Anda di halaman 1dari 52

Asesmen Pasien

(AP)

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.
Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi
kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang
baku.

Elemen Penilaian AP.1.


1. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen
informasi yang harus diperoleh dari pasien rawat inap.
2. Kebijakan dan prosedur rumah sakit menegaskan asesmen
informasi yang harus diperoleh dari pasien rawat jalan.
3. Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi tentang informasi
yang harus didokumentasi untuk asesmen.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.1.
Rumah sakit telah menetapkan isi minimal asesmen
berdasarkan undang-undang, peraturan dan standar profesi.

Elemen Penilaian AP.1.1.


1. Isi minimal asesmen ditetapkan oleh setiap disiplin klinis
yang melakukan asesmen dan merinci elemen yang
dibutuhkan di riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
2. Hanya mereka yang mempunyai kualifikasi sesuai perizinan,
undang-undang dan peraturan atau sertifikasi dapat
melakukan asesmen.
3. Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap ditetapkan
dalam kebijakan.
4. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan ditetapkan
dalam kebijakan.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.2.
Asesmen awal keadaan pasien meliputi, evaluasi keadaan
fisik, psikologis, sosial dan faktor ekonomi, termasuk
pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan masa lalu.
Elemen Penilaian AP.1.2.
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan mendapat
assessmen awal yang termasuk riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam kebijakan.
2. Setiap pasien mendapat asesmen psikologis awal yang
sesuai dengan kebutuhannya.
3. Setiap pasien mendapat asesmen sosial dan ekonomis
awal sesuai kebutuhannya.
4. Asesmen awal menghasilkan diagnosis awal.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.3.
Kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan ditetapkan
berdasarkan asesmen awal dan dicatat pada catatan klinisnya.
Elemen Penilaian AP.1.3.
1. Kebutuhan pelayanan medis ditetapkan melalui asesmen awal.
Riwayat kesehatan terdokumentasi, pemeriksaan fisik dan
asesmen lain yang dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien yang
terdeteksi.
2. Kebutuhan pelayanan keperawatan pasien ditetapkan melalui
asesmen keperawatan yang didokumentasi, asesmen medis, dan
asesmen lain yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pasien.
3. Kebutuhan pelayanan medis dicatat dalam rekam medis.
4. Kebutuhan pelayanan keperawatan dicatat dalam rekam medis.
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan dalam
semua bidang.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.3.1.
Asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien emergensi
harus sesuai kebutuhan dan keadaannya.
Elemen Penilaian AP.1.3.1.
1. Untuk pasien gawat darurat, asesmen medis sesuai dengan
kebutuhan dan kondisinya.
2. Untuk pasien gawat darurat, asesmen keperawatan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisinya.
3. Apabila operasi dilakukan maka sedikitnya ada catatan
ringkas dan diagnosis praoperasi dicatat sebelum tindakan.

Djoti - Atmodjo
 
Standar AP.1.4.
Asesmen harus selesai dan dicatat dalam kerangka waktu
yang ditetapkan rumah sakit.
Elemen Penilaian AP.1.4.
1. Kerangka waktu yang sesuai untuk melaksanakan
asesmen harus ditetapkan untuk semua jenis
pelayanan.
2. Asesmen harus diselesaikan dalam kerangka waktu
yang ditetapkan rumah sakit.
3. Temuan dari semua asesmen diluar rumah sakit harus
dinilai ulang dan diverifikasi pada saat pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.4.1.
Asesmen medis dan keperawatan awal harus selesai dalam waktu 24
jam setelah pasien dirawat atau lebih cepat karena kondisi pasien atau
sesuai kebijakan RS

Elemen Penilaian 1.4.1.


1. Asesmen medis awal dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak
rawat inap atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan
RS.
2. Asesmen keperawatan awal dilaksanakan dalam 24 jam pertama
sejak rawat inap atau lebih cepat sesuai kondisi pasien atau
kebijakan RS.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.4.1.
Asesmen medis dan keperawatan awal harus selesai dalam waktu 24
jam setelah pasien dirawat atau lebih cepat karena kondisi pasien atau
sesuai kebijakan RS

Elemen Penilaian 1.4.1.


3. Asesmen medis awal sebelum pasien di rawat inap, atau tindakan
pada rawat jalan di rumah sakit, tidak boleh lebih dari 30 hari, atau
riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah
diulangi.
4. Untuk asesmen kurang dari 30 hari, setiap perubahan kondisi
pasien yang signifikan, sejak asesmen dicatat dalam rekam medis
pasien pada saat masuk rawat inap.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.5.
Temuan pada asesmen didokumentasikan dalam rekam medis
pasien dan tersedia bagi para pemberi pelayanan pasien yang
terkait.
Elemen Penilaian AP.1.5.
1. Temuan pada asesmen dicatat dalam rekam medis pasien.
2. Mereka yang memberi pelayanan kepada pasien dapat
menemukan dan mencari kembali hasil asesmen di rekam
medis pasien atau di lokasi tertentu yang lain.
3. Asesmen medis dicatat dalam rekam medis pasien dalam
waktu 24 jam setelah pasien di rawat.
4. Asesmen keperawatan dicatat dalam rekam medis pasien
dalam waktu 24 jam setelah pasien dirawat.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.5.1.
Asesmen medis awal harus didokumentasikan sebelum
tindakan anestesi atau bedah.

Elemen Penilaian AP.1.5.1.


1. Pasien yang direncanakan operasi dilaksanakan asesmen
medis sebelum operasi.
2. Asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi.
 

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.6.
Pasien di skrining untuk status gizi dan kebutuhan fungsional dan
dikonsul untuk asesmen lebih lanjut dan pengobatan apabila
dibutuhkan. 

Elemen Penilaian 1.6.


1. Staf berkualifikasi memadai (qualified) mengembangkan
kriteria untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan
asesmen nutrisional lebih lanjut.
2. Pasien disaring untuk risiko gizi sebagai bagian dari asesmen
awal.
3. Pasien dengan risiko masalah gizi menurut kriteria akan
mendapat asesmen gizi.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.6.
Pasien di skrining untuk status gizi dan kebutuhan fungsional dan
dikonsul untuk asesmen lebih lanjut dan pengobatan apabila
dibutuhkan. 

Elemen Penilaian 1.6.


4. Staf berkualifikasi memadai mengembangkan kriteria untuk
mengidentifikasi pasien yang memerlukan asesmen fungsional
lebih lanjut.
5. Pasien disaring untuk menilai kebutuhan asesmen fungsional
lebih lanjut sebagai bagian dari asesmen awal.
6. Pasien yang memerlukan asesmen fungsional sesuai kriteria
dikonsul untuk asesmen tersebut.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.7.
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk
rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada yang sakit.
Elemen Penilaian 1.7.
1. Pasien di skrining untuk rasa sakit.
2. Apabila diidentifikasi ada rasa sakit pada asesmen awal
pasien dirujuk atau rumah sakit melakukan asesmen lebih
mendalam, sesuai dengan umur pasien, intensitas sakit,
kualitas seperti karakter, kekerapan, lokasi dan lamanya.
3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi
asesmen ulangan yang teratur dan tindak lanjut sesuai
kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan
kebutuhan pasien.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.8.
Rumah sakit melaksanakan asesmen awal individual untuk
populasi tertentu yang dilayani rumah sakit

Elemen Penilaian 1.8.


1. Rumah Sakit menetapkan kriteria tertulis. Adanya asesmen
mendalam yang sangat khusus perlu dilaksanakan
2. Proses asesmen untuk pasien dengan kebutuhan
khususnya modifikasi sehingga mencerminkan kebutuhan
pasien

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.9.
Pasien dalam proses meninggal dan keluarganya, dilakukan
asesmen dan asesmen ulang sesuai kebutuhan individual

Elemen Penilaian 1.9.


1. Pasien dalam proses meninggal dan keluarganya dilakukan
asesmen dan diasesmen ulang untuk adanya elemen a s/d
i dalam maksud 1.10
2. Temuan dalam asesmen mengarahkan pelayanan yang
diberikan
3. Temuan didokumentasikan dalam rekam medis
 

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.10.
Asesmen awal termasuk penetapan kebutuhan untuk
tambahan asesmen khusus.

Elemen Penilaian 1.10.


1. Apabila ada kebutuhan asesmen khusus, pasien dirujuk
didalam atau keluar rumah sakit
2. Asesmen khusus didalam rumah sakit dicatat dalam
rekam medis

Djoti - Atmodjo
Standar AP.1.11.
Penilaian awal termasuk penilaian kebutuhan rencana untuk
perencanaan pemulangan (discharge planning)

Elemen Penilaian 1.11.


1. Ada proses untuk identifikasi pasien yang rencana
pemulangannya kritikal
2. Perencanaan untuk pemulangan bagi pasien seperti ini
dimulai segera setelah pasien diterima sebagai pasien
rawat inap.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.2.
Semua pasien dilakukan asesmen ulang pada interval tertentu
untuk menetapkan respons terhadap pengobatan dan untuk
merencanakan pengobatan lanjutan atau untuk rencana
pemulangan dari rumah sakit.

Djoti - Atmodjo
Elemen Penilaian AP.2.
1. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk menetapkan respons
terhadap pengobatan.
2. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk perencanaan
pengobatan lanjutan atau pulang dari rumah sakit.
3. Pasien dilakukan asesmen ulang dalam interval sesuai dengan
kondisi pasien, rencana asuhan, kebutuhan individual atau
sesuai kebijakan dan prosedur.
4. Dokter melakukan asesmen ulang setiap hari, termasuk akhir
minggu, selama fase akut perawatan dan pengobatannya.
5. Untuk pasien non akut, kebijakan rumah sakit menetapkan
keadaan, tipe pasien atau populasi pasien, dimana asesmen
ulang oleh dokter dapat kurang dari sekali sehari dan
menetapkan jadwal asesmen ulang bagi kasus seperti ini.
6. Asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam medis.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.3.
Staf yang berkualifikasi memadai melaksanakan asesmen dan
asesmen ulang.
Elemen Penilaian AP.3.
1. Rumah sakit menetapkan staf yang berkualifikasi memadai
untuk melaksanakan asesmen pasien atau asesmen ulang.
2. Hanya mereka yang mempunyai izin, sesuai undang-undang
dan peraturan, atau memiliki sertifikat, yang dapat melakukan
asesmen.
3. Asesmen gawat darurat hanya dapat oleh mereka yang
mempunyai kualifikasi tersebut.
4. Asesmen keperawatan hanya dapat dilaksanakan oleh
mereka yang mempunyai kualifikasi tersebut.
5. Staf yang berkualifikasi memadai yang melaksanakan
asesmen dan asesmen ulang pasien, tanggung jawabnya
dibuat tertulis
Djoti - Atmodjo
Standar AP.4.
Staf medis, keperawatan dan staf lain yang bertanggung
jawab atas pelayanan pasien, bekerja sama menganalisis
dan mengintegrasikan asesmen pasien.
Elemen Penilaian AP.4.
1. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan
diintegrasikan.
2. Mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien
diikutsertakan dalam proses.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.4.1.
Kebutuhan pelayanan urgent atau penting di identifikasi
Elemen Penilaian AP.4.1.
1. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya
berdasarkan hasil asesmen.
2. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari
proses asesmen dan setiap diagnosis yang telah
ditetapkan apabila diperlukan.
3. Pasien dan keluarganya diberi informasi tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan diikutsertakan
dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan yang
perlu dipenuhi.

Djoti - Atmodjo
PELAYANAN LABORATORIUM

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.
Ada pelayanan laboratorium untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan semua jenis pemeriksaan sesuai dengan standar nasional,
undang-undang dan peraturan
Elemen Penilaian AP.5.
1. Pelayanan laboratorium harus memenuhi standar nasional,
undang-undang dan peraturan.
2. Pelayanan laboratorium yang adekuat, teratur dan baik di rumah
sakit tersedia untuk memenuhi kebutuhan
3. Pelayanan laboratorium untuk gawat darurat tersedia, termasuk
diluar jam kerja.
4. Pelayanan laboratorium diluar rumah sakit dipilih berdasarkan
reputasi yang baik dan yang memenuhi undang-undang dan
peraturan.
5. Pasien diberi tahu bila ada hubungan dokter yang merujuk
dengan pelayanan laboratorium diluar rumah sakit.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.1.
Ada program keamanan (safety) di Laboratorium,
dijalankan dan didokumentasikan

Djoti - Atmodjo
Elemen Penilaian AP.5.1.
1. Ada program keselamatan/keamanan laboratorium yang
menjabarkan risiko keselamatan potensial di laboratorium dan di
area lain yang ada pelayanan laboratorium.
2. Program ini bagian dari program manajemen keselamatan /
keamanan rumah sakit dan melaporkan ke struktural manjemen
tersebut, sedikitnya setiap tahun atau bila terjadi insiden
keselamatan.
3. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang penanganan dan
pembuangan bahan berbahaya.
4. Identifikasi risiko keselamatan dijabarkan melalui proses yang
spesifik dan atau peralatan yang mengurangi risiko keselamatan.
5. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja.
6. Staf laboratorium mendapat pelatihan-pendidikan untuk prosedur
baru dan penggunaan bahan berbahaya yang baru.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.2.
Staf yang terlatih, terampil dan berpengalaman melaksanakan
tes dan membuat interpretasi hasil
Elemen Penilaian AP.5.2.
1. Ditetapkan mereka yang melaksanakan tes dan mereka
yang mengarahkan dan mensupervisi tes.
2. Staf terlatih dan berpengalaman yang cukup untuk
melaksanakan tes.
3. Staf terdidik dan berpengalaman yang cukup untuk
melakukan interpretasi hasil tes.
4. Tersedia jumlah staf yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
5. Staf supervisor cukup berkualifikasi memadai (qualified) dan
berpengalaman.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.3.
Hasil pemeriksaan laboratorium tersedia / selesai dalam waktu
sesuai ketetapan rumah sakit.

Elemen Penilaian AP.5.3.


1. Rumah sakit menetapkan waktu yang diharapkan untuk
laporan hasil pemeriksaan.
2. Ketepatan waktu melaporkan hasil pemeriksaan urgent /
gawat darurat dipantau.
3. Hasil dilaporkan dalam waktu sesuai dengan kebutuhan
pasien

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.3.1.
Ada prosedur melaporkan hasil tes klinis yang kritis
Elemen Penilaian AP.5.3.1.
1. Secara bersama-sama harus dibuat prosedur untuk pelaporan
hasil kritis pemeriksaan
2. Prosedur ini menetapkan nilai ambang kritis untuk setiap tes
3. Prosedur menetapkan siapa dan kepada siapa harus
dilaporkan
4. Prosedur menetapkan proses pencatatan didalam rekam
medis
5. Proses dimonitor pemenuhan ketentuan dan dimodifikasi
berdasarkan hasil monitoring

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.4.
Semua peralatan untuk pemeriksaan laboratorium diperiksa secara
teratur, ada upaya pemeliharaan, dan kalibrasi, dan dibuat &
dipelihara dokumentasi untuk kegiatan tsb.
Elemen Penilaian AP.5.4.
1. Ada program pengelolaan peralatan laboratorium dan bukti
pelaksanaan.
2. Program termasuk proses seleksi dan pengadaan alat.
3. Program termasuk proses inventarisasi alat.
4. Program termasuk inspeksi dan tes alat.
5. Program termasuk kalibrasi dan pemeliharaan alat.
6. Program termasuk monitoring dan tindak lanjut.
7. Semua tes, pemeliharaan, kalibrasi alat didokumentasi secara
adekuat
Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.5.
Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan selalu tersedia
dan dievaluasi agar dipastikan akurasi dan presisi hasil

Elemen Penilaian AP.5.5.


1. Ditetapkan reagensia esensial dan bahan lain.
2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia, dan ada proses
untuk menyatakan kapan reagen tidak tersedia.
3. Semua reagensia disimpan dan didistribusi sesuai pedoman
dari pembuatnya atau instruksi pada kemasannya.
4. Laboratorium telah memiliki pedoman tertulis dan mengikutinya
untuk evaluasi semua reagensia untuk memperoleh hasil yang
akurat dan presisi.
5. Semua reagensia dan cairan diberi label yang lengkap dan
akurat. Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.6.
Prosedur untuk pengambilan spesimen, identifikasi,
penanganan, pengiriman yang aman, dan pembuangan
spesimen dilaksanakan.

Elemen Penilaian AP.5.6.


1. Prosedur memandu permintaan pemeriksaan.
2. Prosedur memandu pengambilan dan identifikasi spesimen.
3. Prosedur memandu pengiriman, penyimpanan dan
pengawetan spesimen.
4. Prosedur memandu penerimaan dan tracking spesimen.
5. Prosedur dilaksanakan.
6. Prosedur diperhatikan untuk pemeriksaan dilakukan di
laboratorium di luar rumah sakit.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.7.
Suatu daftar baku nilai normal digunakan untuk interpretasi dan pelaporan hasil
laboratorium.

Elemen Penilaian AP.5.7.


1. Laboratorium telah menetapkan nilai/rentang nilai rujukan
untuk setiap pemeriksaan.
2. Rentang-nilai rujukan ini harus disertakan dalam laporan.
3. Rentang-nilai dilengkapi bila pemeriksaan dilaksanakan
diluar laboratorium.
4. Rentang-nilai disesuaikan dengan geografi dan demografi
rumah sakit.
5. Rentang-nilai dievaluasi dan direvisi berkala.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.8.
Seorang berkualifikasi memadai (qualified) bertanggung
jawab untuk mengelola pelayanan laboratorium klinik atau
pelayanan laboratorium patologi.

Djoti - Atmodjo
Elemen Penilaian AP.5.8.
1. Pelayanan laboratorium klinik dan laboratorium lain di rumah sakit,
menjadi tanggung jawab seorang atau lebih yang memiliki
kualifikasi untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan yang
dijabarkan pada maksud dan tujuan tersebut diatas.
2. Tanggung jawab mengembangkan, menerapkan, dan menjaga
terlaksananya (maintaining) kebijakan dan prosedur, ditetapkan
dan dilaksanakan.
3. Tanggung jawab pengawasan administrasi ditetapkan dan
dilaksanakan.
4. Tanggung jawab termasuk menjaga terlaksananya program
kontrol mutu ditetapkan dan dilaksanakan.
5. Tanggung jawab termasuk merekomendasi laboratorium rujukan
ditetapkan dan dilaksanakan.
6. Tanggung jawab termasuk memonitor dan mereview semua
pelayanan laboratorium di dalam dan diluar laboratorium
ditetapkan dan dilaksanakan.Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.9.
Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan.

Elemen Penilaian AP.5.9.


1. Ada program kontrol mutu untuk laboratorium klinik
2. Program termasuk validasi metode tes
3. Program termasuk surveilens harian dari hasil tes
4. Program termasuk koreksi cepat untuk kekurangan
5. Program termasuk dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
6. Elemen-elemen program a) s/d e) tersebut diatas
dilaksanakan.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.9.1.
Ada proses tes kemampuan (proficiency).

Elemen Penilaian AP.5.9.1.


1. Laboratorium ikut serta dalam program tes kemampuan,
atau alternatifnya untuk semua pelayanan dan tes
spesialistik.
2. Catatan kumulatif dari keikutsertaan dipelihara.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.5.10.
Rumah sakit secara teratur mereview hasil kontrol mutu untuk
semua pelayanan laboratorium luar.
Elemen Penilaian AP.5.10.
1. Frekuensi dan tipe kontrol mutu ditetapkan oleh rumah sakit
2. Staf berkualifikasi memadai bertanggungjawab atas kontrol
mutu Laboratorium atau seorang berkualifikasi memadai
ditunjuk untuk mereview hasil kontrol mutu dari sumber luar
rumah sakit
3. Staf yang bertanggungjawab atau yang ditunjuk melakukan
langkah-langkah atas dasar hasil kontrol mutu
4. Laporan tahunan data kontrol mutu laboratorium luar rumah
sakit diserahkan kepada pimpinan untuk digunakan dalam
penyampaikan kerjasama atau pembaharuan perjanjian.
Djoti - Atmodjo
Standar AP. 5.11.
Rumah sakit mempunyai hubungan dengan ahli dalam bidang
diagnostik spesialistik bila diperlukan.

Elemen Penilaian AP.5.11.


1. Daftar nama ahli untuk diagnostik spesialistik
dijaga/dipertahankan
2. Ahli dalam bidang spesialistik dihubungi bila diperlukan

Djoti - Atmodjo
PELAYANAN RADIOLOGI DAN
DIAGNOSTIK IMAJING

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.
Ada pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing untuk
memenuhi kebutuhan pasien. Dan semua pelayanan memenuhi
standar nasional, perundang-undangan dan peraturan.

Elemen Penilaian AP.6.


1. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing memenuhi standar
nasional, undang-undang dan peraturan.
2. Ada pelayanan radiologi dan diagnostik imajing yang adekuat,
teratur, dan nyaman untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Ada pelayanan radiologi dan diagnostik imajing untuk gawat
darurat diluar jam kerja.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.1.
Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing disediakan
rumah sakit atau diadakan dari luar rumah sakit melalui
pengaturan

Elemen Penilaian AP.6.1.


1. Pelayanan diluar rumah sakit terpilih berdasarkan
rekomendasi direktur dan memiliki rekam jejak yang baik
tentang tepat-waktu dan memenuhi undang-undang dan
peraturan.
2. Pasien diberi tahu tentang hubungan dokter yang merujuk dan
pelayanan diluar rumah sakit tersebut.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.2.
Ada program pengamanan radiasi, dilaksanakan dan didokumentasi
Elemen Penilaian AP.6.2.
1. Ada program keamanan radiasi yang sesuai dengan risiko dan
antisipasi bahaya.
2. Program dikoordinasi dengan program manajemen keselamatan
rumah sakit.
3. Kebijakan dan prosedur tertulis yang menunjang standar terkait,
undang-undang dan peraturan.
4. Kebijakan dan prosedur tertulis tentang penanganan dan
pembuangan bahan infeksius dan berbahaya.
5. Ada alat pengamanan radiasi yang sesuai.
6. Staf radiologi dan diagnostik imajing diberi orientasi tentang
prosedur dan praktek keselamatan.
7. Staf radiologi dan diagnostik imajing mendapat pelatihan untuk
prosedur baru dan bahan berbahaya.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.3.
Staf dengan kualifikasi dan pengalaman memadai, melaksanakan
pemeriksaan diagnostik imajing, menginterpretasi hasil, dan melaporkan
hasil pemeriksaan

Elemen Penilaian AP.6.3.


1. Ada penetapan staf yang melakukan pemeriksaan diagnostik dan
imajing, atau mengarahkan atau mensupervisi.
2. Staf dengan kualifikasi dan pengalaman yang memadai melaksanakan
pemeriksaan diagnostik dan imajing.
3. Staf dengan kualifikasi dan pengalaman yang memadai
menginterpretasi hasil pemeriksaan.
4. Staf dengan kualifikasi yang memadai, memverifikasi dan melapor
hasil pemeriksaan.
5. Tersedia staf dalam jumlah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
6. Staf supervisor memiliki kualifikasi dan pengalaman yang memadai.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.4.
Hasil pemeriksaan radiologi dan diagnostik imajing selesai dalam
waktu sesuai ketentuan rumah sakit.

Elemen Penilaian AP.6.4.


1. Rumah sakit menetapkan tentang waktu pelaporan hasil
pemeriksaan.
2. Ketepatan waktu pelaporan hasil pemeriksaan kasus penting /
cito di ukur.
3. Waktu pelaporan hasil pemeriksaan radiologi dan diagnostik
imajing sesuai dengan kerangka waktu untuk memenuhi
kebutuhan pasien.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.5.
Semua peralatan untuk pemeriksaan radiologi dan diagnostik imajing
diperiksa, dirawat dan di kalibrasi teratur, dan disertai catatan yang
cukup dan dipelihara dengan baik.
Elemen Penilaian AP.6.5.
1. Ada program pengelolaan peralatan radiologi dan diagnostik
imajing dan dilaksanakan
2. Program termasuk memilih dan membeli peralatan
3. Program termasuk inventarisasi peralatan
4. Program termasuk inspeksi dan testing peralatan
5. Program termasuk kalibrasi dan perawatan peralatan
6. Program termasuk monitoring dan tindak lanjut
7. Ada dokumentasi yang adekuat untuk semua testing, perawatan
dan kalibrasi peralatan

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.6.
Film X-ray dan perbekalan lain tersedia secara teratur.
Elemen Penilaian AP.6.6.
1. X-ray film, reagensia dan perbekalan ditetapkan.
2. X-ray film, reagensia dan perbekalan lain tersedia
3. Semua perbekalan di simpan dan didistribusi sesuai
dengan pedoman.
4. Semua perbekalan dievaluasi periodik untuk akurasi dan
hasil.
5. Semua perbekalan diberi label lengkap dan akurat.

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.7.
Individu berkualifikasi memadai bertanggungjawab untuk mengelola pelayanan radiologi
dan diagnostik imajing.

Elemen Penilaian AP.6.7.


1. Pelayanan radiologi dan diagnostik Imajing dibawah pimpinan seorang
atau lebih individu yang memenuhi kualifikasi yang memadai.
2. Tanggung jawab mengembangkan, melaksanakan, mempertahankan
kebijakan dan prosedur ditetapkan dan dilaksanakan.
3. Tanggung jawab pengawasan administrasi ditetapkan dan dilaksanakan.
4. Tanggung jawab mempertahankan program kontrol mutu ditetapkan dan
dilaksanakan.
5. Tanggung jawab memberikan rekomendasi untuk pelayanan radiologi
dan diagnostik imajing diluar ditetapkan dan dilaksanakan.
6. Tanggung jawab proses memantau dan mereview semua pelayanan
radiologi dan pelayanan diagnostik imajing ditetapkan dan dilaksanakan

Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.8.
Ada prosedur kontrol mutu, dilaksanakan dan didokumentasikan.

Elemen Penilaian AP.6.8.


1. Ada program kontrol mutu untuk pelayanan radiologi dan
diagnostik imajing, dan dilaksanakan.
2. Program kontrol mutu termasuk validasi metode tes.
3. Program kontrol mutu termasuk pengawasan harian hasil
pemeriksaan imajing.
4. Program kontrol mutu termasuk perbaikan cepat bila
ditemukan kekurangan.
5. Program kontrol mutu termasuk pengetesan reagensia dan
cairan.
6. Program kontrol mutu termasuk pendokumentasian hasil dan
langkah perbaikan.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.9.
Rumah sakit secara teratur mereview hasil kontrol mutu untuk
semua pelayanan diagnostik diluar rumah sakit.
Elemen Penilaian AP.6.9.
1. Frekuensi dan tipe kontrol mutu data dari unit kerja radiologi diluar
rumah sakit ditetapkan oleh rumah sakit
2. Staf berkualifikasi memadai bertanggungjawab atas kontrol mutu
atau individu yang ditunjuk dan berkualifikasi memadai untuk
menilai hasil kontrol mutu unit radiologi dluar rumah sakit.
3. Staf yang bertanggungjawab atau individu yang ditunjuk dan
berkualifikasi memadai, melakukan tindakan berdasarkan hasil
kontrol mutu
4. Laporan tahunan data kontrol mutu dari unit radiologi dluar rumah
sakit diserahkan kepada pimpinan untuk digunakan dalam
membuat perjanjian kerjasama atau pembaharuan perjanjian.
Djoti - Atmodjo
Standar AP.6.10.
Rumah sakit mempunyai hubungan dengan ahli dalam
bidang diagnostik spesialistik apabila diperlukan.

Elemen Penilaian AP.6.10.


1. Rumah sakit memiliki daftar ahli dalam bidang diagnostik
spesialistik.
2. Rumah sakit dapat menghubungi ahli dalam bidang
spesialistik bila perlu.

Djoti - Atmodjo

Anda mungkin juga menyukai