Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH

OLEH :
SUMARSO, SH
1

DEWAN PIMPINAN DAERAH


MEDIATOR HUBUNGAN INDUSTRIAL
PROVINSI JAWA TIMUR
LATAR BELAKANG
2

UUD 1945 :
HAK Pasal 27 ayat (2), Pasal 28, Pasal 28 D ayat
KONSTITUSIONAL (2), Pasal 28 E ayat (3), Pasal 28 H ayat (3)

1. Mewujudkan Hubungan Industrial yang


PEMBANGUNAN Harmonis, Dinamis & Berkeadilan;
KETENAGAKERJAAN 2. Mewujudkan Kondisi yang Kondusif bagi
Pengembangan Usaha;
UU NO. 13/2003 3. Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja &
Keluarga;
(PASAL 100) 4. Penghargaan Terhadap HAM di Tempat
Kerja.
3

KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH
4
KEBIJAKAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN

1. Fasilitas Kesejahteraan
Pekerja/Buruh
2. Penumbuhkembangan Koperasi
Pekerja/Buruh
3. Pengembangan Usaha Produktif
5 PENGERTIAN

Suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan


yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan
kerja yang aman dan sehat.

Pasal 1 Butir 31 UU No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan dalam
6 MANFAAT KESEJAHTERAAN

BAGI PEKERJA/BURUH
 Memberikan rasa tenang bagi pekerja dalam bekerja.
 Mendorong semangat kerja, disiplin dan produktivitas
kerja.
 Menumbuhkembangkan rasa ikut memiliki dan menjaga
kelangsungan usaha perusahaan.
 Meningkatkan ketahanan bagi pekerja terhadap
pengaruh dari pihak di luar peruahaan.
 Mewujudkan hubungan yang harmonis antara pekerja
dan pengusaha.
7 lanjutan..

BAGI PERUSAHAAN

 Mengurangi tingkat konflik di perusahaaan.

 Keuntungan perusahaan bertambah.

 Perusahaan dapat mengembangkan usaha.

 Meningkatkan produktivitas kerja.


8

BAGI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT


9

FASILITAS KESEJAHTERAAN
10

 Fasilitas kesejahteraan
sarana pemenuhan kebutuhan jasmani dan
rohani yang disediakan oleh perusahaan
untuk pekerja/buruh beserta keluarganya
yang secara langsung atau tidak langsung
dapat meningkatkan produktivitas kerja.

 Penyediaan fasilitas kesejahteraan


untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja
/buruh dan keluarganya dalam rangka
meningkatkan produktivitas
JENIS FASILITAS
11
KESEJAHTERAAN
1. Koperasi Pekerja
2. Pelayanan KB
3. Tempat Penitipan Anak
4. Perumahan Pekerja/Buruh
5. Fasilitas Ibadah
6. Fasilitas Olah-raga
7. Fasilitas Kantin
8. Fasilitas Kesehatan
9. Fasilitas Rekreasi
10. Fasilitas Transportasi
11. Fasilitas Ruang Laktasi
12
Koperasi pekerja/buruh adalah suatu koperasi
yang dibentuk di dalam perusahaan yang
anggotanya terdiri dari pekerja/buruh di
dalam perusahaan tersebut.

Prinsip-prinsip :

1. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka,


2. Pengendalian oleh Anggota Secara
demokratis,
3. Partisipasi Ekonomi Anggota,
4. Otonomi dan Kebebasan,
5. Pendidikan, pelatihan dan informasi,
6. Kerjasama antar koperasi,
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
13
Prinsip-prinsip :

1. Diselenggarakannya pelayanan KB oleh


pengusahan akan menjamin
pemeliharaan/pelayanan kesehatan pekerja/buruh,
meningkatkan kesadaran pekerja/buruh terhadap
kepedulian dalam kegiatan KB.

2. Pelayanan KB meliputi:
a. Penyediaan leaflet dan brosur mengenai KB
b. Penyediaan tenaga medis
c. Penyediaan alat-alat kontrasepsi kepada
pekerja/buruh yang membutuhkan dan dapat
diperoleh pekerja/buruh secara cuma-cuma

3. Apabila kondisi perusahaan tidak memungkinkan


untuk menyediakan fasilitas pelayanan KB, maka
perusahaan dapat bekerjasama dengan
poliklinik/puskemas terdekat dengan biaya yang
ditanggung oleh perusahaan.
TEMPAT PENITIPAN ANAK
14
Prinsip-prinsip :
1. UU mewajibkan pengusaha untuk memberikan
kesempatan dan waktu istirahat bagi pekerja/buruh
wanita untuk menyusukan bayinya. Dengan
demikian, perlu tersedia tempat bagi pekerja/buruh
wanita menitipkan anak selama menjalankan
pekerjaan guna mendapatkan pemeliharaan dan
perawatan, agar tidak terganggu pertumbuhan
anaknya.
2. Tempat penitipan anak harus memenuhi
persyaratan:
a. Berada dalam lingkungan perusahaan
b. Tersedia tenaga pengelola
c. Memenuhi syarat kesehatan dan keamanan
3. Tujuan penyediaan fasilitas penitipan anak ini, agar
memberikan rasa aman dan nyaman,
meningkatkan peran wanita dalam upaya
melindungi kepentingan dan kelangsungan hidup
pekerja/buruh wanita. Apabila perusahaan tidak
dapat menyediakan sendiri tempat penitipan anak,
maka perusahaan dapat bekerjasama dengan
lembaga penitipan anak yang berdekatan dengan
perusahaan.
PERUMAHAN PEKERJA/BURUH
15
Prinsip-prinsip :

1. Penyelenggaraan Fasilitas Perumahan harus


memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Syarat kesehatan
b. Keamanan dan kesehatan
c. Penyediaan kamar mandi/toilet
d. Layak sebagai tempat tinggal

2. Apabila perusahaan tidak dapat menyediakan


asrama/perumahan bagi pekerja/buruh,
perusahaan dapat memberikan bantuan
sewa/kontrak rumah bagi pekerja/buruhnya
yang besarannya harga sewa dapat
dirundingkan dengan pekerja/buruh.

3. Untuk mempertegas penyediaan fasilitas


perumahan ini harus dituangkan dalam
Perjanjian Kerja, PP dan PKB
TEMPAT IBADAH
16
Prinsip-prinsip :
1. Berupa ruangan yang disediakan bagi
pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah
sesuai dengan ajaran agama masing-
masing.
2. Tempat ibadah harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a. Berada dalam lingkungan perusahaan
b. Tempat/ruangan untuk melaksanakan
ibadah sesuai dengan kebutuhan
c. Memenuhi syarat kebersihan dan
ketenangan
d. Tata tertib penggunaan tempat ibadah
diatur perusahaan
3. Tujuan penyediaan tempat ibadah ini untuk
meningkatkan rasa syukur para
pekerja/buruh kepada Tuhan, bahwa
bekerja bukanlah sekedar mencari nafkah
akan tetapi sebagai pengabdian manusia
kepada Tuhan YME.
FASILITAS OLAH-RAGA
17
Prinsip-prinsip:
1. Tujuan pemberian fasilitas olahraga yang
disediakan oleh pengusaha bagi pekerja/buruh
untuk melakukan kegiatan olahraga dalam
rangka meningkatkan kesehatan dan
kesegaran jasmani.
2. Fasilitas olahraga dapat diberikan dalam
bentuk:
a. Penyediaan lapangan olahraga
b. Lapangan tenis
c. Lapangan bulutangkis
d. Tenis meja, dll
3. Fasilitas olahraga dapat disediakan di dalam
atau di luar lingkungan perusahaan atas biaya
perusahaan, yang pengelolannya dapat
dilaksanakan oleh pengusaha dan
pekerja/buruh. Tersedianya sarana olahraga
dapat mengurangi rasa lelah guna
menghilangkan rasa jenuh dalam bekerja.
FASILITAS KANTIN
18
Prinsip-prinsip :
1. Tempat/ruangan yang disediakan oleh pengusaha bagi
pekerja/buruh untuk digunakan sebagai tempat makan
pada jam makan dan sarana berikut kelengkapannya
yang berupa alat-alat makan.
2. Fasilitas kantin harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Terpisah dari ruang kerja, tetapi berada di
lingkungan perusahaan
b. Luasnya sesuai dengan kebutuhan atau jumlah
pekerja
c. Memiliki ventilasi udara dan penerangan yang
memadai
d. Memperhatikan dan memnuhi syarat kebersihan
dan kesehatan
3. Dengan penyediaan fasilitas ini membantu,
mempermudah dan meringankan beban
pekerja/buruh, pelaksanaan waktu istirahat makan
lebih efektif dan efisien, mudah pengawasannya dan
memberikan citra positif akan kemampuan perusahaan
dan tanggung jawab perusahaan dalam melindungi
pekerja/buruhnya.
FASILITAS KESEHATAN
19
Prinsip-prinsip :

1. Fasilitas kesehatan merupakan upaya peningkatan


kesehatan pekerja/buruh dan keluarganya yang
meliputi pencegahan timbulnya gangguan kesehatan,
pemeriksaan dan pengobatan ringan.

2. Fasilitas kesehatan harus memenuhi ketentuan


sebagai berikut:
a. Menyediakan poliklinik
b. Menyediakan tenaga medis dan obat-obatan
ringan.

3. Apabila fasilitas kesehatan tidak dapat dilaksanakan


di perusahaan, maka perusahaan dapat bekerja sama
dengan puskemas, poliklinik dan dokter praktek.

4. Dengan melakukan perawatan kesehatan


pekerja/buruh, akan dapat menjaga dan
meningkatkan kondisi dan kesehatan fisik
pekerja/buruh yang akan meningkatan produktivitas
pekerja/buruh.
FASILITAS REKREASI DAN HIBURAN
20
Prinsip-prinsip :
1. Fasilitas rekreasi dan hiburan berupa
penyelenggaraan kegiatan untuk menyegarkan
jasmani dan rohani yang bertujuan meningkatkan
hubungan kekeluargaan antara pengusaha
dengan pekerja dan keluarganya.
2. Penyelenggaraan Fasilitas rekreasi dan hiburan
meliputi:
a. Piknik bersama
b. Pagelaran seni dan musik
c. Pemutaran film
3. Fasilitas rekreasi dan hiburan tersebut dengan
ketentuan tempat/lokasi aman dan tidak
membahayakan, dan penyelenggaraan fasilitas
rekreasi bersifat mendidik atau menambah
wawasan.
4. Rekreasi dan hiburan dapat menghilangkan rasa
jenuh dalam bekerja, menimbulkan suasana
segar, dan memberikan semangat baru dalam
bekerja.
FASILITAS TRANSPORTASI
21
Prinsip-prinsip :
1. Berupa sarana angkutan yang disediakan oleh
perusahaan kepada pekerja/buruh untuk datang
ke tempat kerja dan pulang dari tempat kerja.
2. Pemberian fasilitas ini dapat dilakukan dengan
cara:
a. Perusahaan menyediakan sarana angkutan
sendiri;
b. Perusahaan dapat bekerjasama dengan
perusahaan lain / koperasi pekerja/buruh
3. Apabila perusahaan belum dapat memberikan
fasilitas transport bagi pekerja/buruh,
perusahaan dapat memberikan bantuan uang
tarnsport yang besarannya dapat dirundingkan
dengan pekerja/buruh.
4. Tujuan pemberian fasilitas ini untuk
meringkankan beban pekerja/buruh dan
mempermudah angkutan bagi pekerja/buruh.
PENYELENGGARAAN PROGRAM
22 KESEJAHTERAAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Rundingkan dengan pekerja.
b. Diatur dalam Persyaratan Kerja, Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama
c. Koordinasikan dengan lembaga-lembaga yang ada
di perusahaan.
23

 Pengusaha, pekerja/buruh dan PRINSIP-PRINSIP


pemerintah pada umumnya PENYELENGGAR
mempunyai kepentingan bersama AAN PROGRAM
atas keberhasilan dan KESEJAHTERAAN
kelangsungan perusahaan.

 Pekerja/buruh adalah mitra


pengusaha untuk membangun dan
mengembangkan perusahaan.

 Pengusaha dan pekerja/buruh


mempunyai hubungan fungsional
dan masing-masing mempunyai
fungsi yang berbeda dengan
pembagian kerja atau pembagian
tugas.
24 lanjutan..
 Pengusaha dan pekerja/buruh
merupakan anggota keluarga
perusahaan. Perusahaan perlu
memperhatikan kondisi dan
kebutuhan pekerja/buruh, dan
pekerja/buruh perlu memahami
keterbatasan pengusaha.

 Peningkatan produktivitas
perusahaan harus dapat
meningkatkan kesejahteraan
bersama (pengusaha dan
pekerja/buruh).
25 TANTANGAN

1. Kebutuhan pekerja/buruh dan


kemampuan perusahaan berbeda-
beda;

2. Kesadaran perusahaan masih


rendah dalam mendukung
program dan fasilitas
kesejahteraan
26 UPAYA

1. Pemerintah mendorong pelaksanaan kesejahteraan


dan juga memberikan bantuan/subsidi kepada
pekerja buruh, antara lain :

 Perumahan Pekerja/Buruh
 Koperasi Pekerja/Buruh
 Sarana Bus Angkutan/Transportasi Pekerja/
Buruh
 Rumah Sakit Pekerja/Buruh
lanjutan..
27

 Pemerintah melakukan sosialisasi; memfasilitasi


pemberdayaan dan pengembangan koperasi
pekerja/buruh serta melakukan koordinasi dengan
instansi atau lembaga terkait
 SP/SB, pekerja/buruh Ikut aktif dalam pembentukan
pengembangan koperasi pekerja/buruh serta
mensosialisasikan koperasi pekerja/buruh kepada
seluruh pekerja/buruh untuk menjadi anggota
koperasi pekerja/buruh di perusahaan
lanjutan..
28

 Perusahaan dapat membantu memfasilitasi koperasi


pekerja/buruh berupa:
• Fasilitas ruangan kantor untuk kegiatan koperasi
• Fasilitas dan sarana kebutuhan koperasi
pekerja/buruh disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan
• Pengurus diberikan dispensasi dalam melakukan
tugasnya, selama jam kerja koperasi yang
ditetapkan.
lanjutan..
29

2. Mendorong pelaksanaan kesejahteraan yang


dilaksanakan oleh perusahaan dituangkan dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama non diskriminasi
3. Perumusan kebijakan :
 RPP Koperasi Pekerja/Buruh
 RPP Fasilitas Kesejahteraan Pekerja/Buruh
4. Pembinaan
Pembinaan terhadap pelaksanaan kesejahteraan
pekerja/buruh ini dapat dilakukan secara unsur
Tripartit, melalui : sosialisasi, penyuluhan, bimtek,
temu dialog serta monitoring dan evaluasi.
30 HARAPAN

1. Wujudkan komunikasi yang positif dalam


pelaksanaan Hubungan Industrial yang
harmonis.
2. Wujudkan syarat kerja yang menjamin
kesejahteraan dan produktivitas tanpa
diskriminasi.
3. Komitmen untuk melaksanakan UU serta
PK, PP dan PKB agar terwujud hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan
KESIMPULAN
31

1. Peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh dan


keluarganya salah satu dari tujuan
pembangunan ketenagakerjaan.

2. Untuk meningkatkan kesejahteraan tersebut,


pengusaha wajib menyediakan fasilitas
kesejahteraan pekerja/buruh.

3. Pelaksanaan kesejahteraan dilaksanakan


dengan memperhatikan kebutuhan
pekerja/buruh dan kemampuan perusahaan,
diatur dalam PK, PP dan PKB non
diskriminasi.
lanjutan..
32

4. Perlu dukungan pengusaha dan


pekerja/buruh tercipta ketenangan bekerja
dan kelangsungan berusaha yang
selanjutnya akan mendorong peningkatan
produksi dan produktivitas kerja.

5. Untuk peningkatan kuantitas & kualitas


pelaksanaan kesejahteraan pekerja/buruh di
perusahaan, perlu penyuluhan, monitoring
dan evaluasi (Tripartit : Kab/Kota, Provinsi).

Anda mungkin juga menyukai