Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.

2, FEBRUARI, 2017

HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP


KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN
PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI,
KABUPATEN GIANYAR
Ni Komang Sri Padmiswari B1, I Putu Adiartha Griadhi2
1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK
Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada
region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Gangguan
ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas
dengan sikap duduk yang salah dan duduk lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung
bawah pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional dengan menggunakan data
primer melalui kuisioner dan wawancara. Populasi sampel penelitian ini adalah
pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Dengan
menggunakan metode random sampling menghasilkan 48 sampel. Analisis data
menggunakan SPSS for Windows versi 21.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Pada
analisis bivariat menunjukkan didapatkan hubungan sikap duduk terhadap keluhan nyeri
punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,030) dan lama duduk terhadap keluhan
nyeri punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,005). Terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah
pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut masih sangat diperlukan perhatian dan perubahan
dari sikap duduk dan lama duduknya bagi pengrajin perak dan pemilik usaha perak
untuk menunjang kesehatan para pengrajin perak.
Kata Kunci: Nyeri punggung bawah, Sikap duduk, Lama duduk

ABSTRACT

Low back pain is a syndrome that occurs in the lower back region which is
originated from various causes. This disease is commonly found in the workplace,
especially in those who have activity with the wrong sitting position and prolonged
sitting. The Purpose of this study is to determine the correlation between prolonged-
sitting posture and low back pain among silversmith in Celuk Village, Sukawati
District, Gianyar Regency. The methods of this study is analytic Cross-sectional study
using primary data through questionnaires and interviews. The sample populations of
this study are a silversmith in Celuk Village, Sukawati District, Gianyar Regency. Using
a random sampling method resulted in 48 samples. Data analysis using SPSS for
Windows version 21.0 of the significance level of 0.05. The bivariate analysis showed
correlation sitting attitude towards complaints of lower back pain in the silversmith (p =
0.030) and prolonged sitting towards complaints of lower back pain (p = 0.005). There
is a significant correlation between sitting attitude and prolonged sitting towards
complaint of low back pain in a silversmith in Celuk Village, Sukawati District, Gianyar
1

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

Regency. Based on the results of these studies are still needed attention and a change of
sitting attitude and prolonged sitting for silversmith and the owners of silver business to
support health silversmith.
Keywords: Low back pain, sitting attitude, prolonged sitting

PENDAHULUAN sebab. Keluhan ini sangat banyak


Desa Celuk, Kecamatan ditemukan di tempat kerja, yaitu pada
Sukawati, Gianyar merupakan sebuah mereka yang beraktivitas dengan posisi
desa objek wisata kerajinan perak atau tubuh yang salah3.
sebagai pusatnya perak di Bali. Hampir Prevalensi untuk nyeri
semua penduduk Desa Celuk musculoskeletal, termasuk NPB,
merupakan pengrajin perak. Sikap kerja dideskripsikan sebagai sebuah
pengrajin perak adalah sikap kerja statis epidemik. Sekitar 80% dari populasi
yaitu sikap duduk di kursi menghadap pernah menderita nyeri punggung
meja dengan punggung membungkuk, bawah paling tidak sekali dalam
kaki kanan digunakan untuk menekan hidupnya4. Hasil dari Departemen
pompa kompor yang dipergunakan Kesehatan RI didapatkan 40,5% dari
untuk mematri produk perhiasan. Sikap pekerja memiliki keluhan kesehatan
kerja ini dilakukan rerata 8-9 jam/hari1. yang berhubungan pada pekerjaannya
Apabila kebiasaan tersebut terjadi salah satunya adalah gangguan otot
dalam waktu yang lama dan terjadi rangka yaitu 16% 5.
secara repetitive maka akan dapat Insiden NPB di populasi
menimbulkan keluhan muskuloskeletal ditemukan sebanyak 15-20%. Dan 98%
yang bisa menurunkan kinerja di antaranya disebabkan oleh faktor
seseorang2. mekanikal karena ketegangan otot dan
Salah satu dari penyakit akibat ligamentum tulang belakang. Salah satu
kerja yang menjadi masalah kesehatan faktor karena gangguan mekanikal
yang sangat umum terjadi di dunia dan tersebut adalah duduk lama. Penelitian
mempengaruhi hampir semua populasi menunjukkan sekitar 39,7 - 60% orang
adalah LBP (Low Back Pain) atau dewasa mengalami NPB akibat duduk
dalam bahasa Indonesia disebut dengan lama6.
NPB (nyeri punggung bawah). Nyeri
punggung bawah adalah nyeri yang METODE
dirasakan pada region punggung bagian Penelitian ini dilaksanakan
bawah yang terjadi akibat dari berbagai pada bulan April 2016 bertempat di
2

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

wilayah Desa Celuk, Kecamatan sebesar 18,8% (9 orang) dan yang tidak
Sukawati, Kabupaten Gianyar. merokok sebesar 81,3% (39 orang).
Menggunakan metode cross sectional Untuk IMT yang beresiko (>25,0)
analitik untuk mempelajari korelasi sebesar 22,9% (11 orang) dan IMT yang
sikap duduk dan lama duduk terhadap tidak beresiko (≤25,0) sebesar 77,1%
nyeri punggung belakang dan faktor (37 orang). Untuk kebiasaan olahraga
resikonya dengan cara pendekatan, dalam seminggu. yang berolahraga 1
observasi (pengamatan) atau kali dalam seminggu sebesar 64,6% (31
pengumpulan data sekaligus pada satu orang) dan > 1 kali dalam seminggu
waktu. sebesar 35,4% (17 orang). Sampel yang
Jumlah sampelnya adalah 48 memiliki keluhan nyeri pada punggung
dengan kriteria sampel adalah pengrajin bawah kemudian dibagi menjadi 2
perak yang berusia 25-65 tahun di golongan, sedikit terganggu dengan
Celuk Sukawati. Sampel diambil skor PDI (pain disability index) 0-35
dengan menggunakan cara simple sebesar 29,2% (14 orang) dan sangat
random sampling. Penelitian ini terganggu dengan skor PDI 36-70
menggunakan analisis univariat dan sebesar 4,2% (2 orang).
analisis bivariat yaitu uji chi-square dan Untuk karakteristik sampel
uji fisher. berdasarkan sikap duduknya, yang
memiliki sikap duduk yang ergonomis
HASIL dengan presentasenya sebesar 33,3%
Pada tabel 1, dapat dilihat (16 orang) dan sikap duduk yang tidak
karakteristik sampel berdasarkan jenis ergonomis sebesar 66,7% (32 orang).
kelamin yaitu laki-laki sebesar 47.9% Dari lama duduknya yang duduk <4 jam
(23 orang) dan perempuan sebesar dengan presentasenya sebesar 33,3%
52,1% (25 orang). Berdasarkan usia (16 orang) dan lama duduk yang >4 jam
didapatkan 25-39 tahun dengan sebesar 66,7% (32 orang). Dan dari
presentasenya sebesar 72,9 % (35 keluhan nyeri punggung bawah dibagi
orang), dan 40-54 tahun sebesar 27,1% menjadi NPB dan tidak NPB. Dari hasil
(13 orang). Dari masa kerja <5 tahun terlihat keluhan NPB dengan
sebesar 29,2% (14 orang) dan > 5 tahun presentasenya sebesar 33,3% (16 orang)
sebesar 70,8% (34 orang). Untuk dan tidak NPB sebesar 66,7% (32
kebiasaan merokok, yang merokok orang).

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Sampel Tabel 2. Hubungan Antara Faktor


Karakteristik N % Risiko Terhadap Keluhan NPB
Jenis Kelamin
Keluhan Nyeri
Laki-laki 23 47.9
Punggung Bawah Total
Perempuan 25 52.1 Nilai
Jenis
Usia Kelamin Ada Tidak
p
25-39 tahun 35 72.9
40-54 tahun 13 27.1 N % N % N %
Masa Kerja Laki-laki 8 16.6 15 31.3 23 47.9
<5 tahun 14 29.2
>5 tahun 34 70.8 Perempua
8 16.6 17 35.4 25 52.1 0.838
Kebiasaan n
Merokok
Total 16 33.3 32 66.7 48 100
Ya 9 18.8
Tidak 39 81.3 Usia
IMT
Beresiko 11 22.9 25-39
10 20.8 25 52.1 35 72.9
Tidak Beresiko 37 77.1 tahun
Kebiasaan 0.310
40-54
Olahraga 6 12.5 7 14.6 13 27.1
tahun
1 Kali 31 64.6
> 1 kali 17 35.4 Total 16 33.3 32 66.7 48 100
PDI
Sedikit 14 29.2 Masa Kerja
Terganggu <5 th 6 12.5 8 16.7 14 29.2
Sangat 2 4.2
Terganggu > 5 tah 10 20.8 24 50 34 70.8 0.503
Sikap Duduk
Ergonomis 16 33.3 Total 16 33.3 32 66.7 48 100
Tidak 32 66.7 Kebiasaan Merokok
Ergonomis
Lama Duduk Merokok 2 4.2 7 14.6 9 18.8
< 4 jam 16 33.3
Tidak
> 4 jam 32 66.7 14 29.1 25 52.1 39 81.2 0.697
merokok
Keluhan NPB
NPB 16 33.3 Total 16 33.3 32 66.7 48 100
Tidak NPB 32 66.7
Total 48 100.0% IMT

≤25,0 11 22.9 26 54.2 37 77.1


Pada tabel 2 memperlihatkan > 25,0 5 10.4 6 12.5 11 22.9 0.468
hubungan dari setiap faktor risiko (Jenis
Total 16 33.3 32 66.7 48 100
kelamin, usia, masa kerja, kebiasaan
Kebiasaan Olahraga
merokok, IMT dan kebiasaan olahraga)
1 kali 9 18.8 22 45.8 31 64.6
terhadap keluhan NPB.
> 1 kali 7 14.6 10 20.8 17 35.4 0.393

Total 16 33.4 32 66.6 48 100

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

Dari uji fisher didapatkan p value =


Pada tabel 2 menunjukkan, 0,468 sehingga tidak terdapat hubungan
lebih banyak pengrajin perempuan dari antara IMT dengan keluhan NPB.
pada laki-laki, dan untuk perempuan Tabel 2 menunjukkan yang
serta laki-laki berdasarkan keluhan NPB lebih banyak mengalami keluhan NPB
proporsinya sama. Dari uji chi square adalah pengrajin yang melakukan
yang dilakukan, untuk p value = 0,838 kebiasaan olahraga 1 kali dalam
sehingga tidak terdapat hubungan antara seminggu. Dari uji chi square yang
jenis kelamin terhadap NPB. dilakukan, untuk p value = 0,393
Pada tabel 2 menunjukkan sehingga tidak terdapat hubungan antara
usia pengrajin perak lebih banyak kebiasaan olahraga dengan keluhan
direntang usia 25-39 tahun yang NPB.
mengalami NPB dengan rata-rata usia
34,90 tahun. Dari uji fisher yang Tabel 3. Hubungan Antara Sikap Duduk
dilakukan, untuk p value = 0.310 berarti dan Lama Terhadap Keluhan NPB
tidak terdapat hubungan antara usia Keluhan Nyeri
Punggung Bawah
dengan keluhan NPB. Total
Sikap
Nilai p
Duduk Ada Tidak
Tabel 2 menunjukkan masa
N % N % N %
kerja yang > 5 tahun lebih banyak
Ergonomis 2 4.1 14 29.2 16 33.3
mengalamin NPB. Dari uji fisher yang
Tidak
dilakukan didapatkan p value = 0,503 14 29.2 18 37.5 32 66.7 0.030
Ergonomis
sehingga tidak adanya hubungan antara
Total 16 33.3 32 66.7 48 100
masa kerja dengan keluhan NPB.
Lama Duduk
Tabel 2 menunjukkan yang
< 4 jam 1 2.0 15 31.3 16 33.3
paling banyak mengalami keluhan NPB
> 4 jam 15 31.3 17 35.4 32 66.7 0.005
adalah pengrajin yang tidak merokok.
Total 16 33.3 32 66.7 48 100
Dari uji fisher didapatkan p value =
0,679 yang berarti tidak ada hubungan
antara kebiasaan merokok dengan Pada tabel 3 menunjukkan

keluhan NPB. yang lebih banyak mengalami keluhan

Tabel 2 menunjukkan yang NPB adalah pengrajin dengan sikap

lebih banyak mengalami keluhan NPB duduk yang tidak ergonomis. Dari uji

adalah pengrajin dengan IMT ≤ 25,0. chi square yang dilakukan didapatkan p

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

value = 0,030 sehingga tidak adanya Semakin seseorang tersebut memiliki


hubungan antara sikap duduk terhadap masa kerja yang lama, akan semakin
keluhan NPB pada pengrajin perak di tinggi resiko untuk mengalami nyeri
Sukawati. punggung7.
Pada tabel 3 menunjukkan Kebiasaan merokok dapat
yang lebih banyak mengalami keluhan menyebabkan nyeri punggung. Perokok
NPB adalah pengrajin dengan lama memiliki peluang untuk mengalami
duduk > 4 jam dalam sehari. Dari uji chi gangguan pada peredaran darahnya,
square didapatkan p value = 0,005 termasuk gangguan peredaran darahnya
sehingga terdapat hubungan antara lama ke tulang belakang. Namun kebiasaan
duduk > 4 jam terhadap keluhan nyeri merokok para pengrajin perak akan
punggung bawah pada pengrajin perak mempengaruhi kesehatan dirinya
di Sukawati maupun orang lain7.
Seseorang yang memiliki indeks
PEMBAHASAN massa tubuh (IMT) ≥ 25 atau menderita
Jenis kelamin dapat kegemukan memiliki lemak tubuh yang
mempengaruhi tingkat resiko keluhan berlebih. Lemak tubuh yang berlebih
otot. Perbandingan otot antara pria dan adalah faktor risiko terhadap munculnya
wanita 3:1. Ini dapat terjadi dikarenakan keluhan nyeri punggung bawah8.
secara fisiologis, kemampuan otot Keluhan NPB pada pekerja yang
wanita lebih rendah dari pada berolahraga lebih sedikit, dibandingkan
kemampuan otot pria7. dengan pekerja yang tidak berolahraga.
Keluhan otot skeletal umumnya Kesehatan jasmani dan kebugaran fisik
dapat mulai dirasakan pada usia kerja akan dipengaruhi oleh kebiasaan
25-65 tahun. Tingkat keluhan otot olahraga. Olahraga dapat melatih
skeletal akan terus meningkat sejalan fungsi-fungsi kerja otot sehingga
dengan bertambahnya umur. keluhan otot lebih jarang akan terjadi.
dikarenakan pada umur setengah baya, Pekerja yang tidak berolahraga dengan
ketahanan dan kekuatan otot akan mulai intensitas 1 kali atau lebih dalam
terjadi penurunan, menyebabkan resiko seminggu mempunyai kemungkinan
terjadi keluhan otot meningkat 7. besar untuk terjadinya nyeri punggung
Resiko NPB sangat bawah9.
berhubungan dengan lama kerja.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

Untuk membagi sikap duduk vertebra lumbalis, dan kifosis dari


yang ergonomis dan tidak ergonomis lumbal ini nantinya akan menyebabkan
pada pengrajin perak menggunakan peregangan dari ligamentum
metode RULA (Rapid Upper Limb longitudinalis posterior, dan
Assesment). RULA merupakan metode mengakibatkan peningkatan tekanan
ergonomi yang dilakukan untuk menilai pada diskus intervertebralis yang akan
dan menginvestigasikan posisi kerja meningkatkan tegangan pada bagian
pada tubuh bagian atas. Apabila skor annulus fibrosus regio posterior dan
akhir didapatkan 1 sampai 2 = postur penekanan nukleus pulposus12.
dapat diterima (sikap yang ergonomis), Lama duduk > 4 jam
apabila skor yang didapatkan diatas 2 mempunyai hubungan dengan keluhan
sampai 7 = postur duduk dianggap sikap NPB. Sesuai kajian pustaka dari
yang tidak ergonomis dan perlu Samara dkk dengan metode case
investigasi lanjut dan control, menyatakan bahwa duduk
penanganan/perubahan segera10. Pada selama 1,5 sampai 5 jam mempunyai
penelitian ini RULA diobservasi risiko 2,35 kali lebih besar untuk
langsung dengan tabel RULA kepada terjadinya nyeri punggung bawah.
sampel penelitian disaat dilakukan Pekerja yang memiliki posisi duduk
penelitian di lapangan. Sikap duduk selama durasi setengah hari waktu kerja
memiliki hubungan dengan keluhan atau lebih memiliki risiko 1,6 kali untuk
nyeri punggung bawah. Sesuai dengan menderita nyeri punggung bawah6. Pada
kajian pustaka yang dilakukan oleh penelitian Sari dkk menunjukkan bahwa
ahmad affan dkk didapatkan hubungan terdapat hubungan antara lama duduk
sikap duduk terhadap keluhan nyeri dan keluhan LBP pada operator
punggung bawah pada penjahit vermak komputer perusahaan travel13. Demikian
levis di Pasar Penjaringan11. Sikap pula pada penelitian Sumekar dan
duduk yang tidak ergonomis yaitu Natalia menyatakan bahwa lama duduk
membungkuk memiliki kecenderungan >4 jam menyebabkan terjadinya NPB
untuk menderita NPB 2,58 kali lebih pada hampir seluruh sampel
tinggi dibandingkan dengan sikap badan penelitian14. Semakin lama durasi dari
yang tegak. Melakukan sikap duduk seseorang untuk duduk maka otot-otot
yang membungkuk lebih dari 30o akan sekitar punggung akan mengalami
menimbulkan keadaan kifosis dari ketegangan dan ligamentum-

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

ligamentum punggung akan meregang , menurunkan keluhan muskuloskeletal


khususnya pada ligamentum pada perajin ukir kayu17.
longitudinalis posterior akan makin
bertambah. Lapisan ligamentum SIMPULAN
posterior adalah lapisan yang paling Derajat keluhan nyeri punggung
tipis di antara ligamentum lain setinggi bawah yang menggunakan skor PDI
L2-L5 yang merupakan daerah NPB. (Pain disability index) pada pengrajin
Kondisi tersebut menyebabkan lebih perak di Celuk sebagian besar
sering terjadi gangguan sehingga akan mengalami tingkat nyeri yang tidak
menyebabkan iskemia jaringan. Dan terlalu menggangu dalam tujuh area
terdapat juga jaringan peka nyeri yang aktivitas kehidupannya.
banyak di sekitar vertebra lumbalis Terdapat hubungan antara sikap
sehingga mempunyai kesempatan lebih duduk terhadap keluhan nyeri punggung
besar untuk menjadi nyeri oleh karena bawah pada pengrajin perak Sukawati.
kondisi hiperalgesia12. Lama duduk juga Dan terdapat juga hubungan antara lama
dapat menimbulkan terjadinya spasme duduk terhadap keluhan nyeri punggung
otot atau ketegangan pada daerah pantat bawah pada pengrajin perak Sukawati.
khusunya otot piriformis15. Pekerja
perlu diberikan istirahat aktif untuk DAFTAR PUSTAKA
dapat menghindari pekerjaan yang 1. Susetyo, Titin O., &Suyasning H.
monoton dalam jangka waktu lama, dan Prevalensi Keluhan Subjektif Atau
relaksasi untuk mengendorkan Kelelahan Karena Sikap Kerja Yang
ketegangan saraf dan otot akibat kerja. Tidak Ergonomis Pada Pengrajin
Sehingga kejenuhan kerja dapat Perak. Jurnal Teknologi. 2008;1(2),
dikurangi, memulihkan kesegaran 144.
mental, dan akhirnya dapat 2. Puspa, DK., Nopi NL., & Dinata,
meningkatkan produktivitas kerja16. IMK. Intervensi Intergrated
Selain itu dapat juga dilakukan Neuromuscular Inhibition
perbaikan terhadap stasiun kerja para Technique (INIT) dan Infrared
pengrajin perak. Penelitian yang Lebih Baik Dalam Menurunkan
dilakukan oleh Putri menunjukan Nyeri Myofascial Pain Syndrome
perbaikan stasiun kerja dapat Otot Upper Trapezius Dibanding
Intervensi Myofascial Release

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

Technique (MRT) dan Infrared Pada Hidup Pada Pasien Low Back Pain
Mahasiswa Fisioterapi Fakultas Mekanik. ejournal-s1.undip. 2015;
Kedokteran Universitas Udayana. 4(4), 265.
Majalah Ilmiah Fisioterapi 8. Septiawan. Faktor Yang
Indonesia. 2016; Vol.2, No.1. Berhubungan Dengan Keluhan
3. Pratiwi M., Yuliani S., & Bina K. Nyeri Punggung Bawah Pada
Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Pekerja Bangunan Di PT Mikroland
Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Property Development Semarang.
Bawah Pada Penjual Jamu Semarang : Universitas Negeri
Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Semarang; 2013.
Indonesia. 2009; 4(1), 61-62. 9. Munir, S. Analisis Nyeri Punggung
4. Delitto A, George S., Dillen L., Bawah Pada Pekerja Bagian Final
Whitman M, Sowa G, Shekelle P., Packing dan Part Supply di PT.X.
dkk. Low back painclinical practice Jakarta : Universitas Indonesia
guidelines linked to the international Fakultas Kesehatan Masyarakat;
classification of functioning, 2012
disability, and health from the 10. Sutrio, Oktri M. Analisis
orthopaedic section of the american Pengukuran RULA dan REBA
physical therapy association. J Petugas pada Pengangkatan Barang
Orthop Sports Phys Ther. 2012; di Gudang dengan Menggunakan
42(4): A11. Software Ergolntelligence (Studi
5. Departemen kesehatan RI. kasus: Petugas Pembawa Barang di
Direktorat Bina Kesehatan Kerja, Toko Dewi Bandung). Prosiding
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Seminar Nasionat Ritektra 2011;
Masyarakat. Strategi Nasional 2011, 204-206
Kesehatan Kerja di Indonesia. 11. Ahmad, Farid B. 2014. Hubungan
Jakarta. 2007;10-11 Posisi Duduk Dengan Nyeri
6. Samara D. Lama dan sikap duduk Punggung Bawah Pada Penjahit
sebagai factor resiko terjadinya Vermak Levis Di Pasar Tanah Pasir
nyeri pinggang bawah. J Kedokter Kelurahan Penjaringan Jakarta
Trisakti. 2004; 23(2). Utara. Ejurnal esaunggul.2014;
7. Ramadhani A., Sri W. Gambaran 11(3).
Gangguan Fungsional Dan Kualitas

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017

12. Yusuf, Dyan R., & Iit F. Hubungan 17. Putri, PDW., Adiartha, G. Perbaikan
Antara Lama Dan Sikap Duduk Stasiun Kerja Menurunkan Aktivitas
Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Listrik Otot Dan Keluhan
Bawah Di Poliklinik Saraf RSUD Muskuloskeletal Pada Perajin Ukir
Dokter Soedarso Pontianak. IPI Kayu Di Desa Batuan Gianyar Bali.
Jurnal. 2014. E-Jurnal Medika Udayana. 2016 ;
13. Sari, Theresia, I., &Engeline, A. Vol.5, No.1
Hubungan Lama Duduk Dengan
Kejadian Low Back Pain Pada
Operator Komputer Perusahaan
Travel Di Manado. Jurnal e-Clinic
(eCl). 2015; 3(1), 687.
14. Sumekar, Natalia D. Nyeri
Punggung pada Operator Komputer
Akibat Posisi dan Lama Duduk.
Bandung Medical Journal
Universitas Padjajaran. 2010;
42(3):123-7
15. Mediastama, IG., Dedi, S., &
Adiartha, G. Hubungan Antara
Lama Duduk Dengan Sindroma
Piriformis Pada Pemain Game
Online Di Game Center GO-KOOL
Denpasar. Majalah Ilmiah
Fisioterapi. 2015; Vol. 2, No.1.
16. Dinata, IMK., Adiputra, N &
Adiatmika, IPG. Sikap Kerja Duduk
- Berdiri Bergantian Menurunkan
Kelelahan,Keluhan Muskuloskeletal
Serta Meningkatkan Produktivitas
Kerja Penyetrika Wanita di Rumah
Tangga. Jurnal Ergonomi Indonesia.
2015; Vol.1, No.1

10

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

Anda mungkin juga menyukai