Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA, KESETARAAN, DAN KERAGAMAN

DI SUSUN OLEH :
1. Gallang Satria Mujito
2. Intan Nurcahyaningsih
3. Rada Febria Kurnawati
4. Riszi Ramadhani

S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

STIKES KUSUMA HUSADA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga oenulis berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam
proses penyusunan tugas ini penyusun menemui beberapa hambatan, namun berkat dukungan
materil dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan penyusun semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Surakarta, 9 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 3
BAB II PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 4
C. TUJUAN ........................................................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5


A. Pengertian Manusia, Keragaman, Dan Kesetaraan ........................................................... 5
B. Unsur-Unsur Mempengaruhi Keragaman Di Indonesia ................................................... 6
C. Hakekat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia................................................................. 7
D. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Dan Budaya ....................................................... 8
E. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara Dan
Kehidupan Global ........................................................................................................... 11
F. Problematika Diskriminasi.............................................................................................. 12
G. Manusia Beradab Dalam Keragaman ............................................................................. 13
H. Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Sosial ................................................................... 14

BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 16


A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 16
B. SARAN ........................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17

2
BAB I
LANDASAN TEORI

Nilai-Nilai Multikultural
Keragaman-keragaman yang ada, sering disebutkan dengan istilah yang berbeda-beda,
Muhammad Yusri FM (2008: 1) mengungkapkan bahwa ada tiga istilah yang sering digunakan
untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa, dan budaya yang
berbeda, yakni pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural).
Ketiga-tiganya sama-sama merepresentasikan hal sama yaitu keadaan lebih dari satu atau
jamak. Lebih lanjut Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 114) menjelaskan bahwa
keragaman itu berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, dan pola pikir manusia, sehingga
manusia memiliki cara-cara (usage), kebiasaan (folk ways), aturan-aturan (mores) bahkan adat
istiadat (customs) yang berbeda satu sama lain. Bilamana keadaan di atas tidak dapat dipahami
dengan baik oleh pihak satu dan lainnya, maka akan sangat rawan terjadi persinggungan-
persinggungan yang kemudian berbuah pada adanya konflik. Disinilah perlu kiranya nilai-nilai
multikultural mengambil perannya.

Nilai-nilai multikultural yang dalam Farida Hanum dan Setya Raharja (2011: 116)
dikatakan dalam bahasa visi-misi pendidikan multikultural dengan selalu menegakkan dan
menghargai pluralisme, demokrasi, dan humanisme, kemudian dengan ketiga hal tersebut siswa
diharapkan menjadi generasi yang selalu menjunjung tinggi moralitas, 11 kedisiplinan,
kepedulian humanistik, dan kejujuran dalam berperilaku sehari-hari. Sementara itu menurut
H.A.R Tilaar dalam Zakiyatun Baidhawy dalam Maemunah (2007: 77-95) menjelaskan
beberapa nilai-nilai multikultural yang ada, sekurang-kurangnya terdapat indikator-indikator
sebagai berikut: belajar hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust),
memelihara saling pengertian (mutual understanding), menjunjung sikap saling menghargai
(mutual respect), terbuka dalam berpikir, apresiasi dan interdepedensi, resolusi konflik dan
rekonsiliasi nir kekerasan. Sedangkan untuk memahami nilai-nilai multikultural secara umum
terdapat empat nilai inti (core values) antara lain: Pertama, apresiasi terhadap adanya kenyataan
pluralitas budaya dalam masyarakat. Kedua, pengakuan terhadap harkat manusia dan hak asasi
manusia. Ketiga, pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia. Keempat, pengembangan
tanggung jawab manusia terhadap planet bumi.

3
BAB II
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keragaman dan kesetaraan dapat menyadarkan kepada manusia bahwa keragaman
merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di Indonesia. Dalam
paham multikulturalisme, kesederajatan, dan atau kesetaraan sangat dihargai untuk semua
budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebenanya merupakan bentuk akomodasi dari
budaya arus utama (besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai
kelompok. Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman dan kesetaraan dalam
hidup manusia.

Untuk konteks Indonesia sebagai masyarakat majemuk, sehubungan dengan pentingnya


ketiga hal tersebut : manusia, keragaman, dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman,
hal itu mesti dikaitkan dengan kesetaraan. Karena keragaman tanpa kesetaraan akan
memunculkan diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih dibanding yang
lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus atas yang lainnya.
Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong munculnya kreativitas,
persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya akan memacu kesaling-mengertian.
Perkembangan pembangunan yang terjadi dalam dua dekade terakhir di Indonesia menjadikan
pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan budaya sangat mudah terjadi. Hal itu
tentu saja akan menimbulkan banyak goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi
sebuah konflik yang keras, Indonesia sudah selayaknya mempersiapkan masyarakatnya
mengenai adanya keragaman. Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus
diletakkan dalam bingkai kebersamaan dan kesetaraan.

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penulisan makalah ini
kami mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa makna manusia, keragaman dan keserataan ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi keragaman di Indonesia ?
3. Apa pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan
kehidupan global ?
4. Apa saja problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam ?

B. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Manusia, keragaman dan kesetaraan.
2. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi keragaman di Indonesia.
3. Mengetahui apa yang memengaruhi keragaman terhadap kehidupan beragama,
bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global.
4. Mengetahui apa yang saja problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Manusia, Kesetaraan Dan Keragaman


a) Pengertian Manusia

Manusia atau Orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu
sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara
alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak
muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan
dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-
anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut,
mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan
XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.

b) Pengertian keragaman dan kesetaraan

Keragaman atau diversity dipergunaka dalam pengertian secara umum sebagai pernyataan
yang bervariasi. Inculison adalah pengikutsertaan semua organisasi secara penuhdan dengan
rasa hormat, tanpa memandang gender, agama, ras, warna kulit, orientasi seksual,asal Negara,
umur atau kemampuan fisik, dalam aktivitas dan kehidupan organisasi.Frederick A. Miller dan
Judith H. Katz (2002: 197-199). Keberagaman adalah menunjukanadanya perbedaan,
kesamaan dan teganganyang berhubungan, yang terjadi pada setiap bauranyang dapat timbul
diantara elemen dari collective mixtureR. Roosevelt Thomas, Jr.,2006:101).
Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi keberagaman. Dapat beruparas, gender,
etnis, asal daerah, umur, afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi, atau orientasiseksual, atau
mungkin kombinasi dari factor-faktor tersebut.Dengan demikian, dapat dirumuskan pengrtian
keberagaman sebagai variasi namunmenunjukan adanya persamaan. Keberagaman
menyangkut aspek yang sangat luas, dapatterjadi pada tingkatan individu, kelompok,
organisasi, komunitas dan masyarakat.Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang
demografis dan budaya sumber dayamanusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal
masyarakat.Mengelola keberagaman berpusat pada pengembanagn budaya dan
perubahan, yangdilakukan dengan berdasarkan pada.
5
1. Kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran
2. Memperhatikan perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia
3. Melakukan pelatihan multi dimensi.

Di Indonesia tidak dipungkiri keberadaannya. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai


kebudayaan yang besifat kewilayahannya yang merupakan pertemuan dari berbagaisuku
bangsa daerah tersebut. Mereka yang mendiami daerah yang bervariasi, juga berkaitandengan
tingkatan peradaban sukubangsa dan masyarakat yang berbeda, serta dengan pertemuan-
pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasikebudayaan yang ada
di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yangada. Kemudian juga
berkembang dan meluas agama-agama besar di Indonesia terutmendukung kebudayaan
sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Indonesia adalah salah satu Negara
dengan tingkat keanekaragama budaya yang tinggi, tidak hanyakeanekaragaman suku bangsa
namun juga kenekaragaman budaya dalam konteks peradabantradisional hingga ke modern.

c) Makna Kesetaraan dan Keragaman

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi(KBBI)
artinya adalah tingkah laku; macam, jenis; langgam; warna, corak; laras, tata
bahasa.Keragaman yang dimaksud adalah kondisi masyarakat di mana terdapat perbedaan-
perbedaandalam erbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi,
adatkesopanan, serta situasi ekonomi.Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut
Kamus Besar BahasaIndonesia (KBBI) artinya adalah sama tingkatan (pangkat, keudukan).
Dengan demikian konteks kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan
dan keberagaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dalam
satutingkatan hirarki.

B. Unsur Keragaman Dalam Masyarakat

1. Suku Bangsa Dan Ras


Suku bangsa yang menempati wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Meraukesangat
beragam. Sedngkan perbedaan ras muncul karena adanya pngelompokan besarmanusia yang
memiliki cirri-ciri biologis maka lahirlah yang sama seperti rambut, warnakulit, ukuran tubuh,
mata dan lain sebagainya. Di Indonesia, terutama bagian barat termasukras Mongoloid Melayu
Muda (Deutero Malayan Mongoloid) dan bagian timur termasuk rasAustroloid. Sedngkan
kelompok terbesar yang tidak termasuk pribumi adalah golongan chiayang termasuk Astratic
Mongoloid.Suku Jawa adalah yang terbesar di Indonesia sekitar 45% dari seluruh
populasi yangawalnya mendiami bagian tengah dan timur pulau Jawa. Suku Sunda suku
terbsar keduasekitar 14% dari seluruh populasi yang awalnya meniami bagian barat Jawa. Suku
terbesarketiga suku Madura sekitar 7,5% dari seluruh populasi yang mendiami pulau
Madura.Meskipun etnis tionghoa mewakili sebagian kecil dari total populasi tapi mereka
merupakankekuatan ekonomi, mengoprasikan segala mulai dari took kecil hingga bank-bank
danindustry-industri di Indonesia. Etnis tionghoa bisanya terbagi menjadi sua kelompok:
Cina peranakan, biasanya memiliki latar belakang Cina dan Indonesia, dan Cina totok,
yangdianggap sebagai Cina murni yang biasanya pendatang generasi pertama atau kedua
danmemegang teguh kebudayaan Cina.

6
2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatanyang
dimaksud bersal dari suatu kekuatan yan lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatangaib yang
tidak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari (Harun Nasution: 10).Agama sebagai bentuk
keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan terperinci.Hal ini pula yang barang kali
menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepattentang agama. Namun apapun
bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama, baikdalam agama primitive maupun agama
monoteisme. Menurut Robert H. Thouless.Fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada
Tuhan atau dewa-dewa sebagaiukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan. (psikologi
agama: 14)Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:

 Berfungsi edukatif: agama scara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.


 Berfungsi penyelamat
 Berfungsi sebagai perdamaian
 Berfungsi sebagai social control
 Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
 Berfungsi kreatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupak unsure penting dalam kragaman
bangsaIndonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui di Indonesia.

3. Ideologi dan politik


Ideologi adalah suatu idtilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuatterhadap
tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dankepercayaan
yang fundamental. Ideologi membatu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah
tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelopok untukmeperoleh
kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi keuntungnya sendiri ataskerugian dari yang
ditaklukan. Politik juga bermakna sebagai usaha untuk menegakanketertiban sosial.Keragama
masyarakat Indonesia dalam Ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik
sejak berakhirnya orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesiahanya mengakui satu ideologi,
yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti adat sopan santun, basa- basi,
pada dasarnya ialah tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai dengan
kaidah atau norma tertentu. Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri
dari aturan-aturan yang jika dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan
efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa di
mana setiap suku bangsa memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya sosialisasi nilai
dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan dari generasi menyebabkan suatu
masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memilki adat dan kesopanan
yang relative sama.

5. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi satu perhatian yang terus
ditingatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah
7
kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tidak dapat
dihindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat,
pangkat dan strata sosial yang hirarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta. Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial
yang dapat membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu, bahkan bisa menjadi
sebuah pemicu perang antar etnis atau suku
.
C. Hakekat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia

Sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. sehingga pernah muncul
penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. dalam sejarah
kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam
ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. contohnya di indonesia, etnis
tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain
di indonesia. dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan
merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan
menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat.

Martin buber (1985) menjelaskan pada pendekatan “saya-engkau” bahwa manusia menjadi
memahami identitasnya ketika berhadapan dengan tuhan sebagai engkau, bahwa manusia itu
lemah dihadapan tuhan. dengan kata lain, keberadaan manusia satu dengan yang lain menjadi
setara, karena mereka adalah sama-sama ciptaan tuhan. seringkali manusia tidak mampu
mentransformasikan kontradiksi di dalam dirinya bahwa dirinya adalah menjadi dirinya sendiri
ketika berhadapan dengan orang lain yang sama. kontradiksi dalam pikiran, perkataan, dan
tindakan inilah yang melahirkan konflik antar orang. seharusnya hubungan manusia dengan
tuhan yang bertujuan memulihkan jiwanya menjadi manusia utuh, menjadi sumber dan
kerangka membangun hubungan antar manusia. melalui relasi tersebut, manusia yang utuh
membagi makna absolute yang tidak akan dipahami melalui diri sendiri.

Perspektif ham yang sejalan dengan perspektif agama, merupakan dasar secara hukum,
politik, social budaya, ekonomi, dan moral mengenai pernyataan bahwa pada dasarnya adalah
setara dan sederajat, walau ada perbedaan di antara mereka. dokumen ham merupakan dasar
yang diakui oleh hampir semua bangsa di dunia bahwa tidak ada pengecualian semua manusia
adalah sama dan sederajat. Oleh karena itu segala bentukbentuk perendahan, penindasan, dan
tindakan lain yang bertujuan mendeskriminasi perlu dihilangkan dan dilawan.

Dari uraian diatas secara jelas menyebutkan bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama
dan sederajat. perbedaan secara fisik tidak dapat menjadi dasar atau legitimasi bagi munculnya
tindakan yang bertujuan meniadakan keberadaan orang lain. sebab, dengan beertindak
meniadakan atau menghancurkaan orang lain, sebet ulnya pada saat yang sama sedang terjadi
pengingkaran terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk yang juga berharga. Justru keragaman
itu menjadi penanda bahwa seharusnya dalam kehidupan bersama satu sama lain bisa saling

8
melengkapi. seperti mozaik yang terdiri dari banyak macam kaca dan bisa membentuk sebuah
gambar yang bagus, demikian juga keragaman seharusnya saling mengisi untuk membentuk
sebuah kehidupan masyarakat yang penuh keindahan dan harmoni.

D. Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Dan Budaya

Keragaman atau kemajemukan dalam masyarakat selalu membawa perubahan dan


perkembangan atau dinamika sehingga masyarakat menjadi dinamis. Kemajemukan dalam
masyarakat dibedakan ke dalam dua hal yang saling berkaitan, yaitu:

1. Kemajemukan Sosial

Kemajemukan social, berkaitan dengan relasi antar orang atau antar kelompok dalam
masyarakat. Misalnya : perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau kesukuan, perbedaan
ideology atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan barang-barang atau pendapatan
ekonomi.
Kemajemukan social dapat dibedakan dalam 3 hal penting :
a. Perbedaan Gender Atau Seksualitas
Gender merupakan kerangka social yang diciptakan manusia untuk membedakan laki-laki
dan perempuan. Kerangka social ini tidak dibangun secara ilmiah tetapi dibangun berdasarkan
prasangka yang berkembang dalam masyarakat, misalnya perempuan selalu diidentikkan
dengan manusia yang lemah dan cengeng, oleh karenanya wajar jika perempuan tidak
diperbolehkan menjadi pemimpin dalam masyarakat. Padahal, tidak selalu setiap perempuan
adalah seperti yang dibuat dalam kerangka gender tersebut. Sementara itu seksualitas adalah
pembeda karena jenis kelamin. Karena perbedaan seks bersifat kodrati, maka yang bisa
melahirkan dan menyusui hanyalah perempuan.

b. Perbedaan Etnisitas, Kesukuan, Dan Asal-Usul Keluarga


Dalam masyarakat kuno nama seseorang kadang menunjukkan derajat kebangsawanan
mereka. Tetapi masyarakat modern sekarang ini tidak lagi mengaitkan nama dengan nama desa
asal, tapi tergantung dari keluarga masing-masing pemilik nama. Sekarang banyak orang
mengambil nama dari suku lain, bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan sama sekali.
Terlepas dari perubahan apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga
merupakan cirri pembeda seseorang, kendatipun kemurniannya mulai menipis lantaran
frekuensi perkawinan campur antar antarsuku mulai meningkat.

c. Perbedaan Ekonomi
Perbedaan ini paling mudah dilihat, yang dalam terminology marxisme tampak sebagai
perbedaan kelas social (golongan kaya-miskin), yang sering menimbulkan ketegangan dan
konflik antar golongan.

9
2. Kemajemukan Budaya

Kemajemukan budaya, berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup.


Misalnya: cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah, perbedaan dalam
menerapkan pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat disebutkan bagaimana seseorang
memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di dalamnya.

Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam


kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami
masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang sebagai
fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat
memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain d.ianggap sebagai faktor penyulit.
Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun bisa juga menjadi pemicu
konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.

Keragaman budaya sangat erat kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani


hidup semisalnya cara menjalani hidup, cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara
beribadah sebagai ekspresi keyakinan kepada tuhan, cara memandang dunia, masyarakat
beserta kehidupan di dalamnya. Contohnya : mengapa ada orang yang percaya dan memilih
dukun untuk mengatasi masalah kesehatan, bukannya mencari dokter. Demikian pula dalam hal
mendidik anak dalam keluarga. Ada yang menekankan bahwa berselisih pendapat dengan orang
lain itu dianggap tidak sopan dan mengggangu ketentraman. Karena itu, ada keluarga yang
mendidik untuk tidak membantah orang lain. Keluarga ini ketika mendapat seorang aak kecil
berdepat dengan orang tuanya merasa bahwa anak tersebut tidak sopan, kurang pendidikan,
bahkan nakal dan kuarang ajar. Hal ini menimbulkan persoalan bagi keluarga yang tidak
menekankan pendidikan bahwa anak harus penurut.

Keragaman budaya juga menjadi persoalan ketika dikaitkan dengan perbedaan social.
Munculah pandangan stereotip yaitu pandangan tentang sekelompok orang yang didefinisikan
karakternya kedalam grup. Pandangan tersebut bisa bersifat positif atau negatif. Sebagai
contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai bangsa yang ramah atau tidak ramah.

Biasanya ciri-ciri dalam stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang
batak kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit dan orang madura
suka berkelahi. Sejarah juga menjelaskan bahwa perbedaan budaya dan stereotip telah
menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan tehadap budaya pernah terjadi dalam
sejarah kehidupan manusia seperti budaya atau orang tertentu sudah di cap buruk.Karena itu
dalam sejarah pernah terjadi pertobatan budaya. Penginjilan dan atau dakwah dari agama
tertentu pada masa lampau mencerminkan pandangan yang menganggap bahwa suatu budaya
tertentu lebih rendah dari budaya lain misalnya dalam konteks kekristenan sejarah pengijilan
selalu terkait dengan perendahan dan pelecehan budaya bahwa semua orang harus bertobat dan
masuk agama kristen yang baru dan menyelamatkan. Istilah budaya yang tinggi merupakan
milik keraton yang dipertentagkan dengan kebudayaan rakyat, milik orang biasa dan miskin
merupakan bentuk upaya membedakan sekaligus sindiran dan pelecehan antara suatu budaya
dengan yang lain. Sekarang ini muncul budaya global yang datang dari barat dan negara maju
10
berhadapan dengan budaya lokal. Budaya global tersebut memberikan dampak positif dan
negatif bagi budaya lokal.

E. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,


Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Pengaruh keragaman diantaranya adalah

1. Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki


kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat
onkomplemeter.
3. Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
5. Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap
kelompok yang lain.

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan terciptamasalah-


masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :

a. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia


dengandunia lingkungannya.
b. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu
akanmemunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
c. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-
macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras atau sukunya kelompoknya
lebihtinggi dari ras/suku/kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negative dari keragaman, yaitu :

 Semangat Religius
 Semangat Nasionalisme
 Semangat Fluralisme
 Dialog antar umat beragama
 Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antaragama, media, masa, dan harmonisasinya.

Berdirinya Negara Indonesia dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk,


baik secara etnis, geografis, kultural maupun religius. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai
makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik maupun
11
mental, seharusnya dijadikan sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang
menjunjung tinggi toleransi. Tetapi sering kali yang terjadi adalah, perbedaan tersebut justru
memicu ketegangan hubungan antar anggota masyarakat.

Sifat dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh
(Van de Berghe).

a. Terjadinya segmentasi (pemisahan diri) kedalam kelompok-kelompok yang seringkali


memiliki kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non
komplementer (melengkapi).
c. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan) diantara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara relative integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan
didalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa. Karena dengan adanya
sifat terbuka itulah solusi dari akar permasalahan yang terjadi akibat kemajemukan dapat
dipertumpul.

F. Problematika Diskriminasi

Dalam kehidupan bernegara, Indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang


perbedaan suku dan budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak Indonesia berdiri dan sudah
menjadi cirri khas bangsa Indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi
persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di Indonesia nilai yang ada adalah
demokrasi. Tujuan di terapkannya demokrasi di Indonesia adalah untuk keadilan dan
kesejahteraan masyarakat. Jika dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud
berarti demokrasi tidak diterapkan secara mendasar.

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau
sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas
sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan
politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.

Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak perlindungan
terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu“.Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun
1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa“Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan
12
martabat yang sama dan sederajat” Komunitas Internasional telah mengakui bahwa
diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus
mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan
perdamaian.

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya
beberapafaktor penyebab antara lain adalah

a. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi.
b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
c. Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat
mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnyas
ebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit bisa
menjadi penyebab utama peruses itu, yaitu

a. Kegagalan kepemimpinan
b. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
c. Krisis politik
d. Krisis sosial
e. Demoralisasi tentara dan polisi
f. Interfensi asing

Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui “Integrasi
Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.

G. Manusia Beradab Dalam Keragaman

Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah
masyarakatantara lain:

1. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul
ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan
permusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa di latarbelakangi SARA
bahkan pilihan ideologi politiknya.
2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain
disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau
penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan
3. Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan
ketidakcocokandalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda
4. Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan
ekonomi.
13
H. Faktor-Faktor Terjadinya Perubahan Social

Factor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam,yaitu


yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.

1. Faktor yang berasal dari luar masyarakat


a. Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan
dengan unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun
unsure-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan
sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian
b. Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain. Sedikit
demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau
penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain.
c. Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara
paksa,sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut,
dinamakan PenetrationViolent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis datamg ke
Amerika Latin sehingga kebudayaan maya dan inka menjadi musnah. Selain itu masih
ada jenis penetrasi lain yaitu masuknya unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja
dan tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga saling mempengaruhi,
penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique,seperti masuknya agama dan
kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia.
d. Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempat
dengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain, penaklukan itu
padaumumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa penjajahan itulah terjadi
pemaksaan masuknya unsur-unsur asing kedalam kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.
e. Asimilasi kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang atau
kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.
f. Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran
antara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya bersifat individu,
walaupun tidak menutup kemungkinan perubahan akibat perkawinan campuran meluas
hingga kelingkungan masyarakat sekelilingnya, akibat hibridisasi ialah munculnya
kebudayaan baru, yaitu setengah kebudayaan asing dan setengah kebudayaan setempat.
g. Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang berusaha
mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita
dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub kultural yang baru.

2. Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam


a. Sistem Pendidikan yang Maju. Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi
dari kebudayaan- Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
berupa alat walaupun ide baruyang diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang
dalam suatu masyarakat. Namun, adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery
adalah penemuan sesuatu yang sebelumnya telah ada Invention adalah pendapatan atau
14
perolehan hal-hal baru yang dilakukan melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun
melalui trial and error. Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia
mempelajari dan menyesuaikanalam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma (
meliputi norma susila, adat, hukum danagama) yang hidup dalam masyarakat.
b. Menghargai hasil karya orang lain
c. Adanya keterbukaan di dalam masyarakat
d. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
e. Penduduk yang heterogen

 Kesederajatan versus Diskriminasi

Keserajatan artinya setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih
menunjukkan kepada suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi
dihubungkan dengan prasangka dan seolah-olah menyatu.

a. Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik


Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan, kekuasaan,
ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial
yang dapat menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang
dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas.
Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki
sesuatu yang dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati
lapisan bawah.

b. Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai


Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial karena tekanan atau intimidasi, biasanya terjadi
karena pihak yang ditekan oleh pihak yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang
tertekan, umumnya tidak berdaya sehingga tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi
tersebut dari kehidupan mereka.
Sebab-sebab lain yang menyebabkan terjadinya diskriminasi antara lain
 Latar belakang sejarah
 Dilatar belakangi oleh perkembangan sosiol kultural dan situasional
 Bersumber dari faktor kepribadian
 Berlatar belakang dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan agama

Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara :
a. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
b. Perluasan kesempatan belajar
c. Sikap terbuka dan sikap lapang
d. Menghilangkan sikap etnosentrsme

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat di mana terdapat perbedaan-


perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,
ideologi, adat kesopanan, serta situasi ekonomi
2. Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan keragaman yang ada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki
3. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia yaitu Suku Bangsa dan Ras,
Agama dan Keyakinan, Ideologi dan Politik, Tata Krama, Kesenjangan Ekonomi serta
Kesenjangan Sosial
4. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta
masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa, seperti:
Disharmonisasi,Perilaku diskriminatif serta Eksklusivisme, rasialis.
5. Diskriminasi adalah sikap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang
atau sekelompk orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,
dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual,
pandangan ideologidan politik, serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
6. Problematika diskriminasi yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya
disintegrasibangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi
bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang
secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: Kegagalan
kepemimpinan, Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, Krisis politik, Krisis
social, Demoralisasi tentara dan polisi, serta Intervensi asing.

B. Saran

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau
“heterogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku
bangsa dan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama
yang disebutKebudayaan Nasional.

Terciptanya “tunggal ika” dalam masyarakat yang “bhineka” dapat diwujudkan


melalui“integrasi kebudayaan” atau “integrasi nasional”. Dalam hubungan ini, pengukuhan ide
“tunggalika” yang dirumuskan dalam wawasan nusantara dengan menekankan pada
aspek persatuan disegala bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna
Bhineka Tunggal Ika ini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam
berbangsa dan bernegara.
16
DAFTAR PUSTAKA

http://iqbalpersada.blogspot.com/2013/03/hakikat-keragaman-dan- kesetaraan.html

http://erfanm.blogspot.com/2013/03/surah-al-ala-yang-maha-tinggi-dengan.html

http://stkip.files.wordpress.com/2013/03/isbd.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai