigen yang dihasilkan proses fotosintesis karena bahan fotosintesis tersedia dan cahaya
matahari memadai untuk melakukan proses fotosintesis dengan normal.

Pada saat rangkaian diletakkan dalam ruangan yang tidak terkena langsung sinar
matahari didapati proses terjadinya fotosintesis sangat lambat. Hal ini terjadi karena
walaupun ada senyawa CO2 sebagai bahan fotosintesis, terlarut dalam air. Tetapi
ketersediaan cahaya untuk energi fotosintesis sangat sedikit. Diketahui dari menit pertama
sampai menit ketiga, rangkaian tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung reaksi.
Jadi, pada rangkaian ini tidak ditemukan oksigen walaupun bahan untuk proses
fotosintesis sudah tersedia namun cahaya matahari sebagai energi tidak memadai untuk
melakukan fotosintesis.

Gambar 3. Rangkaian rakitan uji coba laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticillata
dengan penutup mika berwarna merah.

(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Pada rangkaian yang diberi perlakuan ditutup/dibungkus dengan mika/lapisan


berwarna merah yang diletakkan dalam ruangan yang terkena langsung oleh sinar
matahari didapati proses terjadinya fotosintesis berlangsung cepat dibandingkan dengan
perlakuan diletakkan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Hal ini terjadi karena
ada sejumlah senyawa CO2 yang terlarut dalam air dan didukung dengan cahaya yang
memadai sebagai energi untuk melakukan proses fotosintesis. Diketahui dari 1 menit
pertama, rangkaian hanya dapat menghasilkan 5 gelembung gas yang nampak pada
tabung reaksi. Pada 1 menit kedua, dihasilkan 12 gelembung gas yang nampak pada
tabung reaksi. Pada 1 menit ketiga, muncul 16 gelembung gaslagi yang nampak pada
tabung reaksi. Total gelembung sampai pada menit ke-3 adalah 33 gelembung gas
dengan rata-rata setiap menitnya menghasilkan 11 gelembung. Hal membuktikan bahwa
terdapat oksigen pada tabung reaksi rangkaian ini. Jadi, pada perlakuan ini ditemukan
banyak oksigen yang dihasilkan proses fotosintesis karena bahan fotosintesis tersedia dan
cahaya matahari memadai untuk melakukan proses fotosintesis dengan normal.
Pada saat rangkaian diletakkan dalam ruangan yang tidak terkena langsung sinar
matahari didapati proses terjadinya fotosintesis sangat lambat. Hal ini terjadi karena
walaupun ada senyawa CO2 sebagai bahan fotosintesis, terlarut dalam air. Tetapi
ketersediaan cahaya untuk energi fotosintesis sangat sedikit. Diketahui dari menit pertama
sampai menit ketiga, rangkaian tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung reaksi.
Jadi, pada rangkaian ini tidak ditemukan oksigen walaupun bahan untuk proses
fotosintesis sudah tersedia namun cahaya matahari sebagai energi tidak memadai untuk
melakukan fotosintesis.

Tabel 1. Spektrum Cahaya Tampak

Warna Panjang gelombang


Merah 625-740
Jingga 590-625
Kuning 565-590
Hijau 520-565
Biru 435-520

Terkait dengan sinar tampak diketahui bahwa energi sinar yang digunakan
tumbuhan untuk fotosintesis ternyata hanya 0,5 sampai 2% dari jumlah energi sinar yang
tersedia. Energi yang diberikan oleh sinar itu bergantung kepada kualitas (panjang
gelombang), intensitas (banyaknya sinar per 1 cm² per detik), dan waktu (sebentar atau
lama). Menurut D. Dwidjoseputro (1989) Sinar matahari terdiri atas berbagai sinar yang
berlainan gelombangnya. Sinar-sinar yang tampak oleh mata bergelombang 390 mµ
sampai 760 mµ (1 mµ = 10 amstrom). Diurutkan dari yang bergelombang panjang maka
sinar-sinar tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sinar-sinar
yang bergelombang lebih pendek daripada sinar ungu adalah sinar ultra ungu, sinar X,
sinar gamma dan sinar kosmik. Spektrum dari sinar yang tampak oleh mata diberikan di
bawah ini dengan gelombangnya dinyatakan dengan mµ.

Ungu Nila Biru Hijau Kuning Jingga Merah


390-430 430-470 470-500 500-560 560-600 600-650 650-760 mµ
Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Setiap
panjang gelombang akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap proses
fotosintesis. Di dalam kloroplas terkandung beberapa jenis pigmen, yaitu karotenoid.
Krolofil a berperan langsung dalam reaksi terang. Klorofil a mampu menyerap terutama
cahaya merah dan biru ungu. Klorofil a berperan langsung dalam reaksi terang. Klorofil a
terlihat hijau karena memantulkan cahaya hijau. Klorofil b, menyerap terutama cahaya
biru dan oranye dan memantulkan cahaya hijau-kuning. Karotenoid, adalah pigmen
kuning oranye yang menyerap cahaya biru-hijau. Sehingga dalam reaksi terang panjang
gelombang yang dibutuhkan adalah cahaya merah dan cahaya biru-ungu. Kedua spektrum
cahaya ini, mempengaruhi jumlah gelembung O2 yang dihasilkan.

Di dalam percobaan, Hydrilla verticillata menghasilkan gelembung sedikit pada


saat ditutup dengan mika/lapisan warna ungu. Sedangkan pada saat ditutup dengan mika
warna merah gelembung yang dihasilkan cukup banyak. Hal ini disebabkan proses
fotosintesis terjadi lebih cepat dan lebih terbantu oleh sinar matahari karena telah
ditransmisikan dalam gelombang warna merah. Pada saat ditutup dengan mika warna
ungu, sinar matahari ditransmisikan ke tumbuhan Hydrilla verticillata dalam gelombang
warna ungu yang memiliki panjang gelombang 390-430 mµ. Hal ini menunjukkan
panjang gelombang warna merah dan warna ungu mempengaruhi jumlah gelembung gas
yang dihasilkan tanaman.

Gambar 4. Rangkaian rakitan uji coba laju fotosintesis pada tanaman Hydrilla verticillata
tanpa penutup mika

(Sumber: Dokumentasi pribadi)


Pada rangkaian yang dengan perlakuan tanpa ditutup mika yang diletakkan dalam
ruangan yang terkena langsung oleh sinar matahari didapati proses terjadinya fotosintesis
berlangsung cepat dibandingkan dengan perlakuan diletakkan tidak terkena sinar matahari
secara langsung. Hal ini terjadi karena ada sejumlah senyawa CO 2 yang terlarut dalam air dan
didukung dengan cahaya yang memadai sebagai energi untuk melakukan proses fotosintesis.
Diketahui dari 1 menit pertama, rangkaian hanya dapat menghasilkan 31 gelembung gas yang
nampak pada tabung reaksi. Pada 1 menit kedua, dihasilkan 28 gelembung gas yang nampak
pada tabung reaksi. Pada 1 menit ketiga, muncul 85 gelembung gas lagi yang nampak pada
tabung reaksi. Total gelembung sampai pada menit ke-3 adalah 144 gelembung gas dengan
rata-rata setiap menitnya menghasilkan 11 gelembung. Hal membuktikan bahwa terdapat
oksigen pada tabung reaksi rangkaian ini. Jadi, pada perlakuan ini ditemukan banyak oksigen
yang dihasilkan proses fotosintesis karena bahan fotosintesis tersedia dan cahaya matahari
memadai untuk melakukan proses fotosintesis dengan normal.

Pada saat rangkaian diletakkan dalam ruangan yang tidak terkena langsung sinar matahari
didapati proses terjadinya fotosintesis sangat lambat. Hal ini terjadi karena walaupun ada
senyawa CO2 sebagai bahan fotosintesis, terlarut dalam air. Tetapi ketersediaan cahaya untuk
energi fotosintesis sangat sedikit. Diketahui dari menit pertama sampai menit ketiga, rangkaian
tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung reaksi. Jadi, pada rangkaian ini tidak
ditemukan oksigen walaupun bahan untuk proses fotosintesis sudah tersedia namun cahaya
matahari sebagai energi tidak memadai untuk melakukan fotosintesis.

Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih kecil daripada
respirasi. Pada keadaan diatas titik kompensasi yaitu konsentrasi karbondioksida yang diambil
untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas
cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya
sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju
fotosintesis menjadi konstan. (A.R.Loveless,1991: 292). Jadi, berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung menghasilkan jumlah
gelembung setiap menitnya. Semakin besar intensitas cahaya maka semakin cepat laju proses
fotosintesis yang terjadi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Tanaman yang terkena sinar matahari secara langsung menghasilkan jumlah


gelembung setiap menitnya. Semakin besar intensitas cahaya maka semakin cepat
laju proses fotosintesis. Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah
dilakukan oleh praktikan, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
intensitas cahaya dengan laju fotosintesis berbanding lurus, artinya semakin tinggi
intensitas cahaya, maka laju fotosintesis semakin cepat. Sebaliknya, semakin
rendah intensitas cahaya, maka proses fotosintesis semakin lambat. Hasil
gelembung gas dari yang terbanyak secara berturut-turut adalah tanpa dilapisi
mika, dilapisi mika warna merah dan dilapisi mika warna ungu. Hal ini
disebabkan karena panjang gelombang warna merah lebih besar daripada warna
ungu. Sehingga menunjukkan bahwa proses fotosintesis berpengaruh pada
panjang gelombang spektrum warna dan membutuhkan cahaya matahari.

2. Saran

Dalam melakukan praktikum sebaiknya dilakukan dengan teliti dan cermat


agar praktikum berjalan sesuai dengan yang kita inginkan, selain itu untuk
mendapatkan hasil maksimal dalam fotosintesis harus terlebih dahulu mengetahui
faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat proses fotosintesis
agar tujuan pelaksanaan dapat tercapai dengan semestinya. Selain itu, untuk
mengetahui benar tidaknya menghasilkan oksigen, bisa ditambahkan dengan uji
bara.
F. DAFTAR PUSTAKA

Barber, J. 2003. Photosystem II: the engine of life. Q Rev Biophys.36:71-


89. https://doi.org/10.1017/S0022583502003839
Ismail. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM. Johnson, M. P. 2016. “Photosynthesis”. Essays in Biochemistry.
255273.doi:10.1042/EBC20160016.
Kimball. 2002. Biologi Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lovelles, A, R. 1997. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Loveless, A.R. 1991. Principles of Plant Biology for the Tropics.Longman
Group
Limited.
Plantamor. 2022. Ganggang (Hydrilla verticillata). Dapat diakses di
http://plantamor.com/species/info/hydrilla/verticillata diunduh pada Hari
Selasa, 22 Maret 2022 pukul 08.20 WIB.
Rizaludin, A. dkk. 2020. “Pengaruh Penyinaran Lampu LED Terhadap Proses
Fotosintesis Menggunakan Percobaan Ingenhouz”. Jurnal Kartika
Kimia.3(2).77-80.
Simbolon. 1989. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, I. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Utomo, B. 2007. Fotosintesis pada Tumbuhan [Karya Ilmiah]. Medan: Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Wang, Q, et.al. 2019. “The Significance of Calcium in Photosynthesis”.
International Journal of Molecular Sciences.20.1-14. doi:
10.3390/ijms20061353.
LAMPIRAN
Kelompok 1
Nama :
1. Mirsya Adelia (21308251061)
2. Dwi Agnes Setianingrum (21308251043)
3. Aditya Fahlevi (21308251049)
4. Shofia Maghfiroh (21308251047)

Kelas : C. Pendidikan Sains Intake

LAPORAN SEMENTARA
A. JUDUL
Apakah intensitas cahaya matahari menentukan laju fotosintesis?

B. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya serta spektrum warna ungu dan merah
pada laju fotosintesis.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :

1. Beaker glass
2. Tabung Reaksi
3. Corong kaca
4. Kawat
5. Kertas Mika warna merah dan ungu
6. Stopwatch

Bahan :

1. Air
2. Tanaman Hydrilla verticillata
D. TEMPAT DAN WAKTU
Tempat : Laboratorium IPA
UNY Waktu : Kamis, 24
Februari 2022

E. HASIL PENGAMATAN

Produksi gelembung oleh tanaman


Terkena sinar tidak
Terkena sinar langsung
No langsung Keterangan
Lapisan Lapisan Tanpa Lapisan Lapisan Tanpa
Ungu Merah Mika Ungu Merah Mika
1 5 5 31 - - - Tanaman yang terkena sinar
2 3 12 28 - - - matahari secara langsung
3 13 16 85 - - - menghasilkan jumlah gelembung
Rata 7 11 48 - - - setiap menitnya. Semakin besar
rata intensitas cahaya maka semakin
cepat laju proses fotosintesis.
Hasil gelembung dari yang
terbanyak secara berturut-turut
adalah tanpa dilapisi mika, dilapisi
mika warna merah dan dilapisi
mika warna ungu. Hal ini
disebabkan karena panjang
gelombang warna merah lebih
besar daripada warna ungu.
Sehingga menunjukkan bahwa
proses fotosintesis berpengaruh
pada panjang gelombang spektrum
warna dan membutuhkan cahaya
matahari.

Yogyakarta, 25 Februari 2022


Mengetahui
Dosen Pengampuh Mata Kuliah

(Dr. Asri Widowati, S.Pd., M.Pd)

Anda mungkin juga menyukai