Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

“PRE-OPERASI SECTIO CAESAREA PADA PASIEN


DENGAN RE-SECTIO ATAS IMDIKASI SEKUNDER
GRAVIDA HAMIL ATERM DENGAN RIWAYAT SECTIO
CAESAREA”

Disusun Oleh:

Kelompok 12

Adinda Ragil Pangestu (P17320317028)

Mirna Aryani Sofia (P17320317016)

Tingkat IIA

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


PRODI KEPERAWATAN BOGOR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada
dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis
dilakukannya operasi sectio caesaria ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu
faktor janin dan faktor ibu. Faktor dari janin meliputi sebagai berikut : bayi terlalu
besar, kelainan letak janin, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta,
kelainan tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan faktor ibu terdiri atas usia, jumlah
anak yang dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan
kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklampsia (Hutabalian , 2011).

Post partum dengan sectio caesaria dapat menyebabkan perubahan atau adaptasi
fisiologis yang terdiri dari perubahan involusio, lochea, bentuk tubuh, perubahan
pada periode post partum terdiri dari immiediate post partum, early post partum,
dan late post partum, proses menjadi orang tua dan adaptasi psikologis yang
meliputi fase taking in, taking hold dan letting go.

Selain itu juga terdapat luka post op sectio caesarea yang menimbulkan gangguan
ketidaknyamanan : nyeri dan resiko infeksi yang dikarenakan terputusnya jaringan
yang mengakibatkan jaringan terbuka sehingga memudahkan kuman untuk masuk
yang berakibat menjadi infeksi. Dengan demikian klien dan keluarga dapat
menerima info untuk menghadapi masalah yang ada, perawat juga diharapkan
dapat menjelaskan prosedur sebelum operasi sectio caesarea dilakukan dan perlu
diinformasikan pada ibu yang akan dirasakan selanjutnya setelah operasi sectio
caesarea.

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk untuk melaksanakan dan
menyusun laporan kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada
Ny. L (37 Tahun) dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi Gravida
Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea 2 Tahun Lalu di Ruang Instalasi
Bedah Sentral (IBS) 4.04 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Menjelaskan bagaimana penanganan keperawatan pada pasien dengan pre operasi


sectio caesaria pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekunder
Gravida Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

C. Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan Umum

Mahasiswa mamapu memahami dan mengetahui lebih dalam lagi yang dimaksud
dengan asuhan keperawatan pre operatif sectio caesarea pada pasien dengan pre
operasi sectio caesaria pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi
Sekunder Gravida Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan dignostik, penata pelaksanaan medis dan
keperawatan dan juga komplikasi pada pre operatif sectio caesarea.

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan pengkajian perioperatif


pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi Gravida
Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

3. Mahasiswa mampu merumuskan masalah keperawatan peri operatif pada


pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi Gravida Hamil
Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

4. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan peri operatif


pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi Gravida
Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

5. Mahaiswa mampu memberikan implementasi keperawatan peri operatif


pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi Gravida
Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.

6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan peri


operatif pada pasien dengan Re-Sectio Caesarea Atas Indikasi Sekundi
Gravida Hamil Aterm dengan Riwayat Sectio Caesarea.
Bab II
Konsep Dasar Teori
1. Pengertian sectio caesar

Sectio caesarea merupakan tindakan untuk mengeluarkan bayi melalui


pembedahan abdomen dan dinding uterus.
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dindind depan oerut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500gram (Sarwono, 1991).
2. Jenis- jenis Sectio Caesarea

a. Sectio Caesarea klasik / korporal yaitu dengan melakukan sayatan vertikal


sehingga memungkinkan ruangan yang lebih baik untuk jalan keluar bayi.
b. Sectio Caesarea Ismika / Profundal( low servical dengan insisi bawah
rahim). Dilakukan dengan sayatan melintang konkat pada segmen bawah
rahim.
c. Sectio Caesarea Exstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum
parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.
d. Sectio Caesarea vaginal
e. Histerektomi Caesarian

3. Indikasi Sectio Caesarea dibedakan menjadi 3 macam (Rasyidi,2009) yaitu


indikasi mutlak. Indikasi relatif dan indikasi sosial:
a. Indikasi ibu
a) Panggul sempit absolut
b) Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya
stimulasi
c) Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi
d) Stenosis servix atau vagina Plasenta previa
e) Disproporsi sefalope
f) Rupture uteri membakar

b. Indikasi janin
a) Kelainan letak
b) Gawat janin
c) Propapsus plasenta
d) Perkembangan bayi yang terhambat
e) Mencegah hipoksia janin misalnya karena preekonsia
f) Bayi besar( berat badan lahir lebih dari 4,2kg)

c. Indikasi sosial
a) Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalam sebelumnya
b) Wanita yang ingin sectio caesar karena takut bayinya mengalami
cedera atau aspiksia selama persalinan atau mengurangi kerusakan
panggul
c) Wanita yang takut terjadi perubahan pada tubuhnya atau sexsuality
image setelah melahirkan

4. Keuntungan Sectio Caesarea


Operasi caesar lebih aman dipilih dalam menjalani proses
persalinan karena telah menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan
melahirkan jalan lahir tidak teruji dengan dilakukannya sectio caesarea.
Yaitu bilamana didiagnosa sempit atau fetal distress, didukung dengan
pelvimetri. Bagi ibu yang paranoid terhadap sakit, maka sectio caesarea
pilihan yang tepat dalam menjalani proses persalinan karena diberi
penghilang rasa sakit.(fauzi,2007).

5. Kerugian Sectio Caesarea


Operasi sectio caesarea merupakan prosedur medis yang mahal dan
mempunyai resiko, antara lain:
a. Bagi janin
Resiko sectio caesar menurut dimas (2010) antara lain yaitu:
1) Gangguan pernafasan
2) Rendahnya sistem kekebalan tubuh
3) Rentan alergi
4) Terpengaruh anastesi
5) Minim peluang imsiasi menyusui dini
b. Resiko pada ibu
1) Resiko jangka pendek
a) Infeksi pada bekas jaitan
b) Infeksi rahim
c) Keloid
d) Cedera pembuluh darah
e) Cedera pada kandung kemih
f) Perdarahan
2) Resiko jangka panjang
a) Peletakan organ bagian dalam
b) Pembatasan kehamilan
3) Resiko persalinan selanjutnya
a) Sobeknya jahitan rahim
b) Pengerasan plasenta
6. Etiologi
Tidakan operasi sectio caesarea dilakukan apabila tidak
memungkinkan dilakukan persalinan vagina karena mempunyai resiko
pada ibu dan janin. Dengan pertimbangan hal – hal yang perlu tindakan
sectio caesarea seprti proses persalinan lama atau kegagalan proses
persalinan normal. (saifudin, 2002).

7. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang terjadi pada induksi persalinan adalah
konstraksi akibat induksi mungkin terasa lebih sakit karena mulainya
sangat mendadak sehingga mengakibatkan nyeri. Adanya kontraksi rahim
yang berlebihan, itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan
ketat dari dokter yang menangani. Jika ibu merasa tidak tahan dengan rasa
sakit yang ditimbulkan, biasanya dokter akan menghentikan proses induksi
kemudian operasi caesar.

8. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b) Pemantauan EKG
c) Elektrolit
d) Hemoglobin/Hematokrit
e) Golongan darah
f) Urinalisis
g) Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
h) Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.
i) Ultrasound sesuai pesanan
9. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya
plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-
eklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang
akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan
menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan
sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa
nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan
baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

10. Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain
:
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
a. Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
b. Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan
perut sedikit kembung
c. Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
a) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b) Perdarahan pada plasenta bed
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
peritonealisasi terlalu tinggi

11. Penatalaksanaan

a. Keperawatan

1. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.


2. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
3. Umurkehamilankurang 37 minggu.
4. Anti biotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5
hari.
5. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan
kortikosteroid untuk mematangkan fungsi paru janin.
6. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda
persalinan.
7. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau
gawat janin.
8. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada
kontraksi uterus maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila
pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.

b. Medis

1) Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis


tinggi. Bila ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan
gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
2) Induksiatauakselerasipersalinan.
3) Lakukan seksio caesaria bila induksi atau akselerasi
persalinan mengalami kegagalan.
4) Lakukanseksiohisterektomibilatanda-tandainfeksi uterus
berat ditemukan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A ASUHAN KEPERAWATAN PRE-OPERATIF


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Asuransi Kesehatan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan terkahir : Sarjana
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Dayu RT 01/25 No. 33B Ngaglik Sleman Yogyakarta
Tanggal Masuk : 10 Oktober 2017
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2017
No. Register : 01.50.70.89
Diagnosa Medis : Sekunder gravida hamil aterm dengan riwayat sectio caesarea 2
tahun lalu
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Hubungan : Suami klien
Pekerjaan : PNS
Alamat : Dayu RT 01/25 No. 33B Ngaglik Sleman Yogyakarta

b. Status Kesehatan
 Status Kesehatan Saat Ini
a) Keluhan Utama
Klien hamil aterm dengan status kehamilan G2P1A0 dengan riwayat SC 2 tahun
lalu, dimana direncanakan tindakan re-SC tanggal 11 Oktober 2017.
b) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Klien hamil aterm dengan riwayat ANC rutin di dr. Shinta Sp.OG (K). Klien
membawa surat rujukan untuk dilakukan operasi re-SC di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. His klien baik dengan DJJ 114 x/m. Klien tidak tampak anemis.
Janin teraba prosentasi kepala dan teraba 4/5 bagian. TFU klien 34 cm.

 Status Kesehatan Masa Lalu


a) Penyakit yang pernah dialami
Klien tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang mengharuskan dirawat di
rumah sakit.
b) Pernah dirawat
Klien pernah dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada riwayat SC
terdahulu. Riwayat obstretik klien adalah kelahiran melalui SC pada kehamilan
aterm tahun 2015 berjenis kelamin laki-laki dengan berat 3400 gram tanpa
penyulit dan sehat hidup hingga sekarang.
c) Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi apapun baik, udara maupun obat-obatan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan data yang diperoleh, baik dari pihak suami maupun klien tidak
memiliki riwayat pen yakit apapun, baik hipertensi, kanker, diabetes mellitus, dan
asma.
d. Diagnosa Medis dan therapy
Sekundi gravida hamil aterm dengan riwayat sectio caesarea 2 tahun lalu. Klien
direncanakan tindakan re-SC dan pemasangan IUD. Klien mendapat etrapi
profilaksis Vicilin 2 gr.
e. Pola Kebutuhan Dasar
 Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan
Klien berprofesi sebagi dokter. Sehingga pola majemen kesehatan dan persepsi
klien terhadap kesehatan adalah baik.
 2) Pola Nutrisi-Metabolik
Klien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan. Klien mengatakan ia
mengkonsumsi makanan bergizi setiap harinya ditambah dengan susu ibu hamil.
Klien juga mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh dokter kandungan. Klien
mengatakan bahwa ia sempat mengalami penurunan nafsu makan ketika
kehamilan di trimester pertama.
 Poli Eliminasi
Klien mengatakan bahwa frekuensi BAK klien meningkat akibat penekanan
kandung kemih. Tetapi klien mengalami konstipasi.
 Pola aktivitas dan latihan
Klien dapat melakukan personal hygiene, transfering, toileting, feeding,
dressing, dan continence seacara mandiri
 Pola Persepsi Kognitif
Klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, maupun orang. Klien
komunikatif dan tidak tampak mengalami gangguan persepsi ketika menjawab
pertanyaan.
 Pola Tidur dan Istirahat
Klien mengatakan ketika tidur di malam hari, klien sering terbangun karena
merasa sesak dan tidak nyaman. Klien juga terkadang terbangun karena merasa
ingin BAK.
 Pola Seksual-Reproduksi
Klien hamil aterm dengan status kehamilan G2P1A0.
 Konsep Diri dan Persepsi Diri
Klien menyatakan bahwa ia tidak mengalami gangguan konsep diri. Klien
mengatakan bahwa ia bangga dengan kehamilan dan kondisinya saat ini karena
akan menjadi ibu dari dua orang anak.
 Peran dan Pola Hubungan
Klien memiliki peran sebagai seorang istri dan ibu dari seorang anak laki-laki.
Klien juga berprofesi sebagi dokter. Setelah menjalni prosedur operasi SC klien
akan mengalami perubahan peran dimana ia akan menjadi ibu dari dua orang
anak.
 Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Klien mengatakan bahwa ia hanya mengkhawatirkan anak pertamanya yang
ditinggal di rumah.
 Pola Keyakinan dan Nilai
Klien memeluk agama islam. Klien mengatakan bahwa ia menjalankan ibadah
sesuai dengan tuntutan agama islam.

f. Pengkajian Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : RR: 18 x/m; N: 86 x/m; T: 36,4 0C; HR: 100/70 mmHg; DJJ:
112 x/m.

Pemeriksaan Fisik :
 Kepala dan leher
Kepala mesochepal; kulit kepala bersih. Tidak nampak adanya benjolan di area
kepala. Mata simetris kanan dan kiri, mampu membuka mata dengan spontan,
tidak cekung. Mata klien tidak terlihat adanya perdarahan. Konjungtiva tidak
anemis. Terdapat 2 lubang hidung, tidak ada keluaran sekret, dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Mukosa bibir klien tampak kering dan mulut klien tidak sianosis. Telinga klien
tampak simetris antar kanan dan kiri, terdapat lubang telinga, tidak ada keluaran
cairan dari telinga klien. Tidak teraba pembesaran tiroid dan massa pada leher
klien.
 Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak nampak.
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC IV.
Perkusi : tidak terkaji.
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni.

 Paru – paru
Inspeksi : dada simetris, kembang kempis dada teratur, terkadang klien
menggunakan retraksi dada ketika merasa tidak kuat menahan kontraksi (his).
Palpasi : taktil fremitus paru kanan sama dengan paru kiri.
Perkusi : terdengar sonor.
Aukultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi.
 Payudara
Bentuk simetris, bentuk puting susu normal, hiperpigmentasi areola, ASI belum
keluar.
 Abdomen
Inspeksi : Tampak cembung, ada pembesaran dalam bentuk normal, terdapat luka
bekas operasi SC, bentuk bulat memanjang, dan terdapat striae gravidarum.
Palpasi :
Leopold I : teraba bagian fundus uteri dengan TFU 34 cm dan teraba bulat lunak
besar.
Leopold II : teraba posisi janin punggung kanan, dan ekstermitas di kiri.
Leopold III : teraba bulat keras dan melenting.
Leopold IV : teraba kepala janin belum masuk PAP (4/5), DJJ 12-12-12.
Perkusi : Pekak.
Auskultasi : tidak terkaji.
 Genetalia
Klien berjenis kelamin perempuan.
 Integumen
Turgor kulit elastis. Kulit klien teraba hangat dan lembab.
h) Ekstremitas
Ekstermitas atas : oedem (-/-), kesemutan (-/-), baal (-/-)
Ekstermitas bawah : oedem (-/-), reflek patela (+/+), varises (-/-)

g. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, dan pencocokan silang.
2. USG: melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan, kedudukan, dan
presentasi janin.
3. Urinalisis: menentukan kadar albumin/glukosa.
4. Kultur : mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe II
5. Pelvimetri : menentukan CPD.
6. Amniosentesis : mengkaji maturitas paru janin.
7. Tes stres kontraksi atau tes nonstres : mengkaji respon janin terhadap
gerakan/stres dari pola kontraksi uterus atau pola abnormal.
8. Pemantauan elektronik kontinue : memastikan status janin atau aktivitas uterus.
( Doengoes, 2001 )
9. Laboraturium
Hasil pemeriksaan laboraturium tanggal 10 Oktober 2017

Nilai
Parameter Hasil Satuan Kategori
Normal
Hemoglobin 9,6 g/dl 11,7-15,5 Menurun

Eritrosit 4,29 106/ mL 3,8-5,2 Normal

Hematokrit 30,1 % 32-47 Menurun

Leukosit 10,05 103/mL 3,6-11,0 Normal

Trombosit 267 103/mL 150-440 Normal

MCV 68,5 fL 80-100 Menurun

MCH 29,1 Pg 26-34 Normal

MCHC 32,7 g/dL 32-36 Normal

RDW 10,9 % 11,5-14,5 Menurun

MPV 9,3 fL 7,2-11,1 Normal

Gula darah 93 mg/dl 60-100 Normal


sesaat

HbsAg Negatif

PRT 10,1 Detik 11,4-16,3 Menurun

INR 0,25 - - -

Kontrol 13,4 Detik - -

APTT 35,6 Detik 22,5-37,0 Normal

Kontrol 35 Detik - -

Eosinofil 0,7 % 1-3 Menurun

Basofil 0,2 % 0-1 Normal

Netrofil 73,2 % 50-70 Meningkat

Limfosit 18,1 % 20-40 Menurun

Monosit 7,5 % 2-8 Normal

Eosinofil 0,07 103/mL 0-0,8 Normal

Basofil 0,05 103/mL 0-0,2 Meningkat


Netrofil 7,37 103/mL 1,9-8 Normal

Limfosit 1,85 103/mL 0,9-5,2 Normal

Monosit 0,75 103/mL 0,16-1 Normal

Gol. darah B

Natrium 100 mmol/L 136 – 145 Menurun

Kalium 1,00 mmol/L 3,5 – 5,1 Menurun

Klorida 100 mmol/L 98-107 Normal

h. Persiapan Operasi
 Fisik
· Tekanan Darah : 100/70 mmHg
· Nadi : 86x/menit
· Respirasi : 18x/menit
· Djj : 112x/menit
 Psikis
· Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur operasi dalam keperawatan.
· Orientasikan ruangan, lingkungan kamar dan team operasi.
· Menjelaskan rutinitas perioperatif dikamar operasi
 Penunjang tanggal 10 oktober 2017
Hasil pemeriksaan Laboratorium.
 Administrasi
Persetujuan tindakan operasi telah ditanda tangani oleh keluarga, saksi, dan
dokter.
Status Rekam Medis lengkap
1. . Persiapan Operasi
 Pasien mulai puasa 02.00 wib
 Informed concent tindakan medis sudah lengkap
 Serah terima pasien dengan petugas ruangan di ruang terima kamar operasi
lantai 4
 Mengganti pakaian pasien dengan pakaian dan topi kamar operasi
 Status pasien, data penunjang ( hasil Laboratorium ), blanko bahan medis
dan alat medis habis pakai dan blanko rekam askep.
 Pasien di pindah ke brandacart kamar operasi dan di bawa d ruang induksi
 Melakukan sigh in
 Mengkonfirmasi identitas dan mengcroscek dengan gelang pasien
 Mengkonfirmasi lokasi operasi.

2. Analisa data

No Data Fokus Masalah Etiologi

1 Ds : cemas Status kesehatan


dan tindakan
Klien mengatakan
pembedahan.
bahwa meskipun ia
pernah menjalani SC
sebelumnya, tetapi ia
masih merasa cemas.
Do:
a. Klien tampak
tegang dan khawatir
b. Tingkat kecemasan
klien pada cemas
sedang
c. Klien agak tampak
gelisa

3. Diagnosa Keperawatan

Waktu Data focus Diagnosa Keperawatan

11 oktober DS: Ansietas berhubungan dengan


2017 Klien mengatakan bahwa status kesehatan dan tindakan
Jam : meskipun ia pernah menjalani SC pembedahan.
11.00 wib sebelumnya, tetapi ia masih
merasa cemas.
DO:
a. Klien tampak tegang dan
khawatir.
b. Tingkat kecemasan klien pada
cemas sedang.
c. Klien tampak agak gelisah.
4. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Rencana Tindakan
Keperawatan Hasil

Ansietas Setelah dilakukan Health education: 1100


berhubungan pendidikan kesehatan 1. Kaji pengetahuan klien tentang
dengan status mengenai prosedur penyakit dan tindakan yang akan
kesehatan dan tindakan selama 1x15 dilakukan.
tindakan menit, tidak terjadi
pembedahan. kecemasan pada klien, 2. kaji kecemsan klien.
dengan kriteria hasil : 3. Berikan informasi terkait
1. Kecemasan klien kecemasan yang dirasakan klien.
berkurang dari sedang 4. Diskusikan tentang indikasi,
menjadi ringan. kontraindikasi dan persiapan tindakan
2. Klien tampak tenang terhadap kondisi klien.
dan rileks. 5. Berikan support mental untuk
meyakinkan klien.
Relaxation therapy: 6040
Anjurkan keluarga klien
menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam.

5. Pelaksanaan dan evaluasi

Diagnosa
Implementasi Respon Evaluasi
Keperawatan

Ansietas a. Mengkaji S: S:
berhubungan perasaan dan Klien mengatakan Klien mengatakan
dengan status kecemasan klien. bahwa ia merasa bahwa ia masih merasa
kesehatan dan cemas walaupun cemas tetapi sudah
tindakan pernah menjalani berkurang.
pembedahan. operasi SC
O:
sebelumnya.
Klien tampak lebih
O: rileks dan tenang.
Ibu klien tampak Kecemasan klien dalam
gelisah dan skala ringan.
khawatir.
A:
Masalah ansietas klien
teratasi ditandai dengan
kecemasan berkurang
dari sedang menjadi
ringan serta klien
tampak lebih tenang
serta rileks.
P:
Pertahankan
memberikan support
mental dan informasi
yang dibutuhkan untuk
menurunkan kecemasan
klien.

b. Mengkaji S:
tingkat Klien mengatakan
kecemasan bahwa ia merasa
klien. cemas dan takut.
O:
Klien mengalami
kecemasan sedang

c. S:
Menganjurkan Klien mengatakan
klien teknik bahwa ia merasa
relaksasi nafas sedikit rileks.
dalam
O:
Klien tampak
mengikuti teknik
relaksasi nafas
dalam

d. Memvalidasi S:
perasaan klien. Klien mengatakan
bahwa ia masih
merasa cemas tetapi
sudah berkurang.
O:
Klien tampak lebih
tenang dan rileks.
BAB IV

KESIMPULAN

· KESIMPULAN

Sectio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau sectio sesarea adalah
suatu histeretomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 2006).
Asuhan keperawatan perioperatif pada Ny. L (37 tahun) dengan re-sectio
caesarea atas indikasi sekundi gravida hamil aterm dengan riwayat sectio
caesarea 2 tahun lalu meliputi asuhan pre, intra, dan post operatif. Asuhan
keperawatan tersebut dilakukan secara komprehensif meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Daftar Pustaka
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogykarta : Nuha Medika
http://askepayaniyogyakarta.blogspot.com/2015/11/laporan-resume-pada-klien-
cronic-kidney.html

Anda mungkin juga menyukai