TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Migrasi
2
2.2 TETRALOGY OF FALLOT
2.2.1 Definisi
Tetralogy of fallot terdiri dari dua kata, yaitu tetralogy a fallot. Tetralogy
artinya sindrom yang terdiri dari 4 unsur (tetra = empat), sedangkan fallot
adalah nama seorang dokter dari Perancis, yaitu “ Etienne L.A.Fallot “
(1850-1910). Tetralogy of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung
kongenital dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi
empat hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis
pulmonal, overriding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan (Buku Ajar
Keperawatan Sistem Kardiovaskuler, 2015).
TOF pertama kali dideskripsikan oleh Niels stensen pada tahun 1672.
Kemudian pada tahun 1888 disempurnakan secara klinis oleh seorang
dokter dari perancis Etienne-Louis Arthur Fallot menerangkan secara
mendetil akan keempat kelainaan anatomi yang timbul pada tetralogy of
fallot setelah dilakukan konfirmasi dengan otopsi (Buku Penyakit
Kardiovaskular, 2015).
3
2.2.2 Anatomi fisiologi Tetralogy of Fallot
Dalam sistem peredaran darah normal, darah dari vena kava inferior dan
vena kava superior melalui katub tricuspid masuk ke ventrikel kanan,
menuju arteri pulmonal melalui katub pulmonal menuju ke paru- paru untuk
di oksigenasi, Setelah di oksigenasi darah yang kaya oksigen masuk ke
atrium kiri melalui katup mitral menuju ventrikel kiri menuju aorta melalui
katup aorta ke seluruh tubuh. Sedangkan peredaran darah pada TOF, darah
yang belum teroksigenisasi masuk dari vena cava menuju atrium kanan ke
ventrikel kanan melalui katup tricuspid. Pulmonal Stenosis menghalangi
aliran darah ke paru paru dan mengakibatkan peningkatan tekanan ventrikel
kanan, memaksa darah yang tidak teroksigenasi masuk melalui VSD ke
ventrikel kiri yang mengakibatkan darah yang belum teroksigenasi akan
dipompa melalui aorta menuju aliran sistemik. Aorta yang overriding akan
menerima darah yang langsung dari kedua ventrikel, sehingga terjadi
peningkatan beban kerja pada ventrikel kanan yang lama kelamaan akan
menyebabkan hipertropi ventrikel kanan.
4
2.2.3.1 Faktor endogen:
Berbagai jenis penyakit genetik: kelainan kromosom contohnya Down
Syndrome, Marfan Syndroma. Adanya penyakit degeneratif seperti
DM, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung atau kalainan
bawaaan.
2.2.4.2 TOF dengan atresia pulmonal. Ini adalah varian yang berat,
umumnya terkait dengan hipoplasia arteri pulmonal dengan atau tanpa
kolateral antara aorta dan arteri pulmonalis (major aortopulmonary
collateral arteries, MAPCAs).
2.2.4.3 TOF dengan Absent Pulmonary Valve Syndrome, jarang terjadi Katup
pulmonal displastik dan arteri pulmonal melebar yang menyebabkan
kompresi bronchial, yang dapat mengakibatkan kesulitan bernafas
5
2.2.4.4 TOF dengan Atrioventrikular Septal Defek. Ini adalah varian paling
umum, dan perbaikan lengkap menantang dari perspektif bedah.
2.2.5 Patofisologi
Proses pembentukan jantung pada janin mulai terjadi pada hari ke 18 usia
kehamilan. Pada minggu ke- 3 jantung hanya berbentuk tabung yang
disebut fase tubing. Mulai akhir minggu ke-3 sampai minggu ke-4 usia
kehamilan, terjadi fase loopingdan septasi, yaitu fase dimana terjadi
proses pembentukan dan penyekatan ruang-ruang jantung serta
pemisahan aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke-5 sampai ke-8
pembagian dan penyekatan hampir sempurna. Akan tetapi, proses
perkembangan dan pembentukan jantung dapat terganggu jika selama
masa kehamilan terdapat faktor-faktor resiko.
7
PATHFLOW
TETRALOGY OF FALLOT
Darah kaya O2 di LV+ darah kaya CO2 di RV Aliran darah ke paru ↓ Dilatasi RV
Darah yang kaya CO2 masuk ke sistemik Darah yg teroksigenisasi ↓ Gagal Jantung
kanan
Metabolisme
Manifestasi klinik Hb ↑, Ht ↑
an aerob
- Clubbing finger
- Sianosis perifer
- Akral dingin Viskositas darah ↑
Produksi
Diagnosa Kep ATP ↓
1. Perubahan ↓ perfusi otak
Hypoxia makin berat
Perfusi janringan
perifer
Manifestasi klinik
Sel otak rusak/ mati
- Berat badan
susah naik
Manifestasi klinik Trombosit ↓ - Fiding Difikulti
- polisitemia Abses cerebri - Mudah lelah
- Pe ↑ TIK Diagnosa Kep
Diagnosa Kep 1. Gangguan
1 perubahan perfusi Diagnosa Kep pertumbuhan dan
jaringan perkembangan
Resiko pendarahan
2.Gangguan Nutrisi
spell
8
2.2.6. Tanda -tanda dan gejala Tetralogy Of Fallot
Tanda-tanda dan gejala Tetralogy Of Fallot tergantung pada ukuran defek
yang dialami bayi yang lahir, yaitu:
2.2.6.1 Sianosis
2.2.6.2 Sesak nafas jika melakukan aktivitas dan kadang disertai
Kejang
2.2.6.3 Pertumbuhan dan perkembangan anak lambat.
2.2.6.4 Clubbing finger’s
2.2.6.5 Murmur terdengar pada batas kiri sternum tengah sampai bawah
2.2.6.6 Kesulitan menambah berat badan
2.2.6.7 Mudah lelah
9
Gambar 2.6 Rontgen Thorax TOF
2.2.7.3 Elektrokardiografi
Devisiasi sumbu QRS ke kanan dan hipertrofi ventrikel kanan.
2.2.7.4 Ekokardiogram
Ekokardiogram merupakan diagnostik utama untuk menentukan diagnose
TOF. Akan didapatkan gambaran overriding aorta dengan hipertropi
ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis, adanya defek septum
ventrikel dan penurunan aliran darah ke paru-paru serta adanya hipertropi
ventrikel kanan pada anak yang agak besar.
2.2.7.5 Kateterisasi
Diperlukan untuk mengetahui peningkatan sistemik dalam ventrikel kanan,
penurunan tekanan arteri pulmoner dengan penurunan saturasi hemoglobin
arteri, tetapi tidak semua pasien dengan TOF dilakukan karena kateterisasi
adalah pemeriksaan diagnosis. Biasa dilakukan pada post operasi paliatif
yang gambaran echocardiogram nya belum meyakinkan.
2.2.7.6 MSCT
Diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas karena
menggunakan sinar X dan cairan kontras sehingga menghasilkan gambaran
tiga dimensi pada overriding aorta dengan hipertropi ventrikel kanan,
penurunan ukuran arteri pulmonalis, adanya defek septum ventrikel dan
penurunan aliran darah ke paru-paru serta adanya hipertropi ventrikel kanan
pada anak yang agak besar.
2.2.8 Komplikasi
2.2.8.1 Polisitemia sebagai mekanisme kompensasi hipoksi/sianosis
dimana sumsum tulang memproduksi sel darah merah berlebih
sebagai respon dari kurangnya kadar oksigen dalam tubuh.
10
2.2.8.2 Gagal tumbuh kembang. Pada keadaan hipoksia dan kesulitan
bernafas menimbulkan persoalan makan pada anak sehingga bisa
menimbulkan gangguan pertumbuhan pada anak.
2.2.8.3 Abses cerebri terjadi karena hipoksia pada otak yang dapat
menyebabkan pembentukan area nekrotik yang menjadi
predisposisi infeksi otak
2.2.8.4 Gagal jantung kanan karena jantung bagian kanan harus memompa
sejumlah besar darah ke dalam aorta yang bertekanan tinggiserta harus
melawan tekanan tinggi akibat stenosis pulmonal maka lama kelamaan
otot-ototnya akan mengalami pembesaran (hipertrofi ventrikel kanan)dan
kemudian dilatasi sehingga mengakibatkan gagal jantung kanan.
11
peningkatan suplai oksigen ke otak, yaitu:
2.2.9.1.1 Berikan posisi lutut ke dada, hal ini di maksudkan agar aliran darah ke
paru bertambah karena peningkatan afterload aorta akibat penekukan
arteri femoralis. Diharapkan juga pada posisi tersebut sistemik vaskular
resisten meningkatan aliran darah ke paru bertambah
2.2.9.1.2 Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg sc, im, atau iv atau dapat pula diberi
diazepam (stesolid) per rectal fungsinya untuk menenangkan, agar
kebutuhan oksigen yang dibutuhkan berkurang dan dapat mengendorkan
otot infundibulum. Pemberian terapi ini menjadi pilihan pertama setelah
pemberian posisi knee chest atau squatting.
2.2.9.1.3 Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif
dalam penanganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga
dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru
bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen keseluruh tubuh
juga meningkat.
2.2.9.1.5 Oksigen dapat diberikan, dengan usaha diatas dapat diharapkan anak
tidak lagi takipneu, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Tetapi
terapi ini tidak begitu tepat, karena permasalahannya bukan karena
kekurangan oksigen tetapi karena aliran darah ke paru menurun.
Pada bayi dengan gejala spell berulang harus dilakukan operasi paliatif
terlebih dahulu yang bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen
dalam darah, memperbesar diameter LPA dan RPA, melatih pompa
dari ventrikel kiri. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu pada
bayi untuk tumbuh dan lebih kuat menghadapi operasi yang lebih
besar. Shunt juga ditujukan untuk meningkatkan aliran darah ke arteri
pulmonal sehingga serangan spell dapat berkurang serta ukuran
diameter arteri pulmonal mencapai ukuran optimal sehingga dapat
dialirkan darah saat total koreksi dikerjakan. Prosedur shunt yang
sering dilakukan, antara lain :
13
2.2.9.3.1.1 Classic Blalock-Taussig Shunt (BT-Shunt), yaitu merupakan
prosedur shunt yang dianastomosis sisi sama sisi dari arteri
subklavia ke arteri pulmonal. Prosedur ini biasanya dilakukan pada
bayi diatas 3 bulan karena shunt dapat menjadi tersumbat pada bayi
usia < 3 bulan akibat ukuran arteri yang lebih kecil.
15
2.2.9.3.2 Prosedur Total Koreksi
2.2.9.3.2.1 Ukuran arteri pulmonalis kanan dan kiri cukup besar dan
memenuhi kriteria yang diajukan oleh kirklin yang disesuaikan
dengan berat badan.
2.2.9.3.2.2 Ukuran dan fungsi ventrikel kiri harus baik agar mampu
menampung aliran darah dan memompanya setelah terkoreksi.
2.2.9.3.2.3 SpO2 < 75 %, sering terjadi serangan tetralogi spell secara umum
merupakan suatu pertimbangan untuk indikasi dilakukan operasi.
2.2.9.3.2.4 Bayi dengan gejala simptomatik dengan stenosis pulmonal dapat
dioperasi setelah usia 3-4 bulan. Namun bisa juga operasi dilakukan
setelah usia 1 atau 2 tahun pada kasus asimptomatik, asianotik,
minimal sianotik, atau pink fallot.
2.2.9.3.2.5 Bayi dengan riwayat prosedur shunt sebelumnya dapat
dilakukan total koreksi 6-12 bulan bulan setelah prosedur shunt.
16
dengan kuat untuk mempompakan darah ke paru, makan ukuran
ventrikel kanan akan kembali ke ukuran normal dengan sendirinya.
Keuntungan operasi secara dini diantaranya dapat mengurangi
tingkat keparahan hipertropi otot jantung dan fibrosis ventrikel
kanan, serta pertumbuhan yang baik pada arteri pulmonal dan unit
alveolar.
17
2.3.3 Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang
tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya
dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status
ekonomi yang rendah.
18
Tabel 2.1 Berat Badan anak
19
2.4 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.4.1 Pengkajian Keperawatan
2.4.1.1 Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, berat dan panjang badan saat lahir, berat
dan panjang badan saat pengkajian, nomor rekam medis
20
2.4.1.4 Riwayat psikososial/perkembangan
2.4.1.4.1 Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2.4.1.4.2 Mekanisme koping anak/keluarga dan pengalaman hospitalisasi
sebelumnya.
2.4.1.4.3 Pengetahuan tentang anak dan keluarga
2.4.1.4.4 Pemahaman tentang diagnosis
2.4.1.4.5 Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis
2.4.1.4.6 Regimen pengobatan
2.4.1.4.7 Rencana perawatan ke depan
2.4.1.4.8 Kesiapan dan kemauan untuk belajar
2.4.1.4.9 Perawatan dirumah
2.4.1.2 Leher
Adanya peningkatan JVP sebagai tanda gagal jantung kanan pada anak
2.4.1.3 Dada
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan. Auskultasi terengar
bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah
dengan bertambahnya derajat obtruksi. murmur pada batas kiri sternum
tengah sampai bawah. Bunyi jantung I normal, sedangkan bunyi
jantung II tunggal dan keras.
2.4.1.4 Ekstrimitas
Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan, CRT > 3 detik, Dispnea
de’effort dan kadang disertai kejang periodic (spells) atau pingsan.
Anak akan sering squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan,
setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa
21
waktu sebelum ia berjalan kembali.
2.4.2.5 Kateterisasi :
Mengetahui VSD multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari
Mendeteksi PS perifer, mendeteksi adanya penurunan sat O2,
peningkatan tekanan RV, tekanan pulmonalis normal atau rendah
22
2.4.3 Diagnosa Keperawatan
Pada pasien dengan ToF, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
antara lain:
2.4.3.1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
kadar oksigen dalam darah
23
2.4.5 Rencana Keperawatan
Tabel 2.2 Rencana Keperawatan
24
NOC: NIC:
Resiko terjadinya spell Serangan Spell berulang 1. Kenali tanda – tanda spell
berulang berhubungan tidak terjadi seperti: menangis
dengan ketidak seimbangan Kriteri hasil : berkepanjangan, ber tambah
antara suplai oksigen dan 1. Tidak ditemukan tanda sianosis, per nafasan cepat
kebutuhan tubuh – tanda spell seperti : dan dalam, gelisah, lemas,
sianotik yang kesadaran menurun dan
bertambah, pernapa kejang disertai kejang.
san cepat dan dalam, 2. Monitor tanda -tanda vital
kesadaran menurun 3. Ciptakan lingkungan yang
dan kejang. tenang, hindari lingkungan
2. Tanda – tanda vital penuh stress.
dalam batas normal 4. Batasi aktivitas dan
sesuai umur pengujung.
3. Akral hangat dan 5. Atur posisi squatting atau
Kesadaran compos knee chest jika terjadi tanda
mentis – tanda spell mulai terjadi
6. Berikan makanan yang lunak
dan mudah dicerna.
7. Kolaborasi pemberian
O2/Obat batuk / penurun
panas/ pelunak feces /
penenang serta propranolol
jika diperlukan.
25
NOC: NIC:
Gangguan Pemenuhan
Anak dapat makan secara 1. Kaji makan dan minum
nutrisi kurang dari
adekuat dan cairan dapat yang disukai atau yang
kebutuhan tubuh
dipertahankan sesuai tidak disukai.
berhubungan dengan fatique
dengan berat badan 2. Jelaskan dan diskusikan
/ feeding difficulties
normal dan pertumbuh an pada keluarga penting nya
normal. nutrisi.
Kriteria hasil : 3. Berikan makan sedikit tapi
sering untuk mengurangi
1. Anak menunjukan
kelemahan disesuaikan
kenaikan berat
denmgan aktivitas selama
badan sesuai dengan
makan (menggunakan terapi
umur.
bermain).
2. Anak dapat meng
4. Ciptakan lingkungan yang
habis kan porsi
menyenangkan dan bersama
makan yang di
dengan pasien lain.
sediakan.
5. Timbang berat badan anak
3. Peningkatan
setiap pagi tanpa diapers
toleransi makan.
pada alat ukur yang sama
4. Hasil lab tidak
dan di dokumentasikan.
menunju kan tanda
6. Berikan perawatan mulut
malnutrisi, albumin
untuk meningkat kan nafsu
dan Hb.
makan anak.
5. Mual dan muntah
7. Gunakan dot yang lembut
tidak ada.
bagi bayi dan berikan waktu
6. Anemia tidak ada.
istirahat di sela makan dan
sendawa kan.
26
8. Berikan susu formula yang
mengandung kalori tinggi
yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
9. Catat intake dan output
secara akurat.
10. Kolaborasi dengan tim gizi
dalam pemberian makanan
11. Bila ditemukan tanda
anemia kolaborasi
pemeriksaan laboratorium
NOC: NIC:
Intoleransi aktifitas
Anak menunjukan 1. Kaji tingkat/ kemam puan
berhubungan dengan
peningkatan kemampu aktivitas pasien
ketidakseimbangan antara
an dalam melakukan 2. Catat irama jantung,
suplai dan kebutuhan
aktivitas (tekanan darah, tekanan darah dan nadi
oksigen.
irama dalam batas sebelum,selama dan
normal) sesudah melakukan
Kriteria hasil : aktivitas.
1. Tanda-tanda vital 3. Jelaskan dan diskusikan
normal sesuai umur tentang pentingnya
2. Anak mencapai pembatasan aktivitas.
peningkatan teloransi (terlalu lama/ permain an
aktivitas sesuai umur yang banyak membutuhkan
3. Fatiq dengan kelela tenaga/ energi, dll)
han berkurang
4. Anak mau ber
partisipasi dalam
setiap kegiatan yang
dijadwalkan
K
r
i
t
24 e
r
i
4. Beri kesempatan pada
pasein untuk memilih
kegiatan / permainan yang
tidak banyak membutuh
kan energi seperti membaca
buku cerita, bergambar,
menyusun balok, (fasilitas
perkembang an motorik,
sensori, kognitif, sosial,
kemandirian anak, dll).
5. Bantu anak dalam
memenuhi kebutuhan ADL
dan dukung ke arah.
Kemandirian anak sesuai
dengan indikasi.
6. Jadwalkan sesuai dengan
usia, kondisi, dan
kemampuan anak.
7. Tunjukan pada pasien
tentang tanda - tanda fisik
bahwa aktivitas melebihi
batas.
NOC: NIC:
Gangguan pertumbuhan
Pertumbuhan dan
dan perkembangan 1 Sediakan kebutuhan nutrisi
perkembangan dapat
berhubungan dengan yang ada kuat
mengikuti kurva tumbuh
oksigenasi tidak adekuat, 2 Monitor BB / TB , buat
kembang sesuai dengan
pemenuhan nutrisi jaringan catatan khusus sebagai
usia.
tubuh monitor.
Kriteri hasil :
3 Kolaborasi intake Fe dalam
Pasien dapat mengikuti nutrisi
tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang sesuai
dengan usia
24
NOC: NIC:
Kecemasan keluarga
berhubungan dengan Tingkat kecemasan 1. Kaji tingkat pengetahuan
kurang pengetahuan keluarga ringan orang tua tentang kondisi,
tentang diagnose atau Dengan kriteria: penyakit dan pengobatan
prognosis penyakit anak. 1. Orang tua menyatakan anaknya
NOC: NIC:
Perubahan perfusi jaringan Menunjukkan perfusi 1. Pantau tingkat
serebral berhubungan dengan jaringan cerebral yang kesadaran,orientasi terhadap
gangguan transport oksigen adekuat lingkungan
melalui alveoli dan membrane Dengan kriteria: 2. Pantau tanda vital,ukuran
kapiler Status neurologis: bentuk dan kesimetrisan pupil
kesadaran, orientasi 3. Cegah cidera jika terjadi
terhadap kejang
lingkungan,periode kejang 4. Berikan istirahat baring
minimal 5. Kolaborasi pemberian
oksigen dan anti konvulsan
saat kejang
6. Pantau respon pasien terhadap
therapy yang diberikan
24
24