Anda di halaman 1dari 30

EFEKTIVITAS JAMU DAUN BELUNTAS SEBAGAI

PENGGANTI DEODORAN

Karya Tulis ini Disusun Sebagai Tugas Mata Pelajaran Karya


Ilmiah Remaja

OLEH :
1. Adelia Putri Imara
2. Nabila Putri Amalia Nur Imamah

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KOTA


PASURUAN
JL. Ir. H. JUANDA NO. 85 TAPAAN KOTA PASURUAN
PROVINSI JAWA TIMUR TELP. (0343) 426134

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Karya Tulis Ilmiah Siswa MTs Negeri 1 Pasuruan Kota


Pasuruan.

1. Judul : Efektivitas Jamu Daun Beluntas Sebagai


Pengganti
Deodoran
2. Ketua
a. Nama lengakap : Adelia Putri Imara
b. NISN :
c. Asal Sekolah :MTsN 1 Pasuruan Kota Pasuruan
d. No. Telp/HP :0887859076044
3. Anggota
a. Nama lengakap : Nabila Putri Amalia Nur Imamah
b. NISN : 006 592 8195
c. Asal Sekolah :MTsN 1 Pasuruan Kota Pasuruan
d. No. Telp/HP :081229981410

4. Guru Pembimbing
a. NamaLengkap : Muhammad Suaibi, S.Pi.,MM
b. NIP :-
c. No. Telp/HP : 085233102602
d. Alamat : Dusun Krajan 1 RT/RW:002/001 Desa Pasinan
Kec.
Lekok Kab. Pasuruan 67186

Pasuruan, 19
September 2019
Guru Pembimbing Ketua TIM

ii
MUHAMMAD SUAIBI, S. Pi.,MM ADELIA PUTRI IMARA

Mengetahui,
Kepala MTsN 1 Pasuruan Kota Pasuruan

Drs.NUR EDI SAMANI, M.Pd


NIP. 19680212 198903 1 004

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KTI

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : Adelia Putri Imara
Alamat: Karang Kliwon RT/RW. 01/01 kec. Grati
2. Nama : Nabila Putri Amalia Nur Imamah
Alamat: Toyaning RT/RW. 01/03 kec. Rejoso
Dengan ini menyatakan bahwa kami adalah penulis / invertor dari karya
tulis ilmiah yang berjudul “Efektivitas Jamu Daun Beluntas Sebagai
Pengganti Deodoran” yang kami ajukan sebagai tugas mata pelajaran karya tulis
ilmiah remaja, dan menyatakan bahwa karya tulis ilmiah tersebut benar – benar
merupakan hasil ide orisinil dan pengembangan (studi pustaka) kami sendiri dan
bukan merupakan invensi/karya tulis orang lain/hasil penjiplakan dari invensi atau
karya tulis orang lain.

Apabila ada konsekuensi hukum akibat adanya tuntutan dari pihak lain
yang merasa dijiplak, maka akan menjadi tanggug jawab kami sepenuhnya

Pasuruan, 19 September 2019

iii
Mengetahui,
Ketua Tim Anggota Tim

Adelia Putri Imara Nabila Putri Amalia Nur Imamah


NISN. NISN. 006 592 8195

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tercapainya
penulisan karya ilmiah ini dengan judul “Efektivitas Jamu Daun
Beluntas Sebagai Pengganti Deodoran”.

Dengan tercapainya penulisan karya ilmiah remaja ini kami


bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Nur Edi Samani, M. Pd selaku kepala Madrasah yang


selalu memberi dukungan dan izin dalam penelitian ini.
2. Bapak Muhammad Suaibi, S.Pi., MM sebagai Pembimbing
dalam penelitian.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian kami yang tidak dapat disebutkan satu–
persatu.

Kami sadari hasil penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karenanya berbagai kritik dan saran sangat kami perlukan.

Semoga kita dapat menarik manfaat dari penulisan yang


sederhana ini. Dari penulisanini kami juga berharap agar
masyarakat dapat memanfaatkan daun keor dengan sebaik –
baiknya.

iv
Pasuruan, 19 September
2019

Penyusun

DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR SAMPUL…..……………………………………...…............................i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….........ii
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.....…………………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR…...……………………………………………………..…vii
ABSTRAK/ABSTRACT......................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………….…………….......11
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………......11
1.4 Manfaat Penelitian...
………………………………………..11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

v
2.1 Pengertian Daun Beluntas
………………………………......12
2.2 Kandungan Dalam Daun Beluntas………………….............13
2.3 Manfaat Daun Beluntas……..................................................16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian.......................................................................17
3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................17
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................18
3.4 Prosedur Penelitian.................................................................19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian.......................................................................23
A. Proses Penyeduhan Jamu Daun Beluntas.............................23
B. Khasiat Jamu Daun Beluntas................................................23
C. Kelebihan Jamu yang terbuat Dari Daun Beluntas dari Pada
Jamu yang terbuat Dari Daun Yang Lain..............................24
4.2. Pembahasan................................................................................24
A. Kemurnian Daun Beluntas....................................................24
B. Proses Penyeduhan................................................................25
C. Bahan – Bahan......................................................................25
D. Khasiat dan Kelebihan Jamu dari Daun Beluntas.................25

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………….26
5.2 Saran………………………………………………………...26

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Daun Beluntas…………...........


……………………………………...x
Gambar 3.2 Daun Beluntas..................................
……………………….............xix
Gambar 3.3 Daun Beluntas yang sudah di
basahi..................................................xx
Gambar 3.4 Air yang telah
mendidih………………………………………….....xx
Gambar 3.5 Daun Beluntas yang sudah di masukkan ke
panci…………….........xx
Gambar 3.6 Pengadukan Jamu Daun Beluntas…………….
……………............xxi

vii
Gambar 3.7 Rimpangan Kunyit atau Kunci yang sudah tersedia di
gelas...........xxi
Gambar 3.8 Penyaringan Jamu Daun Beluntas ke dalam
gelas............................xxi
Gambar 3.9 Pengadukan rimpangan kunyit atau
kunci.......................................xxii
Gambar 3.10 Pengadukan rimpangan kunyit atau kunci…….........
……………xxii

ABSTRAK

3. Adelia dan Putri, 2019. Efektivitas Jamu Daun Beluntas Sebagai


Pengganti Deodoran. Pembimbing Muhammad Suaibi, SPi.,MM

viii
Kata kunci : Daun Beluntas, Jamu dan kesehatan

Rendahnya pengetahuan masyarakat akan kandungan gizi


tumbuh-tumbuhan di sekitar yang dapat mencegah dan
menanggulangi kejadian gizi buruk sulit diberantas. Seperti
contohnya daun beluntas. Selama ini masyarakat menganggap
remeh daun beluntas, menganggap bahwa daun beluntas adalah
tumbuhan liar yang tidak bermanfaat. Padahal daun beluntas
memiliki banyak manfaat salah satunya bisa menghilangkan bau
badan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) proses penyeduhan
jamu dari daun beluntas, 2) khasiat yang diperoleh dari jamu yang terbuat dari
daun beluntas, dan 3) kelebihan yang diperoleh dari jamu yang terbuat dari daun
beluntas dari pada jamu yang terbuat dari daun yang lain.
Adapun langkah–langkah dalam pembuatan jamu daun beluntas ini,
diantaranya sebagai berikut; Ambil daun beuntas secukupnya, cuci bersih lalu
rebus agak lama sampai air nya tinggal separuh panic atau warna air berubah
menjadi kehijauan, tambahkan bahan pelengkap seperti rimpangan kunyit atau
kunci, dinginkan dan lalu siap untuk diminum. Jamu ini memiliki banyak khasiat
bagi kesehatan diantaranya: Mengurangi pegal linu, Menghilangkan bau

badan, Meredakan nyeri pinggang , Mengatasi rematik , Mengatasi perut


kembung.

BAB I
PENDAHULUAN

ix
1.1. Latar Belakang Masalah
Beluntas (Pluchea indica Less) merupakan tanaman yang termasuk dalam
herba famili Asteraceae yang tumbuh secara liar di daerah kering di tanah yang
keras dan berbatu atau ditanam sebagai tanaman pagar. Menurut Dalimartha
(1999) dalam Halim (2015), beluntas sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional
yaitu untuk menghilangkan bau badan dan mulut, mengatasi kurang nafsu makan,
mengatasi gangguan pencernaan pada anak, menghilangkan nyeri pada rematik,
nyeri tulang dan sakit pinggang, menurunkan demam, mengatasi keputihan dan
haid yang tidak teratur, hal ini disebabkan adanya kandungan senyawa fitokimia
dalam daun beluntas. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa dalam daun
beluntas terdapat senyawa fitokimia seperti lignan, terpena, fenilpropanoid,
bensoid, alkana (Luger et al., 2000 dalam Widyawati et al., 2014), sterol, katekin
(Biswas et al., 2005 dalam Widyawati et al., 2014), fenol hidrokuinon, saponin,
tanin, dan alkaloid (Ardiansyah et al., 2003 dalam Widyawati dkk., 2011).
Senyawa fitokimia dalam daun beluntas memiliki beberapa aktivitas biologis
yaitu sebagai antiinflamasi, antipiretik, hipoglikemik, diuretik dan berbagai
aktivitas farmakologi (Widyawati et al., 2014). Pada umumnya masyarakat
Indonesia memanfaatkan tanaman beluntas sebagai pangan dalam bentuk lalapan
dan air rebusan daun beluntas tetapi dengan adanya keterbatasan lokasi pencarian
menyebabkan ketersediaan daun beluntas menjadi sedikit sehingga penyediaan
dan konsumsi daun beluntas menjadi kurang praktis. Faktor tersebut membuat
adanya pengembangan pemanfaatan daun beluntas menjadi seduhan daun beluntas
dalam bentuk bubuk yang dikemas dalam kantong teh (tea bag). 2 Pada penelitian
Harianto (2015) telah melakukan pengemasan bubuk daun beluntas ke dalam
kantong teh. Hasil menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi beluntas
yang diseduh maka dapat meningkatkan nilai sifat fisikokimia dan nilai sifat
organoleptik (warna dan aroma), tetapi menurunkan aktivitas antioksidan. Adanya
penurunan aktivitas antioksidan yang dihasilkan oleh seduhan beluntas
menyebabkan diperlukan beberapa bahan lain yang dapat dikombinasikan dengan
seduhan beluntas, salah satunya adalah lemon. Lemon (Citrus limon L.)

x
merupakan sumber flavonoid, asam sitrat, vitamin C dan mineral seperti
kalium,kalsium, fosfor, natrium, besi dan seng (Yekeler et al., 2013). Kandungan
flavonoid dan fenolik dalam lemon cukup tinggi. Senyawa flavonoid memiliki
bioaktivitas yang beragam seperti antihipertensi, antialergi, antikanker, antiviral,
antitumor, antidiabetes dan diuretik (Bakhtiar, 1992 dalam Ellizar dan Yustini,
2009). Asam askorbat yang terkandung dalam buah lemon juga memiliki banyak
manfaat seperti sintesis kolagen, hormon dan neurotransmitter (Iqbal et al., 2004).
Penambahan air perasan lemon dalam seduhan beluntas diharapkan mampu
meningkatkan aktivitas antioksidan seduhan beluntas lemon. Penelitian
pendahuluan penambahan berbagai jumlah air perasan lemon pada seduhan
beluntas lemon yaitu pengujian organoleptik telah dilakukan kepada 30 orang
panelis. Hasil pengujian organoleptik terhadap rasa meunjukkan semakin banyak
lemon yang ditambahkan ke dalam seduhan beluntas lemon, maka nilai kesukaan
akan semakin menurun dan tidak berbeda nyata. Oleh karena itu, dilakukan
pemilihan berbagai macam jumlah penambahan air perasan lemon yang baru yaitu
P1 hingga P6. Perbedaan penambahan air perasan lemon dalam seduhan beluntas
lemon dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan yang dihasilkan sehingga
diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh penambahan air 3 perasan
lemon pada berbagai konsentrasi terhadap komposisi senyawa fitokimia, total
fenol, total flavonoid, kemampuan menangkal radikal bebas DPPH, kemampuan
mereduksi ion besi dan kadar vitamin C pada seduhan beluntas lemon.

Gambar 1.1 daun beluntas

xi
1.2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana proses penyeduhan jamu yang terbuat dari daun beluntas?
B. Apa khasiat yang diperoleh dari jamu yang terbuat dari daun beluntas?
C. Apa kelebihan jamu yang terbuat dari daun beluntas dari pada jamu yang
terbuat dari daun yang lain?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ;
A. proses penyeduhan jamu dari daun beluntas,
B. khasiat yang diperoleh dari jamu yang terbuat dari daun beluntas,
C. kelebihan yang diperoleh dari jamu yang terbuat dari daun beluntas dari
pada jamu yang terbuat dari daun yang lain.

1.4. Manfaat Penelitian


A. Pribadi dan masyarakat mulai mengetahui bahwa daun beluntas
rmempunyai manfaat dan keuntungan yang banyak.
B. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang baik
kepada semua orang tentang banyaknya manfaat yang terkandung dalam
daun beluntas untuk kesehatan tubuh.

xii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Daun Baluntas

Salah satu tanaman yang telah lama dikenal oleh masyarakat


Indonesia sejak dahulu, yaitu tanaman beluntas (Pluchea indica L).
Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman pagar di halaman
rumah penduduk. Nama daerah: beluntas (Melayu), baluntas, baruntas
(Sunda), luntas (Jawa), baluntas (Madura), lamutasa (Makasar),
lenabou (Timor), sedangkan nama asing untuk tanaman beluntas
adalah Luan Yi (cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh fleabane
(Inggris). Pada masyarakat daun beluntas secara tradisional berkhasiat
sebagai penurun demam (antipiretik), meningkatkan nafsu makan
(stomakik), peluruh keringat (diaforetik), dan penyegar (Siringoringo,
2012). Beluntas (Pluchea indica L) merupakan tanaman herba famili
Asteraceae yang telah dimanfaatkan sebagai pangan dan sediaan obat
bahan alam tumbuh liar di daerah kering di tanah yang keras dan
berbatu atau ditanam sebagai tanaman pagar. Memerlukan cukup
cahaya matahari atau sedikit naungan. Banyak ditemukan di daerah
pantai dekat laut sampai ketinggian 1.000 m dpl. Perdu kecil, tumbuh
tegak sampai 2 m atau lebih. Bercabang banyak, berusuk halus,
berambut lembut. Daun bertangkai pendek, letak berseling, helaian
daun bulat telur sungsang. Ujung bulat melancip, tepi bergigi,
berkelenjar, panjang 2,5 sampai 9 cm. Lebar 1-,5 cm dengan warna
hijau terang bila diremas mengeluarkan bau harum. Bunga majemuk
dengan bentuk mulai rata, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai.
Bunga berbentuk bonggol, bergagang ataupun duduk, berwarna putih
kekuningan sampai ungu. Buah berbentuk gasing, kecil, keras
berwarna coklat dengaan sudut-sudut berwarna putih. Biji kecil, coklat

xiii
keputih-putihan. Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua.
Cabang bunga sangat banyak sehingga membentuk rempuyung cukup
besar antara 2,5-12,5 cm. Bunga berbentuk bonggol, bergagang atau
duduk. Bentuknya seperti silinder sempit dengan panjang 5-6 5 6 mm.
Panjang daun pembalut sampai 4 mm. Daun pelindung bunga tersusun
dari 6-7 helai. Daun pelindung yang terletak di dalam berbentuk sudut
(lanset) dan di luar berbentuk bulat telur. Daun pelindung berbulu
lembut, berwarna ungu dan pangkalnya ungu muda. Kepala sari
menjulur dan berwarna ungu. Tangkai putik pada bunga betina lebih
panjang. Buah beluntas longkah berbentuk seperti gasing, warnanya
coklat dengan sudutsudut putih dan lokos 10 (gundul atau licin)
panjang buah 1 mm (Susanti, 2007).

2.2 Kandungan Dalam Daun Beluntas

 Alkaloid
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen
yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi
ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam
amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan
antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan
dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik
berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.

 Fosfor

Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena


mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun sumber
pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis
senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat

xiv
(Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang
paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katode
(CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula
pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap
(glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katode mulai
dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf
"P" yang diikuti dengan sebuah angka. Unsur kimia fosforus dapat
mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini
bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.

 Kalsium
Kalsium adalah sebuah elemenkimia dengan simbol
Ca dan nomor atom 20. Mempunyai massa atom 40.078 amu.
Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah, dan merupakan
elemen terabaikan kelima terbanyak di bumi. Kalsium juga
merupakan ion terabaikan kelima terbanyak di air laut dilihat dari
segi molaritas dan massanya, setelah natrium, klorida, magnesium,
dan sulfat.

 Magnesium
Magnesium  adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Mg dan nomor atom 12. Ia berupa
padatan abu-abu mengkilap yang memiliki kemiripan fisik dengan
lima unsur lainnya pada kolom kedua (golongan 2, atau logam
alkali tanah) tabel periodik: semua unsur golongan 2 memiliki
konfigurasi elektron yang sama pada kelopak elektron terluar dan
struktur kristal yang serupa.

xv
 Minyak atsiri
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak
eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak
terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada
suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma
yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-
wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam
perdagangan, hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal
sebagai bibit minyak wangi.

 Natrium

Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel


periodik yang memiliki lambang Na dan nomor atom 11. Ini
adalah logam lunak, putih keperakan, dan sangat reaktif. Natrium
adalah logam alkali, berada pada golongan 1 tabel periodik, karena
memiliki satu elektron di kulit terluarnya yang mudah
disumbangkannya, menciptakan atom bermuatan positif—
kation Na+. Satu-satunya isotop stabil adalah 23Na. Logam
bebasnya tidak terdapat di alam, tapi harus dibuat dari senyawanya.
Natrium adalah unsur keenam paling melimpah dalam kerak bumi,
dan terdapat di
banyak mineral seperti feldspar, sodalit dan halit (garam batu,
NaCl). Banyak garam natrium sangat larut dalam air: ion natrium
telah dilindi oleh aksi air dari mineral bumi selama ribuan tahun,
dan dengan demikian natrium Dan klorin  adalah unsur terlarut
yang paling umum terjadi di lautan (berdasarkan berat).

xvi
 Tannin

Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik)


adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa
pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein,
atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam
amino dan alkaloid. Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa
Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon ek” atau “pohon
berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin
nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah)
hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini
pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol
berukuran besar yang mengandung cukup banyak
gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil)
untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein
dan makromolekul yang lain.

2.3 Manfaat Daun Beluntas


 Mengurangi pegal linu,
 Menghilangkan bau badan,
 Meredakan nyeri pinggang,
 Mengatasi rematik,
 Mengatasi perut kembung.
 Mengatasi Keputihan
 Menjaga kesehatan Rahim
 Merawat Wajah

Dari hasil analisa kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun beluntas
memiliki manfaat yang sangat banyak terutama untuk menghilangkan bau badan.
Dengan mengonsumsi daun beluntas maka bau badan kita akan berkurang

xvii
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis peneelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang data-datanya
berupa kata-kata (bukan angka-angka, yang berasal dari wawancara, catatan
laporan, dokumen dan lain-lain) atau penelitian yang di dalamnya
mengutamakan untuk pendiskripsian secara analisis sesuatu peristiwa atau
proses sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami untuk
memperoleh makna yang mendalam dari hakekat proses tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan realitas
empiris sesuai fenomena secara rinci dan tuntas, serta
untuk mengungkapkan gejala secara holistis kontekstual
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

3.2. Teknik Pengumpulan Data


Yang dimaksud sumber data dalam penelitian, menurut
Suharsimi Arikunto adalah subjek dimana data diperoleh.
Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong,
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata atau tindakan, selebihnya adalah adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Tidak ada satu
penelitian pun yang tidak melalui proses pengumpulan data.
Dalam proses pengumpulan data tersebut, ada banyak
metode yang bisa digunakan, yang biasanya disesuaikan
dengan jenis penelitiannya. Dalam upaya mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya tentang metode penelitian
kualitatif yang penulis gunakan, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut;

xviii
A. Observasi
Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam
rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti
terhadap fenomena (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan,
benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa
waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi,
dengan mencatat, merekam, memotret fenomena-
fenomena tersebut guna penemuan data analisa.

B. Dokumentasi
Sementara itu Arikunto menyatakan bahwa: “dalam
melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya.”

C. Studi Kepustakaan
Cara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi
obyek penelitian. Dengan gambaran ini selanjutnya dirumuskan
formulasi teoritis, studi leteratur atau kepustakaan dimulai dari
penyusunan laporan hasil penelitian.
Studi kepustakaan ini penting untuk mendapatkan gambaran secara
teoritis mengenai keadaan obyek penelitian yang diteliti. Studi
kepustakaan juga dilakukan untuk mengkaji analisis yang sifatnya
mengenai hukum dan perundang-undangan dalam hal ini kebijakan yang
menjadi permasalahan penelitian.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada:

Tanggal : 10 September 2019

xix
Tempat : Desa Toyaning RT/RW 01/03 Kec. Rejoso
Kab. Pasuruan

3.4. Prosedur Penelitian


A.Tahap persiapan
Alat dan Bahan
1. Alat = - Kompor
- Pengaduk
- Panci
- Baskom
- Gelas Minum
- Saringan

2. Bahan = - Daun Beluntas


- Air
- Rimpang Kunyit
- Rimpang kunci

B. Tahap Pembuatan

1. Ambil daun beluntas secukupnya

xx
Gambar 3.2 Daun Beluntas

2. Cuci daun beluntas hingga bersih

Gambar 3.3 Daun Beluntas yang sudah di basahi

3. Masak air hingga mendidih

Gambar 3.4 Air yang telah mendidih

4. Masukkan daun beluntas yang telah di cuci kedalam air


yang mendidih

xxi
Gambar 3.5 Daun Beluntas yang sudah di masukkan ke panci

5. Aduk daun beluntas yang tercampur dengan air sampai


air nya tinggal separuh panci atau warna air nya berubah
menjadi kehijauan

Gambar 3.6 Pengadukan Jamu Daun Beluntas

6. Tambahkan pelengkap seperti rimpangan kunyit dan


kunci kedalam gelas minum

xxii
Gambar 3.7 Rimpangan Kunyit atau Kunci yang sudah
tersedia di gelas

7. Angkat jamu dari kompor dan saring jamu agar daun


beluntas tidak ikut terseduh kedalam gelas minum yang
sudah terdapat rimpangan kunyit dan kunci didalamnya

Gambar 3.8 Penyaringan Jamu Daun Beluntas ke dalam gelas

8. Aduk hingga rimpangan kunyit dan kunci tercampur


dengan baik

xxiii
Gambar 3.9 Pengadukan rimpangan kunyit atau kunci

9. Tunggu jamu daun beluntas tidak terlalu panas dan siap


disajikan

Gambar 3.10 Pengadukan rimpangan kunyit atau kunci

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


A. Proses Penyeduhan Jamu dari Daun Beluntas

Proses penyeduhan jamu dari daun beluntas hanya memerlukan


beberapa proses. Namun proses tersebut harus dilakukan secara berurutan,
yaitu :

1) Ambil daun beluntas secukupnya


2) Cuci daun beluntas hingga bersih
3) Masak air hingga mendidih
4) Masukkan daun beluntas yang telah di cuci kedalam air
yang mendidih
5) Aduk daun beluntas yang tercampur dengan air sampai air
nya tinggal separuh panci atau warna air nya berubah
menjadi kehijauan

xxiv
6) Tambahkan pelengkap seperti rimpangan kunyit dan kunci
kedalam gelas minum
7) Angkat jamu dari kompor dan saring jamu agar daun
beluntas tidak ikut
terseduh kedalam gelas minum yang sudah terdapat
rimpangan kunyit
dan kunci didalamnya
8) Aduk hingga rimpangan kunyit atau kunci tercampur
dengan baik
9) Tunggu jamu daun beluntas tidak terlalu panas dan siap
disajikan

B. Khasiat Jamu dari Daun Beluntas

Khasiat yang dapat diperoleh dari jamu daun beluntas ini adalah :

1. Mengurangi pegal linu,


2. Menghilangkan bau badan ,
3. Meredakan nyeri pinggang ,
4. Mengatasi rematik,
5. Mengatasi perut kembung.
6. Mengatasi Keputihan
7. Menjaga kesehatan Rahim
8. Merawat Wajah

C. Kelebihan jamu yang terbuat dari daun beluntas dari pada jamu
yang terbuat dari daun yang lain

Kelebihan dari jamu yang terbuat dari daun beluntas diantaranya


adalah:

1. Bahan utama yang digunakan (daun beluntas) mudah dijumpai. Karena


tanaman beluntas dapat tumbuh dimana saja. Bahan tambahan yang lain

xxv
juga tidak banyak.
2. Cara yang digunakan juga sederhana dan mudah untuk dilakukan
sendiri (lebih praktis).
3. Lebih alami sehingga pengguna tidak khawatir akan adanya kandungan
bahan kimia.

4.2 Pembahasan

Menurut hasil penelitian diatas, kami dapat memberi gambaran.


Bahwasanya dalam pembuatan jamu seduh dari daun beluntas harus
memperhatikan hal–hal berikut jika ingin mendapatkan hasil yang optimal, yaitu:

A. Kemurnian Daun Beluntas

Dalam pembuatan jamu daun beluntas, harus memperhatikan saat


pemilihan bahan daun beluntasnya. Karena dalam pembuatan jamu
daun beluntas kami memastikan memakai daun beluntas yang terjamin
kemurniannya. Jika sudah dipastikan kemurniannya 100% setelah itu
melakukan proses penyeduhannya dengan runtut sesuai langkah–
langkah yang telah dilakukan diatas.

B. Proses Penyeduhan
Dalam melakukan proses penyeduhan, harus di lakukan dengan
runtut seperti penjelasan di atas agar dihasilkan hasil yang optimal.

C. Bahan – Bahan
1. Daun beluntas yang segar
Setelah pemilihan daun beluntas yang segar, daun beluntas
tersebut di cuci dulu sampai bersih.
2. Air

xxvi
Air digunakan dalam proses penyeduhan jamu daun
beluntas. Air yang digunakan harus dalam keadaan mendidih. Jika
tidak, maka jamu tidak akan jadi secara sempurna.
3. Rimpangan Kunyit atau Kunci
Rimpangan Kunyit atau Kunci sebagai pelengkap alami
jamu daun beluntas agar menghasilkan rasa yang nikmat.

D. Khasiat dan kelebihan jamu dari daun beluntas


Jamu dari daun beluntas mengandung nutrisi paling lengkap
dibandingkan tumbuhan jenis apapun. Jamu dari daun beluntas mempunyai
banyak manfaatnya, salah satunya menghilangkan bau badan.
Kelebihan jamu dari daun beluntas yaitu
1. Mengurangi pegal linu,
2. Menghilangkan bau badan ,
3. Meredakan nyeri pinggang ,
4. Mengatasi rematik,
5. Mengatasi perut kembung.
6. Mengatasi Keputihan
7. Menjaga kesehatan Rahim
8. Merawat Wajah

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
A. Dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut;
Ambil daun beluntas secukupnya dan Cuci hingga bersih,
Masak air hingga mendidih, lalu masukkan daun beluntas
kedalam air yang mendidih, aduk daun beluntas sampai
warna air nya berubah menjadi kehijauan, tambahkan

xxvii
pelengkap seperti rimpangan kunyit atau kunci kedalam
gelas, angkat jamu dari kompor dan saring jamu agar daun
beluntas tidak ikut terseduh kedalam gelas yang sudah
terdapat rimpangan kunyit dan kunci didalamnya, lalu aduk
hingga rimpangan kunyit dan kunci tercampur dengan
baik,tunggu jamu daun beluntas tidak terlalu panas dan siap
disajikan.

B. Jamu daun beluntas memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah


satunya untuk menghilangkan bau badan.
C. Jamu yang dibuat dari daun beluntas menggunakan bahan yang mudah
di jumpai di semua daerah.

5.2. Saran
Bagi penguna :
1. Jangan terlalu lama di simpan karena tidak mengandung pengawet sehingga
tidak tahan lama.
2. Di minum dalam keadaan apapun khasiat dari jamu tidak akan berkurang.

Bagi pemerintah :
Agar memberikan pelatihan khususnya kepada masyarakat tentang cara
pembuatan jamu daun beluntas serta memberikan sarana prasarana kepada
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Jakarta: Rineka Cipta.

xxviii
Budiati, Heni. 2007. Biologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Gema Ilmu.

Damayanti Ratih, 2013. Buah dan Daun Ajaib, Yogyakarta: GIGA Pustaka ;146 –
154

Kuntaraf Katheleen dan Kuntaraf Jonathan, 2009. Makanan Sehat, Bandung:


INDONESIA PUBLISING HOUSE; 146

Moeleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatf, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Pradana Indra, 2013. Daun Sakti Penyembuh Segala Penyakit, Yogyakarta:


Octopus ; 23 – 35
http://www.plantamor.com/index.php?plant=866. Diakses pada
tanggal 25 Desember 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelor. diakses pada tanggal 26
Desember 2012.
http://www.indomoringa.com/index.php?
route=information/news&news_id=6. Diakses pada tanggal 26
Desember 2012.
http://www.indomoringa.com/index.php?
route=information/news&news_id=6. Diakses pada tanggal 26
Desember 2012.
https//www.kompasiana.com.>mawan.sidarta>
jamu-beluntas-berkhasiat-ala-bu-khamid
https://cantik.tempo.co>Cantik
eprints.ums.ac.id/29544/2/BAB_1.pdf
eprints.umbjm.ac.id/111/3/BAB2.pdf
https://.wikipedia.org>wiki>Alkoloid
https://.wikipedia.org>wiki>Fosfor
https://.wikipedia.org>wiki>Kalsium
https://.wikipedia.org>wiki>Magnesium
https://.wikipedia.org>wiki>Minyak_atsiri
https://.wikipedia.org>wiki>Natrium

xxix
https://.wikipedia.org>wiki>Tanin

xxx

Anda mungkin juga menyukai