Anda di halaman 1dari 2

ANALISA End-Tidal Carbon Dioxide (ETCO2)

Indikasi dan Kontraindikasi


Penentuan konsentrasi end-tidal CO2 (ETCO2) untuk konfirmasi ventilasi
yang adekuat selama prosedur anestesi. Kontrol ventilator pada meningkatnya tekanan
intrakranial dengan menurunkan PaCO2 mudah dimonitor dengan analisa ETCO2.
Penurunan yang cepat dari ETCO2 merupakan indikator yang cepat untuk emboli
udara, komplikasi utama dari craniotomi duduk. Tidak ada kontraindikasi.
Teknik dan Komplikasi
Kapnografi adalah monitor yang berharga untuk sistem respirasi, jantung dan
pernapasan anestesi. Dua tipe dari kapnograf biasanya digunakan tergantung pada
absorpsi sinar inframerah oleh CO2.
1. Flow-Through
Flow-through (aliran utama) kapnograf mengukur CO2 melewati
sebuah adaptor yang diletakkan pada sirkuit pernapasan. Transmisi sinar infra
merah dan konsentrasi CO2 ditentukan oleh monitor. Karena permasalahan
dengan aliran, model flow-through yang lebih lama cenderung kembali ke nol
selama inspirasi. Karena itu alat tersebut tidak mampu mendeteksi CO2
inspirasi, yang dapat terjadi pada malfungsi sirkuit pernapasan. Berat sensor
menyebabkan traksi pada ETT dan panas yang dihasilkan dapat membakar
kulit.
2. Aspirasi
Aspirasi (aliran samping) kapnograf terus menerus menghisap gas dari
sirkuit pernapasan ke sampel sel dalam monitor. Konsentrasi CO2 ditentukan
dengan membandingkan penyerapan sinar infra merah pada sampel sel dengan
sebuah rangan bebas CO2. Aspirasi kontinyu dari gas anestesi biasanya
menggambarkan kebocoran dalam sirkuit pernapasan yang akan
mengkontaminasi kamar operasi kecuali bila dibuang atau dikembalikan ke
sistem pernapasan.
Tingkat aspirasi yang tinggi (250ml/menit) dan sampel tubing dengan
dead space rendah biasanya meningkatkan sensitivitas dan menurunkan waktu
lag. Bila volume tidal kecil (pada pediatrik), bagaimanapun aspirasi yang
tinggi dapat memasukkan gas segar dari sirkuit dan dilusi pengukuran ETCO2.
Aspirasi yang rendah (< 50 ml/menit) dapat menghambat pengukuran
ETCO2 dan mengecilkan hasilnya selama ventilasi pernapasan cepat.
Malfungsi katup ekspirasi dideteksi dengan adanya CO2 dalam gas inspirasi.
Meskipun gagal katup inspirasi menyebabkan terhisapnya kembali CO2, hali
ini tidak tampak nyata karena bagian volume inspirasi terbaca nol saat fase
inspirasi.
Unit aspirasi rentan terhadap presipitasi air dalam tube aspirasi dan
sampel sel yang dapat menyebabkan obstruksi dalam selang sampel dan
pembacaan yang salah.
Pertimbangan klinis
Gas lain (misalnya nitrogen oksida) juga mengabsorpsi sinar inframerah
menyebabkan efek perluasan tekanan. Untuk meminimalkan kesalahan oleh nitrogen
oksida, macam macam modifikasi dan filter telah disatukan dalam desain monitor.

Kapnograf secara cepat dan dapat dipercaya dalam mengindikasikan intubasi


esofageal penyebab yang umum dari anestesi katastropik - tetapi tak dapat dipercaya
untuk mendeteksi intubasi endobronkial. Sementara mungkin ada CO2 dalam
lambung dari udara luar yang tertelan (<10 mmHg) ini seharusnya dibuang keluar
dalam beberapa nafas. Berhenti tiba tibanya CO2 selama fase ekspirasi dapat
mengindikasikan kerusakan sirkuit. Meningkatnya tingkat metabolik disebabkan oleh
hipertermi maligna yang menyebabkan peningkatan yang nyata dalam ETCO2.
Gradien antara ETCO2 dan PaCO2 (normal 2 5 mmHg) menggambarkan
ruang mati alveolar (alveoli yang diventilasi tapi tidak memperfusi). Reduksi apapun
terjadi dalam perfusi paru (misalnya emboli udara, posisi ke kanan, menurunnya
curah jantung atau menurunnya tekanan darah), meingkatnya ruang mati alveolar,
dilusi CO2 ekspirasi dan berkurangnya ETCO2. Kapnograf yang sebenarnya
menampilkan bentuk gelombang konsentrasi CO2 yang menampilkan bermacam
macam keadaan.
Daftar pustaka
Dabrowski GP, Steinberg SM, Ferrara JJ, Flint LM: A critical assessment of endpoints
of shock resuscitation. Surg Clin North Am 2000;80:825. [PMID: 10897263]
Dutton RP, Sharrar SR: Trauma. Int Anesth Clin 2002:40:1.
Dykes EH: Paediatric trauma. Br J Anaesth 1999;83:130. [PMID: 10616340]
Ho AM, Ling E: Systemic air embolism after lung trauma. Anesthesiology
1999;90:564. [PMID: 9952165]
Rosenberg AD, Grande C, Bernstein RL: Pain Management and Regional Anesthesia
in Trauma. W.B. Saunders, 1999.

Anda mungkin juga menyukai