Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization) dan GATT ( The General

Agreement on Trade and Tariff) yang akan berlaku tahun 2020 mendatang keselamatan dan

kesehatan kerja adalah salah satu syarat yang telah ditetapkan dalam hubungan ekonomi

perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota

termasuk negara Indonesia. Pelaksaaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah

satu upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran

lingkungan dan bebas dari kecelakan yang diakibatkan karena pekerjaan serta penyakit akibat

kerja sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja (Susanti et al., 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh badan dunia ILO (International Labour Organization) tentang

kecelakan kerja menunjukkan setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal akibat pekerjaan

mereka yang diakibatkan karena penyakit diantaranya penyakit muskuloskeletal sebanyak 40%,

penyakit jantung 16%, kecelakaan 16%, dan 19% penyakit saluran pernafasan (Koesyanto,

2013).

Salah satu penyakit musculoskeletal yang diakibatkan karena pekerjaan adalah nyeri punggung

bawah (Low Back Paint) adalah gangguan Muskoloskelatal yang paling sering didalam aktivitas

kerja. LBP (Low Back Paint) merupakan rasa nyeri ngilu, pegel yang dapat terjadi di daerah

pinggang bagian bawah Pekerja hal ini dapat terjadi pada pekerja menggunakan posisi duduk

beresiko tinggi, salah satu pekerjaan yang mengguanakan posisi duduk yang beresiko tinggi

adalah penjahit. Menurut penelitian pada orang dewasa 60 % mengalami nyeri punggung bagian

bawah karena masalah duduk, hal ini dapat terjadi dikarenakan pada saat duduk selama 15-20
menit, otot-otot yang berada didaerah punggung biasanya sudah mulai letih maka mulai

dirasakan nyeri punggung bagian bawah selain itu menurut penelitian posisi duduk dapat

memberikan tekanan pada daerah punggu bagian bawah yang cukup berat dan dapat

menimbulkan nyeri punggung bawah pada pekerja (Ahmad & Budiman, 2014).

Pekerjaan menjahit dilakukan dalam posisi duduk yang cukup lama kurang lebih dilakukan

selama 4-8 jam perhari dan pekerjaan ini dilakukan terus menerus hal ini dapat beresiko

menyebabkan terjadinya nyeri punggung bagian bawah. Selain itu nyeri punggung bagian bawah

yang terjadi pada penjahit dapat disebabkan karena postur atau posisi duduk ditempat kerja yang

tidak ergonomis yang dipertahankan dalam waktu yang lama sehingga dapat juga menimbulkan

terjadinya keluhan seperti rasa sakit ngilu, pegel-pegel, bahkan bisa mengakibatkan keram otot di

bagian tubuh tertentu terutama didaerah punggung bagian bawah (Ahmad & Budiman, 2014).
Isi

Low back pain (LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh

aktivitas tubuh yang kurang baik, yang sering terdengar dari orang usia lanjut, namun tidak

tertutup kemungkinan dialami oleh orang usia muda. low back pain dapat disebabkan oleh

berbagai penyakit musculoskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Dengan

demikian low back pain adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerah punggung bawah

yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik.1

Seorang tenaga kerja yang melakukan satu gerakan berulang-ulang (repetitive motions) atau

melakukan pekerjaan fisik berat atau mengalami stress mekanik atau berada dalam posisi statis

untuk waktu lama maupun vibrasi setempat mengakibatkan inflamasi tendon, insersio dan

persendian sehingga menjepit saraf akhirnya timbul keluhan nyeri, kelemahan/kerusakan

(impairment) dan kerusakan fisik.2 Semakin bertambahnya umur seseorang, semakin tinggi

risiko orang tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang. Semakin bertambahnya

umur, maka akan terjadi proses fibrosis dan klasifikasi pada tulang belakang berurutan dan saling

berdekatan sehingga memudahkan timbulnya rasa nyeri pada daerah tulang belakang.3

Beban yang berlebihan di tulang belakang juga akan meningkatkan tekanan di diskus

intervertebrata. Tekanan yang berlebihan menyebabkan ruang di antara diskus vertebrata

menyempit. Hal ini akan memperbesar kemungkinan terjepitnya serabut saraf yang keluar dari

foramen intervertebrata dan pembuluh darah kecil yang memperdarahi daerah lumbal. Otot yang

dipersarafi diperdarahi oleh pembuluh darah yang terjepit tersebut akan menurun kemampuannya
dalam melakukan kontraksi dan relaksasi. Kelelahan otot lebih cepat timbul dan terjadilah nyeri.

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang lebih

besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat

memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.4

Pekerjaan menjahit dilakukan dalam posisi duduk yang cukup lama, kurang lebih 4-8 jam per

hari dan dilakukan terus menerus. Postur/ posisi kerja di tempat kerja perlu diperhatikan karena

jika postur kerja tidak ergonimis dipertahankan pada waktu yang cukup lama dapat

mengakibatkan timbulnya keluhan rasa sakit seperti ngilu, pegel-pegel, bahkan bisa

mengakibatkan keram otot di bagian tubuh tertentu.5

Posisi duduk yang baik yaitu dengan punggung lurus dan bahu berada di belakang serta bokong

menyentuh kursi belakang. Seluruh lengkung tulang belakang harus terdapat selama duduk dan

dengan duduk di ujung kursi dengan membungkukkan badan seolah terbentuk huruf C. setelah

itu tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa mungkin.Tahan untuk beberapa detik

kemudian lepaskan posisi tersebut secara ringan (sekitar 10 derajat). Posisi duduk seperti inilah

yang terbaik. Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan

penyangga kaki bila perlu) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua

kaki tidak menggantung. Hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.5

Sikap kerja mempunyai hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Hal ini sesuai dengan

kajian pustaka yang menyatakan bahwa sikap kerja yang salah, canggung, dan di luar kebiasaan

akan menambah risiko cidera pada bagian sistem muskuloskeletal. Pernyataan tersebut juga
didukung hasil penelitian dilakukan oleh Samara tentang sikap kerja membungkuk dan memutar

selama bekerja sebagai faktor risiko nyeri punggung bawah menunjukkan bahwa sikap duduk

statis memperbesar risiko nyeri punggung bawah sebesar2,35 kali.6

Daftar pustaka

3 jurnal terlampir via email terimakasih.

1. Fatimah, Titin.Nyeri punggung bawah pada pekerja bagian penjahitan di PT Intigarmindo


Persada Jakarta. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran; 2011.

2. Munir, Syahrul. Analisis nyeri punggung bawah pada pekerja bagian Final Packing Dan
Part Supply di PT. X Tahun 2012. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2012.

3. Tarwaka, Bakri, S., Sudiadjeng, L. Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan
produktivitas.Surakarta: Uniba Press; 2004.

4. Windari, Ni Wayan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


Low Back Pain Pada Pasien Rawat Jalan di Poli Neurologi RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta Tahun 2010. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Jakarta; 2010.

5. Samara. D., “Duduk Lama Dapat Sebabkan Nyeri Pinggang Bawah”, Tidak Diterbitkan,
Fakultas Kedokteran Trisakti, 2009. Http://DiskdrOnline.Com. Di unggah maret 2012.

6. Samara, Diana. Duduk statis sebagai faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah pada
pekerja perempuan. Jurnal Universa Medicina.2005; 24(2);18-30.

Anda mungkin juga menyukai