Definisi:
Glomerulonefritis kronik adalah suatu gejala yang menggambarkan penyakit peradangan pada
glomerulos tahap akhir, yang ditandai dengan kerusakan glomerulos secara progresif lambat akibat
glomerulonefritis yang perkembangannya perlahan – lahan dan membahayakan serta berlangsung
lama (10 – 30 tahun).
Penyakit ini timbul tanpa diketahui asal usulnya, dan biasanya baru ditemukan pada stadium yang
sudah lanjut, ketika gejala – gejala insufiensi ginjal timbul (ginjal atrofi). Manifestasi renal karena
penyakit – penyakit sistemik seperti : SLE, DM, Amyloid disease. GNK merupakan penyebab utama
penyakit renal tahap akhir.
Kondisi ini diketahui lebih sering terjadi pada beberapa keluarga, yang menunjukkan adanya
faktor genetik
Individu dengan Alport syndrome
Individu dengan episode glomerulonefritis akut dapat mengalami kondisi kronis tanpa
perawatan yang cukup, seiringnya waktu
Vaskulitis, yang merupakan peradangan arteri abnormal
Merokok dalam jangka panjang
Paparan terhadap solven hidrokarbon, seperti cat, bensin, asap kendaraan, lem, uap pelarut
organik, beberapa aerosol dan pestisida, dapat meningkatkan risiko. Karena itu, individu
dengan pekerjaan yang melibatkan pengecatan, percetakan, perbaikan kendaraan, pabrik,
pemadam kebakaran, zat kimia organik dan proses farmasi, paparan terus menerus
terhadap asap motor, berisiko terhadap penyakit ii
Sejarah kanker: Kanker dapat mempengaruhi fungsi berbagai organ termasuk ginjal
Penyakit autoimun seperti Goodpasture syndrome dan systemic lupus erythematosus
Diabetes yang tidak terkendali
Infeksi, yang disebabkan oleh bakteri atau virus, diketahui meningkatkan risiko
glomerulonefritis kronis: Infeksi bakteri dapat meliputi bacterial endocarditis (infeksi bakteri
pada jantung) dan infeksi post-streptococcal. Infeksi virus dapat meliputi HIV, hepatitis B dan
C, dan lain-lain.
Patofisiologi
GNK memiliki karakteristik kerusakan glomerulos secara progresif lambat dan kehilangan
filtrasi renal secara perlahan – lahan. Ukuran ginjal sedikit berkurang sekitar seperlima dari
ukuran normal dan terdiri dari jaringan fibrosa yang luas. Korteks mengecil menjadi lapisan
yang tebalnya 1 sampai 2 mm atau kurang. Berkas jaringan parut merusak korteks,
menyebabkan permukaan ginjal kasar dan irreguler. Sejulah glomerulus dan tubulusnya
berubah menjadi jaringan parut dan cabang – cabang arteri menebal. Akhirnya terjadi
kerusakan glomerulus yang parah, menghasilkan penyakit ginjal tahap akhir.
Tidak diketahui namun terjadi perubahan pada parenkim ginjal berhubungan dengan
hipertensi infeksi intermitan atau sering kambuh pada parenkim. Tampilannya jaringan ginjal
atrofi dan fungsi masa nefron menurun secara bermakna, parenkim cortex tipis tetapi
calculus dan pelvis normal, pada biopsi atrofi tahap akhir menunjukan hyalinisasi
glomerulus, tubulus berkurang, fibrosis intersititium, pada pemeriksaan mikroskopik terdapat
efek – efek sisa endapan immune kompleks.
Menifestasi Klinis:
Menurunnya kesadaran
Rasa kantuk
Mengigau
Linglung
Diagnosis:
anamnesis
Pemeriksaan fisik menyeluruh
Sejarah medis lengkap
Hingga kini belum ditemukan obat untuk glomerulonefritis kronis. Perawatan bervariasi pada
masing-masing individu, juga tergantung pada penyakit penyebab. Kebanyakan langkah
perawatan terfokus untuk mengendalikan gejala.
Sering kali, menurunkan tekanan darah tinggi menjadi prioritas pada perawatan
glomerulonefritis, yang menggunakan pengobatan, serta perubahan pola makan yang
terfokus untuk mengurangi asupan sodium dan kalium
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Menjaga jumlah protein yang cukup pada tubuh
Mengendalikan diabetes menggunakan berbagai metode perawatan
Individu sering dianjurkan untuk minum pil diuretik, yang mengatasi pembengkakan akibat
penyakit