Anda di halaman 1dari 26

PERBANDINGAN CAIRAN GELATIN DAN HES 130/0.

4
UNTUK RESUSITASI CAIRAN PADA ANAK DENGAN
DENGUE SHOCK SYNDROME

Pembimbing :

Dr. Sri Priyantini M., Sp.A

Disusun oleh :

Vera A. Firman (01.207.5574)


Identitas jurnal
Judul Jurnal: PERBANDINGAN CAIRAN GELATIN DAN HES 130/0.4 UNTUK
RESUSITASI CAIRAN PADA ANAK DENGAN DENGUE SHOCK
SYNDROME
Penulis : Merry Mawardi, Tony Rampengan, Jeanette Manoppo,
Novie Homenta Rampengan.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Sam Ratu Langi, Manado, Indonesia.
Tahun Terbit: 2013
Dipublikasikan oleh : Paediatri Indonesia, Vol. 53, No. 6, November
2013
Tujuan
• Untuk membandingkan efektivitas gelatin dengan HES
130/0.4 pada penggunaan resusitasi cairan pada anak
dengan DSS.
PENDAHULUAN
• Dengue Shock Syndrome adalah manifestasi yang berat dari
DHF, yang ditandai dengan kebocoran plasma yang berat dan
gangguan hemostasis,dapat menyebabkan kematian sebanyak
1-5% kasus.

• Berdasarkan rekomendasi dari WHO, resusitasi cairan pada


DSS menggunakan cairan kristaloid yang diikuti dengan koloid.

• Koloid dapat mengganti kehilangan cairan dan berefek


terhadap tekanan onkotik karena mempunyai berat molekul
yang lebih besar dibandingkan kristaloid.
• Koloid juga menahan volume cairan intravaskuler lebih
lama selama periode kebocoran plasma.

• Koloid dapat menimbulkan beberapa efek samping,


seperti reaksi anafilaksis, gangguan koagulasi, kelainan
ginjal dan hati, dan akumulasi cairan pada jaringan

• Gelatin dan HES merupakan cairan koloid semisintetik


yang paling sering digunakan untuk resusitasi cairan pada
syok hipovolemik.
METODE
• Waktu dan Tempat Penelitian

PICU dari Desember 2011 sampai April 2012 di RS Kandou, RS


Pancaran Kasih, RS Robert Wolter Monginsidi di Manado.

• Kriteria Inklusi

- Seluruh pasien yg terdiagnosis DSS berdasarkan kriteria WHO dan


dengan NS1 positif atau IgM dan atau IgG positif.

- Orangtua pasien bersedia menandatangani informed consent.

• Kriteria eksklusi

Pasien yang pernah ada riwayat hipersensitivitas terhadap gelatin


atau HES 130/0.4 atau yang telah diberikan cairan kristaloid atau
koloid sebelum masuk RS.
Alur Penelitian
Kelompok Gelatin Kelompok HES
HASIL
PEMBAHASAN
• Peningkatan tekanan nadi lebih cepat terjadi pada kelompok HES
dibandingkan dengan kelompok gelatin.

• Tekanan nadi secara signifikan berbeda pada 8 jam dan 28 jam terapi
diantara kedua kelompok (p<0.05).

• HES 130/0.4 bertahan di intravaskuler lebih lama (4-8jam) meskipun


waktu paruh koloid ini adalah 3-4 jam untuk mengisi 100% volume
ekspansi.

• Dibandingkan dengan koloid yg lain, HES 130/0.4 memiliki efek transpor


O2 yang lebih baik.

• Beberapa penelitian melaporkan bahwa HES 130/0.4 memiliki efek yang


baik untuk mikrosirkulasi selama syok dengan meningkatkan tekanan
perfusi dan volume intravaskular.
• Penurunan nilai hematokrit pada kedua kelompok
terapi, selama 4 jam observasi.

• Penurunan nilai hematokrit menjadi indikasi bahwa HES


130/0.4 bertahan lebih lama di intravaskuler
dibandingkan gelatin.

• HES mempunyai efek hemodilusi yang meningkatkan


volume plasma, menurunkan viskositas darah, dan
memperbaiki mikrosirkulasi sehingga dapat mencegah
syok berulang pada pasien DSS.
• Reaksi alergi mungkin terjadi pada pasien yang menerima gelatin
atau HES 130/0.4.

• Gelatin lebih sering menyebabkan reaksi alergi daripada cairan


koloid yang lain, berupa kemerahan pada kulit, pireksi, sampai
anafilaksis.

• Reaksi tsb berhubungan dengan pelepasan histamin yang mungkin


merupakan efek langsung dari gelatin terhadap sel mast.

• Pengaruh HES terhadap reaksi anafilaksis adalah ringan. Dengan


frekuensi sekitar 0.006%. HES tidak menyebabkan pelepasan
histamin seperti pada gelatin, tetapi masih mungkin terjadi reaksi
anafilaksis.

• Pada penelitian,tidak ditemukan reaksi alergi pada kedua kelompok.


• Pada penelitian kami mengamati tidak ada perdarahan pada
kelompok gelatin, tetapi satu pasien pada kelompok HES 130/0.4
mengalami perdarahan dalam bentuk melena.

• Perdarahan terjadi sebagai manifestasi DSS, bukan sebagai efek


HES. Bagaimanapun,HES dapat menyamarkan faktor pembekuan
dan dalam volume yang besar dapat menurunkan faktor VIII.

• Efek samping HES, khususnya berkaitan dengan berat molekul


dan derajat substitusinya yang tinggi. HES memiliki berat
molekul 130.000 dalton dan 0.4 derajat substitusi tetapi
dilaporkan tidak menyebabkan gangguan koagulasi pada dosis
maksimum 50cc/kgBB.
• Pada kelompok HES terjadi peningkatan konsumsi
trombosit dibandingkan dengan kelompok gelatin
dengan tujuan untuk mengatasi kebocoran endotel
kapiler.

• Satu penyebab trombositopeni pada DSS berkaitan


dengan peningkatan konsumsi trombosit terjadi pada
kebocoran endotel kapiler.
• Keterbatasan penelitian ini adalah eksperimen ini
menggunakan penelitian terbuka (open-label design).

• Pada penelitian ini juga tidak melakukan isolasi virus untuk


menentukan serotipe pada subjek penelitian,sehingga
tidak dapat membandingkan efek koloid pada subjek
penelitian berdasarkan serotipe.
KESIMPULAN
• Efektivitas HES lebih baik dibandingkan dengan gelatin
untuk terapi DSS pada anak, khususnya dalam topik
untuk mencapai normovolum intravaskuler dan
menurunkan hematokrit.

• HES tidak menyebabkan efek samping pada subjek


penelitian kami, seperti reaksi alergi, perdarahan dan
kelebihan cairan.
CRITICAL APPRAISAL
Analisa PICO
• Patient : Pasien dengan DSS

• INTERVENSI : GELATIN

• COMPARITION : HES 130/0,4 Solution

• OUTCOME : Pemberian HES 130 / 04 Solution

lebih baik dibandingkan gelatin


sebagai penggantian cairan dan
aman untuk resusitasi cairan pada
DSS.
Judul dan Pengarang
No. Kriteria Ya(√ ) atau tidak (-)

1. Jumlah kata dalam judul ,< 12 kata -

2. Deskripsi Judul Menggambarkan isi utama


penelitian, cukup menarik.

3. Daftar penulis sesuai aturan jurnal √

4. Korespondensi penulis √
Abstrak
No. Kriteria Ya (√), tidak (-)

1. Abstrak 1 paragraf √

2. Mencakup IMRC √

3. Secara keseluruhan Informatif √

4. Tanpa singkatan selain yang baku √

5. Kurang dari 250 kata √


Pendahuluan
No. Kriteria Ya (√), tidak (-)

1. Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -

2. Paragraf pertama mengemukakan alasan -


dilakukan penelitian

3. Paragraf kedua menyatakan hipotesis atau -


tujuan penelitian

4. Didukung oleh pustaka yang relevan √

5. Kurang dari 1 halaman -


Hasil
No. Kriteria Ya (√),tidak (-)

1 Jumlah subjek √

2 Tabel karakteristik subjek √

3 Tabel hasil penelitian √

4 Komentar dan pendapat penulis tentang √


hasil
5 Tabel analisis data dengan uji -
Bahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka
No Kriteria Ya (√) Tidak (-)
1 Pembahasan dan Kesimpulan terpisah √

2 Pembahasan dan Kesimpulan dipaparkan √


dengan jelas

3 Pembahasan mengacu dari penelitian √


sebelumnya

4 Pembahasan sesuai landasan teori √

5 Keterbatasan penelitian √

6 Simpulan berdasarkan penelitian √

7 Saran penelitian -

8 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan √

Anda mungkin juga menyukai