JANTUNG
Disusun Oleh:
Nama : Adelia Putri Imara
Nabila Putri Amalia Nur Imamah
NISN :
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang
kepurbakalaan tingkat pelajar SMA se-kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Dinas
Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati tahun 2016.
Judul Karya Tulis Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir Bagi Kesehatan Jantung
Penulis
a. Nama Lengkap : Adelia Putri Imara
Nabila Putri Amalia Nur Imamah
b. NIS/NISN :
Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq Majid
NIP 19760707 200801 2 014 NIS/NISN 8231 / 9988136952
Mengetahui,
Kepala MTsN 1 Pasuruan
Adalah benar-benar karya tulis sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang lain
serta belum pernah dikompetesikan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila di
kemudian hari peryataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh panitia lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Pati berupa diskualifikasi dari kompetisi. Demikian surat ini dibuat dengan
sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana diperlukan.
Juwana, 15 Maret 2016
Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,
Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq Majid
NIP 19760707 200801 2 014 NIS/NISN 8231 / 9988136952
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kesempatan dan
kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sehingga dapat
menyalurkan bakat yang telah kami miliki.
Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang
terhingga kepada :
1. Bapak Drs. Agus Suhartono, M. Si. selaku kepala SMA Negeri 1 Juwana, yang telah memberi
inspirasi dan selalu memotivasi kami untuk terus berkarya.
2. Ibu Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. sebagai guru pembimbing yang setia menemani kami dalam
membuat karya tulis ilmiah ini.
3. Dewan guru SMA Negeri 1 Juwana yang telah memberi izin dan motivasi kepada penulis dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
4. Keluarga dan teman-teman penulis serta pihak- pihak yang setia memberikan sumbangan baik
moral maupun material.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang
telah ada maupun menjadi ilmu pengetahuan baru dalam kajian ilmu sosial. Penulis juga
berusaha membahas meteri karya tulis ilmiah ini secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang
lugas sehingga mempermudah pembaca untuk memahami karya tulis ilmiah ini.
Penulis dengan setia menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk
memperbaiki karya tulis ilmiah ini ke depannya. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.
Juwana, Maret 2016
Penulis
ABSTRAK
Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir Bagi Kesehatan Jantung
Oleh : Adelia Putri Imara dan Nabila Putri Amalia Nur Imamah
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Cagar Budaya merupakan hasil interaksi manusia yang terjadi di masa lalu, yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai sejarah. Nilai sejarah itu dapat digunakan sebagai pedoman
hidup atau pun pelajaran. Benda cagar budaya dapat dimanfaatkan secara optimal jika ada
pelestarian, perlindungan, pembangunan, dan peningkatan kualitas. Benda cagar budaya
mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan
nasional serta memperkokoh kesadaran diri bangsa. Cagar budaya berupa benda, bangunan,
struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan peran
serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya sesuai
dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010.
Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan
tempat-tempat modern menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika
tidak ada perlindungan, pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan
tersebut akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana
pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar benda cagar
budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang merupakan salah satu benda
cagar budaya yang masih ada hingga saat ini. Walaupun nama Sendang Sani sudah beredar luas
di kalangan masyarakat, tetapi sebagian besar masyarakat belum mengetahui secara pasti
kebenaran sejarahnya. Lebih disayangkan lagi, wisata sejarah yang menjadi peninggalan Sunan
Bonang ini tidak banyak dikunjungi warga. Masyarakat lebih menyukai wisata rekreasi yang
berada di sampingnya, yaitu Sendang Tirta Marta Sani, sejenis water boom dan mainan air untuk
keluarga. Padahal, Sendang Sani adalah peninggalan sejarah yang banyak manfaatnya.
Berdasar pada realita yang ada, penulis berusaha mencari alternatif solusi untuk
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya, dengan
harapan masyarakat luas dapat menikmati peninggalan sejarah berupa situs sebagai sarana
pendidikan dan rekreasi sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap situs-situs
bersejarah yang ada, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda
cagar budaya?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan cara
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian sosial
di Indonesia
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang objek
wisata Sendang Sani dan optimalisasi dalam perspektif benda cagar budaya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran
tentang Sendang Sani, serta menambah wawasan secara luas bagi para pembaca tentang sejarah
dan optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
E. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun bagi dalam tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal, terdiri atas : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Surat Pernyataan, Abstrak,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
2. Bagian isi, terdiri atas :
a. Bab I Pendahuluan, yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penyusunan.
b. Bab II Kajian Pustaka, yang berisi : cagar budaya, kriteria cagar budaya, dan Sendang Sani.
c. Bab III Metode Penulisan, yang berisi : objek dan waktu penelitian, jenis penelitin, jenis data
dan sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta
teknik analisis data.
d. Bab IV Pembahasan Masalah, yang berisi : pembahasan dari permasalahan yang ada.
e. Bab V Penutup, yang berisi : Simpulan dan Saran.
3. Bagian akhir, meliputi : Daftar Pustaka dan Lampiran – Lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Daun Kenikir
Kenikir (Cosmos) adalah tumbuhan tropis anggota suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang berasal
dari Amerika Latin dan Amerika Tengah, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika
Serikat, serta di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan. Spesies ini dibawa ke Asia
Tenggara melalui Filipina oleh penjelajah Spanyol di abad ke-16. Spesies ini disebut ulam
raja di Malaysia yang berarti salad raja. Tanaman kenikir memiliki nama latin Cosmos
caudatus yang termasuk ke dalam keluarga Asteraceae.Daun ini telah digunakan secara
tradisional untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan
tulang, dan mengobati lemah lambung.Daun ini mempunyai keupayaan antioksidan (AEAC)
yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram salad yang segar mempunyai kemampuan antioksidan
yang sama dengan 2400 miligram asam L-askorbik. Lebih dari dua puluh jenis bahan
antioksidan telah dikenal pasti dalam kenikir. Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan
oleh adanya sejumlah proantosianidin yang wujudnya sebagai dimer,
melalui heksamer, kuersetin glikosida, asam klorogenik, asam neoklorogenik, asam kripto-
klorogenik, serta penangkap (+) -. Kemampuan kenikir untuk mengurangi tekanan oksidatif
mungkin sebagian terdiri daripada kandungan antioksidannya yang tinggi. Dan juga, tumbuhan
ini mengandung zat kimia yang mengandung minyak atsiri, saponin dan flavonoida
polifenol.Berdasarkan kajian tempatan, kenikir mengandung 3 persen protein, 0,4
persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A. Senyawa yang bersifat
antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria).
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Benda Cagar Budaya adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan dan
dilindungi agar tetap ada serta terjaga. Suatu benda cagar budaya diperlukan perawatan,
perlindungan, pelestarian, pembangunan, peningkatan kualitas, dan diperhatikan segala
kekurangannya sehingga dapat opimal sebagai benda cagar budaya. Peran pemerintah dan
masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.
Gambar 4.1 Objek Sendang Sani
Sendang Sani merupakan benda cagar budaya sekaligus objek wisata yang merupakan
bukti nyata warisan Sunang Bonang, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam.
Nama Sendang Sani tidak asing di telinga masyarakat kabupatan Pati tetapi kisah terbentuknya
menurut juru kunci dan pemerintah kabupaten Pati ada sedikit perbedaan, sehingga harus
dilakukan penulusuran lebih lanjut dan mendalam sehingga tidak menimbulkan kontroversi.
Sejarah terjadinya Sendang Sani menurut pemerintah adalah sebagai berikut: Sunan
Bonang bersama 2 abdinya akan pergi ke Muria (tidak dijelaskan nama abdinya). Di tengah
perjalanan beliau merasa haus dan menyuruh salah satu abdinya mencari air di sebuah pohon
yang rindang dengan dibekali tongkat. Abdinya menemukan pohon yang rindang dan
menancapkan tongkat, muncullah sumber mata air yang keluar secara terus menerus menjadi
sebuah sendang. Abdinya senang, kemudian berenang dalam air. Sunan Bonang mencarinya dan
menemukannya. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, maka Sunan Bonang mengutuk
abdinya tersebut menjadi seekor bulus. Bulus tersebut tinggal di sendang yang kemudian
sendang tersebut oleh Sunan Bonang dinamakan Sendang Sani
(http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html).
Adapun menurut juru kunci Sendang Sani adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama
3 santrinya Ki Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria. Di tengah perjalanan sudah
waktunya shalat dzuhur, tetapi tidak ada air, sehingga Ki Dudho dan Ki Ahmad diutus untuk
mencari air dengan membawa sebuah bumbung/bambu. Mereka berdua mencari air di dekat
Burung Kuntul yang terbang melayang. Setelah menemukan air mereka kembali tetapi di
perjalanan Ki Dudho meminum sebagian air tersebut.
Sesampainya di tempat Sunan Bonang menunggu, bumbung tadi diberikan kepada Sunan
Bonang, beliau tidak mau karena bekas diminum oleh Ki Dudho. Maka tempat itu dinamakan
Dukuh Sani yang artinya dalam tembung Jawa disisani dalam bahasa Indonesia bekas diminum
orang lain.
Setelah kejadian tersebut Sunan Bonang pergi ke Muria hanya dengan Kosim, beliau
meninggalkan tongkatnya yang tertancap di dekat sebuah pohon yang besar yang dijaga oleh Ki
Dudho dan Ki Ahmad, Sunan Bonang berpesan agar mereka tidak mencabut tongkatnya. Tetapi
ketika Sunan Bonang pergi, lama kelamaan Ki Dudho penasaran, akhirnya mencabut tongkat
tersebut dan keluar mata air yang muncul terus menerus yang menimbulkan genangan air seperti
kolam. Ki Dudho merasa senang, lalu ia terjun ke air. Saat itu Sunan Bonang dan Kosim datang,
mereka terkejut. Ki Ahmad menceritakan semuanya, dipanggilah Ki Dudho, namun Ki Dudho
tidak mau keluar malah merangkak dalam air. Sunan Bonang pun berkata “mengapa kamu
merangkak dalam air seperti bulus?” jadilah Ki Dudho seekor bulus.
Kedua pendapat yang berbeda tersebut harus diadakan kesepakatan/pelurusan sejarah
dengan cara dilakukan penelusuran sejarah dengan melibatkan beberapa pihak yang berkompeten
sehingga masyarakat luas tidak bertanya-tanya tentang kebenaran asal-usul Sendang Sani
tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menarik pengunjung/wisatawan untuk datang ke
objek Sendang Sani tersebut.
Pengoptimalisasian Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya terus dilakukan
seperti yang tecantum dalam Undang Undang No. 11 tahun 2010 antara lain:
1. Ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan
diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang;
2. Memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan
kebudayaan nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
3. Kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi
cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang
Sani. Namun pada waktu itu yang berperan aktif dalam melakukan pembangunan adalah
Yayasan Hondodento, Pamenang, Kediri, dan Yogyakarta. Sekarang menurut ketua RT setempat
yayasan tersebut tidak aktif kembali, sehingga pemerintah setempat dengan bantuan warga
sekitar yang mengambil alih.
Sebagai wujud kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Sendang Sani, maka
dilakukan beberapa pembangunan di antaranya:
Renovasi pagar, dulu pagar bambu diganti menjadi pagar tembok dengan panjang 30 meter lebar
30 meter pada tahun 1990.
Ditambahkan gapura (pintu masuk) pada tahun 1990.
Di dalamnya juga dibangun pendopo yang digunakan untuk istirahat bagi para peziarah dari
Yayasan Hondodento, Kraton Pamenang Kediri, Yogyakarta, dan juga peziarah lainnya dengan
panjang 6 meter lebar 5 meter pada tahun 1990.
Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan dengan diameter 25 m² pada tahun 1990.
Lantai keramik
Dengan adanya pembangunan–pembangunan tersebut, dapat menigkatkan kualitas lokasi
benda cagar budaya.
Adapun daya tarik yang dapat ditunjukkan di Sendang Sani yaitu:
1. Bulus
Gambar 4.2 bulus yang berada di Sendang Sani
Di Sendang Sani terdapat bulus yang jarang sekali muncul, yang konon adalah jelmaan
Ki Dudho. Terdapat 1 bulus, ketika bulus tersebut mati, muncul lagi bulus entah dari mana
asalnya. Selama ini sudah ada 5 kali regenerasi.
2. Sendang
Gambar 4.3 Sendang yang airnya untuk pengairan
Sendang Sani ini merupakan peninggalan Sunan Bonang pada tahun 1500, yang
mempunyai cerita sejarah yang bermanfaaat. Air yang tampak kurang bersih, namun ketika
diambil ternyata air Sendang Sani ini jernih dan tidak berbau. Air tersebut digunakan untuk
pengairan dan untuk keperluan minum.
3. Pintu Masuk (gapura)
Gambar 4.4 Pintu masuk (gapura)
Pintu masuk Sendang Sani mempunyai bentuk yang khas dengan bertuliskan Sendang Sani
Tirta Marta. Pintu selalu ditutup agar tidak ada yang sembrono masuk. Apabila ingin masuk bisa
beretemu kunci yang senantiasa selalu berada di Pendopo.
4. Pendopo/Tempat Peristirahatan
Gambar 4.5 Pendopo/Tempat Peristirahatan
Pendopo ini digunakan untuk tempat istirahat dan sedekahan yang merupakan tempat
untuk menenangkan diri.
5. Ikan yang Terdapat di Sendang Sani
Gambar 4.6 ikan yang terdapat di Sendang Sani
Ada beberapa jenis ikan dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar berada di Sendang
Sani.
Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di sekitar lokasi Sendang Sani seperti Sendang
Tirta Marta Sani dan Makam Pragola (salah satu Benda Cagar Budaya), sehingga ketika
berkunjung ke Sendang Sani memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan.
Sendang Sani juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar khususnya
dalam pengairan, seperti pengairan sawah, perkebunan, dan lain-lain. Airnya juga dapat
dimanfaatkan untuk minum, biasanya juru kunci meminumnya tanpa harus dimasak dahulu. Di
Sendang Sani juga diadakan beberapa acara seperti maulid nabi, sedekah bumi, dan selametan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan istri Camat Tlogowungu, Kepala Desa Tamansari,
dan ketua RT 3 diperoleh hasil bahwa adanya penurunan persentase pengunjung di Sendang
Sani, beberapa kegiatan/acara yang diadakan pelaksanaannya kurang meriah, perawatannya
kurang. Adapun harapan masyarakat agar Sendang Sani menjadi objek wisata dengan konsep
Benda Cagar Budaya antara lain:
Mempromosikan atau menyosialisasikan Sendang Sani agar ramai pengunjung, sehingga benda
cagar budaya ini tidak terlupakan.
Adanya peningkatan perawatan dan menjaga kebersihan lokasi Sendang Sani.
Mengadakan beberapa acara yang menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk
mengunjungi Sendang Sani.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat
dilakukan dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya,
dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah
setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara
membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain kepada:
1. Masyarakat
a. Kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan.
b. Membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek wisata Sendang Sani.
2. Pemerintah
a. Mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani.
b. Menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Pustaka Agung Harapan. 2010. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
Lampiran-Lampiran
BIODATA PESERTA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH BIDANG KEPURBAKALAAN
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PATI
TAHUN 2016