Anda di halaman 1dari 8

Available online athttps://stikesmus.ac.id/jurnal/index.

php/JKebIn/index
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021 (91 - 98) 91

PENGARUH PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN TERHADAP


KEBERHASILAN MENYUSUI UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Ellyzabeth Sukmawati1, Norif Didik Nur Imanah2, ,Puji Suwariyah3


STIKES Serulingmas
(ellyzabethsukmawati8687@gmail.com)

ABSTRAK

Latar Belakang: Pemberian ASI eksklusif memegang peranan penting karena


dapat melindungi dari berbagai penyakit infeksi dalam menjaga keseimbangan
imunitas tubuh. Berbagai laporan penelitian menyebutkan bahwa selain
memberikan manfaat pada ibu dan bayi. Sumber informasi yang tepat mengenai
ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya diberikan sedini mungkin dalam
mendukung ibu terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan profesional dan
pribadi memberikan pengaruh pada pelaksanaan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif. Salah satu dukungan profesional dapat diberikan oleh kader Kesehatan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendampingan
kader kesehatan terhadap keberhasilan menyusui untuk memberikan ASI
eksklusif.
Metode: Penelitian ini dengan desain Quasi Eksperiment dan rancangan multipel
time series desaign Populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas dengan jumlah
sampel sebanyak 90. Sampel diambil dengan teknik quota sampling. Penelitian ini
dilakukan di Kesugihan, Cilacap. Pengukuran keberhasilan menyusui untuk
memberikan ASI eksklusif dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan
pengamatan oleh kader kesehatan. Analisa data menggunakan uji statistik
independent samples t test dan Chi-square
Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa ibu menyusui yang tidak mendapatkan
pendampingan kader kesehatan sebagian besar (55,5%) tidak berhasil memberikan
ASI secara eksklusif. Sedangkan yang didampingi oleh kader kesehatan sebanyak
30 orang (66,7%) berhasil menyusui dan memberikan ASI eksklusif selama
pendampingan dilakukan. Terdapat pengaruh yang signifikan pendampingan
kader kesehatan pada ibu menyusui terhadap keberhasilan menyusui (p=0.037).
Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan pendampingan kader kesehatan
terhadap keberhasilan menyusui untuk memberikan ASI eksklusif.

Kata kunci : pendampingan, kader kesehatan, keberhasilan menyusui, ASI


esklusif

10.36419/jki.v12i2.500
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 92
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

The Effect Of Health Cadre Mentoring On Breastfeeding Mothers


On The Success Of Breastfeeding

ABSTRACT

Background: Exclusive breastfeeding plays an important role because it can


protect from various infectious diseases in maintaining the body's immune
balance. Various research reports stated that in addition to provide benefits to
mothers and babies. Appropriate sources of information about exclusive
breastfeeding by health workers should be provided as early as possible to
support mothers in exclusive breastfeeding. Professional and personal support
had an effect on the successful implementation of exclusive breastfeeding. One of
the professional supports can be provided by Health cadres.
Aim: This study aims to find out the effect of mentoring health cadres on the
breastfeeding success to provide exclusive breastfeeding.
Methods: This study used a quasi-experimental design and multiple time series
design. The study population was all postpartum mothers with a total sample of
90. The sample was taken using quota sampling technique. This research was
conducted in Kesugihan, Cilacap. The measurement of the breastfeeding success
for exclusive breastfeeding was carried out using observation sheets and
observations by health cadres. Data analysis used statistical test of independent
samples t test and Chi-square
Results: the results showed that breastfeeding mothers who did not receive
mentoring from health cadres mostly (55.5%) did not success in exclusively
breastfeeding. Meanwhile, 30 people (66.7%) who were mentored by health
cadres succeed to breastfeed and provided exclusive breastfeeding during the
mentoring. There was a significant effect of mentoring health cadres on
breastfeeding mothers on the breastfeeding success (p=0.037).
Conclusion: There was a significant effect of mentoring health cadres on the
breastfeeding success to provide exclusive breastfeeding.

Keywords: mentoring, health cadres, breastfeeding success, exclusive


breastfeeding

PENDAHULUAN

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama enam bulan pertama
tanpa minuman atau makanan tambahan lain. World Health Organization (WHO)
menyampaikan bahwa pemberian ASI eksklusif yang tidak optimal menyebabkan
800.000 bayi meninggal pada tahun 2016 (Nurses, 2015). Cakupan pemberian
ASI eksklusif pada tahun 2016 di Amerika Serikat sebesar 54,7%, Jepang 43,8%,
Korea 18%, Kambodia 65,2%, Vietnam 24,3%, Myanmar 23,6%, dan Indonesia
41,5% (Coentro, Geddes and Perrella, 2020). Berbagai laporan penelitian
menyebutkan bahwa selain memberikan manfaat pada ibu dan bayi. Bagi ibu,
pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan kejadian berbagai penyakit, seperti
kanker payudara dan kanker ovarium (Nurses, 2015; Park, Jang and Min, 2021).

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 93
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

Bagi bayi, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah terjadinya infeksi dan
gangguan gizi seperti obesitas dan stunting. Anak yang mendebrita stunting akan
lebih rentan terkena penyakit dan ketika dewasa lebih mudah menderita penyakit
degeneratif (Park, Jang and Min, 2021; Tanaka, 2021).
Faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya cakupan ASI eksklusif adalah
keyakinan, sikap dalam mengambil keputusan pemberian ASI atau susu formula;
sosio kultural; sikap keluarga dan teman; dukungan dan keterlibatan profesional
layanan kesehatan serta dukungan petugas kesehatan pada ibu 2 minggu
postpartum (B. and M., 2011; Park, Jang and Min, 2021). Penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan pemberian ASI
eksklusif adalah usia, pekerjaan, pendidikan, rendahnya pengetahuan dan sikap
ibu, gencarnya pemasaran susu formula, kurangnya dukungan dari perusahaan
yang mempekerjakan ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk memberikan ASI
eksklusif, faktor sosial budaya, kurangnya ketersediaan fasilitas kesehatan ibu dan
anak, belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi dan kampanye terkait
pemberian ASI eksklusif serta tenaga kesehatan yang belum peduli dan berpihak
pada hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif. Sumber informasi yang tepat
mengenai ASI eksklusif oleh petugas kesehatan seharusnya diberikan sedini
mungkin dalam mendukung keberhasilan ibu pada proses menyusui untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Park, Jang and Min, 2021; Tanaka,
2021).
Dukungan profesional dan pribadi memberikan pengaruh pada
pelaksanaan pemberian ASI eksklusif (Iswati et al., 2019). Salah satu dukungan
profesional dapat diberikan oleh kader kesehatan (Putra, 2015; Iswati et al.,
2019). Selama ini kader kesehatan dimanfaatkan untuk menggerakkan berbagai
program kesehatan di masyarakat seperti posyandu, pemantauan status gizi balita,
dan posyandu lansia. Meskipun demikian, pemanfaatan kader kesehatan dalam
gerakan pemberian ASI eksklusif belum dilakukan secara terstruktur dan optimal.
Padahal tenaga kesehatan formal yang seharusnya dapat melakukan gerakan
penggunaan ASI eksklusif, tidak sepenuhnya memiliki kesempatan yang luas
untuk melakukan gerakan ini, karena banyaknya kegiatan yang harus dikerjakan,
sehingga pendelegasian wewenang tersebut mungkin dapat diberikan kepada
kader kesehatan.Informasi yang diberikan dapat dalam bentuk konseling dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusui (Wardhani,
Dinastiti and Fauziyah, 2021). Kader kesehatan sangat berpengaruh mengenai
tingkat keberhasilan menyusui baik proses menyusui ibu. Kader kesehatan
merupakan unsur masyarakat yang berperan penting dalam mensukseskan
berbagai program kesehatan, baik promotif maupun preventif, termasuk program
ASI eksklusif (Putra, 2015; Iswati et al., 2019). Penelitian yang dilakukan di Desa
Ngabean Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa kader
kesehatan posyandu dapat dijadikan role-model sebagai motivator gerakan
penggunaan ASI eksklusif. Kader kesehatan sangat berpengaruh mengenai tingkat
keberhasilan menyusui baik dalam inisiasi menyusui dan durasi. Pengetahuan
Kader tentang menyusui dan sikap mereka tentang menyusui adalah prediksi
perilaku suportif (Putra, 2015).

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 94
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang


pengaruh yang signifikan pendampingan kader kesehatan terhadap keberhasilan
menyusui untuk memberikan ASI eksklusif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dengan desain Quasi Eksperiment dan rancangan multipel


time series desaign. Rancangan penelitian ini dengan mengelompokan subjek
penelitian ke dalam kelompok perlakukan dan kelompok kontrol. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu pasca nifas pada dengan jumlah sampel sebanyak
90 orang (45 orang kelompok perlakuan dan 45 orang kelompok kontrol). Sampel
diambil dengan teknik quota sampling. Variabel independent penelitian ini adalah
pendampingan kader dan variabel dependen adalah keberhasilan menyusui.
Penelitian ini dilakukan di Kesugihan, Cilacap. Instrument penelitian
menggunakan lembar observasi. Pada kelompok perlakuan, dilakukan
pendampingan melalui kegiatan diskusi tentang ASI eksklusif dan motivasi
sebagai penguat bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Sementara pada
kelompok kontrol hanya dilakukan wawancara tanya jawab tentang
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Untuk menghindari diskriminasi,
maka pada kelompok kontrol pada akhir kunjungan setelah selesai pengambilan
data, tetap dilakukan diskusi dan motivasi terkait dengan ASI eksklusif. Analisis
data dilaksanakan secara bertahap yaitu analisis univariat kemudian bivariat. Uji
statistik menggunakan uji Chi Square, dengan nilai alpha 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
1. Keberhasilan Menyusui untuk Memberikan ASI eksklusif
Keberhasilan menyusui untuk memberikan ASI eksklusif disajikan pada tabel
1 berikut:

Tabel 1. Pemberian ASI Eksklusif

Keberhasilan Menyusui frekwensi Prosentase%


untuk Memberikan ASI
Eksklusif
Tidak diberikan 47 52,2

Diberikan 43 47,3

Total 90 100,0

Berdasarkan tabel 1 diperoleh informasi bahwa sebanyak 47 atau 52,2% ibu


yang menyusui di tidak memberikan ASI Eksklusif. Untuk ibu yang
memberikan ASI Eksklusif sebesar 43 orang atau 47,3%.

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 95
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

2. Pendampingan Kader Kesehatan


Pendampingan kader kesehatan dan keberhasilan menyusui untuk
memberikan ASI eksklusif dusajikan pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Pendampingan Kader Kesehatan dan Keberhasilan Menyusui Untuk


Memberikan ASI Eksklusif

Pendampingan Pemberian ASI Eksklusif


Kader Jumlah Nilai p
Tidak Diberikan Diberikan
Kesehatan
Tidak Di
25 20 45
dampingi
(55,5 %) (44,5%) 100,0 %)
Didampingi 15 30 45 0,037
(33,3 %) (66,7 %) (100,0 %)
Total 40 50 90
(44,4%) (55,6 %) (100,0 %)
QR= 2,654 (1,143- 6,159)

Berdasarkan tabel 2 diperoleh informasi bahwa ibu menyusui yang tidak


mendapatkan pendampingan kader kesehatan sebanyak 45 orang dengan hasil
25 orang (55,5%) tidak memberikan ASI secara eksklusif dan 20 orang
(44,5%) tetap memberikan ASI eksklusif. Pada kelompok ibu nifas yang
mendapatkan pendampingan kader kesehatan, terdapat 15 orang (33,3%)
yang tidak memberikan ASI eksklusif dan 30 orang (66,7%) memberikan
ASI eksklusif. Pada taraf nyata 0,05 diperoleh nilai p yang diperoleh sebesar
0,037 < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan pendampingan kader
kesehatan pada ibu menyusui terhadap keberhasilan menyusui. Nilai QR
diperoleh sebesar 2,654 artinya bahwa ibu yang tidak mendapatkan
pendampingan kader kesehatan beresiko tiga kali lebih besar mengalami
kegagalan dalam menyusui dibandingkan pada ibu yang mendapatkan
pendampingan kader.

Pembahasan
Kader kesehatan merupakan warga yang terpilih dan diberikan pelatihan
ketrampilan oleh sarana pelayanan kesehatan atau Puskesmas setempat. Menjadi
kader kesehatan merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat guna
menjadi penggerak atau pengelola dari upaya kesehatan rpimer (Mubarak and
Chayatin, 2009; Noerpramana, 2016). Kader kesehatan merupakan unsur
masyarakat yang berperan penting dalam mensukseskan berbagai program
kesehatan, baik promotif maupun preventif, termasuk program ASI eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu yang tidak di dampingi kader kesehatan
lebih banyak tidak berhasil menyusui secara eksklusif yaitu sebanyak 25 ibu dari
45 ibu nifas. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang
ASIeEksklusif dan belum semua ibu sadar akan pentingnya ASI eksklusif
sehingga belum terlaksananya perilaku positif untuk menyusui bayinya secara
eksklusif (Notoatmodjo, 2012). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 96
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu


tentang ASI dengan tindakan ASI eksklusif, dimana semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap ibu
sehingga akan menimbulkan perilaku positif untuk memberikan ASI eksklusif
(Sutomo, 2019).
Pada masa menyusui, ibu membutuhkan lingkungan yang mendukung ibu
untuk memberikan ASI pada bayinya. (Nurses, 2015; Pelancar ASI, 2016).
Tenaga kesehatan maupun tenaga profesional dapat mengajarkan teknik menyusui
untuk mengurangi masalah menyusui sehingga ibu merasa percaya diri. Informasi
dari petugas kesehatan dalam memberikan konseling untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusui, sangat penting untuk
meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI eksklusif
(Notoatmodjo, 2012). Dengan demikian diperlukan, dorongan dan dukungan
positif dari semua pihak, agar ibu merasa nyaman dan percaya diri untuk
menyusui. Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) telah memberikan informasi
tentang ASI ekslusif kepada para ibu menyusui yang datang ke posyandu, kepada
anggota keluarganya, dan kunjungan ke rumah ibu yang baru melahirkan
(tetangga). Kelompok Pendukung ASI merupakan kegiatan inovasi, hal ini
diperlukan untuk mendukung ibu (peer support). Ibu hamil dan menyusui
membutuhkan kepercayaan, penerimaan, pengakuan, dan penghargaan terhadap
persaannya. Suasana saling mendukung mudah dibangun dalam kelompok sebaya
yang mempunyai pengalaman dan situasi lingkungan yang sama. Peserta pelatihan
telah melakukan perannya sebagai motivator secara sukarela, dan ingin
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya seperti diuraikan di atas bahwa
kegiatan ini diharapkan diadakan secara rutin (Penyusun and Jusuf, 2015; Putra,
2015).
Banyak faktor yang memengaruhi Ibu yang memberikan ASI Eksklusif
meskipun tidak didampingi oleh kader diantaranya tingkat pengetahuan ibu dan
dukungan dari suami dan keluarga (Pelancar ASI, 2016; Wardhani, Dinastiti and
Fauziyah, 2021). Dari hasil yang didapatkan, 30 ibu yang menyusui bayinya
didampingi oleh kader, artinya kader memberikan perhatian, dukungan dan
edukasi kepada ibu menyusui, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa sebagian besar kader sangat setuju bahwa mereka berperan
dalam keberhasilan ibu menyusui (Putra, 2015).
Berdasarkan wawancara dengan beberapa ibu yang berhasil memberikan
ASI kepada bayinya, mereka mengatakan keberhasilan ibu dalam memberikan
ASI kepada bayi tidak hanya di dukung oleh pengetahuan ibu dan sikap serta
perilaku ibu namun banyak faktor yang mendukung keberhasilan ibu dalam
menyusui seperti dukungan dari suami, keluarga dan ibu kader yang selalu
memotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif. Kesuksesan pemberian ASI
Eksklusif memerlukan banyak dukungan dan partisipasi dari berbagai fihak
termasuk dari kader kesehatan karena kader kesehatan orang yang sering
bersosialisasi dengan masyarakat termasuk ibu hamil dan menyusui (Park, Jang
and Min, 2021; Wardhani, Dinastiti and Fauziyah, 2021). Kader kesehatan
memang memiliki peranan yang cukup baik untuk mendampingi ibu dalam
menyusui (Putra, 2015; Iswati et al., 2019). Dalam melaksanakan perannya, juga

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 97
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

terdapat kendala yang dihadapi kader kesehatan dalam membantu ibu menyusui
yaitu merasa gagal dalam berkomunikasi dan meyakinkan ibu untuk menyusui
bayinya, belum memiliki pengetahuan yang memadai ketika ibu menyusui
mengeluhkan ASI nya sedikit, puting kecil, dan bayi tidak mau menyusu.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Terdapat pengaruh pendampingan kader kesehatan terhadap keberhasilan
menyusui untuk memberikan ASI eksklusif. Kader kesehatan telah memberikan
informasi tentang ASI ekslusif kepada para ibu menyusui yang datang ke
posyandu, kepada anggota keluarganya, dan kunjungan ke rumah ibu yang baru
melahirkan (tetangga). Kader kesehatan merupakan kegiatan inovasi, hal ini
diperlukan untuk mendukung ibu (peer support).

Saran
Sebaiknya kader kesehatan tetap melakukan pendampingan pada ibu masa
nifas hingga 6 bulan masa menyusui guna meningkatkan keberhasilan dan
cakupan pemberian ASI eksklusif.

DAFTAR PUSTAKA

B., K. and M., B. (2011) ‘Woman health problems that affect quality of life:
Review’, Turkiye Klinikleri Jinekoloji Obstetrik.
Coentro, V. S., Geddes, D. T. and Perrella, S. L. (2020) ‘Altered sucking
dynamics in a breastfed infant with down syndrome: A case report’,
International Breastfeeding Journal, 15(1), pp. 1–6. doi: 10.1186/s13006-
020-00318-4.
Iswati, R. S. et al. (2019) ‘Peningkatan Cakupan Asi Eksklusif Melalui Pelatihan
Kader Kesehatan Dengan Metode Emo Demo Siap Bepergian dI
Kelurahan Siwalankerto Kecamatan …’, Abdimas Toddopuli …, (1), pp. 41–
48. Available at: https://e-journal.my.id/atjpm/article/view/106.
Mubarak, W. iqbal and Chayatin, N. (2009) Ilmu kesehatan masyarakat: Teori
dan Aplikasi, Salemba Medika.
Noerpramana, N. P. (2016) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, Edisi Ke-4.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurses, N. (2015) ‘Breastfeeding’, JOGNN - Journal of Obstetric, Gynecologic,
and Neonatal Nursing, 44(1), pp. 145–150. doi: 10.1111/1552-
6909.12530.
Park, S., Jang, I. S. and Min, D. (2021) ‘Factors Associated with the Need for
Breastfeeding Information Among Women with Gestational Diabetes
Mellitus: A Cross-sectional Study’, Asian Nursing Research, (June), pp. 1–
5. doi: 10.1016/j.anr.2021.05.002.

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 12 No 2. Juli 2021(91 - 98) 98
Ellyzabeth Sukmawati, Norif Didik Nur Imanah, ,Puji Suwariyah (Pengaruh Pendampingan Kader
Kesehatan Terhadap Keberhasilan Menyusui Untuk Memberikan Asi Eksklusif)

Pelancar ASI (2016) ‘Panduan Dahsyat Sukses ASI Ekslusif’. Penyusun, T. and
Jusuf, E. C. (2015) ‘Keterampilan teknik menyusui’.

Putra, N. L. A. E. (2015) ‘Evaluasi Peran Kader Dalam Upaya Meningkatkan


Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Selat,
Kabupaten Karangasem’. Available at: https://www.unud.ac.id/in/tugas-
akhir1120025025.html.
Sutomo, O. (2019) ‘Pengaruh Pendampingan Kader Terhadap Pemberian Asi
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikulur Kabupaten Lebak’, Jurnal
Medikes (Media Informasi Kesehatan), 6(1), pp. 55–60. doi:
10.36743/medikes.v6i1.158.
Tanaka, R. (2021) ‘Implementing an education program for nurse-midwives
focused on early essential care for breast milk expression among mothers
of preterm infants’, pp. 1–11.
Wardhani, R. K., Dinastiti, V. B. and Fauziyah, N. (2021) ‘Pendidikan Kesehatan
Untuk Meningkatkan Asi Eksklusif’, Journal of Community Engagement
in Health, 4(1), pp. 149–154.

Copyright © 2021, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)

Anda mungkin juga menyukai