Kontra Indikasi :
Gangguan faal hemostatis/pembekuan darah
Prosedur :
I. Persiapan Alat :
a. Kateter CVP (Cavavix certo) i. Kran 3 arah (three way)
b. Povidon Iodine j. Spuit 3 cc, 5 cc
c. Doek lubang k. Water pas/pipa U
d. Handschoon steril l. Vena seksi set
e. Lidocain 2% (lokal anestesi) m. Tourniquet
f. Plester dan gunting verban n. Bengkok
g. Manometer CVP o. Standar infus
h. Infus set p. Benang dan jarum jahit kulit
II. Persiapan Pasien :
a. Penderita diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
b. Posisi pasien disesuaikan dengan kebutuhan
III. Prosedur :
a. Penderita diberi penjelasan
b. Informed consent dari penderita atau keluarganya
c. Atur posisi pasien dengan posisi terlentang
d. Peralatan disiapkan, dokter cuci tangan
e. Pasang touriqued pada lengan atas
f. Desinfeksi dengan Betadine, kemudian tutup dengan doek lubang steril
g. Pemasangan memakai sarung tangan steril
h. Bila pasien sadar, suntikkan lokal anestesi dengan spuit 2,5 cc pada kulit
yang akan ditusuk. Gunakan Cavavix certo no. 275/375
i. Jarum Cavavix ditusukkan pada kulit berjarak 0,5 1 cm dari vena yang
dituju dengan sudut 30o - 40o, setelah menembus kulit baru diarahkan ke
vena dengan posisi mendatar. Setelah jarum introduser mendapatkan
vena, masukkan sheath ke dalam vena dan tarik ke luar jarum
j. Segera sambungkan konektor dari kateter yang berwarna kuning dengan
sheeat (kanula teflon). Kemudian dengan menggunakan ibu jari kanan dan
telunjuk jari kanan, pelan-pelan kateter didorong masuk, sedangkan ibu
jari dan telunjuk kiri memegangi kanula teflon
k. Setelah kateter masuk 25 30 cm, kira-kira sampai di bahu, bila terasa
hambatan segera abdusikan lengan 90o dan tarik 15o - 25o ke anterior
sambil kateter didorong masuk, diharapkan V. Basilika akan lurus dengan
V. Subclavia sehingga kateter mudah masuk
l. Ketika kateter sampai di V. Subclavia, ada yang menganjurkan pasien
menoleh ke arah pemasang supaya masuk ke vena cava superior tidak ke
vena juguralis
m. Masukkan kateter CVP sampai kira-kira ujungnya berada di atrium
kanan sebagai berikut:
- V. Basilika : 50 cm
- V. Subclavia : 25 30 cm
- V. Femoralis : 50 cm
- V. Juguralis : 25 cm
n. Kemudian konektor kuning dan merah dilepas, kanula teflon ditarik dan
dihubungkan dengan ujung distal kateter dan dikunci
o. Pelan-pelan tarik keluar mandrin (stylet), tunggu keluar darah, spoel dengan
infus agar tidak buntu
p. Mandrin yang dilepas dapat dipergunakan untuk mengukur dan
memperkirakan dimana letak ujung kateter
q. Hubungkan dengan manometer CVP dan tiang infus yang berisi cairan NaCl
0,9% + heparin 1.000 ui untuk flash
r. Kateter difiksasi pada kulit dengan baik agar tidak keluar masuk yang dapat
mengundang infeksi. Luka bekas jarum dioles dengan Betadine
kemudian ditutup dengan kasa steril, diplester dengan baik dan
diberi tanggal dan nama pemasang.
Catatan :
Untuk mengetahui tepat tidaknya pemasangan letak ujung kateter vena
sentral, yaitu:
1. Fluktuasi cairan sesuai irama nafas
2. Foto thoraks
Komplikasi :
1. Sepsis
2. Thrombo phlebitis
3. Pnemothoraks
4. Aritmia
PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL
Pengertian :
Pengukuran tekanan vena sentral (CVP) merupakan tata cara
mengukur tekanan vena sentral untuk menilai fungsi jantung
(terutama yang kanan) sebagai pompa dan memperkirakan
volume darah atau cairan dalam tubuh. Harga normal dari CVP
5 15 cmH2O.
Prosedur
I. Persiapan Alat
a. Manometer
b. Water pas/pipa U
CVP
<8 8 14 > 14
200 CC 100 CC 50 CC
10 MENIT 10 MENIT 10 MENIT
<2 25 >5
ULANGI TUNGGU
STOP
AWAL 10 MENIT
<2 TETAP
TERIMA KASIH