Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas taufik dan hidayah-

Nya bahwa makalah “ Sasaran Keselamatan Pasien : Identifikasi Pasien ” telah

dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan bahan

yang kami gunakan. Dalam rangka meningkatkan proses belajar mandiri, kami

sebagai mahasiswa dituntut untuk selalu kreatif dalam belajar dan

mengembangkan potensi diri.

Makalah ini merupakan bagian dari perangkat pembelajaran matakuliah

Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerjadi Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas dan sekaligus sebagai tugas kuliah. . Makalah ini bertujuan

untuk meningkatkan mutu pendidikan mahasiswa mengenai identifikasi pasien.

Kami menyadari bahwa walaupun telah bekerja keras untuk menyusun

makalah ini namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa masukan pihak

lain. Untuk itu kamimengharapkan kepada semua pihak agar memberikan

masukan demi perbaikan makalah ini.

Untuk itu kepada segala pihak yang telah membantu kami tidak lupa

mengahanturkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan.

Padang, 20 Januari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................ 1

DAFTAR ISI...................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................. 3
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 3
1.2 Tujuan…………...........………….......................……………. 4
1.3 Manfaat ....................………...........……….........…………… 4

BAB II. PEMBAHASAN ….............................................................. 5

2.1. Defenisi Identifikasi Pasien ....................…..............….….… 5


2.2. Urgensi Identifikasi Pasien ..……..........................……...….. 5
2.3. Standar Identifikasi Pasien …......…...........………...…...….. 6
2.4. Manfaat Identifikasi pasien ..................................................... 9

BAB III.PENUTUP .......................................................................... 13

3. 1 Kesimpulan ...................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat


dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Rumah sakit melaksanakan program-program mutu dan keselamatan
pasien. Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman dengan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan berhubungan


dengan keselamatan pasien. Kesalahan karena keliru merupakan hal yang amat
tabu dan sangat berat hukumnya. Kesalahan karena keliru pasien dapat terjadi
dalam semua aspek diagnosis dan pengobatan. Perlu proses kolaboratif untuk
memperbaiki proses identifikasi uuntuk mengurangi kesalahan identifikasi pasien.
Tidak semua pasien rumah sakit dapat mengungkapkan identitas secara
lengkap dan benar. Beberapa keadaan seperti pasien dalam keadaan terbius,
mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya, bertukar tempat tidur atau kamar
atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain dapat menyebabkan kesalahan
dalam identifikasi pasien.

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah
sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala
proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk
darah atau sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan. Sebelum memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa

3
berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan
kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah
bahkan salah tindakan medis.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami dan mengetahui pengertian dari identifikasi pasien.
2. Untuk memahami dan mengetahui urgensi identifikasi pasien.
3. Untuk memahami dan mengetahui standar identifikasi pasien.
4. Untuk memahami dan mengetahui manfaat identifikasi pasien.
5. Untuk memahami dan mengetahui SOP identifikasi pasien.
1.3. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui pengertian dari identifikasi
pasien.
2. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui urgensi identifikasi pasien.
3. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui standar identifikasi pasien.
4. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui manfaat identifikasi pasien.
5. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui SOP identifikasi pasien.

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Suatu system identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara

pasien satu dengan yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah

dalam pemberian pelayanan kepada pasien.

2.2 Urgensi

Ketepatan identifikasi pasien menjadi hal yang penting, bahkan

berhubungan dengan keselamatan pasien. Proses identifikasi pasien perlu

dilakukan dari sejak awal pasien masuk rumah sakit yang kemudian identitas

tersebut akan selalu dan konfirmasi dalam segala proses di rumah sakit, seperti

saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah atau sebelum

mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum

memberikan pengobatan dan tindakan atau prosedur . Hal ini dilakukan agar

tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa berakibat fatal

jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan kondisi

pasien.

Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat inap. Proses


identifikasi pasien ini berlaku untuk semua staf RS yang terkait dalam
memberi layanan kepada pasien. Ketepatan mengidentifikasi
pasienharusdilakukansebelumpetugasmemberikanobat,melakukan
tindakan/prosedur, mengambil darah/sample, memberikan darah atau
produkdarah, melakukan pengobatan.

5
Sasaran keselamatan pasien terdiri dari:

(a). Ketepatan identifikasi pasien,

(b). Peningkatan Komunikasi yang Efektif,

(c). Peningkatan Keamanan Obat yang perlu diwaspadai (HIGH-ALERT),

(d). Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien operasi,

(e). Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan kesehatan

Hal yang dapat menyebabkan kecelakaan pasien adalah:

(a) Kesalahan dalam mengidentifikasi pasien,

(b) Komunikasi yang tidak efektif,

(c) Penggunaan obat high alert yang tidak aman,

(d) Tidak tepat lokasi, prosedur, dan pasien operasi,

(e). Pencegahan risiko infeksi yang buruk,

(f). Pencegahan pasien jatuh yang buruk.

Identifikasi Pasien merupakan suatu proses penandaan dengan cara


tertentu, untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lainnya agar
pemberian pelayanan, pengobatan, tindakan, atau prosedur kepada pasien
tidak salah sasaran ke orang yang berbeda. Hal ini sangat penting untuk
mengurangi insiden keselamatan pasien, sehingga dijadikan salah satu Sasaran
Keselamatan Pasien di seluruh dunia.

2.3 Standar

Standar IPSG (International Patient Safety Goals), yaitu :

1. Patient are identified using two patients identifiers, not including the

use of the patient’s room number or location.

6
Identifikasi pasien adalah proses pencatatan data pasien yang benar

sehingga dapat menetapkan dan mempersamakan data tersebut dengan

individu yang bersangkutan. Identifikasi dilakukan mulai pendaftaran

hingga keluar rumah sakit. Identifikasi dilakukan dengan minimal 2

cara identifikasi, yaitu :Nama Lengkap dan Tanggal Lahir

Pasien/Nomor Rekam Medis. Nomor kamar dan nama ruangan tidak

boleh dipakai. Untuk pasien yang tidak sadar melalui gelang tangan.

2. Patient are identified before administering medicitaion, blood, or

blood products.

Pasien diidentifaksi sebelum diberi obat, darah, maupun produk

dari darah. Pemberian obat : mengetahui jenis obat, khasiat, efek

samping, kontraindikasi, dosis umum, dan cara pemberian obat.

Siapkan obat sesuai instruksi yang ada dalam DO (Daftar Obat).

Lakukan prinsip 5 benar dan 1 dokumentasi (benar pasien, benar obat,

benar dosis, benar cara, benar waktu, benar dokumentasi). Perawat

saksi memberi paraf pada kolom abu-abu dan yang memberi obat pada

kolom putih bila obat sudah diberi.

3. Patient are identified before taking blood and other specimens for

clinical testing.

Pasien diidentifikasi sebelum diambil darah dan specimen lain

untuk uji klinis.

7
Pemberian transfuse darah : lakukan double check dengan perawat

lain:

- Instruksi dokter,

- Nama

- Tanggal lahir dan golongan darah pasien

- Jenis, jumlah darah dan nomor harus sesuai dengan form

permintaan, form cross matchyang tertulis di kantong darah dan

cek tanggal serta jam kadaluwarsa.

Sebelum transfuse cek tanda vital :

- Tekanan darah

- Nadi

- Pernapasan

- Suhu

- Skor nyeri

- Keadaan umum pasien.

Setelah transfuse cek tanda vital :

- Reaksi alergi

- Keluhan pasien setiap 15 menit untuk jam pertama selanjutnya

setiap jam sampai dengan transfuse selesai

- Dokumentasi dalam lembar grafik observasi.

Sample lab :

- Beri label pasien pada formulir pemeriksaan laboratorium.

4. Patients are identified before providing treatments and procedures.

8
Pasien diidentifikasi sebelum diberi perawatan dan prosedur.

Misalnya operasi : serah terima dari ruangan dilakukan oleh penata

anastesi/perawat bedah dengan perawat ruangan, cek dokumen pasien

pada status pasien dan ceklis pre dan post operasi.

5. Policies and procedures support consistent practice in all situation

and location. Adanya SOP sebagai kebijakan dan/atau prosedur yang

mendukung praktik yang konsisten di semua situasi dan lokasi.

2.4 Manfaat

1. Untuk memberikan identitas pada pasien, untuk membedakan pasien,

2. Untuk menghindari kesalahan medis/malpraktik.

2.5 SOP

IDENTIFIKASI PASIEN
PUSKESMAS KONDORAN
Herlina Simak,SKM
Nip : 19640401 198503 2 008
PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA
SOP
No Dokumen :

No Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :

9
1. Pengertian

suatu sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan
yang lain sehingga memperlancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan
kepada pasien

2. Tujuan

untuk memberikan identitas pada pasien, untuk membedakan pasien, untuk menghindari
kesalahan medis (mal praktik).

3. Kebijakan

SK kepala puskesmas No 814.1/284/415.25.19/2016 tentang kebijakan mutu dan


keselamatan pasien puskesmas Mojowarno

4. Referensi

UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40

Permenkes No: 1691/MENKES/PER/VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien

Permenkes 659 tahun 2009 tentang Rumah Sakit kelas dunia.

5. Alat dan Bahan

a) Rekam Medis
b) Buku Saku Pasien
c) Kartu identitas
d) Label kotak obat

6. Prosedur/Langkah- langkah

 Di Bagian Pendaftaran
a) Sapa pasien (oleh petugas pendaftaran).
b) Menanyakan data pasien, nama, tanggal lahir, alamat sesuai dengan kartu
identitas maupun kartu Keluarga bila belum punya kartu identitas.
c) Dicatat di form identitas pasien dan diinput ke komputer.

 Di Bagian Rawat Jalan / UGD

a) Petugas menyapa dan menanyakan kartu identitas pasien

10
b) Petugas mengkonfirmasi identitas pasien dengan catatan Rekam Medik yang ada
di bagian Rawat Jalan.
c) Petugas menanyakan riwayat alergi obat pada pasien dan menuliskan pada buku
rekam medisnya
d) Petugas memanggil pasien untuk mendapat pemeriksaan dokter dengan
menyebutkan nama lengkap sesuai urutan antrian pasien.
e) Dokter mengkonfirmasi identitas pasien (tanyakan nama dan alamat) sebelum
memeriksa pasien.
f) Dokter memberikan pelayanan medis & resep (dalam resep tertera: nama, usia,
tanggal peresepan, tanda tangan dokter).

 Di Bagian Farmasi

a) Petugas farmasi menerima resep berdasar nomer antrian


b) Sebelum obat diserahkan petugas menanyakan & memastikan bahwa nama obat
telah sesuai dengan kondisi pasien.

 Di Bagian Laboratorium/Radiologi
a) Menanyakan nama , alamat, golongan darah ( khusus laboratorium ) sebelum
pemeriksaan/ pengambilan sampel dilakukan.

 Di Bagian Rawat Inap


a) Perawat memeriksa kesesuaian identitas & kondisi pasien dengan data identitas
di Rekam Medik.

b) Pemasangan gelang identitas pada pasien. Isi data pada gelang adalah nama, usia,
jenis kelamin, tanggal masuk, nomer Rekam Medik, nama dokter penanggung
jawab. Gelang biru untuk pasien laki-laki, gelang merah muda untuk pasien
perempuan.
c) Diberi tanda khusus pada gelang pasien untuk pasien riwayat alergi.
d) Di nurse station, perawat memisahkan obat antar pasien dengan memberikan
nama label kotak obat.

11
e) Seluruh petugas medis & paramedis harus mengkonfirmasi identitas pasien
dengan melihat gelang indentitas sebelum melakukan tindakan ataupun
pemberian obat.
f) Sebelum pasien pulang dilakukan pengecekan gelang identitas pasien dan
dilakukan pencopotan.

7. Hal - hal yang Perlu diperhatikan

Identitas harus disesuaikan dengan kartu identitas pasien, bila belum punya maka
memakai kartu keluarga pasien

8. Dokumen Terkait

 Rekam medis

12
13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Identifikasi pasien adalah suatu system identiikasi kepada pasien untuk


membedakan antara pasien satu dengan yang lain, sehingga memperlancar atau
mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Identifikasi pasien
juga digunakan untuk proses pencatatan data pasien yang benar sehingga dapat
menetapkan dan mempersamakan data tersebut dengan individu yang
bersangkutan.

Identifikasi dilakukan dengan minimal 2 cara identifikasi, yaitu : nama lengkap


dan tanggal lahir pasien/nomor rekam medis. Nomor kamar dan nama ruangan
tidak boleh dipakai. Untuk pasien yang tidak sadar melalui gelang tangan.
Identifikasi pasien ini dilakukan untuk memberikan identitas pada pasien, untuk
membedakan pasien satu dengan yang lain serta menghindari terjadinya kesalahan
medis/ malpraktik.

3.2 Saran

Sebagai perawat kita harus teliti dan sangat hati – hati dalam mengidentifikasi
pasien, karena jika terjadi sedikit kesalahan akan merugikan pasien dan kita
sebagai perawat. Dalam melakukan tindakan terutama mengidentifikasi pasien
seorang perawat harus melakukannya dengan SOP yang benar, hal ini dilakukan
untuk meminimalisir terjadinya kesalahan ketika melakukan tindakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20296654-S-Shelly%20Aprilia.pdf
file:///C:/Users/AMD%20A8/Downloads/529-1775-3-PB.pdf
http://blog.awalbros.com/2016/11/14/pentingnya-identifikasi-pasien-dengan-benar/
https://dokumen.tips/documents/identifikasi-pasien-5665befecd3c1.html
SOP Unit Puskesmas Kondoran Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, diakses tanggal
17 Februari 2018, pukul 17.40

15

Anda mungkin juga menyukai