Anda di halaman 1dari 3

ASESMEN PASIEN

Gambaran Umum

Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan lanjutan untuk emergency, elektif
atau pelayanan terencana bahkan Ketika kondisi pasien berubah . Proses asesmen pasien adalah
proses yang terus menerus dan digunakan pada bagian besar unit kerja rawat jalan dan rawat inap

Ada 3 proses

1. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psiko, sosial dan Riwayat Kesehatan pasien
2. Analisis informasi dari data hasil laboratorium dan imajing diagnose untuk mengidentipikasi
kebutuhan pelayanan Kesehatan pasien
3. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah
diidentifikasi

Standar, maksud dan tujuan elemen penilaian

Standar AP 1

Semua pasien diterima di rumah sakit, staf perlu melaksanakan asesmen lengkap untuk
menetapkan kenapa pasien perlu ke rumah sakit. Asesmen dilaksanakan oleh setip staf berdasarkan
lingkup profesi, perijinan semua undang- undang, peraturan dan sertifikat. Pada periode ini rumah
sakit membutuhkan informasikhusus dan prosedur untuk mendapat informasi, tergantung pada
kebutuhan pasien dan jenis pelayananyang harus diberikan, Contoh rawat inap atau rawat jalan.
Kebijakan rumah sakit dan prosedur menetapkan bagaimana proses ini berjalan dan informasi apa
yang harus dikumpulkan dan di dokumentasikan.

Elemen Asesmen AP 1
1. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen informasi yang harus
diperoleh dari pasien rawat inap ( SPO pedoman kebijakan)
2. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen informasi yang harus
diperoleh dari rawat jalan ( SPO pedoman kebijakan)
3. Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi tentang informasi yang harus di dokumentasikan
untuk asesmen ( SPO pedoman kebijakan )

Strandar AP 1

Rumah sakit telah menetapkan isi minimal asesmen berdasarkan undang- undang, peraturan
dan standar profesi

Maksud dan tujuan AP 1

Agar asesmen kebutuhan pasien konsisten, rumah sakit menetapkan dalam kebijakan, isi
minimal asesmen yang harus dilaksanakan 0leh dokter, perawat dan staf disiplin klinis lainnya.
Asesmen dilaksanakan oleh setiap disiplin dalam lingkup profesi, perizinan, undang-undang dan
peraturan yang terkait atau sertifikasi. Hanya mereka yang mempunyai kualifikasi yang
melaksanakan asesmen. Setiap formulir asesmen yang digunakan mencerminkan kebijakan ini.
Rumah sakit menetapkan aktivitas asesmen pada pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap.
Rumah sakit menetapkan elemen yang umum untuk semua asesmen dan menetepkan perbedaan ,
bila mungkin lingkup asesmen pelayanan medis umum dan asesmen pelayanan medis spesialis.
Asesmen yang ditetapkan dalam kebijakan dapat dilengkapi oleh lebih dari satu orang atau lebih dan
dalam waktu yang berbeda. Semua isi asesmen harus ada apabila pengobatan dimulai.

Elemen Asesmen AP 1. 1

1. Isi minimal asesmen ditetapkan oleh setiap disiplin klinis yang melakukan asesmen
dan merinci elemen yang dibutuhkan di Riwayat penyakitr dan pemeriksaan fisik
(kebijakan)
2. Hanya mereka yang mempunyai kualifikasi sesuai perizinan, undang-undang dan
peraturan atau sertifikasi dapat melakukan asesmen (kebijakan)
3. Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap ditetapkan dalam kebijakan (SPO,
pedoman, kebijakan)
4. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan ditetapkan dalam kebijakan (SPO,
pedoman, kebijakan)

Standar AP 1. 2

Asesmen awal keadaan pasien meliputi evaluasi keadaan fisik, psikologi, sosial dan faktor ekonomi,
Termasuk pemeriksaan fisik dan Riwayat Kesehatan masa lalu
Maksud dan tujuan AP 1. 2
Asesmen awal dari seorang pasien rawat jalan atau rawat inap sangat penting untuk mengidentifikasi
kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan.
Asesmen awal memberikan informasi untuk :

 Memahami pelayanan apa yang dicari pasien


 Memahami jenis pelayanan yang terbaik bagi pasien
 Menetapkan diagnosis awal
 Memahami respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
Untuk mendapat informasi ini, asesmen awal termasuk evaluasi kondisi/ status medis melalui
pemeriksaan fisik dan Riwayat Kesehatan terdahulu. Asesmen psikologis menetapkan status
emosional (contoh pasien depresi, ketakutan atau depresi, ketakutan atau agresif dan potensial
menyakiti diri sendiri atau orang lain). Pengumpulan informasi sosial tidak dimaksud untuk
pengelompokan pasien. Tetapi keadaan sosial pasien, budaya, keluarga dan ekonomi merupakan
factor penting yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap penyakit dan pengobatannya.
Keluarga dapat sangat menolong dalam asesmen untuk perihal tersebut dan untuk memahami
keinginan dan freferensi pasien dalam proses asesmen ini. Factor ekonomis dinilai sebagai bagian dari
asesmen sosial atau secara terpisah bila pasien atau keluarganya yang bertanggung jawab terhadap
seluruh biaya atau Sebagian dari biaya selama dirawat atau waktu keluar dari rumah sakit.
Berbagai staf yang berkualifikasi memadai dapat terlibat dalam proses asesmen ini
Elemen asesmen AP 1. 2
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan mendapat asesmen awal yang termasuk Riwayat
Kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam kebijakan
(WPx, DP, SPO, Pedoman, kebijakan)
2. Setiap pasien mendapat asesmen psikologi awal yang sesuai dengan kebutuhannya (WPx,DP,
SPO, pedoman, kebijakan)
3. Setiap pasien mendapat asesmen sosial dan ekonomis awal sesuai kebutuhan (WPx,DP, SPO,
Pedoman, kebijakan
4. Asesmen awal menghasilkan diagnosa awal (WPx,DP, SPO, Pedoman, Kebijakan)
Standar AP 1. 3
Kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan di tetapkan berdasarkan asesmen awal dan dicatac pada
catatan klinisnya
Standar AP 1. 3. 1
Asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien emergensi harus sesuai kebutuhan dan keadaannya

Anda mungkin juga menyukai