Anda di halaman 1dari 2

Hadapi Ekonomi Digital, Ini yang Harus

Dipahami Generasi Muda


Hessy Trishandiani, Jurnalis · Jum'at 16 November 2018 15:28 WIB

Konferensi regional untuk kurangi pengangguran generasi muda (Foto: Kemnaker)

JAKARTA - Menurut data Organisasi Buruh Internasional (ILO), akibat revolusi industri
4.0, sebanyak 56 persen pekerjaan di Indonesia terancam akan diambil alih oleh robot.

"Untuk menghadapi potensi pengurangan tenaga kerja tersebut, ada dua langkah
implementasi, salah satunya adalah meningkatkan keterampilan yang sesuai untuk tenaga
kerja agar tidak diganti oleh industri otomasi 4.0," Kata Direktur Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta & PKK) Kemnaker,
Maruli Hasoloan, saat membuka Konferensi Regional untuk Mengurangi Pengangguran
Generasi Muda pada Kamis 15 November 2018..

Selain itu, lanjutnya, pelatihan kewirausahaan dan akses modal untuk memulai dan
mengembangkan sektor swasta juga harus dilakukan.

Berbagai langkah pengembangan yang dilakukan pemerintah Indonesia telah menunjukkan


beberapa perbaikan. "Salah satunya adalah program peningkatan pelatihan dengan kebijakan
yang dikenal sebagai 3R (Revitalisasi, Reorientasi, dan Rebranding) di Balai Latihan Kerja,"
ujar Maruli.
Peningkatan kualitas dikembangkan melalui strategi Triple Skilling, yaitu skilling, upskilling,
dan reskilling.

"Pekerja yang tidak dilengkapi dengan keterampilan dapat bergabung dengan program
skilling sehingga mereka akan belajar keterampilan khusus untuk sektor tertentu," tutur
Maruli.

Sementara itu, pekerja yang sudah memiliki keterampilan dan perlu peningkatan
keterampilan dapat mengikuti program up skilling. Sedangkan bagi yang ingin beralih
keterampilan bisa mengambil program re-skilling.

Pemerintah menyadari pentingnya menanggapi tantangan pekerjaan kaum muda dengan


meluncurkan rencana aksi nasional.

"Di antaranya terdiri dari kemampuan mendapatkan pekerjaan, kewirausahaan, penciptaan


lapangan kerja, dan kesempatan yang setara untuk memenuhi tujuan pekerjaan yang layak
dan produktif bagi kaum muda," kata Maruli.

Untuk diketahui, acara ini terselenggara atas kerja sama antara Kemnaker, ILO, ASEAN, dan
Pemerintah Swiss. Hadir dalam acara tersebut adalah perwakilan dari Thailand, Singapura,
Timor Leste, Filipina, Laos, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.

Anda mungkin juga menyukai