Anda di halaman 1dari 16

PERAWATAN LUKA

Disusun Oleh:
• Alvio Recha Desynita
• Arfin Maulana Wijaya
Pengertian Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya oleh trauma
benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan[
R. Sjamsu Hidayat, 1997].
Menurut Koiner dan Taylan, luka adalah
terganggunya (disruption) integritas normal dari
kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka,
bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam.
Jenis-jenis luka

1) Berdasarkan tingkat kontaminasi


a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi
yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan
infeksi.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
merupakan luka pembedahan.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka
terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
terdapatnya mikroorganisme pada luka.
2) Berdasarkan ke dalaman dan luasnya luka
a. Stadium I : Luka Superfisial: yaitu luka yang
terjadi pada lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu
hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan
bagian atas dari dermis.
c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu
hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau
nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas
sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya.
D. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas
3.Berdasarkan waktu penyembuhan luka
• Luka akut : yaitu luka dengan masa
penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
• Luka kronis yaitu luka yang mengalami
kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat
karena faktor eksogen dan endogen.
4.Berdasarkan mekanisme terjadinya luka :
• Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris
oleh instrumen yang tajam. Misal yang terjadi
akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik)
biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh
pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
• Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat
benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan
lunak, perdarahan dan bengkak.
• Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit
bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan
benda yang tidak tajam.
• Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya
benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit
dengan diameter yang kecil.
• Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang
tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
• Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang
menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka
masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya
lukanya akan melebar.
• Luka Bakar (Combustio)
Prinsip Penyembuhan Luka
• Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor
(1997) yaitu :
• Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi
oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang.
• Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga.
• Respon tubuh secara sistemik pada trauma.
• Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka.
• Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis
pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme.
• Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda
asing tubuh termasuk bakteri
Faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka
• Status Imunologi
• Kadar gula darah (impaired white cell function)
• Hidrasi (slows metabolism)
• Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure-
oedema)
• Nyeri (causes vasoconstriction)
• Corticosteroids (depress immune function)
• Usia
• Nutrisi
Aturan dalam perawatan luka (Stevens,
P.J.M. 1999)
1) menghindari terjadinya pencemaran
2) mengusahakan balutan tetap kering
3) mengembangkan kondisi yang baik
4) selalu berusaha agar luka bersih
5) menghindari rasa sakit yang tidak perlu
Perawatan Luka Bersih
Prosedur perawatan yang dilakukan pada luka
bersih (tanpa ada pus dan necrose), termasuk
didalamnya mengganti balutan.
Perawatan Luka Kotor
Perawatan pada luka yang terjadi karena
tekanan terus menerus pada bagian tubuh
tertentu sehingga sirkulasi darah ke daerah
tersebut terganggu.
Prosedur rawat luka
A. Tujuan • B. Indikasi
• 1) luka bersih • 1) Luka bersih
a) Mencegah timbulnya infeksi. a) Luka bersih tak
b) Observasi perkembangan terkontaminasi dan luka steril.
luka. b) Balutan kotor dan basah
c) Mengobservasi drainase. akibat eksternal ada rembesan/
d) Meningkatkan kenyamanan eksudat.
fisik dan psikologis c) Ingin mengkaji keadaan luka.
• 2) luka kotor d) Mempercepat debredemen
jaringan nekrotik
a) Mempercepat penyembuhan
luka. • 2) Luka kotor
b) Mencegah meluasnya infeksi. a)Klien yang luka dekubitus
c) Mengurangi gangguan rasa b) Klien yang luka gangren
nyaman bagi pasien maupun c) Luka venous
orang lain.
• C. Kontra indikasi
• 1) luka bersih
a) Pada Luka dengan ditandai adanya pus, necrose,
dan serum.
b) Balutan tidak kotor dan tidak ada
rembesan/eksudat
• 2) luka kotor
a) Pada pasien yang tidak mengalami decubitus.
b) Pada pasien yang mobilisasi

Anda mungkin juga menyukai