Anda di halaman 1dari 3

SPO PELAYANAN KEDOKTERAN TERHADAP HIPOKALEMIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

0 1 dari 2
SPO/KPS/PRWT/001

STANDAR Tanggal Terbit Disetujui


PROSEDUR Plt. Direktur Rumah Sakit Umum
OPERASIONAL Daerah Kebayoran Baru
( SPO )

dr. Friana Asmely


2019 NIP:197602092003122004
PENGERTIAN Hiponatremia yaitu kadar natrium plasma <135 mmol/L. Dibagi menjadi tiga:
 Ringan: 130-134 mmol/L
 Sedang: 125-129 mmol/L
 Berat: < 125 mmol/L
TUJUAN Sebagai panduan tatalaksana hiponatremia
KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3. Pedoman penyusunan standar pelayanan kesehatan kementrian kesehatan
tahun 2014
PROSEDUR •Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien dan menanyakan
umur pasien serta mencatatnya dalam status.
•Dokter melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
terhadap pasien dan keluarga terkait keluhan yang dirasakan
ANAMNESIS - Tanda dan Gejala : lemas, penurunan kesadaran, kejang, berkeringat
selama aktivitas berat yang berkepanjangan, diare, muntah-muntah
- Riwayat atau Faktor resiko: penyakit ginjal yang menyebabkan
gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal, penyakit addison,
retensi air yang berlebihan akibat hormon antidiuretik, penggunaan
obat-obatan diuretic berlebihan.

PEMERIKSAAN Dalam pemeriksaan fisik didapatkan, yaitu :


FISIK a. Kesadaran atau GCS menurun
b. Nadi lemah dan tidak teratur
c. Tanda-tanda gagal ginjal atau gagal jantung
DIAGNOSIS -
BANDING
PEMERIKSAAN 1. Laboratorium : Rutin, Kimia (Gangguan Elektrolit dan Asam basa)
PENUNJANG 2. EKG
3. USG Ginjal/saluran Kemih
4. CT Scan otak jika ada tanda-tanda edema serebri
TATALAKSANA 1.Identifikasi dan pengobatan penyebab dasar
2.Tetapkan target koreksi (120-125 mEq/L)
3.Hitung defisit total Na.
Defisit Na+ =Na+ normal - Na+ terbaca
4.Tetapkan pilihan cairan (NaCl 0,9% atau 3%).
5.Tetapkan cara koreksi (lambat atau cepat)

1
Koreksi cepat dalam keadaan akut (< 120 mEq/L symptomatik) atau
(< 110 mEq/L). Tujuannya untuk mencegah edema otak atau
memperbaiki edema otak.
6. Hitung kecepatan pemberian cairan.
Kecepatan Koreksi : Lambat: 0,5 mEq/L perjam. Cepat: 1-2 mEq/jam
Rumus mEq/L = mg% X 10 X k / Berat molekul
• NaCl 3% = 3000 X 10 X 1 = 517 mEq/L / 58
• NaCl 0,9% = 900 X 10 X 1 = 155 mEq/L / 58
7. Tetapkan cara pemberian (infus perifer atau sentral)
8. Evaluasi klinis dan laboratoris.

EDUKASI  Konseling & Edukasi


Pasien dan keluarga diberikan pemahaman hiponatremia dan hal-
hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
i. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko hiponatremia.
ii. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium
seperti garam dapur, kecap, daging dan ikan yg diproses,
keju dan lain-lain.
iii. Waspada terhadap tanda-tanda hiponatremi seperti
kelumpuhan/kelemahan tungkai dan nadi lemah serta
tidak teratur.
iv. Patuh dalam pengobatan yang telah direncanakan.

KRITERIA  Hipokalemia dapat diatasi dengan koreksi pemberian natrium secara


RUJUKAN intravena di RSUD Kebayoran Baru.
 Rujukan dapat dilakukan pada hiponatremia berulang untuk
identifikasi penyebab dan tatalaksana lebih lanjut setelah koreksi
natrium dilakukan secara adekuat. (contoh : hiponatremia pada
penyakit adrenal kongenital)
PROGNOSIS Pada hiponatremia, harus ditegakkan penyebab utamanya. Hiponatremia jika
dikoreksi dengan baik dapat menjadi normal kembali. Namun belum tentu
dapat mengobati penyebab utama.
Contohnya pada infark miokard akut risiko mortalitas selama perawatan pada
pasien dengan hiponatremia lebih tinggi sebesar 5,2 kali dibandingkan pasien
dengan normonatremia.
DAFTAR PUSTAKA PAPDI. Panduan Pelayanan Medik Penyakit Dalam. Jakarta: PB PAPDI.
2005
IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Jakarta: PB IDI. 2013

2
3

Anda mungkin juga menyukai